Anda di halaman 1dari 22

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA

PRAREMAJA

Artikel Ini Disusun Untuk Memenuhi Syarat Sertifikat Kelulusan

Disusun oleh : Siti Kholipah

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
STIKES YATSI TANGERANG

2020/2021
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA
PRAREMAJA

Masa pra remaja merupakan suatu fase perkembangan antara


masa kanak-kanak dan masa dewasa, berlangsung anatara usia 10 -12
tahun. Pada masa pra remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis
atau psikologis maupun sosial. Tapi umumnya proses pematangan
fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan. Orang tua
sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi
sehingga tidak menyadari bawa anak mereka telah tumbuh menjadi
seorang remaja, bukan lagi anak yang sering dibantu. Orang tua
menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan prilaku anak
tersebut. Usia 10 -12 tahun merupakam masa remaja awal, remaja
adalah masa saat terjadi perubahan-perubaha yang cepat, termasut
perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan
pencapain termasut perkembangan fisik.

Perkembangan fisik pada umunya sudah di mulai pada masa pra


remaja dimana terjadi lebih cepat pada masa remaja awal dan akan
semakin sempurna pada masa remaja pertengahan dan remaja akhir.
Yang dimasut dengan perkembnag fisik adalah perubahan-perubahan
pada tubuh, otak, kapasitan sensoris dan kterampilan
motorik.Perubahan ditambai dengan tambahnya tinggi dan berat
tubuh, pertumbuhan tulang dan otak.Secara umum perubahan yang
akan terjadi pada masa pra remaja adalah : perubahan eksternal yang
terdiri dari tinggi, berat, proporsi tubuh, perubahan internal yang
terdiri sistem pencernaan, peredaran, darah pernafasan, endokrin dan
jaringan tubuh. Adapun kondisi yang mempengarruhi pertumbuhan
fisik adalah keluarga, gizi,gangguan emosional, jenis kelamin, status
sosial ekonomi, kesehatan dan betuk tubuh

A. Masa Pra-Pubertas (Pueral)


Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa
pubertas, dimana seorang anak yang telah besar, (puer = anak besar)
ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap,
termasuk kelompok orang dewasa.
Dalam buku B. Simanjuntak dan Pasaribu (1984:132)
disebutkan: masa pueral terjadi dalam waktu sangat pendek/singkat.
Hurlock (1990:185) menyebutkan tahap pra puber.Dalam tahap ini
terjadi tumpang tindih satu hingga dua tahun dalam akhir masa anak-
anak akhir yang disebut tahap pematangan.

Individu-individu ini bukan anak-anak lagi, tetapi belum


menjadi remaja.Tanda-tanda kelamin sekunder mulai tumbuh.Tetapi
organ produksi belum sepenuhnya berkembang.Ada beberapa
pendapat megenai batas usaha masa pueral. Buhrer menyebutkan
masa itu mulai usia sembilan tahun. Stern menyatakan dalam usia
sepuluh tahun, sedangkan piaget pada usia sebelas tahun dan
menghubungkan priode ini dengan bersanggupan berfikir formal, logis
dan abstrak. Dalam masa pueral, individu sudah menyadari perbedaan
jenis kelamin, sehingga tingkah laku yang menampak (manifest) bagi
pria dan selaras dengan priode vital, yaitu vitalitas bawaan masing-
masing. Anak wanita menunjukan interesnya terhadap kehidupan
kekeluargaan, sedangkan dengan bawaan pria yang menunjukaan
tingkah laku dengan sikap realitas, obyektif terhadap alam.Clapared
dalam buku Simanjuntak (1984:135) menyebutkan masa puarel
berlangsung antara 8 tahun sampai 11 tahun, berarti termasuk dalam
priode/masa sekolah.

B. Perkembangan Masa Pra-Remaja


Dalam masa pra remaja mencakup beberapa perkembangan,
diantaranya yaitu :
1. Perkembangan fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang
bersifat progesif dan kontinu dan berlangsung dalam periode
tertentu. Perubahan ini bersifat kuantitatif dan berkisar hanya
pada aspek-aspek fisik individu. Secara terminologis,
sebenarnya tanpa ada tambahan kata fisik pun, hanya dengan
istilah pertumbuhan saja, sudah bermakna perubahan pada
aspek-aspek fisiologis.
Selama disekolah dasar, perkembangan fisik anak-anak
tumbuh lebih lambat dibandingkan ketika mereka memasuki
masa kanak-kanak, anak–anak pada masa ini mengalami
perubahan yang relatif sedikit.
Perkembangan otot didahului oleh perkembangan tulang dan
kerangka.Oleh karena itu, untuk pertumbuhan otot diperlukan
banyak latihan.Ketika anak mulai masuk sekolah, mereka telah
mengembangkan banyak keterampilan dasar yang dibutuhkan
untuk keseimbangan, seperti berlari, meloncat, melempar, dan
memanjat.Walaupun pada umumnya pada masa ini mereka
sehat, tetapi tidak semua anak betul-betul sehat. Untuk
menanggulangi penyakit-penyakit yang biasanya menyerang
mereka seperti campak, cacar, anak-anak dilindungi dengan
suntikan cacar.
Perkembangan fisik pada masa ini tidak sama dengan
pertumbuhan anak pada masa anak awal. Dibandingkan
sebelumnya, pertumbuhan pada masa ini terkesan berjalan lebih
lamban dan merupakan periode tenang sebelum memasuki
pertumbuhan yang pesat pada masa pubertas atau menjelang
masa remaja.Umumnya pada masa anak duduk di sekolah dasar.
Tinggi dan berat badan, bentuk tubuh sudah menyerupai orang
dewasa, “kegemukan bayi” sudah mulai berkembang,
dikarenakan pada bagian kaki dan tangan mulai bertumbuh
lebih panjang, dan tubuh lebih kurus, dada serta panggul lebih
besar, berat dan kekuatan dada bertambah, serta kemampuan
lari, meloncat, dan melempar bertambah baik. Selama tahun-
tahun ini, mereka bertambah tinggi rata-rata sekitar 1-2 inci
pertahun, sehingga pada usia 11 tahun tinggi rata-rata anak
perempuan mencapai 147 cm dan anak laki-laki 146 cm. selama
pertengahan dan masa akhir anak-anak, berat anak bertambah
rata-rata 2,3-3,2 kg pertahun.

Pada umur 9-10 tahun banyak anak perempuan yang


tumbuh terus sampai mereka berumur 18 tahun, atau berakhir
sampai pubertas.Pertumbuhan ini dimulai dengan makin
panjangnya tangan dan kaki secara cepat. Masa ini tidak
dibarengi dengan perubahan ukuran tub uh mereka. Pada anak
perempuan sudah mulai tumbuh buah dada dan rambut pada
alat kelaminnya.

Saat mulai menginjak umur 11-12 tahun, sebagian besar


anak perempuan pada umur ini mulai tumbuh dan lebih tinggi
dan lebih kuat dari pada anak laki-laki. Pada umur 13 tahun
hamper semua anak perempuan mendekati puncak pertumbuhan
dan anak laki-laki yang mulai mateng dilanjutkan perlahan-
lahan dan tetap tumbuh sampai akhir anak-anak. Anak
perempuan akan mulai datang bulan atau menstruasi pada masa
umur (biasanya) 13 tahun. Untuk anak laki-laki, akhir dari
praremaja ditandai oleh ejekulasi pertama dan terjadi antara
umur 13 dan 16 tahun. Untuk anak perempuan tingkat
pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 atau 12 tahun
dan 13 dan 14 tahun untuk anak laki-laki. Dalam tahun itu
tinggi kebanyakan anak perempuan bertambah sekitar 3 inci dan
tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah lebih dari 4 inci
(Zigler dan Sevenson, dalam Desmita, 2008)

Faktor yang menyebabkan laki-laki rata-rata lebih tinggi


dari perempuan adalah karena laki-laki memulai pertumbuhan
mereka dua tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak
perempuan.Dengan demikian anak lakilaki mengalami
penambahan pertumbuhan selama dua tahun pada masa anak-
anak. Tinggi rata-rata anak perempuan terjadi pada saat ia
memulai masa percepatan pertumbuhan, yakni sekitar 54 atau
55 inci, secangkan bagi laki-laki sekitar 59 atau 60 inci. Karena
penambahan tinggi anak laki-laki dan perempuan selama masa
remaja sekitar 9 atau 10 inci maka perempuan pada akhirnya
lebih pendek dibanding dengan rata-rata laki-laki.(Seifert dan
Hoffnung, dalam Desmita, 2008).
2. Perkembangan Kognitif

Proses pikiran anak-anak mengalami perubahan suatu masa


transisi dari tahap pemikiran praoperasional ke tahap
operasional konkret. Dalam tahap operasional konkret,
kekurangan logis dari tahap praoperasional hilang. Anak juga
menunjukan kemampuan baru dalam memberi alsan untuk
memperhitungkan apa yang akan dilakukan.
Berpikir logis (dengan objek konkret) adalah sifat-sifat atau
ciri-ciri pada masa ini.Pikiran untuk menghitung atau mengerti
kesatuan atau pengukuran adalah salah satu ciri yang paling
menonjol dari operasional konkret anak.Anak-anak dalam tahap
operasional konkreat mengerti klasifikasi, sub klasifikasi, dan
multipel klasifikasi.Bunga mawar adalah bunga dan bunga
adalah suatu tanaman.Bunga juga ada yang berwarna merah
sesuatu yang baunya harum dan membuat senang jika diberikan
pada ibu. Ini semua merefleksikan kemampuan anak-anak pada
tahap ini untuk merasakan bahwa objek yang sama mempunyai
keunikan dan kedudukan dalam segala situasi. Anak-anak ini
juga berpikir logis dan anak juga dapat memperkirakan suatu
objek (misalnya penggaris), menurut ukuran, tanpa mengukur
dengan teliti.

3.Perkembangan Sosioemosional

Selama masa ini (6-12 tahun) banyak orang-orang atau


lembaga yang telah mempengaruhi sosial anak-anak.Diantara
mereka adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan bahkan
yang bukan lembaga seperti media, termasuk televisi.
Masalah emosi yang berhubungan dengan perkembangan
fisik, kognitif, dan sosial dari anak-anak ini adalah umum.
Walaupun praremaja pada umumnya bahagia dan optimis,
mereka juga mempunyai banyak ketakutan, seperti:
1) Tidak diterima oleh kelompoknya,
2) Tidak mempunyai sahabat,
3) Dihukum oleh orang tua mereka,
4) Mempunyai orang tua yang bercerai,
5) Tidak melaksanakan tugas sekolah,
Emosi lain dari masa ini meliputi marah (ketakutan tidak
dapat mengontrol kemarahannya), merasa berasa, frustasi dan iri
hati. Praremaja memerlukan bantuan dalam menyadari bahwa
emosi-emosi ini adalah sesuatu yang wajar sebagai bagian dari
pertumbuhan mereka
Masa pra remaja ditandai dengan meningkatnya cara berpikir
kritis. Pada masa ini anak selalu menanyakan sebab akibat
dengan cara menyanggah pendapat orang dewasa. Pada masa ini
juga anak mudah terjadi identifikasi yang sifatnya emosional
dengan teman sebaya yang sejenis.Minat dan aktivitas mulai
mencerminkan jenisnya secara lebih jelas.Pengendalian emosi
dan kesedihan bertanggung jawab lebih terlihat melalui
perbuatan atau tindakan. Pada masa ini, anak laki-laki dan
perempuan senang bergabung dengan mereka yang sebayanya,
jenis dan status yang sama. Mereka cepat membentuk hubungan-
hubungan emosional dan membanggakan temannya atau
kelompok mereka.
4. Perkembangan Motorik
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat
dilakukan oleh seluruh tubuh. Hal ini berhubungan dengan
kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Menurut (Santrock,
1995) dalam buku psikologi perkembangan, pada usia 10 hingga
12 tahun, anak-anak mulai melihatkan keterampilan-
keterampilan manipulatif menyerupai kemapuan-kemapuna
orang dewasa. Mereka mulai memperlihatkan gerakan-gerakan
yang kompleks, rumit, dan cepat, yang diperlukan untuk
menghasilakan karya kerajinan yang bermutu bagus atau
memainkan instrument music tertentu.Sedangkan perkembangan
keterampilan motorik yaitu perkembangan penguasaan derajat
pengendalian gerakan-gerakan tubuh melalui koordinasi
kerja/fungsional antara system persyarafan dan system
perototan. Perkembangan tersebut ditujukan sampai tingkat
motor skill yaitu tingkat koordinasi yang halus, hanya otot-otot
tertentu saja yang berperan dalam pola gerakan yang dihasilkan,
yaitu gerakan yang dilakukan secara efisien dan tepat guna.
Seperti biasanya perkembangan keterampilan motorik ini akan
dimulai dari periode kehidupan anak-anak, anak besar, anak
remaja, dewasa dan lansia.
5. Perkembangan Moral
Menurut piaget (Sinolungan, 1997), hakikat moralitas adalah
kecendrungan menerima dan menaati sistem peraturan.
Selanjutnya, kohlnerg (Gunarsa, 1985) mengemukakan bahwa
moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir tapi sesuatu
yang berkembang dan dapat diperkembangkan/dipelajari.
Pada masa ini anak sudah dapat mengetahui dengan baik
alasan-alasan atau prinsip-prinsip yang mendasari suatu
peraturan.Anak sudah mampu membedakan macam-macam nilai
moral serta macam-macam situasi dimana nilai-nilai moral itu
dapat dikenakan. Anak sudah mengenal konsep-konsep
moralitas seperti: kejujuran, hak milik, keadilan dan kehormatan.
Pada masa ini, pada anak terdapat dorongan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik oleh orang lain. Jadi
anak berbuat baik, bukan lagi untuk mendapat kepuasan fisik,
melainkan untuk mendapat kepuasan psikologis yang diperoleh
melalui persetujuan sosial.
Menjelang usia remaja, anak sudah mengembangkan nilai-
nilai moral sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman dirumah
dan dalam hubungannya dengan anak-anak lain. Nilai-nilai ini
sebagian akan menetap dan mempengaruhi tingkah lakunya, dan
sebagian lainnya akan mengalami perubahan akibat pengaruh
lingkungan dan nilai-nilai moral yang berlaku dalam lingkungan
tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terhadap
perkembangan moral anak, orang tua mempunyai peran penting,
baik secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung yaitu
bagaimana cara dan sikap orang tua dalam mendidik,
mendisiplin, dan menananmkan nilai-nilai moral kepada anak-
anaknya. Sedangkan secara tidak langsung, yaitu bagaimana tata
cara dan sikap hidup orang tua sendiri sehari-harinya, yang oleh
anak dapat ditiru melalui proses pembelajaran. Diharapkan,
nilai-nilai moral yang sudah ditanamkan orang tua dirumah,
dapat pula dikembangkan anak pada lingkungan yang lebih luas
dimana anak itu kelak akan hidup
6. Perkembangan Agama
Menurut Shaleh A.R. (2000) pendidikan agama merupakan
hal yang penting untuk mencapai hasil yang diharapkan dari
pendidikan agama terutama pada jenjang sekolah dimasa pra
remaja, siswa dapat menumbuh kembangkan keimanan dalam
dirinya dan mampu mengembangkan akhlak budi pekerti yang
baik serta mengenal nilai moral agama dalam hubungan manusia
dengan alam dan manusia deng an Tuhannya. Selain itu anak
dapat meningkatkan bekal pengetahuan, penghayatan dan
pengalaman agama dalam kehidupannya serta mampu mencari
hubungan agama dengan ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan
pendidikan agama pada kehidupan bermasyarakat.Pada
umumnya masa ini adalah masa yang paling goncang, sehingga
banyak faktor yang mempengaruhi anak jauh dari agama.
Pendidikan agama islam yang menjadi benteng bagi para remaja
tidak didapatkan maupun diaplikasikan oleh anak pada
kehidupan sehari-hari akan menimbulkan permasalahan yang
menyimpang dari aturan agama dan aturan hukum, hal ini
termasuk dalam kenakalan remaja dapat berupa tidak menaati
peraturan sekolah, tidak masuk kelas atau bolos, tidak sopan dan
perbuatan yang merugikan orang lain, menentang dan
pembangkang terhadap guru dan orang tua .
7. Ciri Pubertas
Ciri-ciri pubertas pada perempuan
a. Payudara akan mulai tumbuh dan terkadang terasa lebih
lembut. Perubahan ini bisa terjadi pada salah satu payudara
terlebih dahulu, kemudian disusul bagian lainnya.
b. Rambut kemaluan mulai tumbuh dan kadang tumbuh rambut
juga disekitar kaki dan tangan.
c. Perubahan pada tubuh mulai terlihat dengan panggul yang
mulai melebar.
d. Muncul lemak yang akan mulai menumpuk pada bagian perut
dan pantat.
Ciri-ciri pubertas pada laki-laki
a. Testikel yang bertambah besar dan bagian skrotum terlihat
menipis dan berwarna kemerahan.
b. Rambut kemaluannya muncul pada area sekitar penis dan
rambut-rambut halus muncul pada ketiak dan kaki.
c. Mulai berkeringat dalam jumlah banyak
d. Perubahan suara yang awalnya serak menjadi lebih berat
e. Mengalami mimpi basah yaitu ejakulasi pertama yang
biasanya dialami ketika sedang tidur
f. Jerawat pada wajah dan kulit mulai berminyak
g. Mengalami pertambahan tinggi badan
C. Peran Orang Tua, Masyarakat Dan Pemerintah Terhadap
Pendidikan Dan Pergaulan Pra Remaja.
1. Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan dan Pergaulan Pra
remaja
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan
pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan, termasuk
perkembangan sosial. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga
merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian
lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika
berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.
Anak yang berasal dari keluarga yang memiliki interaksi
sosial yang baik, akan tumbuh dengan perkembangan sosial
yang baik. Mereka akan belajar bertoleransi dengan orang lain.
Mereka mampu menjadi orang yang bisa menerima kelebihan
dan kekurangan orang lain.
a. Pendidikan
Pendidikan dalam keluarga merupakan inti dan
pondasi dari upaya pendidikan secara keseluruhan.
Pendidikan dalam keluarga yang baik akan menjadi pondasi
yang kokoh bagi upaya-upaya pendidikan selanjutnya baik
disekolah maupun diluar sekolah. Dalam hubungannya
dengan upaya mencerdaskan anak, pendidikan dalam
keluarga merupakan andalan utama bagi upaya menyiapkan
anak agar berkembang secara optimal dan bermakna.
Pergaulan remajadari anak usia SD, yang paling rawan
adalah usia pra remaja (10 – 12 tahun). Di mana secara fisik
maupun psikologis mereka sedang menyongsong pubertas.
Perkembangan aspek fisik, kognitif, emosional, mental, dan
sosial mereka membutuhkan cara-cara penyampaian dan
intensitas pengetahuan tentang seks dan kesehatan
reproduksi yang berbeda dengan tahap-tahap usia yang lain
(Kriswanto, 2006).
Sikap tumbuh diawali dari pengetahuan yang
dipersepsikan sebagai sesuatu hal yang baik (positif)
maupun tidak baik (negatif), kemudian diinternalisasikan ke
dalam dirinya. Dari apa yang diketahui tersebut akan
berpengaruh pada perilakunya. Kalau apa yang
dipersepsikan tersebut bersifat positif, maka seseorang
cenderung berperilaku sesuai dengan persepsinya. Sebab ia
merasa setuju dengan apa yang diketahuinya. Namun
sebaliknya, kalau ia mempersipkan secara negatif, maka ia
cenderung menghindari atau tidak melakukan hal itu dalam
perilakunya. Tetapi seringkali dalam kehidupan realitasnya,
ada banyak faktor lain yang memperngaruhi seseorang,
bukan hanya sikap dan pengetahuan seseorang, melainkan
bisa juga lingkungan sosial, situasi, atau kesempatan.
Akibatnya perilakunya tidak konsisten dengan pengetahuan
dan sikapnya (Dariyo, 2004).
Menurut Retnowati (2007), faktor kondisi lingkungan
sosial yang tidak sehat atau rawan, dapat merupakan faktor
yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku tidak
wajar. Faktor kutub masyarakat ini dapat dibagi dalam 2
bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan
kedua, faktor daerah rawan (gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat).
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya.Dalam hal ini yang paling berpengaruh adalah
keluarga inti. Rusak atau tidaknya masa depan juga
dipengaruhi oleh keluarga (Terry, 2008).
Dari uraian pernyataan diatas peran keluarga dalam
mendidik dan mengarahkan anak usia pra remaja menuju
perkembangan masa depan yang baik atau bisa di sebut
denagn membentuk karakter dalam pergaulan. ini sangatlah
penting terlepas dari faktor lingkungan juga yang
mempengaruhi perubahan sifat, pergaulan, dan sebagainya.

2. Peran masyarakat terhadap pendidikan dan pergaulan pra remaja


a. Pendidikan
Masyarakat adalah lembaga pendidikan yang ketiga,
setelah pendidikan dilingkungan keluarga dan
sekolah.Masyarakat mempunyai peran yang besar dalam
pelaksanaan pendidikan.
b. Pergaulan pra remaja
Kenakalan anak persoalannya tidak dapat di lepaskan dari
penyakit masyarakat pada umumnya.Seorang anak tidak
dengan tiba-tiba menjadi nakal, tetapi selama beberapa
waktu di bentuk atau di pengerahui oleh
lingkungannya.Faktor lingkungan menjadi penyebab
kenakalan anak, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun
di masyarakat sekitarnya.Disamping itu ada pergaulan yang
tidak sehat dengan teman sebayanya dapat juga mendorong
tingkah laku anak yang melewati batas.Masyarakat harus
berupaya memberikan bimbingan, arahan, nasihat, bahkan
pendidikan secara moral agar dapat merubah perilaku pra
remaja yang nakal menjadi lebih baik.Pra remaja sebagai
generasi penerus yang sedag berkembang, sangat
membutuhkan pengarahan, pembinaan, perhatian dan
pendamping agara tetap terarah berjalan pada jalur yang
benar.
3. Peran Pemerintah terhadap pendidikan
Hasan (2006) menyatakan sekolah atau guru dapat
berusaha untuk membina hubungan sosial yang lebih stabil
dalam jangka waktu yang lebih panjang yang sesungguhnya
yang akan dihadapinya di tempat kerja, keluarga, dan
lingkungan masyarakat Peran utama pendidik adalah membantu
peserta didik dapat menyelesaikan masalah sosial.
D. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja

Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja.


Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus
perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat
diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk
dapat melakukan sosialisasi dengan baik, remaja harus
menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usinya dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan
baik, remaja tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan
sosialnya serta akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam
menuntaskan tugas perkembangan untuk fase-fase berikutnya.
Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-tugas
perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan
sosial fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada
remaja yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat,
dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas
perkembangan berikutnya. William Kay, sebagaimana dikutip
Yudrik Jahja mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa
remaja sebagai berikut:

1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur


yang mempunyai otoritas.

3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan


bergaul dengan teman sebaya, baik secara individual maupun
kelompok.

4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas


pribadinya.

5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap


kemampuannya sendiri

E. Konflik sosial remaja

Tindakan- Tindakan yang Muncul Ketika Konflik Sosial


Terjadi Tindakan-tindakan yang sering muncul ketika konflik
sosial dalam kategori kekerasan adalah:
1. Mengancam seseorang dengan maksud menakut-nakuti.
2. Memprovokasi massa dengan tujuan membuat onar atau rusuh.
3. Membakar fadilat hidup (rumah, tanaman, kendaraan dll)
4. Mengintimidasi atau mengancam kelompok atau masyarakat
lain.
5. Melukai secara fisik.
6. Melakukan pemalakan.
Karakteristik Emosi Remaja Masa remaja merupakan peralihan
antara masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa ini remaja
megalami perkembangan mencapai perkembngan fisik, mental, 39
social dan emosional. Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa
yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga dan
lingkungannya. Menurut Asrori (2005:105), secara garis besar,
masa remaja beserta karakteristik emosinya dapat dibagi ke dalam
empat periode, yaitu: periode pra-remaja, remaja awal, remaja
tengah, dan remaja akhir. Adapun karakteristik untuk setiap
periode :
1. Periode Pra-remaja

Selama periode ini terjadi gejala yang hamper sama antara


remaja pria maupun wanita. Perubahan fisik belum begitu tampak
jelas, tetapi pada remaja putrid biasanya memperlihatkan
penambahan berat badan yang cepat sehingga mereka merasa
kegemukan. Gerakan-gerakan mereka mulai menjadi kaku.
Perubahan ini disertai sifat kepekaan terhadap rangsang-rangsang
dari luar, responnya biasanya berlebihan sehingga mereka mudah
tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau
bahkan meledak-ledak.

2. Periode Remaja Awal


Selama periode ini perkembangan gejala fisik yang semakin
tampak jelas adalah perubahan fungsi alat-alat kelamin. Karena
perubahan alat-alat kelamin serta perubahan fisik yang semakin
nyata ini, remaja seringkali megalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri denngan perubahan-perubahan itu. Akibatnya
tidak jarang mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang
pula merasa terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan
merasa tidak ada orang yang mau mempedulikannya. Kontrol
terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan
cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya.
Perilaku seperti ini sesunguhnya terjadi karena adanya kecemasan
terhadap dirinya sendiri sehingga muncul dalam reaksi yang
kadang-kadang tidak wajar.

3. Periode Remaja Tengah

Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh


remaja untuk dapat menuju kearah mampu memikul sendiri
seringkali menimbulkan masalah tersendiri bagi remaja. Karena
tuntutan peningkatan tanggung jawab ini tidak hanya datang dari
orang tua atau anggota keluarganya melainkan juga dari
masyarakat sekitarnya, maka tidak jarang masyarkat juga terbawa-
bawa menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena yang sring
terjadi dalam masyrakat yang seringkali juga menunjukkan adanya
kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui, maka
tidak jarang juga remaja mulai meragukan tentang apa yang
disebut baik atau buruk. Akibatnya, remaja seringkali ingin
membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar,
baik dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri.
Lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa sekitarnya ingin
memaksakan nilai-nilainya agar dipatuhi oleh remaja tanpa disertai
dengan alasan yang masuk akal menurut mereka atau bahkan orang
tua atau orang dewasa menunjukkan prilaku yang tidak konsisten
dengan nilai-nilai yang dipaksakannya itu.
4.Periode Remaja Akhir

Selama periode ini remaja memandang dirinya sebagai orang


dewasa dan mulai mampu menunjukkan pemikiran, sikap, dan
perilaku yang makin dewasa. Oleh sebab itu, orang tua dan
masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya
kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga menjadi semakin
bagus dan lancar karena mereka sudah semakin memiliki
kebebasan yang relative terkendali dan emosinya pun mulai stabil.
Pilihan arah hidup sudah semakin jelas dan mulai mampu
mangambil pilihan serta keputusan tentang arah hidupnya secara
lebih bijaksana meskipun belum bias secara penuh. Mereka juga
mulai memilih cara-cara hidup yang dapat dipertanggungjawabkan
terhadap dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat

F. Memahami psikologi remaja


Dunia remaja adalah dunia yang penuh warna dan unik. Dari
sekian untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja, masa yang
paling sering menjadi perhatian tentu saja adalah ketika masa
pubertas itu datang.. Jenjang pertumbuhan secara jasmani tersebut
dapat dipakai sebagai ciri pertumbuhan remaja di tingkat awal
yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan masa ketika remaja
mengalami fase penyesuaian diri antar-pribadi dan lingkungan
sosial yang lebih luas. Sejak itulah muncul berbagai kelompok
remaja yang disebut dalam berbagai istilah.
Di dalam artikel ini, terdapat uraian seputar perkembangan
psikologi remaja, mulai dari masa perkembangan sampai dengan
aspek-aspek perkembangan remaja yang memaparkan tentang
perubahan fisik, kognisi dan social serta harapan-harapan terhadap
remaja. Kesimpulannya anak dan remaja adalah generasi penerus,
mereka menjadi bakal atau calon yang penting. yang akan
menggantikan tugas-tugas para seniornya, yakni meneruskan
membangun bangsa dan negara. Tanpa mereka maka negara bukan
apa-apa, maka seyogyanya kita bisa memahami pesikologi, sikap
dan kemauan-kemauan mereka sehingga akan tercipta hubungan
yang harmonis yang bisa menjadikan remaja menjadi generasi
yang aktif dan produktif.
G. Penyesuaian diri pada remaja
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa hipotesis
pertama yang menyatakan ada hubungan positif antara konsep diri
dan adversity quotient terhadap penyesuaian diri pada remaja
“diterima”. Korelasi positif antara kedua variabel bebas terhadap
variabel terikat adalah searah. Hasil penelitian yang telah
dilakukan peneliti ini menunjukkan semakin tinggi konsep diri dan
adversity quotient maka penyesuaian diri pada remaja semakin
tinggi, sebaliknya, semakin rendah konsep diri dan adversity
quotient tmaka penyesuaian diri pada remaja semakin rendah pula.
Diterimanya hipotesis pertama penelitian menunjukkan bahwa
secara tidak langsung faktor konsep diri dan adversity quotient
mempengaruhi penyesuaian diri pada remaja. Hasil penelitan ini
mendukung pendapat Ruyon dan Haber (1984) yang menyatakan
bahwa penyesuaian diri adalah proses yang terus berlangsung
dalam kehidupan individu.
DAFTAR PUSTAKA

Lusiana Eva, Nurhidayat Fadil,Silvira Nanda,Melina Rachelia.


2018.”Psikologi perkembangan masa praremaja’’

Khoirul Bariyah Hidayat,M Farid.2016.’’ jurnal psikologi indonesia’’


Vol.5 No.02

Riryn Fatmawati.2016.’’Memahami Psikologi Remaja’’.Vol.6 No.2

Khamim Zarkasih Putro.2017.’’Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu


Agama’’.Vol.1 No.17
Amita Dianda.2018.’’Psikologi Remaja Dan Permasalahanny’’ Vol.1
No.1
Miftahul Jannah.2016 ‘’Remaja dan tugas perkembangannya dalam
islam’’. jurnal pskoislamedia.Vol.1 No.1

Anda mungkin juga menyukai