Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ANAK SEHAT (TUMBANG) DI PUSKESMAS PABUARAN


TUMPENG

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Mata Kuliah Keperawatan


Anak

Dosen Pembimbing: Ema Hikmah, S.Kp. M.Kep

Disusun Oleh :

Abdul Rahman Alivandra

P27901121051

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2023
A. Konsep Dasar Teori Tumbuh Kembang
1. Pengertian
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,
yaitu bertambahnya jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ,
maupun individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan
juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.
Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan
(skill) struktur dan hasil dari proses pematangan atau maturitas.
Perkembangan menyangkut berkembang sedemikian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif,
bahasa, motorik, emosi dan perkembangan prilaku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan progresif, terarah, dan
terpadu atau kohelen. Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang
terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak
mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi saat ini, sebelumnya dan
berikutnya.

2. Epidemiologi
Di Indonesia jumlah anak usia balita sebanyak 23,7 juta, 10,4 % dari
total penduduk Indonesia (IDAI, 2008). Pertumbuhan dan perkembangan
yang baik merupakan syarat mutlak untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal, gangguan tumbuh kembang akan menghambat terciptanya sumber
daya manusia yang berkualitas sebagai penentu masa depan pembangunan
bangsa dan Negara (Nyoman, 2002). Pada anak balita jika ada
kelainan/penyimpangan sekecil apapun, apabila tidak terdeteksi apalagi
tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
kelak di kemudian hari (Soetjiningsih, 2012).
3. Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang secara umum
digolongkan menjadi 3 (Soetjiningsih, 2005), yaitu:
1) Kebutuhan Fisik-Biomedik (asuh). Meliputi:
 Pangan atau gizi, yang merupakan kebutuhan terpenting
 Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
pengobatan apabila sakit, dan sebagainya.
 Papan atau pemukiman yang layak.
 Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan.
 Sandang.
 Kesegaran jasmani, rekreasi.

2) Kebutuhan emosi atau kasih sayang (asih).


Kasih sayang yang kurang dari ibu pada tahun-tahun pertama
kehidupannya akan berdampak negatif pada tumbuh kembangnya baik
fisik, mental maupun sosial emosi yang disebut dengan “Sindrom
Devrivasi Maternal”. Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan
ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).

3) Kebutuhan Stimulasi Mental (asah).


Stimulasi mental merupakan cikal-bakal dalam proses belajar
(pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental akan memupuk
perkembangan mental psikososial anak dalam hal kecerdasan,
kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas
dan sebagainya.

4. Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit


Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya
berjalan sesuaiyang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor
yang mempengaruhinya, baikfaktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu
faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah yaitu faktor
lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan
terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah
(dimodifikasi). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anakmenurut Potter & Perry,2005 adalah sebagai
berikut.
1. Faktor genetik
a) Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
b) Jenis kelamin
c) Suku bangsa atau bangsa

2. Faktor lingkungan
a. Faktor pranatal
Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi,
stress,imunitas, anoksia embrio
b. Faktor postnatal
1) Faktor Lingkungan Biologis
Ras, jenis kelamin, umur, gizi, kepekaan thd penyakit, perawatan
kesehatan, penyakit kronis, dan hormon
2) Faktor lingkungan fisik
Cuaca, musim, sanitasi,keadaan rumah.
3) Lingkungan sosial
Stimulasi, Motivasi belajar, Stress, Kelompok sebaya, Ganjaran
atauhukuman yang wajar, Cinta dan kasih sayang
4) Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas,
rumah tangga, kepribadian ayah atau ibu, agama, adat istiadat
dan norma-norma.
5. Klasifikasi Tumbuh Kembang
1. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1) Masa zigot atau mudigah, yaitu sejak saat konsepsi sampai umur
kehamilan 2 minggu.
2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
Sel telur atau ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi
suatu organism, terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan cepat,
terbentuk sistem organ dalam tubuh.
3) Masa janin atau fetus, sejak umur kehamilan 9 atau 12 minggu
sampai akhir kehamilan.
2. Masa bayi (infancy) umur 0-11 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2
periode, yaitu:
a) Masa neonatal, umur 0-28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi
perubahan sirkulasi darah serta mulai berfungsinya organ-organ.
Masa neonatal dibagi menjadi dua periode:
- Masa neonatal dini, umur 0-7 hari.
- Masa neonatal lanjut, umur 8-28 hari.

b) Masa post neonatal, umur 29 hari sampai 11 bulan.


Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan
berlangsung secara terus-menerus terutama meningkatnya fungsi
sistem saraf. Selain itu untuk menjamin berlangsungnya proses
tumbuh kembang optimal, bayi membutuhkan pemeliharaan
kesehatan yang baik termasuk mendapatkan ASI eksklusif selama 6
bulan, diperkenalkan pada makanan pendamping ASI sesuai dengan
umurnya, mendapatkan imunisasi sesuai jadwal serta mendapatkan
pola asuh yang sesuai. Masa ini juga masa dimana kontak ibu dan
bayi berlangsung sangat erat, sehingga dalam masa ini pengaruh ibu
dalam mendidik anak sangat besar.
c) Masa anak toddler (umur 1-3 tahun).
Pada periode ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat
kemajuan dalam perkembangan motorik kasar dan motorik halus
serta fungsi ekskresi. Setelah lahir sampai 3 tahun pertama
kehidupannya (masa toddler), pertumbuhan dan perkembangan sel-
sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut
saraf dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan
otak yang kompleks. . Jumlah dan pengaturan hubungan antar sel
saraf ini akan sangat mempengaruhi kinerja otak mulai dari
kemampuan belajar berjalan, mengenal hurup hingga bersosialisasi.
Pada masa ini perkembangan kemampuan bicara dan bahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan
sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Perkembangan moral dan dasar-dasar kepribadian anak juga
dibentuk pada masa ini sehingga setiap kelainan atau
penyimpangan sekecil apapun apabila tidak dideteksi dan ditangani
dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
dikemudian hari.

d) Masa anak pra sekolah (umur 3-6 tahun).


Pada masa ini pertumbuhan berlangsung stabil. Aktivitas jasmani
bertambah seiring dengan meningkatnya keterampilan dan proses
berfikir. Pada masa ini selain lingkungan di dalam rumah, anak mulai
diperkenalkan pada lingkungan di luar rumah. Anak mulai senang
bermain di luar rumah dan menjalin pertemanan dengan anak lain.
Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk itu panca indra
dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori harus
sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik.
e) Masa anak sekolah (6-12 tahun)
Pada masa ini pertumbuhan dan pertambahan berat badan mulai
melambat. Tinggi badan bertambah sedikitnya 5 cm per tahun. Anak
mulai masuk sekolah dan mempunyai teman yang lebih banyak
sehingga sosialisasinya lebih luas. Mereka terlihat lebih mandiri.
Mulai tertarik pada hubungan dengan lawan jenis tetapi tidak terikat.
Menunjukkan kesukaan dalam berteman dan berkelompok dan
bermain dalam kelompok dengan jenis kelamin yang sama tetapi
mulai bercampur.

f) Masa anak usia remaja (12-18 tahun)


Pada remaja awal pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai
puncaknya. Karakteristik sekunder mulai tampak seperti perubahan
suara pada anak laki- laki dan pertumbuhan payudara pada anak
perempuan. Pada usia remaja tengah, pertumbuhan melambat pada
anak perempuan. Pada remaja akhir,mereka sudah matang secara
fisik dan struktur dan pertumbuhan organ reproduksi sudah hampir
komplit. Pada usia ini identitas diri sangat penting termasuk
didalamnya citra diri dan citra tubuh. Pada usia ini anak sangat
berfokus pada diri sendiri, narsisme (kecintaan pada diri sendiri)
meningkat. Mampu memandang masalah secara komprehensif.
Mereka mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis dan status
emosi biasanya lebih stabil terutama pada usia remaja.
B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Sehat Sakit (Tumbuh Kembang)
1. Pengkajian
1) Identitas Klien
a. Nama
b. Tempat, tanggal lahir
c. Umur
d. Pendidikan
e. Alamat
f. Agama
g. Nama ayah/ibu h. Pekerjaan ayah
h. Pekerjaan ibu
i. Pendidikan ibu
j. Suku bangsa

2) Keluhan Utama
Berisi alasan utama mengapa klien dibawa ke rumah sakit

3) Riwayat Penyakit Sekarang


a. Munculnya keluhan
1) Tanggal munculnya keluhan
2) Waktu munculnya keluhan (perlahan atau tiba-tiba)
3) Faktor presipitasi dan predisposisi (perubahan emosional,
kelelahan, kehamilan, lingkungan, toksin, alergen, infeksi,
dll)
b. Karakteristik PQRST

c. Masalah sejak muncul keluhan


1) Insiden
 Serangan mendadak tunggal
 Kejadian mendadak berulang
 Kejadian sehari-hari
 Kejadian periodik
2) Perkembangan (membaik, memburuk, tidak berubah)
3) Effect dari pengobatan
4) Riwayat Masa Lampau
a. Prenatal (keluhan saat ibu hamil, tempat pemeriksaan ANC,
mitrisi, full term/preterm/post mature, kesehatan saat hamil, obat
yang diminum, dll)
b. Natal (tindakan persalinan, obat-obatan, tempat persalinan)
c. Post natal (kondisi kesehatan, APGAR sckore, BBL, PBL,
anomaly congenital)
d. Penyakit waktu kecil (gejala dan penanganannya)
e. Pernah dirawat di RS (penyakit yang diderita, respon emosional
waktu dirawat)
f. Obat-obatan yang digunakan (pernah atau sedang digunakan
nama, dosis, jadwal pemberian, durasi dan alasan
menggunakannya)
g. Alergi (pernah menderita asma, eczema, reaksi yang tidak biasa
terhadap makanan, binatang, obat, tanaman, atau produk rumah
tangga)
h. Kecelakaan (jenis kecelakaan, akibat, dan penanganannya)
i. Imunisasi (dirinci imunisasi apa saja yang pernah didapat, usia
pada waktu mendapatkannya dan reaksi imunisasi, terutama
yang berkaitan dengan penyakit yang diderita sekarang).

5) Riwayat Keluarga
Penyakit yang pernah, sedang diderita oleh keluarga, baik yang
berhubungan maupun yang tidak berhubungan dengan penyakit
yang diderita klien. Gambar genogram dengan ketentuan yang
berlaku (simbol dan 3 generasi). Anak tinggal dengan siapa
6) Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh dan alasannya
b. Pembawaan anak secara umum (periang, pemalu, pendiam,
kebiasaan lain mengisap jari, mengompol)
c. Lingkungan rumah (kaitannya dengan kebersihan, ancaman
keselamatan anak, ventilasi, dan posisi/letak barang-barang)
7) Keadaan Kesehatan Saat ini (dari rumah sampai saat dikaji)
a. Diagnosa medis
b. Tindakan operasi
c. Obat-obatan
d. Tindakan keperawatan
e. Hasil laboratorium
f. Hasil rontgen
g. Data tambahan

8) Pengkajian Pola Fungsional Menurut Gordon


a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
1) Status kesehatan anak sejak lahir
2) Pemeriksaan kesehatan secara rutin
3) Penyakit-penyakit yang menyebabkan anak absen dari
sekolah
4) Praktek pencegahan kesehatan (pakaian, mengganti popok)
5) Apakah orangtua merokok?didekat anak?
6) Mainan anak/bayi (aman?), keamanan kendaraan
7) Praktek keamanan orangtua (produk rumah tangga,
penyimpanan obat-obatan. dll)
b. Pola nutrisi-metabolik
1) Pemberian ASI PASI, perkiraan frekuensi dan jumlah
minum, kekuatan menghisap (bagi bayi)
2) Selera makan, makanan yang disukai/tidak disukai
3) Masukan makanan selama 24 jam? Makanan tambahan?
Vitamin?
4) Kebiasaan makan?
5) Alat makan yang digunakan di rumah?
6) Berat badan lahir?berat badan saat ini?
7) Masalah kulit rash, lesi, dll.
8) Status nutrisi orangtua (khususnya ibu, apa ada masalah)
c. Pola Eliminasi
1) Pola defeksi (gambaran: frekuensi, kesulitan, kebiasaan, ada
darah/tidak)
2) Mengganti pakaian dalam/diapers pada bayi
3) Pola eliminasi urin (gambaran: berapa kali popok basah/hari,
perkiraan, jumlah, kekuatan keluarnya urin, bau, warna)
4) Apakah ada masalah dengan pola eliminasi orangtua
d. Pola aktivitas-latihan
1) Kebiasaan mandi (kapan, dimana, bagaimana menggunakan
sabun apa)
2) Kebersihan rutin (pakaian, dll)
3) Aktivitas sehari-hari (menghabiskan hari-hari di rumah,
bermain, tipe mainan yang digunakan, teman bermain,
penampilan saat anak bermain, dll)
4) Level kekuatan anak/bayi secara umum, toleransi (giat,
diam)
5) Persepsi anak terhadap kekuatan dari segi aktivitas (kuat,
lemah)
6) Kemampuan kemandirian anak (mandi, makan, toileting,
berpakaian, dll)
7) Bagaimana aktivitas pola pemeliharaan anak, pemeliharaan
rumah oleh orangtua?
e. Pola istirahat-tidur
1) Pola istirahat/tidur anak, perkiraan jam dll

2) Perubahan pola istirahat, mimpi buruk, nokturia


3) Posisi tidur anak, gerakan tubuh
4) Bagaimana pola tidur orangtua
f. Pola persepsi-kognitif
1) Responsiveness anak secara umum
2) Respon anak untuk bicara, sentuhan, suara, objek
3) Apakah anak mengikuti objek dengan matanya?respon untuk
meraih mainan?
4) Vokal suara, pola bicara, kata-kata, kalimat
5) Gunakan stimulasi bicara, maianan dll
6) Kemampuan anak untuk mengatakan nama, waktu, alamat,
nomor telepon dll
7) Kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan lapar,
haus, nyeri, tidak nyaman
8) Apakah ada masalah pada orangtua penglihatan,
pendengaran, sentuhan, kesulitan membuat keputusan
g. Pola persepsi diri-konsep diri
1) Status mood bayi/anak (irritabilitas)
2) Pemahaman anak terhadap identitas diri, kompetensi, dll
Anak/Bayi
a. Status mood
b. Banyak teman/seperti yang lain
c. Persepsi diri
d. Kesepian
e. Takut
h. Pola peran-hubungan
1) Struktur keluarga
2) Masalah/stresor keluarga
3) Interaksi antara anggota keluarga dan anak
4) Respon anak/bayi terhadap perpisahan
5) Anak ketergantungan
6) Anak.pola bermain
7) Anak: temper tantrum/masalah disiplin?penyesuaian
sekolah?
8) Orangtua peran ikatan?kepuasan?pekerjaan/sosial/hubungan
perkawinan
i. Pola seksualitas
1) Perasaaan sebagai laki-laki/perempuan
2) Pertanyaan seputar seksualitas?bagaimana respon
orangtua?(tidak tahu, malu, acuh, perubahan seksualitas)
3) Orangtua: riwayat reproduksi, ada masalah dengan kepuasan
seksual
j. Pola koping-toleransi terhadap stres
1) Apakah yang menyebabkan stres pada anak?tingkat
stres?toleransi?
2) Pola penanganan masalah?support system?

k. Pola nilai-keyakinan
1) perkembangan moral anak, pemilihan perilaku, komitmen
2) Keyakinan akan kesehatan, keyakinan agama
3) Orangtua: sesuatu yang bernilai dalam hidupnya
(spirituality) semangat untuk masa depan? Keyakinan akan
kesembuhan, dampak penyakit, dan tujuan?
9) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. Tanda vital
c. TB?BB?
d. Lingkar kepala
e. Mata
f. Hidung
g. Mulut
h. Telinga
i. Tengkuk leher
j. Dada
k. Jantung
l. Paru-paru
m. Abdomen
n. Punggung
o. Genetalia
p. Ekstremitas
q. Kulit

10) Pemeriksaan perkembangan (penilaian berdasarkan format


DDST/Denver II) bagi anak usia 0-6 tahun
a. Kemandirian dan bergaul
b. Motorik halus
c. Kognitif dan bahasa
d. Motorik kasar
Bagi anak di atas 6 tahun ditanyakan tumbuh kembang secara
umum sbb:
- Berat badan saat lahir, 6 bulan, 1 tahun, dan saat ini
- Pertumbuhan gigi
1) Usia saat gigi tumbuh
2) Jumlah gigi
3) Masalah dengan pertumbuhan gigi
- Usia saat menegakkan kepala, duduk, berjalan, kata-kata
pertama
- Perkembangan sekolah lancar
- Interaksi dengan teman sebaya dan orang dewasa
- Partisipasi DENGAN KEGIATAN ORGANISASI
11) Informasi lain

2. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko Gangguan Pertumbuhan b.d Defisiensi Hormon
Pertumbuhan (D. 0108)
a. Definisi
Berisiko mengalami gangguan untuk bertumbuh sesuai dengan
kelompok usianya.
b. Faktor Resiko
1. Ketidakadekuatan nutrisi.
2. Penyakit kronis.
3. Nafsu makan tidak terkontrol.
4. Prematuritas.
5. Terpapar teratogen .
6. Ketidakadekuatan nutrisi maternal.
7. Proses infeksi.
8. Proses infeksi maternal.
9. Perilaku makan maladaptif
10. Penyalahgunaan zat.
11. Kelainan genetik/kongenital.
12. Penganiayaan (mis. fisik,psikologis, seksual).
13. Ekonomi lemah.
c. Kondisi Klinis Terkait
1. Hipotiroidisme
2. Sindrom gagal tumbuh(Failure to Thrive Syndrome)
3. Leukimia
4. Defisiensi hormon pertumbuhan
5. Demensia
6. Delirium
7. Kelainan jantung bawaan
8. Gangguan kepribadian (personality disorder)
2) Risiko Gangguan Perkembangan b.d ketidakadekuatan nutrisi
(D.0107)
a. Definisi
Berisiko mengalami gangguan untuk berkembang sesuai dengan
kelompok usianya.
b. Faktor Resiko
1. Ketidakadekuatan nutrisi.
2. Ketidakadekuatan perawatan prenatal
3. Keterlambatan perawatan prenatal.
4. usia hamil dibawah 15tahun.
5. usia hamil diatas 35 tahun.
6. kehamilan tidak terencana.
7. Kehamilan tidak diinginkan.
8. Gangguan endrokin.
9. Prematuritas.
10. Kelainan genetik/kongenital.
11. Kerusakan otak (mis. perdarahan selama periode
pascanatal, penganiayaan, kecelakaan).
12. Penyakit kronis.
13. Infeksi.
14. Efek samping terapi (mis. kemoterapi, terapi radiasi, agen
famakologis.
15. Penganiyaan (mis, fisik, psikologis, seksual).
16. Gangguan pendengaran.
17. Gangguan penglihatan.
18. Penyalahgunaan zat.
19. Ketidakmampuan belajar.
20. Anak adopsi.
21. Kejadian bencana.
22. Ekonomi lemah.
c. Kondisi Klinis Terkait
1. Hipotiroidisme
2. Sindrom gagal tumbuh(Failure to Thrive Syndrome)
3. Leukimia
4. Defisiensi hormon pertumbuhan
5. Demensia
6. Delirium
7. Kelainan jantung bawaan
8. Gangguan kepribadian (personality disorder)
3. Perencanaan Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)


Keperawatan (SDKI) (SLKI)
1. Risiko gangguan Status Pertumbuhan
Manajemen Nutrisi
pertumbuhan b.d (L.10102)
defisiensi hormon Setelah dilakukan tindakan (I.03119)

pertumbuhan (D.0108) keperawatan selama ..x.. jam, Observasi

diharapkan status - Identifikasi status

pertumbuhan membaik nutrisi

dengan kriteria hasil : - Identifikasi alergi

- Berat badan dan intoleransi

sesuai usia membaik (5) makanan

- Panjang/tinggi badan - Identifikasi

sesuaiusia meningkat (5) makanan yang

- Indeks masa tubuh disukai

membaik (5) - Identifikasi


kebutuhan kalori
dan jenis nutrien
- Identifikasi
perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
- Monitor asupan
makanan
- Monitor berat
badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
- Fasilitasi
menentukan
pedoman diet (mis:
piramida makanan)
- Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika
perlu
- Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasogastik jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
- Ajarkan posisi
duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis:
Pereda nyeri,
antiemetik), jika
perlu
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan jika
perlu
2. Risiko gangguan Status Perkembangan Promosi
perkembangan b.d ( L.10101 ) Perkembangan Anak
ketidakadekuatan Setelah dilakukan tindakan (I.10340)
nutrisi (D.0107) keperawatan selama ..x.. jam,
Observasi
diharapkan status
- Identifikasi
perkembangan membaik
kebutuhan khusus
dengan kriteria hasil :
anak dan
 keterampilan/perilaku
kemampuan adaptasi
sesuai usia meningkat
anak
(5)
Terapeutik
 kemampuan
- Fasilitasi hubungan
melakukan perawatan
anak dengan teman
diri meningkat(5)
sebaya
- Dukung anak
berinteraksi dengan
anak lai
- Dukung anak
mengekpresikan
perasaannya secara
positif
- Dukung anak dalam
bermimpi atau
berfantasi sewajarnya
- Dukung partisipasi
anak di sekolah,
ekstrakulikuler dan
aktivitas komunitas
- Berikan mainan yang
sesuai dengan usia
anak
- Bernyanyi Bersama
anak lagu-lagu yang
disukai anak
- Bacakan
cerita/dongeng untuk
anak
- Diskusikan bersama
remaja tujuan dan
harapannya
- Sediakan kesempatan
dan alat-alat untuk
menggambar,
melukis, dan
mewarnai
- Sediakan mainan
berupa puzzle dan
maze

Edukasi
- Jelaskan nama-nama
benda obyek yang
ada di lingkungan
sekitar
- Ajarkan pengasuh
milestones
perkembangan dan
perilaku yang
dibentuk
- Ajarkan sikap
kooperatif, bukan
kompetisi diantara
anak
- Ajarkan anak cara
meminta bantuan
dari anak lain, jika
perlu
- Ajarkan teknik
asertif pada anak dan
remaja
Demonstrasikan
kegiatan yang
meningkatkan
perkembangan pada
pengasuh

Kolaborasi
- Rujuk untuk
konseling, jika
perlu

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tahap proses keperawatan


dengan melaksanakan berbagai strategi tindakan keperawatan yang
telah direncanakan. Perawat harus mengetahui berbagai hal, seperti
bahaya fisik, perlindungan – perlindungan pasien, teknik komunikasi,
dan prosedur tindakan. Tujuan implementasi keperawatan adalah
membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk
mengetahui sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai.
Evaluasi ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang
teramati dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana
keperawatan. Evaluasi ini akan mengarahkan asuhan keperawatan,
apakah asuhan keperawatan yang dilakukan ke pasien berhasil
mengatasi masalah pasien ataukan asuhan yang sudah dibuat akan terus
berkesinambungan terus mengikuti siklus proses keperawatan sampai
benar-benar masalah pasien teratasi.
Untuk lebih mudah melakukan pemantauan dalam kegiatan evaluasi
keperawatan maka kita menggunakan komponen SOAP yaitu:
 S : data subyektis
 O : data objektif
 A : analisis, interpretasi dari data subyektif dan data objektif.
Analsisis merupakan suatu masalah atau diagnosis yang masih
terjadi, atau masalah atau diagnosis yang baru akibat adanya
perubahan status kesehatan klien.
 P : planning, yaitu perencanaan yang akan dilakukan, apakah
dilanjutkan, ditambah atau dimodifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Nurhemi. 2009. ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Yogyakarta: Med Press
(Anggota IKAP)

PPNI, T. P. (2017). Standar Daignosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus Pusat PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:


Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Yuliastati dan Arnis, Amelia. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Anak
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Sitanggang, M. Askep Anak Sehat. Https://www.academia.edu Diakses pada


tanggal 30 Oktober 2019

Anda mungkin juga menyukai