Anda di halaman 1dari 7

Hasil penelitian terbaru yang berhubungan dengan psikologi wanita.

Periodisasi Masa Remaja Masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:

1. Periode Masa Puber usia 12-14 tahun.


Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Ciri – cirinya:
a. Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi.
b. Anak mulai bersikap kritis dan merindu puja.
2. Masa Pubertas usia 14-16 tahun.
masa remaja awal.
Ciri – cirinya:
a. Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya.
b. suka meyembunyikan isi hatinya.
c. Memperhatikan penampilan.
d. Sikapnya tidak menentu/plin-plan
e. Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
f. Perbedaan sikap pemuda dengan sikap gadis.
3. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun:
peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen.
Ciri – cirinya:
a. Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum
tercapai sepenuhnya.
b. Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria.
4. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
a. Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis.
b. Mulai menyadari akan realitas.
c. Sikapnya mulai jelas tentang hidup.
d. Mulai nampak bakat dan minatnya.

Cara mengatasi gangguan psikologi pada saat menstruasi Pada saat menstruasi pasti akan
mengalami gangguan-ganguan yang terkadang dirasakan ringan dan bahkan sangat berat.

Gangguan ini antara lain mudah marah, cepat tersinggung, dll. Selain itu juga akan
mengalami gangguan fisik seperti misalnya adalah sakit perut, sakit pinggang, pusing dll. Bagi klien
yang mengalami gangguan ini maka sebaiknya setiap sesegera mungkin untuk berkonsultasi dengan
psikologi. Kenapa harus dengan psikolog karena gangguan menstruasi seperti sakit perut dsb itu,
merupakan hal yang wajar namun jika sudah masuk pada tahap mudah marah, mudah tersinggung
hal ini pasti akan mengganggu orang disekitarnya Terapi yang bisa dilakukan : Pendekatan terapeutik
/ konseling. Konseling adalah sebuah terapi yang berfungsi untuk memberikan dukungan dan
informasi pada perkembangan personal yang sedang berlangsung. Terapi ini akan berlangsung cukup
lama bisa mencapai 1-2 jam dalam setiap pertemuan. Diharapkan dengan adanya terapi konseling ini
maka seorang konselor diharapkan akan membantu sedikit untuk mengubah perilaku yang ada dan
mencoba membentuk perilaku yang baru. Seorang konselor harus yang kompeten dibidangnya dan
memiliki ketrampilan dan jika memberikan masukan adalah sesuatu yang nyata dan bisa dilakukan
oleh klien.
Pada ibu hamil

Kondisi Psikis Ibu Hamil Selama kehamilan ketenangan sangat berarti bagi ibu hamil, namun
pada umumnya ibu hamil merasakan sifat dan sikap yang menjadikan ibu hamil merasa sensitif.

Adapun psikis ibu hamil bisa berdampak pada janin, suami dan keluarga di masa mendatang. Kondisi
ini diantaranya :

a) Ketidak yakinan
Awal minggu kehamilan, wanita seringkali merasa tidak yakin dengan kehamilannya dan
berusaha untuk menginformasikan kehamilan tersebut. Hal ini disebabkan tanda-tanda fiik
kehamilannya tidak begitu jelas dan sedikit berubah. Fase ini, seorang wanita mengamati
seluruh bagian tubuhnya atas perubahan tubuhnya. Bentuk-bentuk ketidaknyamanan yang
terjadi pada trisemester pertama diantaranya kelelahan, perubahan nafsu makan, dan
kepekaan emosional, semuanya dapat menimbulkan konflik dan depresi.
b) Fokus Pada Diri Sendiri
Awal kehamilan pusat fikiran ibu terfokus pada dirinya sendiri, bukan pada janin. Ibu merasa
bahwa janin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ibunya, calon ibu juga mulai
berkeinginan untuk menghentikan rutinitas yang penuh tuntutan sosial dan tekanan agar dapat
menikmati waktu kosong tanpa beban. Banyak waktu yang dihabiskan untuk tidur.

c) Cendrung Malas

Penyebab wanita hamil cendrung malas disebabkan pengaruh perubahan hormon yang
sedang dialaminya sehingga perubahan tersebut akan mempengaruhi gerakan tubuh ibu,
seperti lebih letih sehingga cenderung menjadi lebih malas.

d) Mudah Cemburu
Ibu hamil merasa mulai cemburu terhadap suami tanpa alasan, sepeti jika pulang kerja telat
dan mulai bertanya-tanya. Faktor penyebabnya adalah akibat perubahan hormonal dan
perasaan tidak percaya pada perubahan penampilan fisiknya. Ibu hamil mulai meragukan
kepercayaan suaminya, seperti ketakutan ditinggal suaminya pergi dengan wanita lain.

e) Minta Perhatian Lebih


Perilaku ibu hamil sering menunjukkan sikap ingin minta perhatian. Tiba-tiba menjadi orang
yang manja dan ingin selalu diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami sedikit akan dapat
memicu tubuhnya merasakan nyaman dan pertumbuhan janin menjadi baik.
f) Stress
Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi sumber penyebab terjadinya
stress. Stress selama hamil mempengaruhi perkembangan fisiologis dan psikis bayi yang
dikandung.

Dampak Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil a. Korelasi Hormon dan Kepribadian Kehamilan
juga diartikan periode krisis, saat terjadinya gangguan dan perubahan identitas peran. Wanita hamil
merespons terhadap masa krisis dengan cara berbeda-beda menurut sifat dan situai kehidupan.

Definisi krisis merupakan ketidakseimbangan psikologis yang disebabkan situasi atau tahap
perkembangan. Awal perubahan psikologis wanita hamil yaitu periode syok, menyangkal, bingung,
dan sikap menolak. Persepsi wanita bermacammacam ketika mengetahui dia hamil, seperti
kehamilan adalah suatu penyakit, kejelekan atau sebaliknya memandang kehamilan sebagai masa
kreativitas dan pengabdian kepada keluarga. Sebenarnya, faktor penyebab terjadinya perubahan
psikis wanita hamil ialah korelasi faktor hormonal dan kepribadian faktor hormonal dan kepribadian.
Dr. Dwiana Octavianti Sp.OG mengatakan bahwa, faktor penyebab perubahan perilaku wanita hamil
yaitu meningkatnya produksi hormon progesteron. Hormon progesteron memengaruhi kondisi
psikisnya. Namun tidak selamanya pengaruh hormon progesteron menjadi dasar perubahan psikis,
melainkan juga kerentanan daya psikis seseorang atau lebih dikenal dengan kepribadian. Biasanya,
wanita hamil yang menerima atau bahkan sangat mengharapkan kehamilan akan lebih mudah
menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan. Berbeda dengan wanita hamil yang bersikap
menolak kehamilan. Mereka menilai kehamilan sebagai hal-hal yang memberatkan ataupun
mengganggu estetika tubuhnya seperti gusar karena perut menjadi buncit, pinggul besar, payudara
membesar, capek

Bentuk-bentuk Perubahan Psikis Ibu Hamil

a) Perubahan Emosional Perubahan emosional pada trisemester I ialah penurunan kemauan


seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati seperti depresi atau khawatir, ibu
mulai berfikir mengenai bayi dan kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk
penampilan diri kurang menarik.
b) Perubahan emosional trisemester II terjadi pada bulan kelima terasa nyata karena bayi
sudah mulai bergerak sehingga dia mulai memerhatikan bayi dan memikirkan apakah
bayinya akan lahir sehat. Rasa cemas ibu hamil akan terus meningkat seiring bertambah usia
kehamilannya.
c) Perubahan emosional trisemester III terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilannya
biasanya gembira bercampur takut karena kehamilan telah mendekati persalian.
Kekhawatiran ibu hamil biasanya seperti apa yang akan terjadi pada saat melahirkan, apakah
bayi lahir sehat, dan tugas-tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran. Pemikir dan perasaan
seperti ini sangat biasa terjadi pada ibu hamil. Sebaiknya kecemasan seperti ini dikemukakan
istri kepada suaminya.
d) Perasaan Ambivalen Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trisemester
pertama. Perasaan ambivalen wanita hamil berhubungan dengan kecemasan terhadap
perubahan selama masa kehamilan, rasa tanggung jawab, takut atas kemampuannya
menjadi orang tua, sikap penerimaan keluarga, masyarakat dan masalah keuangan. Perasaan
ambivalen akan berakhir seiring dengan adanya sikap penerimaan terhadap kehamilan
e) Perasaan Ketidaknyamanan Perasaan ketidaknyamanan sering terjadi pada trisemester
pertama seperti nausea, kelelahan, perubahan nafsu makan dan kepekaan emosional,
semuanya dapat mencerminkan konflik dan kepekaan emosional, semuanya dapat
mencerminkan konflik dan depresi. Deepak Chopra mengatakan bahwa, kegelisahan,
tertekan atau ketakutan, hormon stres dengan sendirinya mengalir melalui aliran darah dan
mengenai plasenta sang bayi.
f) Depresi Umumnya depresi sering terjdi dalam trisemester pertama. Depresi adalah
kemurungan atau perasaan tidak semangat yang ditandai dengan perasaan yang tak
menyenangkan, menurunnya kegiatan, dan pesimis menghadapi masa depan. Pada kasus
patologis, depresi merupkan reaksi yang ekstrem disertai oleh delusi ketidakpastian dan
perasaan putus asa. Penyebab timbulnya depresi ibu hamil ialah akibat perubahan hormonal
yang berhubungan dengan otak, hubungan dengan suami atau anggota keluarga, kegagalan
dan komplikasi hamil.

Sensitif Awal penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif ialah faktor hormon. Reaksi wanita
menjadi lebih peka, mudah tersinggung dan gampang marah. Apapun perilaku ibu hamil dianggap
kurang menyenangkan. Sebenarnya, perubahan ini pasti berakhir. Jangan sampai perubahan ini
merusak hubungan suami istri menjadi tidak harmonis. Oleh sebab itu, keadaan ini sudah
sepantasnya dipahami suami dan jangan dibalas dengan kemarahan karena akan menambah
perasaan tertekan. Perasaan tertekan akan berdampak buruk dalam perkembangan fisik dan psikis
bayi. c). d). e) Reva Rubin mengatakan bahwa, selama periode kehamilan hampir sebagian besar ibu
hamil sering mengalami kecemasan. Namun tingkat kecemasannya berbeda-beda dan tergantung
pada sejauh mana ibu hamil itu memersepsikan kehamilannya.

Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan ibu hamil biasanya berhubungan dengan berbagai
kondisi:

1. Kesejahteraan dirinya dan bayinya yang akan dilahirkan.

2. Pengalaman keguguran kembali (terutama)

3. Rasa aman dan nyaman selama masa kehamilan.

4. Penuaan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua.

5. Sikap memberi dan menerima kehamilan.

6. Keuangan keluarga.

7. Support keluarga dan tenaga medis.

Rasa cemas yang berlebihan dengan sendirinya menyebabkan ibu sakit. Hal ini bisa
menimbulkan bentuk penyakit lain bermunculan yang sebelumnya telah dideritanya. Kemudian,
perasaan cemas berkepanjangan dapat membuat ibu hamil tak bisa berkonsentrasi dengan baik dan
hilangnya rasa kepercayaan diri. Bahkan untuk beberapa ibu penderita cemas berat menghabiskan
waktunya dengn merasakan kecemasan sehingga mengganggu aktivitasnya.

Gejala-gejala cemas ibu hamil terlihat dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan berkomunikasi,
stres, sulit tidur, palpitas atau denyut jantung yang kencang, sering buang air kecil, sakit perut atau
diare, tangan berkeringat dan gemetar, kaki dan tangan kesemutan, kejang otot, sering pusing, dan
pingsan. Insomnia (sulit tidur) Sulit tidur adalah gangguan tidur yang diakibatkan gelisah atau
perasaan yang tidak tenang, kurang tidur, atau sama sekali tak bisa tidur. Gangguan tidur selalu
menyerang ibu hamil tanpa alasan yang jelas. Sebenarnya, gangguan tidur lebih banyak berkaitan
dengan masalah psikis, seperti kekhawatiran. Sulit tidur sering terjadi pada ibu-ibu hamil pertama
kali atau kekhawatiran menjelang kelahiran. Gejala-gejala insomnia dari ibu hamil dapat dilihat dari
sulit tidur, tidak bisa memejamkan mata, dan selalu terbangun dini hari. Penyebab insomnia yaitu
stres, perubahan pola hidup, penyakit, kecemasan, depresi, dan lingkungan rumah ramai. Dampak
buruk kurang tidur yaitu perasaan mudah lelah, tidak bergairah, emosi gampang meledak, stres, dan
denyut jatung.
PERAN BIMBINGAN KONSELING DALAM MENGURANGI KECEMASAN BAGI IBU HAMIL MENGHADAPI
PERSALINAN DI RSUD Dr. H. BOB BAZAR, SKM KALIANDA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-
tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 2019

Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan kehamilan : Terapi yang bisa
dilakukan adalah dengan cara konseling dan hal ini harus dilakukan dengan seorang psikolog atau
konselor. Konselor ini bisa siapa saja misalnya psikolog, bidan, dokter dll. Yang pasti yang ada
hubungan dengan gangguan yang dialami diharapkan akan bisa membantu mengurangi kecemasan
pada saat hamil

Pada ibu bersalin

Hal – hal yang mempengaruhi hubungan kecemasan dalam persalinan

1. Dukungan keluarga
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Pengetahuan
5. Usia

VOL. 3 NO.1 (2021) : Januari FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA
IBU BERSALIN FACTORS ASSOCIATED WITH ANXIETY IN MATERNITY MOTHERS Murdayah1 , Dewi
Nopiska Lilis2 , Endah Lovita3 1 Program Studi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Jambi2 Program
Studi ProfesiBidan Politeknik Kesehatan Jambi3Program Studi Kebidanan Politeknik Kesehatan Jambi

Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan persalinan : Pada masa persalinan
seorang wanita yang pasti akan mengalami kecemasan. Kecemasan-kecemasan pada wanita yang
akan mengalami persalinan adalah: Takut jika nantinya janin yang dilahirkan akan menjadi
meninggal, takut jika pada saat melahirkan si ibu akan meninggal,takut akan kesakitan dll. Terapi
yang bisa dilakukan pada saat ibu mau menghadapi persalinan : Konseling Konseling ini berfungsi
untuk mengurangi kecemasan yang muncul pada saat si ibu mau melahirkan, menciptakan suasana
dan kondisi yang sangat relaks pada ibu yang mau melahirkan, suport dan dukungan dari keluarga
dalam hal ini sangat penting terutama dukungan suami.

Pada ibu nifas

Tindakan yang dilakukan :pada masa pendemi covid – 19 banyak ibu hamil yang terkendala dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan,ibu merasa cemas Ibu hamil dan ibu nifas tidak bisa leluasa lagi
dalam melakukan kegiatan untuk keperluan perawatan kesehatannya.Terdapat banyak pembatasan
hampir ke semua layanan rutin, baik secara akses maupun kualitas, termasuk pembatasan dalam
pelayanan kesehatan perinatal, seperti adanya pengurangan frekuensi pemeriksaan kehamilan,
penundaan kelas ibu hamil, dan meskipun pelayanan perinatal tetap berjalan namun harus
mematuhi protokol Kesehatan. Pelaksanaan Pengabdian masyarakat dilakukan dengan dua
mekanisme yaitu Daring melalui group whats app dan luring dengan bimbingan tatap muka langsung
pada kelompok ibu-ibu dalam masa perinatal. Pertemuan melalui daring dilakukan sebagai antisipasi
dalam mengurangi kerumunan dan kontak dengan banyak orang mengingat pelaksanaan
pengabdian masyarakat berlangsung pada masa pandemic Covid-19. Pelaksanaan kegiatan
pengabdian melalui daring meliputi pembuatan group Whats App untuk seluruh ibu hamil dan pasca
bersalin yang mengalami permasalahan kecemasan selama kehamilan dan pasca salin yang bersedia
dilakukan bimbingan.

ANTISIPASI MASALAH KESEHATAN MENTAL PERINATAL PADA SITUASI PANDEMI COVID-19 MELALUI
SUPORT GROUP DI DESA SARI MEKAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG I Luh Mertasari1 ,
Wayan Sugandini2 , Ketut Espana Giri3,2019 , 1Prodi Kebidanan FK UNDIKSHA; 2Prodi Kebidanan FK
UNDIKSHA; 3Prodi Kebidanan FK UNDIKSHA Email: luh.mertasari@undiksha.ac.id

Cara mengatasi gangguan psikologi yang berhubungan dengan nifas : Cara yang bisa dilakukan
adalah dengan cara terapi komunikasi. Dimana pada saat masa nifas ini seorang wanita pasti akan
mengalami gangguan psikologis seperti misalnya adalah seorang ibu pasti akan merasa bahwa dia
tidak bisa melayani suaminya seperti biasanya karena takut akan terjadi perdarahan karena setelah
masa persalinan. Hal ini akan dirasa sangat penting karena pada masa ini seorang ibu juga
mengalami masa talking hold dimana jika dia ditinggal oleh suaminya maka dia akan merasa seorang
diri tidak ada yang mau membantu merawat bayinya. Maka dari itu, konseling dan dukungan dari
suami hal ini dirasakan sangat penting untuk mengurangi kecemasan ibu dalam menghadapi masa
nifas.

LANSIA

Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Terjadinya permasalahan fungsi fisik dan psikis pada lansia tersebut memungkinkan lansia
membutuhkan orang lain untuk mendukung dan membantunya melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari. Ketika lansia merasa terbatas pada kemampuan fisiknya, ia membutuhkan orang lain
untuk membantunya, ia merasa tidak berguna dan terhambat dalam mengaktualisasikan potensi
yang ia miliki untuk mencapai segala yang ia inginkan.

Usia lanjut pada umumnya mengalami berbagai perubahan. Perubahan tersebut antara lain adalah
kematian pasangan, kerusakan fungsi, dan penyakit kronik, sikap dan pandangan negatif terhadap
kondisi menua, masa pensiun, kematian keluarga dan teman, dan relokasi dari tempat tinggal
keluarga. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk
kesehatannya. Perubahan psikis para lansia meliputi perubahan dalam hal belajar, berfikir,
kreativitas, ingatan, rasa humor. Hal ini mengakibatkan lansia sering mengalami berbagai
masalahmasalah didalam kehidupannya dari segi kesehatan secara jasmani maupun rohani.

LANSIA ASIK, LANSIA AKTIF, LANSIA PODUKTIF Siti Raudhoh, Dessy Pramudiani Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Corresponding author email: siti.raudhoh@unja.ac.id

Cara mengatasi gangguan pada saat mengalami masa menopause : Konseling yang mana konseling
ini akan selalu berhungan dengan konselor.

Anda mungkin juga menyukai