Anda di halaman 1dari 11

MASALAH MASALAH DAN PENANGANAN TERHADAP PSIKOLOGI

PADA WANITA DIMULAI SAAT HAMIL, PERSALINAN DAN NIFAS

Oleh :

Nurlela Caniago

NIM: 1911176

INSTITUT KESEHATAN SUMATERA UTARA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN
MEDAN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Wanita dari remaja sampai usia sekitar empat puluh, menggunakan masa
kehamilan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Untuk menjadi seorang
ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari perasaan dirawat ibu menjadi seorang
ibu yang melakukan perawatan. Sebaliknya seorang dewasa harus mengubah
kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat
diprediksi, yang diciptakan seorang bayi. Nulipara atau wanita tanpa anak menjadi
wanita yang mempunyai anak dan multipara wanita yang memiliki anak menjadi
wanita yang memiliki anak – anak. Seiring persiapannya untuk menghadapi peran
baru, wanita tersebut mengubah konsep dirinya supaya ia siap menjadi orang tua
begitu pula sama halnya dengan suami. Suami siap – siap untuk menjadi seorang
ayah.
Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis
dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa
bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu dan dan bahwa dia sudah
memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak
jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam
kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikannya,
atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Wanita hamil secara ekstrim
rentan. Dia takut mati baik dirinya maupun bayinya, ini membuat banyak wanita
lebih bergantung dan menuntut. Inilah waktu paling tepat untuk memberikan
nasehat, seperti mencari dukungan baru.
Sebagai seorang bidan kita harus menyadari adanya perubahan perubahan
tersebut pada wanita hamil agar dapat memberi dukungan dan memperhatikan
keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan – pertanyaan. Maka dari itu
makalah ini dibuat karena masih banyak masyarakat yang bingung, merasa sendiri
dan sulit untuk memutuskan sesuatu yang terbaik bagi janin dan ibunya sehingga
semua itu dapat mengganggu kehamilannnya atau janin ibu bahkan mungkin ibu.
B.     Tujuan
Agar Mahasiswa dapat mengetahui masalah masalah dan penanganan terhadap
psikologi pada wanita dimulai saat hamil, persalinan dan nifas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1         Pengertian
Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam
arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi
tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak,
tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa / mental
tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga
Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku dan proses mental.
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dianggap sebagai
waktu krisis yang di akhiri dengan kelahiran bayi. Selama kehamilan kebanyakan
ibu mengalami perubahan psikologis dan emosional. Perubahan psikologis dan
emosional ini tampaknya berhubungan dengan perubahan biologis yang dialami
ibu selama kehamilan. emosi ibu hamil cenderung labil. reaksi yang ditunjukkan
terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan mudah berubah-ubah. Ibu hamil
sangatlah sensitif dan rapuh. Banyak ketakutan yang muncul akan bahaya yang
mungkin saja terjadi pada diri ibu maupun janinnya.
Ketakutan yang tidak mendasar ini mungkin disebabkan oleh perubahan yang
terjadi pada tubuhnya, tampaknya ia tidak bisa dikendalikan dan proses hidupnya
berubah dan tidak dapat di kembalikan lagi. Inilah saat ibu hamil memerlukan
saran, dorongan, pengarahan dan bantuan dari orang-orang di sekitarnya.
2.2         Macam-macam masalah psikologis pada masa kehamilan
Dalam kehamilan juga terdapat berbagai macam gangguan psikologis
kehamilan yaitu:
1.        Gangguan obsesif atau kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat
dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap,
pikiran atau impuls yang tidak masuk akal, misalnya keinginan. Kompulsi adalah
tingkah laku yang berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi.
Tingkah laku kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang
nyata pada wanita hamil.
2.        Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar atau gangguan manic ditandai oleh periode euphoria, atau
iritabel yang jelas, hiperaktifitas, insomnia, banyak bicara, tidak bias memusatkan
perhatian dan harga diri yang berlebihan. Baik gangguan depresi maupun episode
manic bias disertai gambaran psikotik, misalnya ; halusinasi auditorik maupun
ide-ide delusi, 15-25% diantara wanita pernah mengalami depresi selama
hidupnya. Insidens gangguan bipolar atau gangguan manic ±0,5-1,5%. Insidens
depresi mayor dan gangguan manic cenderung meningkat pada periode
pascapersalinan. Ada dua gejala yaitu :
1.          Gejala gangguan depresi lain
a.         Wajah murung.
b.        Cengeng.
c.         Gelisah dan iritabilitas meningkat.
d.        Sulit konsentrasi.
e.         Ragu-ragu.
f.         Sering lupa.
g.        Timbul ide kematian dan bunuh diri biasa ditemukan pada depresi mayor.
2.         Gejala umum mania
a.         Ketidakstabilan mood dengan adanya peralihan mood yang cepat dari kemarahan
dan depresi.
b.        Cara bicara mania sangat cepat, keras dan sulit dipotong.
3.        Skizofrenia
Merupakan gangguan pikiran, persepsi seperti : halusinasi pendengaran,
waham kesabaran, asosiasi longgar dan bicara kacau. Selama fase akut, kehamilan
dan skizofrenia sering mengalami eksaserbasi gejala psikotik, waham cenderung
aneh dan ada hubunganya dengan perubahan fisik dan pergerakan janin pada
kehamilan. Halusinasi pendengaran mempengaruhi langsung suara
mengintruksikan memukul perut supaya janin keluar. Wanita hamil dengan
adanya psikotik menolak kehamilannya sampai melahirkan.
4.        Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian adalah hasil dari pengggunaan mekanisme pertahanan
yang tidak cukup, stereotipi dan mal adaptasi yang kronis. The Diagnostic and
Statistical Manual membagi 3 jenis kepribadian :
a.         Paranoid, schizoid dan gangguan kepribadian skizotipal khas diketahui dari
keganjilan atau keeksentrikannya.
b.         Histerik, narkistik, antisocial dan gangguan borderline cirri khasnya timbul
secara dramatis.
c.         Menghindar, tergantung, kompulsif dan kepribadian pasif-agresif ditandai dengan
ketakutan dan kecemasan. Faktor genetic dan lingkungan penting dalam
timbulnya penyakit ini dimana prevalensinya mungkin setinggi 20% individu
yang menderita mengenali maasalahnya dan berobat.
2.3 Penanganan masalah Psikologis Ibu Hamil
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan
bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Untuk itu ibu-
ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi
psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik
pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa
kehamilannya.
Berikut beberapa kiat yang dapat menyeimbangkan kondisi  psikologis saat
ibu sedang mengandung:
1.        Informasi
Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat
akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang
sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
Komunikasi dengan suami,bicarakanlah  perubahan yang terjadi pada diri Anda
selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi
perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak  jarang jika Anda
mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis
yang dibutuhkan.
2.         Rajin chek up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan
terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani. Jangan lupa, ajaklah
suami saat  berkonsultasi ke dokter atau bidan.
3.        Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi
perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan
janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-
obatan yang tidak dianjurkan  bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti
gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi
perkembangan kecerdasan otak  janin.
4.        Jaga Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian
yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang  berbadan dua. Jangan lupa
untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan
untuk memperlancar persalinan.
5.        Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki
masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan
yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
6.        Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan
maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar
memusatkan perhatian,  berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
7.        Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Atau sesuai dengan yang di sarankan oleh Bidan atau
Dokter.
2.4  Macam-macam gangguan pada masa persalinan
1.     Gelisah dan takut menjelang persalinan terdiri dari :
a.       cemas terhadap proses persalinan
b.      cemas terhadap kondisi bayi
c.       cemas menghadapi rasa sakit
d.      cemas terhadap mitos-mitos   
e.       takut mati
2.      Gangguan bounding attachment
Pengertian bounding attachmet/ keterikatan awal/ ikatan batin adalah suatu
proses dimana sebagai hasil dari interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua
yang bersifat saling mencintai, memberikan keduanya pemenuhan emosional dan
saling membutuhkan

2.5  Penanganan gangguan psikologi pada ibu bersalin


Adapun cara-cara mengatasi masalah psikologis pada saat persalinan, yaitu:
a.       Kegiatan konseling pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan
kepada ibu yang akan melahirkan. Adapun langkah-langkah konseling kebidanan
pada ibu melahirkan seperti: 
1)      Menjalin hubungan yang mengenakan (rapport) dengan klien.
2)      Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dukungan yang
positif.
3)      Kehadiran  
Merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi
semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total kepada klien. Bidan
dalam memberikan pendampingan klien yang bersalin difokuskan secar fisik dan
psikologis.
4)      Mendengarkan       
Bidan selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan klien.
5)      Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin          
Sentuhan bidan terhadap klien akan memberikan rasa nyaman dan dapat
membantu relaksasi. Misalnya: ketika kontraksi pasien merasakan kesakitan,
bidan memberikan sentuhan pada daerah pinggang klien. Sehingga pasien akan
merasa nyaman.
6)      Memberikan informasi tentang kemajuan persalinan         
Merupakan upaya untuk memberikan rasa percaya diri pada klieb bahwa klien
dapat menyelesaikan persalinanya.           
7)      Memandu persalinan          
Misalnya : bidan menganjurkan klien meneran pasa saat his berlangsung
8)      Mengadakan kontak fisik dengan klien     
Misalnya: mengelap keringat, mengipasi , memeluk pasien, menggosok klien.
9)      Memberikan pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya
Misalnya : bidan mengatakan: “bagus ibu, pintar sekali menerannya”.
10)  Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran anaknya dan
mengatakan ikut berbahagia     
b.      Bila diperlukan alternatif pilihan yaitu melahirkan tanpa rasa sakit
dengan metode relaksasi Hypnobrithing.     
Hypnobrithing adalah suatu hipnoterapi yang dilakukan dengan melakukan
kontak langsung dengan alam bawah sadar sehingga mencapai kondisi rileks yang
mendalam dan stabil, kita akan mampu menanamkan suatu program atau konsep
baru yang secara otomatis akan mempengaruhi kehidupan dan tindakan kita
sehari-hari.
c.       Menggunakan media air guna mengurangi rasa sakit, seperti metode
Water Birth
2.6 Masalah Psikologis pada Masa Nifas
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah
melahirkan dan berlangsung 30 hari. Depresi post partum pertama kali ditemukan
oleh Pitt pada tahun 1988. Depresi post partum adalah depresi yang bervariasi dari
hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan , mudah marah, gangguan nafsu
makan, dan kehilangan libido. Tingkat keparahan depresi post partum bevariasi.
Keadaan ekstrim yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami kesedihan
sementara yang berlangsung sangat cepat pada masa awal post partum, yang
disebut dengan “ baby blues/ maternity blues”. Gangguan post partum yang paling
berat disebut “psikosis/psikosa post partum atau melankolia”. Diantara dua
keadaan ekstrim tersebut terdapat keadaan yang mempunyai tingkat keparahan
sedang yaitu “depressi post partum/neurosa post partum” . (Regina , 2011)
1. Baby Blues
Post partum blues merupakan problem psikis sesudah melahirkan seperti
kemunculan kecemasan,labilitas persaan dan depresi pada ibu .
Diperkirakan hampir 50-70% seluruh wanita pasca melahirkan akan
mengalami baby blues atau post natal syndrome yang terjadi pada hari ke-4 -10
pasca persalinan.
2.7 Penanganan masalah pada masa nifas
Penanganan gangguan mental pasca persalinan pada prinsipnya tdak
berbeda dengan penanganan gangguan mental pada momen-momen lainnya. Para
ibu yang mengalami post partum blues membutuhkan pertolongan yang
sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga
kebutuhan fisik lainnya yang harus juga di penuhi.
Cara untuk mengatasinya,antara lain : komunikasikan segala
permasalahan atau hal lain yang ingin di ungkapkan ; bicarakan rasa cemas yang
di alami ;bersikap tulus ikhlas dlam menerima aktifitas dan peran baru setelah
melahirkan ; bersikap fleksible dan tidak terlalu perfectsionis mengurs bayi dan
rumah tangga ; belajar tenang dan menarik nafas panjang meditasi ; kebutuhan
istrahat yang cukup ,tidurlah ketika bayi sedng tidur ; berolhraga ringan
;bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru ; dukungan tenaga kesehatan ;
dukungan suami ,keluaraga ,teman, teman sesama ibu,konsultasikan pada dokter
atau orang yang professional agar dapat meminimalisir factor risiko lainnya dan
melakukan pengwasan
BAB III
KESIMPULAN

Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik


biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dianggap sebagai
waktu krisis yang di akhiri dengan kelahiran bayi. Selama kehamilan kebanyakan
ibu mengalami perubahan psikologis dan emosional. Perubahan psikologis dan
emosional ini tampaknya berhubungan dengan perubahan biologis yang dialami
ibu selama kehamilan. emosi ibu hamil cenderung labil.
Gangguan psikologi ibu pada masa persalinan merupakan hal yang wajar
terjadi pada setiap ibumenjelang persalinannya,  namun ibu bersalin memerlukan
bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat menerima keadaan
yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga ia dapat
beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis
selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pendamping atau penolong persalinan.
Gangguan psikologis masa nifas yaitu dimana ibu nifas usdah mampu
menyesuiakan diri dengan perubah-perubahan yang terjadi setelah melahirkan.
Gangguan psikologis pada masa nifas terbagi menjadi : post partum blues (baby
blues)

Anda mungkin juga menyukai