Di susun oleh:
1. Salamatun Nisrinal Fadiyah (202260006)
2. Surya Awang Permadi (202260012)
3. Fransisca Febrilian Raharjo (202260017)
4. Dani Eka Erlangga (202260031)
5. Dhevi Sa’idatur Rofi’ati (202260046)
6. Umaimatul Amiroh (202260051)
PRODI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
B. Pengertian Kanak-Kanak
Masa awal kanak-kanak adalah masa awal mulai usia 2 tahun samai 6
tahun, masa ini sekaligus merupakan masa pra sekolah, dimana anak
pada umumnya masuk kelompok bermain dan Taman kanak-kanak,
yang dalam psikologi islam, fase ini disebut dengan fase al-thifl.
(Hidayati: 2008)
Kanak-kanak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu
tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima
tahun (Muaris.H, 2006)
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), kanak-kanak adalah
istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-
5 tahun)
C. Karakteristik
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh
kembang manusia, karena pada tumbuh kembang pada masa itu menjadi
penentu keberhasilan pada perkembangan di periode selanjutnya. Masa
tumbuh kembang di usia ini berlangsung cepat dan tidak akan pernah
terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak
usia 1 – 3 tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak
usia 1 - 3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita
lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah
makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih kecil menyebabkan
jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil
dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang
diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering. Pada usia pra-
sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih
makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan
lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami
beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai
fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak”
terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung
mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan
pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.
Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative lebih banyak
mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki- laki
(BPS, 1999).
D. Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal
Masa anak- anak awal (prasekolah) berlangsung dari umur 2 tahun
sampai 6 tahun, beberapa ciri perkembangan pada masa ini adalah:
1. Perkembangan fisik
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat di
bandingkan dengan masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung
sampai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang
anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat.
Tinggi dan berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan
berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 Kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun,
tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 Kg. Pada usia 5 tahun,
tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 Kg (Mussen, Conger &
kagan, 1969).
Perkembangan otak
Perkembangan otak dan system syaraf yang berkelanjutan merupakan
perkembangan fisik yang sangat penting. Meskipun otak terus bertumbuh pada
masa awal anak- anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi.
Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak
orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya telah mencapai sekitar
90% otak orang dewasa (Yeterian & Pandya, 1988).
Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan
jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-
daerah otak. Ujung-ujung urat saraf itu terus bertumbuh setidaknya hingga
masa remaja. Beberapa pertambahan ukuran otak juga disebabkan oleh
pertambahan myelination, yaitu suatu proses dimana sel-sel urat saraf ditutup
dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak pada
meningkatnya kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem urat saraf.
( Desmita, 2012 : 127-128)
Perkembangan motoric
Anak-anak usia ini lebih lincah dan aktif bergerak dikarenakan bertambah
matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem syaraf-otot
(neuromuskuler). Dengan meningkatnya usia nampak perubahan dari gerakan
kasar mengarah kearah gerakan yang lebih halus yang memerlukan
kecermatan dan kontrol otot-otot yang lebih halus serta koordinasi.
Keterampilan dan koordinasi gerakan harus dilatih dalam hal kecepatan dan
keluwesannya.
Beberapa permainan dan alat bermain yang sederhana seperti kertas koran,
kubus-kubus, bola, balok titian, tongkat dapat digunakan untuk membantu
mengembangkan aspek motorik ini.
Keterampilan Gerakan Kasar
Perkembangan motorik kasar membutuhkan keseimbangan dan koordinasi
antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau
seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan
sebagainya. Perkembangan keterampilan tidak ada pengaruhnya langsung
dengan kecerdasan.