Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEBIDANAN DAN PRAKONSEPSI DAN PRANIKAH

Persiapan dan Perencanaan Kehamilan

Oleh :

Kelompok 7

Nama Anggota Kelompok :

1. Linda Alifia Yulianti


2. Natasya Vidia
3. Putri Tuti Olvi
4. Shalsabilillah Defia Putri

Dosen Pengampuh Mata Kuliah :

Lela Hartini, SST, M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Persiapan dan Perencanaan Kehamilan ” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Prakonsepsi dan
Pranikah. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bunda Lela Hartini, SST,
M.Kes selaku dosen mata kuliah. Karena tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami terkait bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 22 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu persiapan fisik maupun
mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan
agar berdampak positif pada adaptasi fisik dan psikologis ibu selama kehamilan serta
kondisi janin yang baik (Oktalia dan Herizasyam, 2016).
Berdasarkan data WHO (2013) 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang tidak
direncanakan, akibatnya wanita dan pasangannya terlambat mendapatkan intervensi
kesehatan esensial saat kehamilan hingga 40%. Perencanaan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah dengan melakukan skrining prakonsepsi.
Skrining Prakonsepsi dapat mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang mungkin bisa
terjadi seperti ibu yang mengalami kekurangan hemoglobin, kekurangan asam folat, dan
perilaku yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan
(Williams et al, 2012).
Kesehatan ibu selama kehamilan mempunyai peranan yang sangat penting
terhadap bayi, karena jika ibu menjaga kesehatannya sebelum dan selama kehamilan
maka akan melahirkan bayi dalam keadaan normal dan bisa mencegah bayi lahir
premature dan berat badan rendah, sehingga memberikan kesempatan kepada bayi untuk
memulai kehidupan yang sehat (CDC, 2006).
Berat lahir bayi merupakan salah satu prediktor yang signifikan untuk
menentukan status kesehatan dari bayi yang baru lahir, jika berat badan lahir normal
maka akan mendatangkan keuntungan seperti kemampuan intelektual yang bagus, namun
jika berat badan bayi tidak normal maka bayi akan rentan terhadap penyakit
kardiovaskular, penyakit metabolik saat dewasa dan keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan (Nazari et al, 2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persiapan dan perencanaan kehamilan?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan kehamilan?
3. Apa saja resiko tinggi kehamilan dibawah umur tanpa direncanakan?
4. Bagaimana pengaruh remaja dan kehamilan?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membantu mahasiswa
mempelajari secara mandiri dan mengetahui apa saja ruang lingkup persiapan dan
perencanaan kehamilan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Persiapan dan Perencanaan Kehamilan


Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal
melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu
faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak
kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga
memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap
pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang
tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).
Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk
mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan
menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013).

B. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan


Menurut Mirza (2008) ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam
merencanakan kehamilan, antara lain:
1) Kesiapan aspek psikologis
Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani konseling
prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran, seperti dengan
cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan kandungan) dan
laboratorium.
Sebab, tujuan dari konseling prahamil ini akan mempersiapkan calon ibu
beserta calon ayah dan untuk menyiapkan kehamilan yang sehat sehingga bisa
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan begitu, bisa segera
dideteksi bila ada penyakit yang diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes
militus, hipertensi, dan sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk
mencegah cacat bawaan akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat
berbahaya.
2) Kesiapan fisik
Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa ada
fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan bahkan
kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak prima akan
memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan,
antara lain:
a) Mulai menata pola hidup
Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga
memengaruhi keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan
fisik ini dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan menjelang
konsepsi.
b) Mencapai berat badan ideal
Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena
berat badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam
tubuh akan ikut-ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu.
Berat badan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya berbagai
gangguan kesehatan.
c) Menjaga pola makan
Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan. Karena,
zat-zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ reproduksi,
mempertahankan kondisi kesehatan selama hamil, serta
mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin.
Caranya sebagai berikut:
- Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Masukkan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam
menu makanan sehari-hari secara bervariasi dan dalam jumlah
yang pas, sesuai kebutuhan.
- Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan,
karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin dan alergi.
- Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu lama
diolah, sehingga kandungan zat-zat gizinya tidak hilang.
d) Olahraga secara teratur
Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah.
Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi
efisien, sebab benar-benar bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini
dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur yang baik.
Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood karena
meningkatnya produksi hormon endoprin.
Tubuh juga jadi sehat dan bugar. Kalau ini yang terjadi, proses
kehamilan, persalinan, serta kembalinya bentuk tubuh ke keadaan
semula jadi lebih mudah. Yang cocok dilakukan yaitu, olahraga
joging, jalan kaki, berenang, bersepeda dan senam.
e) Menghilangkan kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk seperti merokok, minum minuman beralkohol,
serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman bersoda), sebaiknya
dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung didalamnya bisa
memengaruhi kesuburan. Akibatnya, peluang terjadinya pembuahan
makin kecil. Sering stress juga bukan kebiasaan yang baik. Apalagi,
kalau sibuk kerja dan lupa istirahat.
f) Bebas dari penyakit
Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak
jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke
dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa membahayakan diri dan janin.
g) Stop pakai kontrasepsi
Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan
kotrasepsi. Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus
memakai kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB
mengandung hormone yang brtugas terjadinya ovulasi.
h) Meminimalkan bahaya lingkungan
Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga berdampak
buruk sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal atau gagguan
pada pembentukan sel telur. Lingkungan yang sarat mikroorganisme
(jamur, bakteri, dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam dan
pestisida), radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor komputer, dan
lainnya), dan banyak lagi.
3) Kesiapan Finansial
Persiapan finansial bagi ibu yang akan merencanakan kehamilan
merupakan suatu kebutuhan yang mutlak yang harus disiapkan, dimana
kesiapan finansial atau yang berkaitan dengan penghasilan atau keuangan
yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan selama kehamilan berlangsung
sampai persalinan (Kurniasih, 2010).
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kesiapan finansial, diantaranya:
a) Sumber keuangan
Memiliki anak memang tidak murah. Makanya, perlu merancang
keuangan keluarga sejak jauh-jauh hari. Disadari atau tidak, anak
ternyata membutuhkan alokasi dana yang cukup besar.
b) Dana yang wajib ada
Inilah beberapa dana yang wajib disiapkan sebagai calon orang tua,
yaitu:
(1) Saat hamil Yaitu biaya memeriksakan kehamilan, pemeriksaan
penunjang (laboratorium, USG, dan sebagainya), serta
mengatasi penyakit (bila ada).
(2) Saat bersalin Meliputi biaya melahirkan (secara normal atau
operasi caesar), “menginap” di rumah sakit pilihan, obatobatan,
serta biaya penolong persalinan.
(3) Setelah bayi lahir Prioritas keuangan keluarga jadi berubah dan
perlu memperhitungkan masa depan anak.
(4) Persiapan Pengetahuan Dalam merencanakan kehamilan yang
sehat dan aman, maka setiap pasangan suami istri harus
mengetahui hal-hal yang berpengaruh dalam perencanaan
kehamilan atau dalam kehamilan. Diantaranya:
- Masa subur
Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur
yang siap untuk dibuahi. Masa subur berkaitan erat dengan
menstruasi dan siklus menstruasi. Adanya hasrat antara
suami dan istri adalah sesuatu yang wajar, penyaluran
hasrat tersebut akan memulai hasil yang baik jika
pertemuan antara suami dan istri diatur waktunya.
- Kecenderungan memilih jenis kelamin anak
Setiap pasangan yang menikah pastilah
mendambakan anak di tengah kehidupan keluarganya. Bagi
yang telah mempunyai anak berjenis kelamin tertentu,
pastilah menginginkan anak dengan jenis kelamin yang
belum mereka miliki, sehingga lengkap yaitu laki-laki dan
perempuan (Nurul, 2013).
(5) Kesiapan aspek usia
Pada usia dibawah 20 tahun merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi perencanaan kehamilan, karena pada usia
dibawah 20 tahun apabila terjadi kehamilan maka akan
beresiko mengalami tekanan darah tinggi, kejang-kejang,
perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya, dan
beresiko terkena kanker serviks.

C. Resiko Tinggi Kehamilan Dibawah Umur Tanpa Direncanakan


1) Resiko Bagi Ibunya:
a) Mengalami perdarahan
Perdarahan pada saat melahirkn antara lain disebabkan karena otot rahim
yang terlalu lemah dalam proses involusi. Selain itu juga dosebabkan selaput
ketuban stosel (bekuan darah yang tertinggal didalam rahim). Kemudian proses
pembekuan darah yang lambat dan juga dipengaruhi oleh adanya sobekan pada
jalan lahir.
b) Kemungkinan keguguran / abortus
Pada saat hamil seorang ibu sangat memungkinkan terjadi keguguran. Hal
ini disebabkan oleh faktor-faktor alamiah dan juga abortus yang disengaja, baik
dengan obat-obatan maupun memakai alat.
c) Persalinan yang lama dan sulit
Persalinan yang disertai komplikasi ibu maupun janin. Penyebab dari
persalinan lama sendiri dipengaruhi oleh kelainan letak janin, kelainan panggul,
kelainan kekuatan his dan mengejan serta pimpinan persalinan yang salah dapat
mengakibatkan kematian ibu.
d) Mudah terjadi infeksi
Keadaan gizi buruk, tingkat social ekonomi rendah, dan stress
memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
e) Anemia kehamilan / kekurangan zat besi
Penyebab anemia pada saat hamil di usia muda disebabkan kurang
pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil di usia muda. Karena pada saat
hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh
fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah
merahjanin dan plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah
merah akan menjadi anemis.
f) Kanker leher rahim
Yaitu kanker yang terdapat dalam rahim, hal ini erat kaitannya dngan
belum sempurnanya perkembangan dinding rahim. Pada usia remaja (12-20
tahun) organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang. Rangsangan
penis/sperma dapat memicu perubahan sifat sel mnjadi tidak normal, apalagi bila
terjadi luka saat berhubungan seksual dan kemudian infeksi virus HPV. Sel
abnormal yang berpotensi tinggi menyebabkan kanker servik. Wanita yang hamil
pertama pada usia dibawah 17 tahun hampir selalu 2x lebih mungkin terkena
kanker servik di usia tuanya, daripada wanita yang menunda kehamilan hingga
usia 25 tahun atau lebih tua (BKKBN, 2012). Berhubungan seksual sebelum
umur 20 tahun, akan meningkatkan risiko kanker leher rahim ( Dedeh dkk, 2010).
2) Resiko Bagi Bayinya :
a) Kemungkinan lahir belum cukup usia kehamilan
Kelahiran prematur yang kurang dari 37 minggu (259 hari). Hal ini terjadi karena
pada saat pertumbuhan janin zat yang diperlukan berkurang.
b) Berat badan lahir rendah
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram.
Kebanyakan hal ini dipengaruhi kurang gizi saat hamil, umur ibu saat hamil kurang
dari 20 tahun dapat juga dipengaruhi penyakit menahun yang diderita oleh ibu hamil.
c) Cacat bawaan
Merupakan kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat pertumbuhan.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kelainan genetik dan
kromosom, infeksi, virus rubella serta faktor gizi dan kelainan hormon.
d) Keracunan kehamilan (Gestosis)
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin
meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau
eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan
kematian.
e) Kematian bayi
Kematian bayi yang masih berumur 7 hari pertama hidupnya atau kematian
perinatal yang disebabkan berat badan kurang dai 2.500 gram, kehamilan kurang dari
37 minggu (259 hari), kelahiran congenital serta lahir dengan asfiksia (Manuaba,
2009).

D. Pengaruh Remaja dan Kehamilan


Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja yang berumur di
bawah 17 tahun. Kehamilan remaja merupakan masalah sosial masyarakat dan masalah
dalam bidang obstetri (Manuaba, 2009). Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi
sebelum usia 19 tahun. Kebiasaan ini biasanya tidak direncanakan dan di luar nikah.
(Muscari, 2005).
Menurut (Ferry & Makhfudli, 2009) kesehatan reproduksi secara langsung juga
berhubungan dengan keadaan anemia pada seseorang. Anemia merupakan keadaan yang
sering disebut dengan kurang darah dimana hemoglobin (Hb) kurang dari 12 gr%.
Anemia terkait erat dengan masalah kesehatan reproduksi terutama pada wanita. Jika
seorang wanita mengalami anemia, maka akan menjadi sangat berbahaya pada saat hamil
dan melahirkan. Wanita yang mengalami anemia berpotensi melahirkan bayi dengan
berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg).
Disamping itu, anemia dapat mengakibatkan kematian ibu maupun bayi pada saat
proses persalinan. Karena itu untuk memastikan agar remaja tidak mengidp anemia, perlu
dianjurkan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Jika ternyaata remaja
mengalami anemia, maka perlu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan pil zat besi sesuai dengan anjuran.
Selain anemia, kesehatan reproduksi juga berhubungan dengan kehamilan.
Kesiapan seorang wanita untuk hamil dan melahirkan (mempunyai anak) ditentukan oleh
kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, mental (emosi dan psikologis), dan sosial
ekonomi.
Secara umum, seorang wanita dikatakan siap secara fisik jika telah menyelesaikan
pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20 tahun bisa dijadikan
pedoman kesiapan fisik. Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20
tahun sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan bahwa
usia minimal menikah adalah 16 tahun bagi wanita dan 18 tahun bagi pria.
Tetapi tetap perlu diingat beberapa hal berikut.
1) Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk
kontrol kehamilan. Ini berdampak pada meningkatnya berbagai risiko
kehamilan.
2) Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan tekanan darah
yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta kjang yang berakibat
pada kematian. Kehamilan di usia muda (kurang dari 20 tahun) sering kali
berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Hal ini berkaitan erat dengan
belum sempurnanya perkembangan dinding uterus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu persiapan fisik maupun
mental, oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan
agar berdampak positif pada adaptasi fisik dan psikologis ibu selama kehamilan serta
kondisi janin yang baik (Oktalia dan Herizasyam, 2016).
Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang optimal
melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu
faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak
kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga
memperbaiki kualitas hubungan psikologi keluarga (Mirza, 2008).
Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan setiap
pasangan suami istri. Baik itu secara psikolog/mental, fisik dan finansial adalah hal yang
tidak boleh diabaikan (Kurniasih, 2010).
Merencanakan kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk
mempersiapkan kehamilan guna mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan
menghasilkan keturunan yang berkualitas yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2013).

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan
untuk kami sendiri. Dengan adanya makalah ini, kami berharap kita sebagai mahasiswi
kebidanan dapat lebih paham terhadap persiapan dan perencanaan kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/160/jtptunimus-gdl-syifakhusn-7957-3-babii.pdf

http://scholar.unand.ac.id/38005/2/BAB%201%20Pendahuluan.pdf

Anik Maryunani 2013. Program Perencanaan persalinan Dan Pencegahan Komplikasi. Trans
Info Medika. Jakarta

Eni Nur Rahmawati. 2011. Ilmu Praktis Kebidanan. Victory Inti Cipta. Surabaya

Anda mungkin juga menyukai