Anda di halaman 1dari 10

A.

TUMBUH KEMBANG BALITA


1. Tumbuh kembang balita
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aspek penting bagi kehidupan
manusia, terutama pada anak-anak, hal ini merupakan persyaratan mendasar dalam
menilai normalitas dan abnormalitas pada masa kanak-kanak (Belagavi, 2019). Tumbuh
kembang anak merupakan hasil dari proses interaksi faktor keturunan, konstitusi,
herediter dengan faktor lingkungan di tahap prenatal ataupun di tahap post natal.
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi bersamaan.
Pertumbuhan dn perkembangan manusia dicirikan dan ditentukan oleh cara kita
berubah dalam ukuran, bentuk, dan kedewasaan relative terhadap berlalunya waktu
(Cameron & Schell, 2019). Perkembangan adalah buah proses pematangan susunan saraf
pusat (SSP) dengan mempengaruhi organ-organ seperti perkembangan sistem bicara,
emosi, neuromuscular dan proses sosialisasi. Fungsi itu dapat memegang peranan penting
dalam kehidupan manusia secara keseluruhan (Saputri et al, 2019).
Perkembangan yang sehat dimulai sebelum pembuahan dengan kesehatan orang tua
dan komposisi genetic mereka dan berlanjut hingga pembuahan dan melalui periode
prenatal. Setelah melahirkan , beberapa masalah baru muncul, seperti menyusui, tes
skrining bayi baru lahir, janji perawatan kesehatan, dan imunisasi.
Pertumbuhan bayi yang tidak memadai karena gizi buruk menyebabkan kekurangan
gizi pada anak-anak di banyak Negara berkembang, yang jika di kemudian hari diikuti
dengan peningkatan asupan kalori, dapat mengakibatkan kelebihan berat badan atau
obesitas.
Faktor lingkungan inilah akan menyediakan segala bentuk kebutuhan dasar yang
diperlukan anak untuk proses tumbuh kembang. Kebutuhan dasar awal untuk
pertumbuhan adalah asuh, kasih sayang dan menajaman. Stimulasi adalah kebutuhan
dasar anak seperti mengasah. Dalam proses perkembangan anak ada masa kritis, pada
tahap ini stimulasi/rangsangan sangat dibutuhkan supaya potensinya dapat berkembang.
Rangsangan terarah pada anak akan berkembang lebih cepat dibandingkan anak yang
kurang memiliki rangsangan. Peningkatan kemampuan anak dipengaruhi oleh proses
mengasah kemampuan anak secara terus menerus.
2. Konsep Tumbuh Kembang
a. Defenisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertembuhan mengacu pada peningkatan fisik dalam beberapa kuantitas dari
waktu ke waktu. Ini termasuk perubahan dalam hal tinggi badan, berat badan,
proporsi tubuh dan penampilan fisik secara umum, pertumbuhan merupakan proses
peningkatan jumlah dan ukuran sel saat mereka membelah dan mensintesis protein
baru, menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian tubuh
(Belagavi, 2019). Hurlock telah mendefinisikan Pertembuhan sebagai “perubahan
dalam ukuran, secara proposional, hilangnya fitur lama dan perolehan yang baru”.
Pertumbuhan mengacu pada perubahan structural dan fisiologis.
Perkembangan merupakan suatu perubahan kontinum seorang anak secara luaer
biasa selama masa neonatus, periode bayi baru lahir, dan masa bayi awal. Pada masa
ini banyak sekali tantangan baik bagi anak, orang tua, maupun keluarga dan tanpa
disadari anak memasuki masa remaja dan dewasa. Perkembangan mengacu pada
perubahan kualitatif seluruh organisme dan merupakan proses yang berkelanjutan
dimana terjadi perubahan fisik, emosional, dan intelektual.
Dalam konteks perkembangan masa kanak-kanak, pertumbuhan didefinisikan
sebagai peningkatan ukuran konstan yang tidak dapat diubah, dan perkembangan
didefinisikan sebagai pertumbuhan kapasitas psikomotorik. Kedua proses tersebut
sangat bergantung pada faktor genetic, nutrisi, dan lingkungan. Evaluasi pertumbuhan
dan perkembangan merupakan elemen penting dalam pemeriksaan fisik pasien.
Sepotong pengetahuan kerja yang baik dan teterampilan untuk mengevaluasi
pertembuhan dan perkembangan diperlukan untuk pemeriksaan diagnostic pasien
mana pun. Pengenalan dini kegagalan pertumbuhan atau perkembangan membantu
intervensi yang efektif dalam mengelola masalah pasien.
3. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
a. Tahap Prenatal
Masalah kesehatan janin dapat memiliki efek merugikan pada pertumbuhan pasca
kelahiran. Sepertiga neonatus dengan retardasi pertumbuhan intrauterine mungkin
telah membatasi pertumbuhan pascanatal. Perawatan perinatal yang baik merupakan
faktor penting dalam meningkatkan kesehatan janin dan pertumbuhan pascakelahiran
secara tidak langsung. Sejak perumbuhan hingga lahir, anak sudah memiliki
singularitas dan sejarah. Periode prenatal ini dicirikan oleh 2 proses yaitu
pertumbuhan janin yang cepat dan pematangan organ dan jaringan serta
perkembangannya yang pada dasarnya tergantung, selama trimester pertama, fase
awal kehamilan, pada faktor genetic.
Pada akhir trimester pertama, semua organ terbentuk dan berfungsi, janin
mengenal dia dan alam semestanya dan akan memperoleh keterampilan sensitive dan
sensorik yang memungkinkannya untuk memahami, bertindak, dan berinteraksi di
lingkungannya sambil mengingat pengalaman intrauterine. Kemudia, selama
trimester ketiga kedua, faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan dan keadaan
hormonal menjadi lebih besar (Meriem et al.,2020).
b. Tahap pascakelahiran
Proses pertumbuhan dan perkembangan pascakelahiran terjadi bersamaan tetapi
dengan kecepatan yang berbeda. Pertumbuhan terjadi dengan semburan garam
terputus-putus dengan latar belakang stagnan. Ada lima fase penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan manusia.
c. Masa bayi (bayi baru lahir dan hingga usia satu tahun)
d. Balita (usia satu sampai lima tahun)
e. Masa kanak-kanak (tiga hingga sebelas tahun) – anak usia dini adalah dari tiga hingga
delapan tahun, dan masa kanak-kanak tengah adalah dari Sembilan hingga sebelas
tahun.
f. Remaja atau remaja (dari 12 hingga 18 tahun)
Tahap ini dimulai dari usia 12 tahun sampai 18 tahun. Pada masa ini merupakan
masa transisi atau peralihan dari anak-anak menuju dewassa. Ciri-ciri pada tahap ini,
anak akan mengalami proses yang namanya pubertas atau perubahan pada tubuh baik
secara fisik maupun seksual yang mulai matang. Pada tahap ini nilai-nilai dan tujuan
pribadi serta kemandirian mulai terbaingun (Maryati & Rezania, 2018).
g. Masa dewasa
4. Teori Perkembangan Anak
Teori perkembangan anak (Paris et al., 2019) yaitu:
a. Perkembangan psikoseksual (teori Freud)
1) Tahap Oral (dimulai dari lahir sampai usia 1 Tahun): selama priode ini, area
sensorik mulut memberikan kepuasan sensual tertinggi bagi bayi dengan
melakukan mengisap, menggigit, mengunyah dan bersuara.
2) Tahap Anal (1 sampai 3 Tahun): Masa balita, tahun kedua dan ketiga kehidupan,
jumlah terbesar kenikmatan sensual diperoleh dari daerah dubur dan uretra
dengan buang air besar. Pada tahap ini iklim disekitar toilet training.
3) Tahap Phallic (3 sampai 6 Tahun): Selama tahap ini, anak-anak menjadi lebih
tertarik tentang alat kelamin dan area sensitive tubuh. Mereka mengenali
perbedaan antara jenis kelamin dan menjadi penasaran tentang perbedaan. Tahap
oedipal terjadi pada bagian akhir dari tahap falik, selama ini anak mencintai
orang tua lawan jenis sebagai pemberi kepuasan.
4) Tahap Latensi (6 Tahun hingga Pubertas): Selama tahap ini, anak-anak
menguraikan sifat dan keterampilan yang diperoleh sebelumnya dan juga
membentuk hubungan dekat dengan orang lain seusia dan jenis kelamin mereka
sendiri.
5) Tahap Genital (Pubertas sampai Kematian): Selama pubertas, karakteristik
sekunder muncul pada kedua jenis kelamin dengan pematangan sistem
reproduksi dan produksi hormone seks.
b. Perkembangan psikososial (teori Erikson)
Pendekatan rentang hidup Erikson untuk proses perkembangan kepribadian yang
berkaitan dengan masa kanak-kanak yaitu:
1) Percaya dengan tidak percaya (periode bayi lahir-usia 1 Tahun)
Bayi belajar mempercayai orang dewasa, biasanya orang tua yang merawat
mereka dan peka terhadap kebutuhan meraka. Perhatian penuh kasih dari
seorang ibu sangat penting untuk pengembangan hubungan kepercayaan dan
ikatan. “Ketidakpercayaan” berkembang ketika kepercayaan yang
memperlihatkan pengalaman kurang atau ketika kebutuhan dasar tidak terpenuhi
secara memadai. Hasil yang menguntungkan adalah keyakinan dan optimism.
2) Otonomi dengan rasa malu & Keraguab (usia 1 sampai 3 tahun)
Perkembangan otonomi selama masa balita berpusat pada peningkatan
kemampuan anak untuk mengontrol tubuh, diri, dan lingkungannya. Jika mereka
tidak berhasil, mereka akan meragukan nilai mereka sendiri dan orang lain dan
akan memiliki rasa malu, ragu dan malu. Hasil yang baik adalah pengendalian
diri dan kemauan keras.
3) Inisiatif dengan rasa bersalah (usia 3 sampai 6 Tahun)
Pada usia ini, anak-anak ingin belajar apa yang dapat mereka lakukan untuk diri
mereka sendiri. Mereka memiliki imajinasi aktif, meniru orang tua mereka, guru
dan ingin berbagi dalam kegiatan dengan orang dewasa. Selama beberapa
kegiatan mereka berkonflik dengan orang tua dan perasaan mereka bahwa
kegiatan atau pencitraan mereka buruk menghasilkan rasa bersalah. Hasil abadi
adalah arah dan tujuan.
c. Perkembangan kognitif/intelektuak (teori Piaget)
Seiring perkembangan anak, keterampilan kognitifnya juga melebar. Dia mulai
melihat sesuatu berbeda.
Tahap utama perkembangan emosional yaitu:
1) Sensorimotor (dari lahir sampai usia 2 tahun)
Pada tahap ini, anak-anak terutama memperlihatkan belajar tentang benda-benda
fisik. Anak-anak berkembang dari aktivitas refleks melalui perilaku berulang
sederhana ke perilaku meniru. Mereka mengembangkan rasa sebeb dan akibat
saat mereka mengarahkan perilaku terhadap objek.
2) Pra-operasional (usia 2-4 Tahun)
Karakteristik utama dari tahap praoperasional perkembangan intelektual adalah
egosentrisme, yang dalam pengertian ini tidak berarti keegoisan
ketidakmampuan untuk menempatkan diri di tempat orang lain. Anka-anak
disibukkan dengan symbol-simbol dalam bahasa, mimpi dan fantasi.
3) Fase intuitif (usia 4-7 tahun)
Anak-anak mulai mengelaborasi konsep dan membuat asosiasi sederhana antar
ide. Mereka baru mulai berurusan dengan masalah berat, panjang, ukuran dan
waktu. Penalaran juga bersifat transduktif karena 2 peristiwa terjadi bersamaan,
keduanya menyebabkan satu sama lain atau pengetahuan tentang satu
karakteristik yang dikirim ke yang lain.

B. PRINSIP GIZI BAYI DAN BALITA


1. Prinsip Gizi
Air susu ibu merupakan makan yang terbaik bagi bayi. Pada usia 4-6 minggu, bayi
perlu mengonsumsi lebih banyak air (150 ml/kg BB/hari). Kapasitas lambung pada saat
lahir terbatas, kira-kira 90 ml dengan waktu pengosongan pendek (2,5-3 jam) dan
peristaltik cepat. Bayi tidak dapat mencerna zat pati sampai usia kira-kira 3 bulan.
Kerentanan alergi makanan menurun antara usia 4-6 bulan (sistem imun matur)
Setelah usia 4-6 bulan, bayi harus mendapat makanan tambahan. Jumlah makanan
yang diberikan bergantung pada usia, berat badan, suhu lingkungan, aktivitas bayi, jenis
kelamin, dan keadaan sakit. Pemberian makanan dilakukan bertahap, baik dari porsi
makanan atau jenis makanan yang diberikan (lumat, lembek) sesuai usia bayi.
Manfaat zat gizi bagi bayi adalah untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal, serta untuk memelihara kesehatan bayi atau mencegah timbulnya berbagai
penyakit.
2. Kebutuhan Gizi Bayi
Anjuran pemenuhan kebutuhan energy bayi adalah 00-110 Kkal energy/kg BB/hari
dan memberikan setiap 3-4 jam. Sedangkan kebutuhan protein bayi adalah 2,2 g/kg
BB/hari pada usia kurang dari 6 bulan dan 2 g/kg BB/hari pada usia 6-12 bulan.
3. Komponen Nutrisi ASI terdiri dari:
a. Makronutrien
1) Air
ASI mengandung lebih dari 80% air dan mengandung semua air yang
dibutuhkan bayi baru lahir. Oleh karena itu, bayi yang mendapat cukup ASI
tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun cukup berbeda di suhu udara
panas. Kekentalan ASI sesuai saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih
kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan diare pada bayi
yang mendapat susu formula.
2) Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dari protein
susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan kasein.
Whey merupakan suatu koloid terlarut, sedangkan kasein merupakan koloid
tersuspensi. Berdasarkan perbedaan jenis kolois tersebut, whey tahan terdapat
suasana asam, lebih mudah larut dalam air, dan lebih mudah diserap oleh usus
bayi. Selain itu, whey mempunyai fraksi adam amino fenilanin, tirosin, dan
metonin lebih rendah disbanding kasein, tetapi dengan kadar taurin lebih tinggi.
Laktoferin mengikat zat besi dan mencegah pertumbuhan bakteri yang
memerlukan zat besi. IgA melindungi saluran cerna bayi dari infeksi, sedangkan
lisozim membunuh bakteri dengan merusak membrane bakteri. Kandungan
nitrogen (25% ASI) terdapat juga pada urea, asam urat, keratin, kreatinin, asam
amino, dan nukleotida, didominasi oleh asma glutamate dan taurin.
ASI juga lebih kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik
yang tersusun dari 3 jenis, yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat)
dibandingkan susu sapi. Selain itu, kualitas nukleotida ASI juga lebih baik.
Nukleotida mempunyai peran meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus,
merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus, serta meningkatkan
penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
3) Lemak
Sekitar setengah kalori dalam ASI adalah lemak. Bayi mendapatkan energinya
sebagian besar dari lemak. Kadar lemak tinggi juga dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Asam lemak dalam
ASI kaya akan asam palmitat, asam oleat, asam linoleat, dan asam alfa linolenat.
Tragliserida adalah bentuk lemak utama dengan kandungan antara 97-98%.
Profil lemak ASI berbeda dari profil lemak susu safi atau susu formula. Lemak
omega 3 dan 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan
dalam ASI; ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang di
antaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang
berperan pada perkembangan jaringan saraf dan retina mata. Susu sapi tidak
mengandung kedua komponen ini, karena itu hamper semua susu formula
ditambahi DHA dan ARA. Jumlah lemak total di dalam kolostrum lebih sedikit
dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi asam lemak rantai
panjang yang tinggi. Lemak ASI terdapat di hindlmilk (susu akhir); oleh karena
itu bayi harus menyusu sampai payudara kosong baru pindah ke payudara
lainnya.
4) Karbohidrat ASI adalah laktosa. Di dalam usus halus laktosa akan dipecah oleh
enzim lactase menjadi glukosa dan laktosa. Laktosa sangat penting untuk
perkembangan otak, meningkatkan penyerapan kalsium dan zat besi serta
diperluka untuk flora mikro di usus bayi. Kadar laktosa dalam ASI hamper 2 kali
lipat dibandingkan laktosa dalam susu sapi atau susu formula mencerna laktosa
(intoleransi laktosa) jarang pada bayi mendapat ASI; hal ini karena penyerapan
laktosa susu sapi atau susu formula
Karbohidrat utama dala
5) Karnitin
Kartining mempunyai peran membantu proses pembentukan energy untuk
mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin tinggi
terutama pada 3 minggu pertama menyusui, lebih tinggi di dalam kolostrum.
Konsetrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang
mendapat susu formula.
b. Mikronutrien
1) Vitamin
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor
pembekuan. Kadar vitamin K ASI seperempat kadar dalam susu formula. Bayi
yang hanya mendapat ASI berisiko perdarahan, walaupun angka kejadiannya
kecil.14 Oleh karena itu, bayi baru lahir perlu diberi suntikan vitamin K.
2) Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. dengan
menjemur bayi pada pagi hari, akan didapat tambahan vitamin D yang berasal
dari sinar matahari. ASI ekslusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar
sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena
kekuranga vitamin D
3) Vitamin E
Salah satu fungsi vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.14
Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan anemia hemolitik. Kandungan
vitamin E dalam ASI tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal
4) Vitamin A
Selain untuk kesehatan mata, vitamin A jugs mendukung
5) Vitamin larut dalam air
Hamper semua vitamin larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C
terdapat dalam ASI, kadarnya dipengaruhi makanan yang dikonsumsi ibu. Kadar
vitamin B1 dan B2 dalam ASI cukup tetapi kadar vitamin B6, B12, dan asam
folat mungkin rendah pada ibu gizi kurang. Vitamin B6 dibutuhkan pada tahap
awal perkembangan sistem saraf, oleh karena itu perlu ditambahkan pada ibu
yang menyusui; sedangkan vitamin B12 cukup didapat dari makanan sehari-hari,
kecuali ibu menyusui yang vegetarian.
6) Mineral
Mineral Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu
dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak dipengaruhi oleh
status gizi ibu. Mineral dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih
mudah diserap dibandingkan mineral dalam susu sapi. Mineral utama dalam ASI
adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan
rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darat. Walaupun kadar kalsium
ASI lebih rendah dari susu sapi, tingkat penyerapannya lebih besar, penyerapan
kalsium dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D, dan lemak.
Kandungan zat besi dalam ASI ataupun susu formula rendah serta bervariasi.
Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko lebih kecil untuk mengalami
kekurangan bayi yang disusui ekslusif selama 6 bulan pertama tanpa formula,
mempunyai risiko infeksi telinga, penyakit pernapasan dan diare lebih rendah
c. Membantu ikatan batin ibu dengan bayi. Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu
karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya; juga akan merasa aman dan
tentram, terutama karena masih mendengar detak jantung yang telah dikenalnya
sejak dalam kandungan.
d. Meningkatkan kecerdasan anak. ASI ekslusif selama 6 bulan akan menjamin
tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena
ASI mengandung nuttrien khusus yang diperlukan otak.
e. Bayi yang diberi ASI lebih berpotensi mendapatkan berat badan ideal
f. Menyusui dapat mencegah sudden infant death syndrome (SIDS); juga diperkirakan
dapat menurunkan risiko diabetes, obesitas, dan kanker tertentu.

Daftar Pustaka

Esme Anggeriyane, Yunike Mariani dkk, Tumbuh Kembang Anak, (2022) PT global Eksekutif
Teknologi. No 033.
https://books.google.com/books/about/Tumbuh_Kembang_Anak.html?
hl=id&id=5cilEAAAQBAJ
Amenda Paswida Sebayang, Rini Astuti Damanik, dkk, Gizi Daur Kehidupan, (2023). Pradina
Pustaka.
https://www.google.co.id/books/edition/Gizi_Daur_Hidup/caDTEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Prinsip+gizi+bayi+dan+balita&pg=PA59&printsec=frontcover

Anda mungkin juga menyukai