atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat hidup didunia luar. Persalinan normal
(WHO) adalah dimulai secara spontan (dengankekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir),
beresiko rendah pada awalpersalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
antara 37-42minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.Asuhan
yang dapat diberikan bidan kepada ibu adalah memberikaninformasi, memberikan dorongan
semangat, menyiapkan ruangan untukpersalinan, teman yang mendukung, mobilisasi, makan
dan minum selamapersalinan, buang air kecil dan besar, kenyamanan, dan kebersihan
(Depkes RI,2000).
1) tingkat psikologis; kecemasan yang berwujud sebagai gejala‐gejala kejiwaan, seperti tegang,
bingung, khawatir, sukar konsentrasi, perasaan tidak menentu dan sebagainya,
2) tingkat fisiologis; kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala‐gejala fisik,
terutama pada sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar‐debar, gemetar, perut mual,
dan sebagainya.
Sue, dkk (dalam Kartikasari, 1995) menyebutkan bahwa manifestasi kecemasan terwujud dalam
empat hal yaitu :
1) Manifestasi kognitif, yang terwujud dalam pikiran seseorang, seringkali memikirkan tentang
malapetaka atau kejadian Universitas Sumatera Utara buruk yang akan terjadi,
2) Perilaku motorik, kecemasan seseorang terwujud dalam gerakan tidak menentu seperti gemetar,
3) Perubahan somatik, muncul dalam keadaan mulut kering, tangan dan kaki kaku, diare, sering
kencing, ketegangan otot, peningkatan tekanan darah dan lain‐lain. Hampir semua penderita
kecemasan menunjukkan peningkatan detak jantung, peningkatan respirasi, ketegangan otot,
peningkatan tekanan darah dan lain‐lain,
Kecemasan menjelang persalinan umum dialami oleh ibu (Hasuki, 2005). Meskipun persalinan
adalah suatu hal yang fisiologis, namun didalam menghadapi proses persalinan dimana terjadi
serangkaian perubahan fisik dan psikologis yang dimulai dari terjadinya kontraksi rahim, dilatasi jalan
lahir, dan pengeluaran bayi serta plasenta yang diakhiri dengan bonding awal antara ibu dan bayi
(Saifuddin, 2001)
Proses persalinan yang normal berlangsung kira‐kira 18 jam pada ibu primigravida (ibu dengan
kelahiran anak pertama) yang melewati empat kala (kala I – IV) dengan durasi yang berbeda pada
masing‐masing kala. Kala I dimulai dari munculnya tanda – tanda persalinan seperti perut terasa
mules, pinggang nyeri akibat adanya kontraksi rahim yang semakin lama semakin sering dan dengan
durasi yang semakin panjang, sehingga terjadi penipisan dan pembukaan serviks lengkap (10 cm)
yang berlangsung sekitar 14 jam. Kala II dimulai dari pembukaan lengkap Universitas Sumatera Utara
sampai janin lahir yang berlangsung sekitar 2 jam, kala III dimulai dari segera setelah bayi
lahir sampai plasenta lahir yang berlangsung kira – kira 30 menit, dan kala IV dimulai dari segera
setelah plasenta lahir sampai 2 jam setelahnya (Wiknjosastro, 1999).
Beberapa determinan terjadinya kecemasan pada ibu bersalin, antara lain : 1) cemas sebagai
akibat dari nyeri persalinan, 2) keadaan fisik ibu, 3) riwayat pemeriksaan kehamilan (riwayat ANC),
4) kurangnya pengetahuan tentang proses persalinan, 5) dukungan dari lingkungan sosial
(suami/keluarga dan teman) serta latar belakang psikososial lain dari wanita yang bersangkutan,
seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, sosial ekonomi
(Aryasatiani, 2005).
Secara epidemiologis, kecemasan dapat terjadi pada semua persalinan baik pada persalinan
primigravida maupun multigravida. Felman et al (dalam Aryasatiani, 2005) dalam penelitiannya
menemukan lebih dari 12 % ibu‐ibu yang pernah melahirkan mengatakan bahwa mereka mengalami
cemas pada saat melahirkan dimana pengalaman tersebut merupakan saat‐saat tidak menyenangkan
dalam hidupnya. Rasa takut dan sakit menimbulkan stress yang mengakibatkan pengeluaran
adrenalin. Hal ini mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah yang
membawa oksigen ke rahim sehingga terjadi penurunan kontraksi rahim yang akan menyebabkan
memanjangnya waktu Universitas Sumatera Utara persalinan. Hal ini kurang menguntungkan bagi ibu
maupun janin yang berada dalam rahim ibu (Aryasetiani, 2005). Penelitian yang berkaitan
dengan kejadian persalinan lama, 65% disebabkan karena kontraksi uterus yang tidak efisien.
Menurut Old et al (2000), adanya disfungsional kontraksi uterus sebagai respon terhadap kecemasan
sehingga menghambat aktifitas uterus. Respon tersebut adalah bagian dari komponen psikologis,
sehingga dapat dinyatakan bahwa faktor psikologis mempunyai pengaruh terhadap terjadinya
gangguan proses persalinan. Takut biasanya dialami pada hal – hal yang belum diketahui ibu
sehingga ibu tidak siap untuk melahirkan atau persalinan tidak sesuai dengan jadwal, ibu akan
mengalami kelelahan, tegang selama kontraksi dan nyeri yang luar biasa sehingga ibu menjadi cemas.
Kecemasan juga bisa terjadi karena pengalaman buruk kerabat atau teman tentang persalinan dan
kenyataan bahwa kehamilan yang beresiko juga menyebabkan ibu tidak siap menghadapi persalinan.
Tenaga medis dan situasi tempat yang tidak bersahabat dapat mempengaruhi rasa nyaman ibu untuk
melahirkan. Terkadang hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya dibandingkan fisik. Sering juga
terjadi baik gangguan fisik maupun psikologis berpadu menjadi lingkaran setan yang sulit diputuskan,
mekanisme ini disebut incoordinate uterine action (Danuatmaja dan Meilasari, 2004). Universitas
Sumatera Utara
Hardjana (1998) mengemukakan bahwa wanita secara umum tampak lelah selama kehamilan akibat
membawa beban bayi yang berat khususnya pada kehamilan trismester III. Demikian juga secara
fisiologis tubuh mengalami perubahan sebagai akibat dari perkembangan kehamilan seperti beban
jantung yang semakin meningkat, perubahan metabolisme, ketegangan otot leher, bahu dan punggung,
peningkatan respirasi, perubahan frekuensi berkemih dan lain‐lain. Perasaan takut dan keadaan
menjelang persalinan yang menggelisahkan ibu sehingga keadaan ini menimbulkan ketegangan.
Semua ini dapat diatasi dengan menanamkan kepercayaan pada diri sendiri dan kepada penolong yang
dapat dicapai dengan perawatan yang baik selama kehamilan
Perhatian dan perawatan yang baik yang didapatkan ibu selama kehamilan akan memampukan ibu
menghadapi persoalan – persoalan yang dialami ibu. Ibu akan dengan cepat mendapatkan asuhan
sesuai dengan kebutuhannya seperti penanganan penyulit atau komplikasi dalam kehamilan,
Sehingga pada saat masa persalinan tiba keadaan umum ibu diharapkan sudah dalam kondisi yang
optimal baik fisik maupun psikologis (Verga, 2008
Penyakit yang menyertai ibu dalam kehamilan adalah salah satu faktor yang menyebabkan
kecemasan. Seseorang yang menderita suatu penyakit akan lebih mudah mengalami kecemasan
dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita sakit (Carpenito, 2001). Jika seorang ibu
yang hamil dengan suatu Universitas Sumatera Utara penyakit yang menyertai kehamilannya, maka
ibu tersebut akan lebih cemas lagi, karena kehamilan dan persalinan meskipun dianggap fisiologis
namun tetap beresiko terjadi hal – hal yang patologis. Baik fisik maupun psikologis ibu akan
mengalami perubahan pada kala I, seperti : TD, sistole akan naik rata‐rata 10‐20 mmHg, diastolik
5‐10 mmHg, antara kontraksi normal, rasa sakit dan cemas akan meningkat. Metabolisme karbohidrat
akan meningkat secara berangsur‐angsur disebabkan kecemasan dan aktifitas otot skeletal.
Peningkatan ini ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiac output, pernapasan dan
cairan yang hilang. Suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5 ‐ 1°C karena peningkatan
metabolisme terutama selama atau setelah persalinan.
Soewandi (1997) menyatakan bahwa pengetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang mudah
mengalami kecemasan. Ketidaktahuan tentang suatu hal dianggap sebagai tekanan yang dapat
mengakibatkan krisis dan dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan dapat terjadi pada ibu dengan
pengetahuan yang rendah tentang proses persalinan, hal‐hal yang akan dan harus dialami oleh ibu
sebagai dampak dari kemajuan persalinan. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang
diperoleh. Universitas Sumatera Utara
Menurut Pilliteri (2002) rasa takut, lelah dan kultur akan mempengaruhi respon psikologis berupa
cemas yang terjadi pada wanita menjelang persalinan. Melahirkan merupakan titik puncak penantian
selama sembilan bulan. Ibu telah menghabiskan waktu berbulan‐bulan dengan bertanya‐tanya dan
barangkali juga dilanda kekawatiran mengenai bagaimana akan menghadapi saat‐saat proses bersalin,
terkadang sulit melihat kedepan dan membayangkan terutama pada persalinan dengan anak pertama.
Latar belakang psikososial seorang wanita juga berpengaruh terhadap terjadinya kecemasan pada ibu
bersalin. Raystone (dalam Maria, 2005) mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan seseorang
berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari
luar diri seseorang. Seseorang yang mempunyai pendidikan yang tinggi akan memberikan respon
yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak
mempunyai pendidikan. Kecemasan adalah respon yang dapat dipelajari dengan demikian pendidikan
yang rendah menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan.
Selama persalinan teruama bagi ibu yang melahirkan sendiri tanpa pendamping, ibu cenderung
merasa takut dan cemas. Menurut Klaus dan Kennel (1993), ibu bersalin yang didampingi selama
persalinan memberikan banyak keuntungan, antara lain menurunkan sectio caesarea (50%), waktu
persalinan lebih Universitas Sumatera Utara pendek (25%), menurunkan pemberian epidural (60%),
menurunkan penggunaan oksitosin (40%), menurunkan pemberian analgesik (30%) dan menurunkan
kelahiran dengan forcep (40%). Dilaporkan juga bahwa dengan kehadiran suami selama proses
persalinan secara bermakna lama persalinan menjadi lebih pendek. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kehadiran suami atau anggota keluarga lain yang mendampingi ibu saat bersalin
banyak memberi dampak positif bagi ibu khususnya dalam mengurangi kecemasan dan ibu akan
menjadi lebih nyaman sehingga mendukung kelancaran proses persalinan.
Perasaan takut dan keadaan yang menggelisahkan wanita yang sedang dalam persalinan kala I pada
primigravida bisa berlangsung selama 14 jam yang secara klinis ditandai dengan pengeluaran lendir
yang bersemu merah yang berasal dari kanalis servikalis karena serviks mulai membuka atau
mendatar, sedangkan darahnya berasal dari kapiler yang pecah yang berada disekitar servikalis karena
pergeseran‐pergeseran produk kehamilan. Keadaan ini menimbulkan nyeri yang luar biasa bagi ibu
yang dirasakan mulai dari pinggang memancar keperut bagian depan yang disebut dengan his.
Semakin lama semakin teratur, dengan jarak yang semakin pendek dan dengan intensitas yang
semakin kuat.
Ketenangan yang seharusnya didapatkan ibu selama persalinan tidak tercapai, semua ini dapat diatasi
dengan menanamkan kepercayaan pada diri ibu dan kepada petugas kesehatan baik dokter maupun
bidan agar memberi perawatan Universitas Sumatera Utara selama kehamilan dan memberi perhatian
kepada ibu dengan penuh kesabaran. Dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur ibu akan
mendapatkan informasi/pendidikan kesehatan sehingga diharapkan ibu bisa lebih siap menghadapi
persalinan dengan penuh percaya diri.
Kecemasan pada ibu bersalin kala I bisa berdampak meningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek
adrenalin adalah konstriksi pembuluh darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun. Penurunan
aliran darah juga menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses
persalinan. Tidak hanya sekresi adrenalin yang meningkat tetapi sekresi ACTH (Adrenocorticotropic
hormone) juga meningkat, menyebabkan peningkatan kadar kortisol serum dan gula darah.
Sebagaimana yang diungkapkan Mc. Kinney, et al (2000) bahwa kecemasan dapat timbul dari reaksi
seseorang terhadap nyeri. Hal ini akan meningkatkan aktifitas saraf simpatik dan meningkatkan
sekresi katekolamin. Sekresi katekolamin yang berlebihan akan menimbulkan penurunan aliran darah
ke plasenta sehinga membatasi suplai oksigen serta penurunan efektifitas dari kontraksi uterus yang
dapat memperlambat proses persalinan.
RSU. dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit pemerintah dengan kunjungan persalinan lebih
kurang sekitar 1.371 pertahun, dengan rata‐rata 110 Universitas Sumatera Utara orang ibu yang
bersalin perbulannya. Dari hasil wawancara dengan petugas di ruang bersalin yang merawat langsung
ibu‐ibu yang melahirkan diruang perawatan diketahui bahwa ibu saat persalinan khususnya pada kala
I sering mengalami kecemasan yang ditandai dengan tegang, bingung, sering bertanya kepada petugas
tentang perkembangan kemajuan persalinan, perasaan tidak menentu, gelisah, gampang menangis,
dan lain sebagainya.