Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan

sendirinya,tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang

membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan,pertolongan

dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai( Manuaba,1998,dikutip dalam buku

prawirohardjo psikologi kehamilan,2001). Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh

perempuan dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-

minggu atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan,baik dari segi fisik maupun segi

psikologis.

Sebagian perempuan berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian

lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan

psikologis dengan berbagai gejala atau sindrom. Salah satu yang harus dipersiapkan

ibu menjelang persalinan yaitu hindari kepanikan dan ketakutan dan bersikap tenang,

dimana ibu hamil dapat melalui saat-saat persalinan dengan baik dan lebih siap serta

meminta dukungan dari orang-orang terdekat,perhatian dan kasih sayang tentu akan

membantu memberikan semangat untuk ibu yang akan melahirkan. Keluarga baik

dari orang tua maupun suami merupakan bagian terdekat bagi calon ibu yang dapat

memberikan pertimbangan serta bantuan sehingga bagi ibu yang akan melahirkan
2

merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih tabah dan lebih siap dalam menghadapi

persalinan dan pasca bersalin.

Pada proses bersalin juga membutuhkan dukungan yang lebih dari keluarga

dekat karena ibu pasca bersalin memiliki tingkat emosional yang lebih sensitif

sehingga dapat menimbulkan beberapa kejadian yang berkaitan dengan gangguan

psikologis dalam persalinan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami jadikan sebagai rumusan

masalah adalah :

1. Apakah yang dimaksud dengan psikologi persalinan?

2. Bagaimanakah perubahan psikologi persalinan?

3. Bagaimana mengatasi masalah yang ditimbulkan dari adaptasi psikologi

dalam persalinan

C. Tujuan Masalah

1. Menjelaskan psikologi persalinan

2. Menjelaskan adaptasi psikologi persalinan

3. Mengatasi masalah yang timbul dari adaptasi psikologi dalam persalinan


3
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Psikologi persalinan

Persalinan merupakan awal dan akhir,puncak dari semua yang telah terjadi

dari mulai masa pembuahan. Mudah tidaknya proses persalinan akan berpengaruh

terhadap kehidupan prenatal setelahnya. Selama menuju proses persalinan, akan

terjadi peningkatan hormon estrogen yang dramatis untuk merangsang uterus agar

terus berkontraksi. Servik pun menjadi lebih fleksibel. Jika sebelumnya seluruh

proses berupa sirkulasi darah, suhu, makanan, kotoran dsb,melalui tubuh ibu, setelah

kelahiran semua akan dialami mandiri oleh bayi yang dilahirkan. Seluruh sirkulasi

bayi harus beroperasi secara mandiri ( janiwarty,2013).

Mendekati persalinan, seorang ibu akan mengalami kegelisahan dan

ketidaknyamanan yang sangat besar. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kualitas

mental ibu.kondisi ini didukung pula oleh bertambahnya bobotn berat. Kondisi

psikologi lain yang muncuk adalah perasaan takut. Sekalipun persalinan adalah

peristiwa alamiah dan fisiologis yang normal,tetap saja melahirkan berdampak pada

pendarahan dan kesakitan yang luar biasa, serta menimbulkan ketakutan akan

kematian,baik ibu maupun bayinya. Berbagi macam perasaan dan emosi muncul pada

ibu saat hendak akan mengalami persalinan. Untuk itu, dukungan psikologis dari

suami,keluarga dan tenaga kesehatan yang menangani persalinan sangat dibutuhkan

bagi ibu jelang persalinan.


5

2.2 Adaptasi Psikologi Persalinan

Pada kala I persalinan, terjadi kontraksi uterus dengan frekuensi dan intensitas

lama sehingga terjadi penipisan dan pembukaan dari serviks sampai pembukaan

lengkap 10 cm. Perubahan psikologis pada ibu sewaktu fase laten, dimana ibu merasa

khawatir, sedikit cemas, tetapi masih bisa diajak komunikasi dan diberikan arahan

sebelum persalinan berlangsung.

Pada kala II persalinan, ibu sudah dapat mengontrol dirinya kembali,

merasakan tekanan-tekanan nyeri selama kontraksi, merasa lelah, dan gelisah. Pada

kala III persalinan, nyeri mulai berkurang dan saat pelepasan plasenta ibu merasa

gelisah, lelah, dan ingin segera melihat bayinya. Pada kala IV persalinan, setelah

kelahiran bayi dan plasenta dengan segera ibu akan meluapkan perasaan untuk

melepaskan tekanan dan ketegangan yang dirasakannya, dimana ibu mendapat

tanggung jawab baru untuk mengasuh dan merawat bayi yang telah dilahirkannya

(Cunningham, 2005, hlm. 360).

1. Kekhawatiran

Kkhawatiran yang dimaksud disini adalah kekhawatiran terhadap proses

kelahiran dimana wanita tersebut membayangkan jika bayi yang akan

dilahirkan akan mengalami cacat jasmani ataupun rohani. Proses

persalinan memang tidak bisa dipisahkan dari kondisi biologis dan

psikologis seseorang. Rasa mual,lelah,susah tidur,sesak nafas dan berbagai


6

gangguan lainnya dapat menambah ketegangan dan ketakutan yang

dialami oleh ibu menjelang proses persalinan.

2. Takut mati

Meskipun persalinan adalah proses yang wajar dan normal, namun fakta

ini tidak lantas membuat wanita tidak membayangkan ketakutannya dalam

menjalani proses persalinan setiap proses kelahiran yang akan dijalani

oleh setiap wanita akan selalu disertai dengan pendarahan yang hebat dan

kesakitan yang luar biasa. Dari sebab inilah, muncul ketakutan-ketakutan

yang berlebihan seperti takut mati baik kematian sendiri ataupun kematian

calon bayi yang akan dilahirkannya.

3. Trauma akan kelahiran

Trauma kelahiran ini berupa rasa ketakutan seorang ibu berpisah dengan

bayinya. Wanita menjelang proses kelahiran mengalami rasa trauma untuk

takut akan kelahiran bayi kemudian terpisah dari ibunya. Mungkin ini

jarang terjadi tetapi mungkin juga bisa dialami oleh calon ibu yang

mengalami trauma akan kelahiran.

4. Perasaan bersalah

Berkaitan dengan faktor psikologis terhadap persalinan yang kedua yaitu

takut mati, rasa bersalah ini jugalah yang mempengaruhi ketakutan akan

mati tersebut. Wanita yang sedang menuju persalinan sering merasa

dikejar-kejar oleh rasa bersalah. Untuk menghindari perasaan bersalah ini


7

biasanya wanita akan lebih suka dan yakin jika menjelang pross

persalinannya dapat didampingi oleh ibu atau neneknya. Kehadiran

mereka dapat sedikit memberikan ketenangan dan mengurangi rasa

bersalah yang dialami wanita menjelang persalinan.

5. Kecemasan

Kecemasan adalah faktor psikologis yang menunjukkan sebuah perasaan

dan keadaan emosional yang dimiliki seseorang ketika akan menghadapi

kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Begitu pula dengan wanita, ia

akan merasakan kecemasan menjelang proses kelahiran.

6. Gelisah

Rasa gelisah bisa timbul akibat ketakutan karena keseringan mendengar

cerita mengerikan tentang pengalaman proses persalinan yang dialami

orang lain sehingga menimbulkan seorang wanita berfikir bahwa proses

persalinan adalah sebuah proses yang sangat menakutkan.

Mungkin gelisah ini tidak terlalu dialami oleh wanita yang pernah

mengalami persalinan,namun bagi wanita yang belum mengalami

persalinan,rasa gelisah ini adalah salah satu faktor psikologis yang juga

mempengaruhi persalinan seseorang.wanita akan menjadi tidak tenang dan

sangat gelisah sehingga mereka membutuhkan pendamping untuk

menanamkan kepercayaan diri untuk mengubah pandangan bahwa

persalinan adalah peristiwa menakutkan.


8

7. Narsistis

Narsistis adalah suatu keinginan yang timbul ditunjukkan melalui

kecendrungan seorang wanita yang ingin cepat melahirkan bayinya

semata-mata ketidaksabarannya melihat sang buah hati. Penyebab narsistis

adalah :

- Pikiran mengenai calon bayi yang akan menjadi objek tumpuan kasih

- Beban fisik karena membesarnya bayi dalam kandungan

8. Stress

Stress yang dialami seorang ibu menjelang proses persalinan tiudak hanya

berdampak pada diri seniri, namun juga berefek pada calon bayi. Wanita

menjelang proses persalinan akan tampak sangat stres akibat akumulasi

dari rasa ketakutan dan kekhawatiran yang berlebih mngenai persalinan.

Efek dari stres akan sampai terbawa pada pasca persalinan dan berdampak

pada terganggunya proses produksi ASI.

9. Konflik Batin

Minggu-minggu terakhir menjelang proses persalinan akan terjadi banyak

konflik batin antara mempertahankan janin yang dikandungnya atau

segera melahirkannya. Keinginan mempertahankan bayi ini diakibatkan

dari perasaan melindungi janin yang sudah terbiasa dilakukan sejak masa

kehamilan awal. Wanita akan terdorong untuk memperlambat


9

persalinannya walaupun sebenarnya tidak semua wanita akan mengalami

fase ini.

10. Sedih sekaligus bahagia

Semua orang tahu bahwa persalinan adalah peristiwa terhebat yang

dialami oleh seorang wanita tangguh di dunia ini. Kita bisa merasakan dua

sisi perasaan yang berlawan saat menjalani persalinan yaitu sedih tetapi

bahagia. Ini merupakan puncak dari semua faktor psikologis terhadap

persalinan. Seseorang yang berada diam masa menjelang persalinan

memang akan dibarengi dengan perasaan sedih akibat rasa sakit yang luar

biasa ditambah dengan rasa takut,khawatir,cemas, namun disatu sisi

mereka juga akan merasakan kebahagiaan yang amat dalam karena akan

segera mendapatkan buah hati.

2.3 Mengatasi masalah yang timbul dari adaptasi psikologi dalam persalinan

a. Rutin periksa ke dokter/Psikolog dan konseling kebidanan

b. Selain bertanya pada dokter, rajinlah untuk menggali informasi dari

luar seperti melalui internet, cerita teman, mjalah dan sebagainya

c. Selalu minta pendampingan orang terdekat terlebih suami atau sahabat

A. Konseling
10

Konseling adalah hubungan yang profesional antara konselor yang terlatih

dengan klien (pasien). Konseling kebidanan merupakan salah satu bentuk

pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi

interaksi yang mendalam. Konseling kebidanan merupakan upaya pemecahan

masalah, pemenuhan kebutuhan emosi, perubahan tingkah laku, ataupun sikap

dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan. Tujuan dari konseling adalah

sebagai usaha mencapai kesehatan psikologi yang positip, memecahkan

masalah guna meningkatkan efektifitas pribadi individu pasien, membantu

perubahan diri pada individu yang bersangkutan, membantu dalam mengambil

keputusan yang tepat dan cermat, dan mencapai adanya perubahan perilaku

dari pasien, yang semula kurang menguntungkan menjadi menguntungkan.

B. Kolaborasi dengan Psikolog

Dalam mengatasi gangguan psikologis, semestinya ditinjau dari tingkat

gangguan psikologis yang dialami pasien. Artinya, seoarang bidan sebaiknya

melibatkan para ahli di bidangnya, sesuai dengan gangguan psikologis yang

diderita pasien. Tujuannya adalah agar risiko upaya penyembuhan gangguan

psikologis dapat diminimalisir dan pelayanan kesehatan lebih optimal.

C. Mengatasi rasa takut jelang melahirkan

Ketidaksiapan ibu bisa jadi dari faktor ekonomi,sosial, maupuin dari sisi

psikologisnya. Adanya konflik pribadi yang bertentangan dengan nilai-nilai


11

sosial juga dapat menjadi penyebab rasa takut jelang melahirkan.ibu juga

dapat merasakan takut jelang melahirkan dikarenakan ketakutan jika anak

yang dilahirkannya cacat atau dalam keadaan patologis. Adanya ketakutan

bahwa bayinya akan bernasib buruk karena dosa-dosa yang dilakukan ibu di

masa lalu juga dapat menjadi penyebab rasa takut jelang melahirkan.

Pada saat menghadapi pasien dengan ketakutan yang amat jelang

melahirkan, bidan harus memberikan pengertian pada pasien agar tetap rileks

dan santai. Bidan perlu memberikan edukasi pada pasien tentang perubahan

psikis maupun psikologis yang bisa saja/normal munjul menjelang persalinan.

Bidan juga harus memberikan dukungan pada pasien, bahwa dirinya mampu

menjadi ibu yang kuat dan dapat melalui proses persalinan dengan lanacar.

Sesekali, bidan perlu memberikan sentuhan-sentuhan kecil pada bahunya

untuk menambah rasa percaya diri pasien.

Tindakan lain yang dapat dilakukan bidan harus menghargai pasien

sebagai manusia yang bermartabat, sehingga harus memberikan pelayanan

makasimal. Selain itu, bidan juag dilarang memarahi atau menghina pasien.

Bidan perlu meminta dukungan pada suami dan keluarga ibu hamil yang

hendak melahirkan untuk mendukung pasien baik secara moril, materiil, dan

psikologis.

Ibu yang mengalami ketakutan jelang melahirkan juga perlu didorong

untuk dapat menerima seluruh keadaan secara rasional dan menghilangkan

pikiran negatif yang muncul. Ibu hamil yang ketakutan jelang melahirkan
12

perlu melakukan sejumlah tindakan untuk meminimalisir rasa takut tersebut.

Sejumlah tindakan tersebut diantaranya adalah harus dapat melakukan kontrol

diri, menarik nafas panjang, mencoba untuk rileks, menerima keadaan secara

rasional, dan meminta dukungan suami beserta seluruh keluarga. Ibu harus

yakin dan percaya bahwa bayi yang dilahirkan nantinya adalah bayi yang

sehat. Rasa takut jelang melahirkan juga dapat diatasi dengan berserah diri

kepada Tuhan dan memasrahkan seluruh kehidupan pada Tuhan. Ibu juga

perlu berhenti menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain atas terjadinya

masalah apapun. Selain itu,untuk mengurangi rasa takut dan cemas, ibu perlu

melakukan gerakan-gerakan kecil dari anggota badan.


13

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses

melahirkan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama pada

ibu primipara, dimana mereka belum memiliki pengalaman melahirkan. Rasa cemas,

panik, dan takut yang melanda ibu dengan semua ketidakpastian serta rasa sakit yang

luar biasa yang dirasakan ibu dapat mengganggu proses persalinan dan

mengakibatkan lamanya proses persalinan. Seorang ibu harus didampingi orang

terdekat saat menghadapi persalinan. Konseling kebidanan dan koloborasi dengan

psikolog sangat perlu bagi ibu dengan cemas dan rasa takut yang berlebih.

3.2 SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dan kita sebagia bidan dapat

mengambil mnafaat dari topik makalah ini, karena banyaknya ilmu pengetahuan

yang sangat penting diketahui oleh ibu. Bidan dapat mengembangkan dan

menerapkan dinamika psikologi pada wanita masa pasca persalinan baik dalam

praktik klinik ataupun kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai