Artikel Ini Disusun Untuk Memenuhi Syarat Sertifikat Kelulusan
Disusun oleh : Siti Kholipah
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN STIKES YATSI TANGERANG
2020/2021 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA PRAREMAJA
Masa pra remaja merupakan suatu fase perkembangan antara
masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung anatara usia 10 -12 tahun. Pada masa pra remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis atau psikologis maupun sosial. Tapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan. Orang tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bawa anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang sering dibantu. Orang tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan prilaku anak tersebut. Usia 10 -12 tahun merupakam masa remaja awal, remaja adalah masa saat terjadi perubahan-perubaha yang cepat, termasut perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapain termasut perkembangan fisik.
Perkembangan fisik pada umunya sudah di mulai pada masa pra
remaja dimana terjadi lebih cepat pada masa remaja awal dan akan semakin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir. Yang dimasut dengan perkembnag fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitan sensoris dan kterampilan motorik.Perubahan ditambai dengan tambahnya tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otak.Secara umum perubahan yang akan terjadi pada masa pra remaja adalah : perubahan eksternal yang terdiri dari tinggi, berat, proporsi tubuh, perubahan internal yang terdiri sistem pencernaan, peredaran, darah pernafasan, endokrin dan jaringan tubuh. Adapun kondisi yang mempengarruhi pertumbuhan fisik adalah keluarga, gizi,gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan dan betuk tubuh
A. Masa Pra-Pubertas (Pueral)
Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar, (puer = anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok orang dewasa. Dalam buku B. Simanjuntak dan Pasaribu (1984:132) disebutkan: masa pueral terjadi dalam waktu sangat pendek/singkat. Hurlock (1990:185) menyebutkan tahap pra puber.Dalam tahap ini terjadi tumpang tindih satu hingga dua tahun dalam akhir masa anak- anak akhir yang disebut tahap pematangan.
Individu-individu ini bukan anak-anak lagi, tetapi belum
menjadi remaja.Tanda-tanda kelamin sekunder mulai tumbuh.Tetapi organ produksi belum sepenuhnya berkembang.Ada beberapa pendapat megenai batas usaha masa pueral. Buhrer menyebutkan masa itu mulai usia sembilan tahun. Stern menyatakan dalam usia sepuluh tahun, sedangkan piaget pada usia sebelas tahun dan menghubungkan priode ini dengan bersanggupan berfikir formal, logis dan abstrak. Dalam masa pueral, individu sudah menyadari perbedaan jenis kelamin, sehingga tingkah laku yang menampak (manifest) bagi pria dan selaras dengan priode vital, yaitu vitalitas bawaan masing- masing. Anak wanita menunjukan interesnya terhadap kehidupan kekeluargaan, sedangkan dengan bawaan pria yang menunjukaan tingkah laku dengan sikap realitas, obyektif terhadap alam.Clapared dalam buku Simanjuntak (1984:135) menyebutkan masa puarel berlangsung antara 8 tahun sampai 11 tahun, berarti termasuk dalam priode/masa sekolah.
B. Perkembangan Masa Pra-Remaja
Dalam masa pra remaja mencakup beberapa perkembangan, diantaranya yaitu : 1. Perkembangan fisik Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progesif dan kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu. Perubahan ini bersifat kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek-aspek fisik individu. Secara terminologis, sebenarnya tanpa ada tambahan kata fisik pun, hanya dengan istilah pertumbuhan saja, sudah bermakna perubahan pada aspek-aspek fisiologis. Selama disekolah dasar, perkembangan fisik anak-anak tumbuh lebih lambat dibandingkan ketika mereka memasuki masa kanak-kanak, anak–anak pada masa ini mengalami perubahan yang relatif sedikit. Perkembangan otot didahului oleh perkembangan tulang dan kerangka.Oleh karena itu, untuk pertumbuhan otot diperlukan banyak latihan.Ketika anak mulai masuk sekolah, mereka telah mengembangkan banyak keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk keseimbangan, seperti berlari, meloncat, melempar, dan memanjat.Walaupun pada umumnya pada masa ini mereka sehat, tetapi tidak semua anak betul-betul sehat. Untuk menanggulangi penyakit-penyakit yang biasanya menyerang mereka seperti campak, cacar, anak-anak dilindungi dengan suntikan cacar. Perkembangan fisik pada masa ini tidak sama dengan pertumbuhan anak pada masa anak awal. Dibandingkan sebelumnya, pertumbuhan pada masa ini terkesan berjalan lebih lamban dan merupakan periode tenang sebelum memasuki pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas atau menjelang masa remaja.Umumnya pada masa anak duduk di sekolah dasar. Tinggi dan berat badan, bentuk tubuh sudah menyerupai orang dewasa, “kegemukan bayi” sudah mulai berkembang, dikarenakan pada bagian kaki dan tangan mulai bertumbuh lebih panjang, dan tubuh lebih kurus, dada serta panggul lebih besar, berat dan kekuatan dada bertambah, serta kemampuan lari, meloncat, dan melempar bertambah baik. Selama tahun- tahun ini, mereka bertambah tinggi rata-rata sekitar 1-2 inci pertahun, sehingga pada usia 11 tahun tinggi rata-rata anak perempuan mencapai 147 cm dan anak laki-laki 146 cm. selama pertengahan dan masa akhir anak-anak, berat anak bertambah rata-rata 2,3-3,2 kg pertahun.
Pada umur 9-10 tahun banyak anak perempuan yang
tumbuh terus sampai mereka berumur 18 tahun, atau berakhir sampai pubertas.Pertumbuhan ini dimulai dengan makin panjangnya tangan dan kaki secara cepat. Masa ini tidak dibarengi dengan perubahan ukuran tub uh mereka. Pada anak perempuan sudah mulai tumbuh buah dada dan rambut pada alat kelaminnya.
Saat mulai menginjak umur 11-12 tahun, sebagian besar
anak perempuan pada umur ini mulai tumbuh dan lebih tinggi dan lebih kuat dari pada anak laki-laki. Pada umur 13 tahun hamper semua anak perempuan mendekati puncak pertumbuhan dan anak laki-laki yang mulai mateng dilanjutkan perlahan- lahan dan tetap tumbuh sampai akhir anak-anak. Anak perempuan akan mulai datang bulan atau menstruasi pada masa umur (biasanya) 13 tahun. Untuk anak laki-laki, akhir dari praremaja ditandai oleh ejekulasi pertama dan terjadi antara umur 13 dan 16 tahun. Untuk anak perempuan tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 tahun dan 13 dan 14 tahun untuk anak laki-laki. Dalam tahun itu tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah lebih dari 4 inci (Zigler dan Sevenson, dalam Desmita, 2008)
Faktor yang menyebabkan laki-laki rata-rata lebih tinggi
dari perempuan adalah karena laki-laki memulai pertumbuhan mereka dua tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan.Dengan demikian anak lakilaki mengalami penambahan pertumbuhan selama dua tahun pada masa anak- anak. Tinggi rata-rata anak perempuan terjadi pada saat ia memulai masa percepatan pertumbuhan, yakni sekitar 54 atau 55 inci, secangkan bagi laki-laki sekitar 59 atau 60 inci. Karena penambahan tinggi anak laki-laki dan perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10 inci maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding dengan rata-rata laki-laki.(Seifert dan Hoffnung, dalam Desmita, 2008). 2. Perkembangan Kognitif
Proses pikiran anak-anak mengalami perubahan suatu masa
transisi dari tahap pemikiran praoperasional ke tahap operasional konkret. Dalam tahap operasional konkret, kekurangan logis dari tahap praoperasional hilang. Anak juga menunjukan kemampuan baru dalam memberi alsan untuk memperhitungkan apa yang akan dilakukan. Berpikir logis (dengan objek konkret) adalah sifat-sifat atau ciri-ciri pada masa ini.Pikiran untuk menghitung atau mengerti kesatuan atau pengukuran adalah salah satu ciri yang paling menonjol dari operasional konkret anak.Anak-anak dalam tahap operasional konkreat mengerti klasifikasi, sub klasifikasi, dan multipel klasifikasi.Bunga mawar adalah bunga dan bunga adalah suatu tanaman.Bunga juga ada yang berwarna merah sesuatu yang baunya harum dan membuat senang jika diberikan pada ibu. Ini semua merefleksikan kemampuan anak-anak pada tahap ini untuk merasakan bahwa objek yang sama mempunyai keunikan dan kedudukan dalam segala situasi. Anak-anak ini juga berpikir logis dan anak juga dapat memperkirakan suatu objek (misalnya penggaris), menurut ukuran, tanpa mengukur dengan teliti.
3.Perkembangan Sosioemosional
Selama masa ini (6-12 tahun) banyak orang-orang atau
lembaga yang telah mempengaruhi sosial anak-anak.Diantara mereka adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan bahkan yang bukan lembaga seperti media, termasuk televisi. Masalah emosi yang berhubungan dengan perkembangan fisik, kognitif, dan sosial dari anak-anak ini adalah umum. Walaupun praremaja pada umumnya bahagia dan optimis, mereka juga mempunyai banyak ketakutan, seperti: 1) Tidak diterima oleh kelompoknya, 2) Tidak mempunyai sahabat, 3) Dihukum oleh orang tua mereka, 4) Mempunyai orang tua yang bercerai, 5) Tidak melaksanakan tugas sekolah, Emosi lain dari masa ini meliputi marah (ketakutan tidak dapat mengontrol kemarahannya), merasa berasa, frustasi dan iri hati. Praremaja memerlukan bantuan dalam menyadari bahwa emosi-emosi ini adalah sesuatu yang wajar sebagai bagian dari pertumbuhan mereka Masa pra remaja ditandai dengan meningkatnya cara berpikir kritis. Pada masa ini anak selalu menanyakan sebab akibat dengan cara menyanggah pendapat orang dewasa. Pada masa ini juga anak mudah terjadi identifikasi yang sifatnya emosional dengan teman sebaya yang sejenis.Minat dan aktivitas mulai mencerminkan jenisnya secara lebih jelas.Pengendalian emosi dan kesedihan bertanggung jawab lebih terlihat melalui perbuatan atau tindakan. Pada masa ini, anak laki-laki dan perempuan senang bergabung dengan mereka yang sebayanya, jenis dan status yang sama. Mereka cepat membentuk hubungan- hubungan emosional dan membanggakan temannya atau kelompok mereka. 4. Perkembangan Motorik Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh. Hal ini berhubungan dengan kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Menurut (Santrock, 1995) dalam buku psikologi perkembangan, pada usia 10 hingga 12 tahun, anak-anak mulai melihatkan keterampilan- keterampilan manipulatif menyerupai kemapuan-kemapuna orang dewasa. Mereka mulai memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat, yang diperlukan untuk menghasilakan karya kerajinan yang bermutu bagus atau memainkan instrument music tertentu.Sedangkan perkembangan keterampilan motorik yaitu perkembangan penguasaan derajat pengendalian gerakan-gerakan tubuh melalui koordinasi kerja/fungsional antara system persyarafan dan system perototan. Perkembangan tersebut ditujukan sampai tingkat motor skill yaitu tingkat koordinasi yang halus, hanya otot-otot tertentu saja yang berperan dalam pola gerakan yang dihasilkan, yaitu gerakan yang dilakukan secara efisien dan tepat guna. Seperti biasanya perkembangan keterampilan motorik ini akan dimulai dari periode kehidupan anak-anak, anak besar, anak remaja, dewasa dan lansia. 5. Perkembangan Moral Menurut piaget (Sinolungan, 1997), hakikat moralitas adalah kecendrungan menerima dan menaati sistem peraturan. Selanjutnya, kohlnerg (Gunarsa, 1985) mengemukakan bahwa moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir tapi sesuatu yang berkembang dan dapat diperkembangkan/dipelajari. Pada masa ini anak sudah dapat mengetahui dengan baik alasan-alasan atau prinsip-prinsip yang mendasari suatu peraturan.Anak sudah mampu membedakan macam-macam nilai moral serta macam-macam situasi dimana nilai-nilai moral itu dapat dikenakan. Anak sudah mengenal konsep-konsep moralitas seperti: kejujuran, hak milik, keadilan dan kehormatan. Pada masa ini, pada anak terdapat dorongan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Jadi anak berbuat baik, bukan lagi untuk mendapat kepuasan fisik, melainkan untuk mendapat kepuasan psikologis yang diperoleh melalui persetujuan sosial. Menjelang usia remaja, anak sudah mengembangkan nilai- nilai moral sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman dirumah dan dalam hubungannya dengan anak-anak lain. Nilai-nilai ini sebagian akan menetap dan mempengaruhi tingkah lakunya, dan sebagian lainnya akan mengalami perubahan akibat pengaruh lingkungan dan nilai-nilai moral yang berlaku dalam lingkungan tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terhadap perkembangan moral anak, orang tua mempunyai peran penting, baik secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung yaitu bagaimana cara dan sikap orang tua dalam mendidik, mendisiplin, dan menananmkan nilai-nilai moral kepada anak- anaknya. Sedangkan secara tidak langsung, yaitu bagaimana tata cara dan sikap hidup orang tua sendiri sehari-harinya, yang oleh anak dapat ditiru melalui proses pembelajaran. Diharapkan, nilai-nilai moral yang sudah ditanamkan orang tua dirumah, dapat pula dikembangkan anak pada lingkungan yang lebih luas dimana anak itu kelak akan hidup 6. Perkembangan Agama Menurut Shaleh A.R. (2000) pendidikan agama merupakan hal yang penting untuk mencapai hasil yang diharapkan dari pendidikan agama terutama pada jenjang sekolah dimasa pra remaja, siswa dapat menumbuh kembangkan keimanan dalam dirinya dan mampu mengembangkan akhlak budi pekerti yang baik serta mengenal nilai moral agama dalam hubungan manusia dengan alam dan manusia deng an Tuhannya. Selain itu anak dapat meningkatkan bekal pengetahuan, penghayatan dan pengalaman agama dalam kehidupannya serta mampu mencari hubungan agama dengan ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan pendidikan agama pada kehidupan bermasyarakat.Pada umumnya masa ini adalah masa yang paling goncang, sehingga banyak faktor yang mempengaruhi anak jauh dari agama. Pendidikan agama islam yang menjadi benteng bagi para remaja tidak didapatkan maupun diaplikasikan oleh anak pada kehidupan sehari-hari akan menimbulkan permasalahan yang menyimpang dari aturan agama dan aturan hukum, hal ini termasuk dalam kenakalan remaja dapat berupa tidak menaati peraturan sekolah, tidak masuk kelas atau bolos, tidak sopan dan perbuatan yang merugikan orang lain, menentang dan pembangkang terhadap guru dan orang tua . 7. Ciri Pubertas Ciri-ciri pubertas pada perempuan a. Payudara akan mulai tumbuh dan terkadang terasa lebih lembut. Perubahan ini bisa terjadi pada salah satu payudara terlebih dahulu, kemudian disusul bagian lainnya. b. Rambut kemaluan mulai tumbuh dan kadang tumbuh rambut juga disekitar kaki dan tangan. c. Perubahan pada tubuh mulai terlihat dengan panggul yang mulai melebar. d. Muncul lemak yang akan mulai menumpuk pada bagian perut dan pantat. Ciri-ciri pubertas pada laki-laki a. Testikel yang bertambah besar dan bagian skrotum terlihat menipis dan berwarna kemerahan. b. Rambut kemaluannya muncul pada area sekitar penis dan rambut-rambut halus muncul pada ketiak dan kaki. c. Mulai berkeringat dalam jumlah banyak d. Perubahan suara yang awalnya serak menjadi lebih berat e. Mengalami mimpi basah yaitu ejakulasi pertama yang biasanya dialami ketika sedang tidur f. Jerawat pada wajah dan kulit mulai berminyak g. Mengalami pertambahan tinggi badan C. Peran Orang Tua, Masyarakat Dan Pemerintah Terhadap Pendidikan Dan Pergaulan Pra Remaja. 1. Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan dan Pergaulan Pra remaja Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan, termasuk perkembangan sosial. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga. Anak yang berasal dari keluarga yang memiliki interaksi sosial yang baik, akan tumbuh dengan perkembangan sosial yang baik. Mereka akan belajar bertoleransi dengan orang lain. Mereka mampu menjadi orang yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. a. Pendidikan Pendidikan dalam keluarga merupakan inti dan pondasi dari upaya pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan dalam keluarga yang baik akan menjadi pondasi yang kokoh bagi upaya-upaya pendidikan selanjutnya baik disekolah maupun diluar sekolah. Dalam hubungannya dengan upaya mencerdaskan anak, pendidikan dalam keluarga merupakan andalan utama bagi upaya menyiapkan anak agar berkembang secara optimal dan bermakna. Pergaulan remajadari anak usia SD, yang paling rawan adalah usia pra remaja (10 – 12 tahun). Di mana secara fisik maupun psikologis mereka sedang menyongsong pubertas. Perkembangan aspek fisik, kognitif, emosional, mental, dan sosial mereka membutuhkan cara-cara penyampaian dan intensitas pengetahuan tentang seks dan kesehatan reproduksi yang berbeda dengan tahap-tahap usia yang lain (Kriswanto, 2006). Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan yang dipersepsikan sebagai sesuatu hal yang baik (positif) maupun tidak baik (negatif), kemudian diinternalisasikan ke dalam dirinya. Dari apa yang diketahui tersebut akan berpengaruh pada perilakunya. Kalau apa yang dipersepsikan tersebut bersifat positif, maka seseorang cenderung berperilaku sesuai dengan persepsinya. Sebab ia merasa setuju dengan apa yang diketahuinya. Namun sebaliknya, kalau ia mempersipkan secara negatif, maka ia cenderung menghindari atau tidak melakukan hal itu dalam perilakunya. Tetapi seringkali dalam kehidupan realitasnya, ada banyak faktor lain yang memperngaruhi seseorang, bukan hanya sikap dan pengetahuan seseorang, melainkan bisa juga lingkungan sosial, situasi, atau kesempatan. Akibatnya perilakunya tidak konsisten dengan pengetahuan dan sikapnya (Dariyo, 2004). Menurut Retnowati (2007), faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku tidak wajar. Faktor kutub masyarakat ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat). Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.Dalam hal ini yang paling berpengaruh adalah keluarga inti. Rusak atau tidaknya masa depan juga dipengaruhi oleh keluarga (Terry, 2008). Dari uraian pernyataan diatas peran keluarga dalam mendidik dan mengarahkan anak usia pra remaja menuju perkembangan masa depan yang baik atau bisa di sebut denagn membentuk karakter dalam pergaulan. ini sangatlah penting terlepas dari faktor lingkungan juga yang mempengaruhi perubahan sifat, pergaulan, dan sebagainya.
2. Peran masyarakat terhadap pendidikan dan pergaulan pra remaja
a. Pendidikan Masyarakat adalah lembaga pendidikan yang ketiga, setelah pendidikan dilingkungan keluarga dan sekolah.Masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan. b. Pergaulan pra remaja Kenakalan anak persoalannya tidak dapat di lepaskan dari penyakit masyarakat pada umumnya.Seorang anak tidak dengan tiba-tiba menjadi nakal, tetapi selama beberapa waktu di bentuk atau di pengerahui oleh lingkungannya.Faktor lingkungan menjadi penyebab kenakalan anak, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat sekitarnya.Disamping itu ada pergaulan yang tidak sehat dengan teman sebayanya dapat juga mendorong tingkah laku anak yang melewati batas.Masyarakat harus berupaya memberikan bimbingan, arahan, nasihat, bahkan pendidikan secara moral agar dapat merubah perilaku pra remaja yang nakal menjadi lebih baik.Pra remaja sebagai generasi penerus yang sedag berkembang, sangat membutuhkan pengarahan, pembinaan, perhatian dan pendamping agara tetap terarah berjalan pada jalur yang benar. 3. Peran Pemerintah terhadap pendidikan Hasan (2006) menyatakan sekolah atau guru dapat berusaha untuk membina hubungan sosial yang lebih stabil dalam jangka waktu yang lebih panjang yang sesungguhnya yang akan dihadapinya di tempat kerja, keluarga, dan lingkungan masyarakat Peran utama pendidik adalah membantu peserta didik dapat menyelesaikan masalah sosial. D. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja.
Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik. Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya. William Kay, sebagaimana dikutip Yudrik Jahja mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa remaja sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur
yang mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan
bergaul dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas
pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri
E. Konflik sosial remaja
Tindakan- Tindakan yang Muncul Ketika Konflik Sosial
Terjadi Tindakan-tindakan yang sering muncul ketika konflik sosial dalam kategori kekerasan adalah: 1. Mengancam seseorang dengan maksud menakut-nakuti. 2. Memprovokasi massa dengan tujuan membuat onar atau rusuh. 3. Membakar fadilat hidup (rumah, tanaman, kendaraan dll) 4. Mengintimidasi atau mengancam kelompok atau masyarakat lain. 5. Melukai secara fisik. 6. Melakukan pemalakan. Karakteristik Emosi Remaja Masa remaja merupakan peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini remaja megalami perkembangan mencapai perkembngan fisik, mental, 39 social dan emosional. Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga dan lingkungannya. Menurut Asrori (2005:105), secara garis besar, masa remaja beserta karakteristik emosinya dapat dibagi ke dalam empat periode, yaitu: periode pra-remaja, remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. Adapun karakteristik untuk setiap periode : 1. Periode Pra-remaja
Selama periode ini terjadi gejala yang hamper sama antara
remaja pria maupun wanita. Perubahan fisik belum begitu tampak jelas, tetapi pada remaja putrid biasanya memperlihatkan penambahan berat badan yang cepat sehingga mereka merasa kegemukan. Gerakan-gerakan mereka mulai menjadi kaku. Perubahan ini disertai sifat kepekaan terhadap rangsang-rangsang dari luar, responnya biasanya berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan meledak-ledak.
2. Periode Remaja Awal
Selama periode ini perkembangan gejala fisik yang semakin tampak jelas adalah perubahan fungsi alat-alat kelamin. Karena perubahan alat-alat kelamin serta perubahan fisik yang semakin nyata ini, remaja seringkali megalami kesulitan dalam menyesuaikan diri denngan perubahan-perubahan itu. Akibatnya tidak jarang mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang pula merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau mempedulikannya. Kontrol terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku seperti ini sesunguhnya terjadi karena adanya kecemasan terhadap dirinya sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang kadang-kadang tidak wajar.
3. Periode Remaja Tengah
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh
remaja untuk dapat menuju kearah mampu memikul sendiri seringkali menimbulkan masalah tersendiri bagi remaja. Karena tuntutan peningkatan tanggung jawab ini tidak hanya datang dari orang tua atau anggota keluarganya melainkan juga dari masyarakat sekitarnya, maka tidak jarang masyarkat juga terbawa- bawa menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena yang sring terjadi dalam masyrakat yang seringkali juga menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui, maka tidak jarang juga remaja mulai meragukan tentang apa yang disebut baik atau buruk. Akibatnya, remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri. Lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa sekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya agar dipatuhi oleh remaja tanpa disertai dengan alasan yang masuk akal menurut mereka atau bahkan orang tua atau orang dewasa menunjukkan prilaku yang tidak konsisten dengan nilai-nilai yang dipaksakannya itu. 4.Periode Remaja Akhir
Selama periode ini remaja memandang dirinya sebagai orang
dewasa dan mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap, dan perilaku yang makin dewasa. Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga menjadi semakin bagus dan lancar karena mereka sudah semakin memiliki kebebasan yang relative terkendali dan emosinya pun mulai stabil. Pilihan arah hidup sudah semakin jelas dan mulai mampu mangambil pilihan serta keputusan tentang arah hidupnya secara lebih bijaksana meskipun belum bias secara penuh. Mereka juga mulai memilih cara-cara hidup yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat
F. Memahami psikologi remaja
Dunia remaja adalah dunia yang penuh warna dan unik. Dari sekian untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja, masa yang paling sering menjadi perhatian tentu saja adalah ketika masa pubertas itu datang.. Jenjang pertumbuhan secara jasmani tersebut dapat dipakai sebagai ciri pertumbuhan remaja di tingkat awal yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan masa ketika remaja mengalami fase penyesuaian diri antar-pribadi dan lingkungan sosial yang lebih luas. Sejak itulah muncul berbagai kelompok remaja yang disebut dalam berbagai istilah. Di dalam artikel ini, terdapat uraian seputar perkembangan psikologi remaja, mulai dari masa perkembangan sampai dengan aspek-aspek perkembangan remaja yang memaparkan tentang perubahan fisik, kognisi dan social serta harapan-harapan terhadap remaja. Kesimpulannya anak dan remaja adalah generasi penerus, mereka menjadi bakal atau calon yang penting. yang akan menggantikan tugas-tugas para seniornya, yakni meneruskan membangun bangsa dan negara. Tanpa mereka maka negara bukan apa-apa, maka seyogyanya kita bisa memahami pesikologi, sikap dan kemauan-kemauan mereka sehingga akan tercipta hubungan yang harmonis yang bisa menjadikan remaja menjadi generasi yang aktif dan produktif. G. Penyesuaian diri pada remaja Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan ada hubungan positif antara konsep diri dan adversity quotient terhadap penyesuaian diri pada remaja “diterima”. Korelasi positif antara kedua variabel bebas terhadap variabel terikat adalah searah. Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti ini menunjukkan semakin tinggi konsep diri dan adversity quotient maka penyesuaian diri pada remaja semakin tinggi, sebaliknya, semakin rendah konsep diri dan adversity quotient tmaka penyesuaian diri pada remaja semakin rendah pula. Diterimanya hipotesis pertama penelitian menunjukkan bahwa secara tidak langsung faktor konsep diri dan adversity quotient mempengaruhi penyesuaian diri pada remaja. Hasil penelitan ini mendukung pendapat Ruyon dan Haber (1984) yang menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah proses yang terus berlangsung dalam kehidupan individu. DAFTAR PUSTAKA
Agama’’.Vol.1 No.17 Amita Dianda.2018.’’Psikologi Remaja Dan Permasalahanny’’ Vol.1 No.1 Miftahul Jannah.2016 ‘’Remaja dan tugas perkembangannya dalam islam’’. jurnal pskoislamedia.Vol.1 No.1