Anda di halaman 1dari 8

Nama : Karina Dwi Ratna

Nim : P05140319013
DIV Kebidanan+Profesi Tk 3
RESUME
Asuhan Kebidanan dan Persalinan bbl

a. Vulva Vagina
Pemeriksaan genetalia bagian dalam mulai dari vagina sampai serviks
menggunakan 2 jari, yang salah satu tekniknya adalah menggunakan skala
ukuran jari (lebar 1 jari berarti 1 cm) untuk menentukan diameter dilatasi
serviks (pembukaan serviks atau portio)
Tujuan :
1. Untuk menentukan faktor janin dan panggul
2. Menentukan perkiraan persalinan
3. Untuk menilai vagina
4. Untuk menilai keadaan serta pembukaan serviks
5. Untuk menilai ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir
Atur posisi pasien dorsal recumbent
• Buka pakaian bawah secukupnya
• Bersihkan vulva dengan kapas dan air DTT
•  Masukkan jari tengah tangan kanan kedalam vagina searah sumbu panggul, diikuti jari
telunjuk
• Raba dan rasakan : Adanya tumor / oedem pada vagina
•  Cerviks / portio : konsstensi, effacement, pembukaan, posisi uteri
• Masuk ke dalam portio, raba presentasi terbawah, selaput ketuban,
• presentasi janin, denominator, bagian terendah janin, bidang hodge
Vagina Toucher
Lakukan pemeriksaan panggul dalam :
1.  Promotorium teraba / tidak
2. Linea inominata teraba berapa bagian (N=2/3)   Spina isciadica menonjol / tidak
3. Sacrum cekung bikonkaf / tidak
4. Arcus pubis lebih besar / < 90°  Distantia tuberosum > /< 1 kepal
5. Keluarkan kedua jari, perhatikan cairan yang keluar ( darah + lender /ketuban)

b. Porsio
Ujung leher rahim (portio uteri) merupakan jaringan yang mudah mengalami perlukaan pada
waktu persalinan. Karena perlukaan itu porsio vaginalis uteri pada multipara terbagi dalam bibir
depan dan belakang. Jumlah paritas menyebabkan epitel portio menipis dan mudah mengalami
erosi porsio.
Pada saat persalinan tindakan kita sebagai seorang bidan mengamati dan memantau jalan lahir
selama persalinan dan melihat keadaan ibu.

c. Pembukaan
Persalinan adalah proses alami pada wanita hamil untuk mengeluarkan janin dari dalam tubuh
atau melahirkan. Proses persalinan umumnya terjadi dalam kurun waktu 12 hingga 14 jam untuk
kelahiran yang pertama kali. Umumnya, persalinan yang terjadi untuk kedua kalinya akan lebih
singkat dibandingkan yang pertama.
1. Pembukaan Satu
Tahapan pembukaan awal dari persalinan ini terjadi ketika mulut rahim membuka sebesar 1
sentimeter. Hal ini dapat terjadi selama beberapa hari tanpa adanya kontraksi. Namun, sebagian
wanita dapat mengalami kontraksi selama 2–6 jam. Hal ini dapat membuat ibu hamil mengalami
perasaan mual dan nyeri pada punggung atau pinggang. Terkadang, lendir yang bercampur darah
juga dapat ditemukan keluar dari vagina.

2. Pembukaan Dua
Pembukaan dua pada persalinan berarti mulut rahim sudah membuka 2 sentimeter. Hal ini masih
memasuki tahap awal dari persalinan yang dapat terjadi dalam waktu berjam-jam. Wanita hamil
yang mengalami momen ini akan merasakan kontraksi yang lebih sering disertai perut mulas dan
kram. Cobalah untuk jalan ringan di sekitar rumah agar kontraksi yang timbul tidak terlalu
terasa.

3. Pembukaan Tiga
Pembukaan persalinan tiga menjelaskan jika mulut rahim sudah membuka sebesar 3 sentimeter.
Kontraksi semakin intens dengan hanya berselang setengah jam. Janin sudah mulai aktif
berusaha menuju mulut rahim agar kelahiran dapat lancar. Saat ini terjadi, ada baiknya langsung
menuju tempat persalinan.
Baca juga: Ini Tanda-Tanda Melahirkan di Usia 38 Minggu

4. Pembukaan Empat

Pada pembukaan persalinan ini, ibu hamil akan merasakan jika mulut rahimnya semakin terbuka,
yaitu sekitar 4 sentimeter. Momen ini dapat menyebabkan ibu hamil mengalami pecah ketuban
dan posisi janin semakin mendekati jalan lahir menuju mulut rahim.

5. Pembukaan Lima

Pembukaan persalinan ini dapat menimbulkan durasi kontraksi yang lebih lama dari sebelumnya.
Ibu dapat merasakannya terjadi sekitar 1–5 menit tiap kali terjadi. Saat ini terjadi, kepala janin
sudah semakin masuk yang siap untuk persalinan.

6. Pembukaan Enam
Pada tahap ini, kontraksi akan terasa semakin intens dengan rentang waktu yang sangat
berdekatan. Ahli medis yang mengurus persalinan mungkin sudah dapat merasakan kepala janin
saat memasukkan tangan dari rahim.

7. Pembukaan Tujuh
Saat kondisi ini, mulut rahim semakin melebar yang mencapai 7 sentimeter. Janin juga terus
berusaha menuju jalan lahir. Ibu hamil disarankan untuk mengatur napas agar lebih rileks dan
menjaga tenaga hingga ahli kesehatan menyuruh untuk mendorong janin untuk keluar.
Baca juga: Ini 20 Istilah Persalinan yang Perlu Diketahui Ibu
8. Pembukaan Delapan
Pembukaan pada serviks sudah mencapai 8 sentimeter dan kontraksi yang terjadi semakin tidak
tertahankan. Ibu juga dapat merasa kelelahan karena sudah menghabiskan banyak tenaga saat
kontraksi terus terjadi. Dukungan dari suami dan keluarga sangat penting agar ibu tetap kuat
untuk melahirkan normal.

9. Pembukaan Sembilan
Mulut rahim sudah semakin terbuka lebar, tetapi belum saatnya untuk ibu mengejan. Cobalah
untuk tidak mengejan meski merasakan dorongan yang kuat dari tubuh untuk melakukannya.
Siapkan semua tenaga ketika sudah terjadi pembukaan selanjutnya.

10. Pembukaan Sepuluh


Momen ini menandakan pembukaan persalinan sudah sempurna dengan mulut rahim yang
terbuka sebesar 10 sentimeter. Ketika sudah memasuki fase ini, ibu harus mengejan dengan
sangat kuat untuk membantu janin dapat berusaha ke luar dari tubuh ibunya. Terus lakukan hal
tersebut hingga bayi dilahirkan dengan sempurna.
Itulah beberapa pembukaan yang terjadi saat persalinan. Setiap ibu hamil harus mengetahui
tahapan-tahapan ini agar tidak terlalu khawatir saat waktunya kelahiran sudah tiba. Pengetahuan
dasar ini juga dapat menekan rasa panik yang mungkin timbul saat waktunya persalinan agar
semua hasilnya sesuai yang diharapkan.
Ibu juga dapat bertanya pada dokter kandungan dari Halodoc terkait tahapan pembukaan pada
persalinan.

d. Pendataran (Effecement)
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur – angsur akibat adanya
his. Effacement adalah pendataran kanalis servikalis yang semula panjangnya 1- 2 cm menjadi
hilang sama sekali, sehingga tinggal ostium yang tipis.
Pengeluaran lendir dengan darah
Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan pada
serviks yang akan menimbulkan:
1) Pendataran dan pembukaan
2.Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas.
3) Terjadi perdarahan karena kapile pembuluh darah pecah.
Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah ketuban. Sebagian
besar, keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap. Setelah adanya
pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan berlangsung kurang
dari 24 jam.
Hasil-hasil yang didaptkan pada pemeriksaan dalam
1) Perlunakan serviks
2) Pendataran serviks
3) Pembukaan serviks
Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada

e. Ketuban
Selama masa kehamilan, janin dikelilingi dan dilindungi oleh kantung atau membran yang berisi
air ketuban. Air ketuban biasanya berwarna bening, namun ada juga  yang tampak bercampur
dengan sedikit darah.
Beragam Tanda Air Ketuban Pecah

Tidak semua ibu hamil merasakan hal yang sama ketika mengalami pecah air ketuban. Namun
secara garis besar, pecahnya air ketuban bisa memberikan sensasi basah pada vagina
atau perineum, yaitu area di antara liang vagina dan anus.
Berikut ini adalah beberapa tanda pecahnya air ketuban yang bisa dirasakan ibu hamil:

1. Air ketuban yang menetes


Beberapa ibu hamil mengeluarkan air ketuban sedikit demi sedikit atau menetes. Tetesan air
ketuban yang keluar dari vagina terasa hangat dan turun ke kaki. Ada juga yang mendeskripsikan
pecahnya air ketuban seperti keringat yang menetes.
Merembesnya air ketuban saat pecah ini tak jarang membuat celana atau rok yang dikenakan
oleh ibu hamil tiba-tiba basah.
2. Terasa seperti ada letupan
Ketika air ketubannya pecah, beberapa ibu hamil merasakan sensasi letupan, yakni seperti ada
yang mengetuk kantung ketuban, kemudian pecah, lalu airnya menyembur.

3. Air ketuban mengucur


Beberapa ibu hamil mengalami pecah air ketuban layaknya adegan di film-film, yakni air
ketuban yang mengucur deras dan membasahi lantai. Pecahnya air ketuban seperti ini juga kerap
membangunkan ibu hamil yang tengah tertidur.

4. Pecahnya air ketuban disertai kontraksi


Pecah air ketuban umumnya terjadi menjelang persalinan atau ketika proses melahirkan
normal mulai berlangsung. Hal ini bisa dirasakan bersamaan dengan tanda-tanda persalinan lain,
seperti kontraksi yang makin lama makin kencang dan keluarnya lendir disertai darah dari
vagina.

5. Tidak terasa apa-apa


Pecahnya air ketuban terkadang tidak disadari oleh beberapa ibu hamil. Ada yang tidak
mengetahuinya karena telah mendapatkan bius epidural, dan ada juga yang memang benar-benar
tidak mengetahuinya. Akibatnya, mereka tetap beraktivitas seperti biasa.
Seberapa banyaknya air ketuban yang keluar tidak sama pada tiap wanita hamil. Namun sampai
akhir kehamilan, air ketuban yang keluar biasanya adalah sekitar 600-800 ml.
Pecahnya air ketuban menjelang persalinan di usia kandungan yang sudah cukup bulan adalah
hal yang normal. Namun jika air ketuban pecah saat usia kandungan belum mencapai 37 minggu,
Anda perlu waspada. Apabila hal tersebut terjadi, segeralah ke dokter atau bidan terdekat untuk
mendapatkan pemeriksaan dan penanganan.

f. Penurunan
Bidang Hodge adalah garis khayal dalam panggul untuk mengetahui seberapa jauh penurunan
kepala janin pada panggul. Diambil dari nama penemunya yaitu Hodge
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian terendah janin turun ke
dalam panggul pada persalinan dan terdiri atas empat bidang:
1. Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas simfisis dan
promontorium.
2. Bidang Hodge II: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian bawah
simfisis.
3. Bidang Hodge III: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi spina
iskiadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak setinggi os
koksigeus.

g. Penunjuk
Penunjuk persentasi kepala dalam persalinan persentasi kepala dengan defleksi atau ekstensi dan
tulang paritel merupakan bagian yang terendah. presentasi dahi adalah keadaan dimana
kedudukan kepala berada diantara fleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian terendah.

h. Molause
Penyusupan (Molase) tulang kepala janin Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa
jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin
besar derajat penyusupannya atau tumpang tindih antara tulang kepala semakin menunjukan
risiko disporposi kepala panggul ( CPD ).
Patograf adalah alat untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik.
Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui
pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan demikian dapat pula
mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan
proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan
secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir
Mencatat kemajuan persalinan
 Mencatat kondisi ibu dan janinnya
 Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
 Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
 Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan
tepat waktu

Anda mungkin juga menyukai