“DETEKSI DINI GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA PERSALINAN”
OLEH: WIWI SYAPTIANI 221015201168
YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI SARJANA KEBIDANAN TAHUN 2022 1.1 Perubahan Psikologis Dalam Persalinan Perubahan psikologis yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi. Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial pada wanita hamil dan dari aspek teknis dapat mengurangi aspek sumber daya. 1. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin Kala I 1. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan dilahirkan dalam keadaan cacat, serta takhayul lain. 2. Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik batin. Hal ini disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam kandungan yang dapat mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya diwaktu kehamilannya. 3. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan serta tidak sabaran sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya menjadi terganggu. Ini disebabkan karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksi pada rahim. 4. Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan bayi yang merupakan hambatan dalam proses persalinan : a) Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat dan tanpa sebab sebab yang jelas b) Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung berdebar-debar c) Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinan d) Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan takikardi 5. Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan. Timbullah dualitas perasaan yaitu: a) Harapan cinta kasih b) Impuls bermusuhan dan kebencian 6. Sikap bermusuhan terhadap bayinya a) keinginan untuk memiliki janin yang unggul b) Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim c) Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu 7. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi: a) Takut mati b) Trauma kelahiran c) Perasaan bersalah d) . Ketakutan riil
2. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala II
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut. Adapun perubahan psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut: 1. panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap 2. Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap 3. Frustasi dan marah 4. Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar bersalin 5. Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah 6. Fokus pada dirinya sendiri Secara umum kecemasan dipengaruhi oleh beberapa gejala yang mirip dengan orang yang mengalami stress. Bedanya stress didominasi oleh gejala fisik, sedangkan kecemasan didominasi oleh gejala psikis. Adapun gejala gejala orang yang mengalami kecemasan adalah sebagai berikut: 1. Ketegangan motorik/alat gerak seperti gemetar, tegang, nyeri otot, letih, tidak dapat santai, gelisah, tidak dapat diam, kening berkerut, dan mudah kaget. 2. Hiperaktivitas saraf otonom (simpatis dan parasimpatis) seperti keringat berlebihan, jantung berdebar-debar, rasa dingin di telapak tangan dan kaki, mulut kering, pusing, rasa mual, sering buang air kecil, diare, muka merah/pucat, denyut nadi dan nafas cepat 3. Rasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang akan datang seperti cemas, takut, khawatir, membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya. 4. Kewaspadaan yang berlebihan seperti perhatian mudah beralih, sukar konsentrasi, sukar tidur, mudah tersinggung, dan tidak sabar (Haward, 2004).
1.2. Gangguan Psikologis Yang Dialami Dalam Proses Persalinan
Menjelang minggu terkahir kelahiran bayi, kegelisahan dan ketidaknyamanan ibu hamil telah mencapai puncak. Signifikan tekanan bobot bayi semakin jelas. Semakin besar hasrat siibu melihat bayinya, maka semakin besar efek psikologis yang ditimbulkan seperti kegelisahan terhadap fase pemisahan probadi ibu dan pribadi bayi. Jenis gangguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu dapat berupa kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dan reaksi sikap ibu dalam menanti kelahiran bayinya. Adapun kondisi emosional ibu menjelang kelahiran dapat berupa sebagai berikut : 1. Perasaan Takut Mati Persalinan merupakan fenomenal fisiologis yang normal, tapi pada kenyataannya terkadang disertai dengan pendarahan dll, yang dapat menimbulkan ketakutan bahkan kematian. Ketakutan kematian yang sangat mendalam disebut dengan ketakutan primer. Ketakutan ini akan menjadi intensif bila semua keluarga ikut panik dan gelisah dengan kondisinya. Sehingga diperlukan dukungan psikologis dan sikap menghibur dan mendukung pada ibu agar ketakutan tersebut tidak terjaddan dapat mengatasi konflik bathin pada ibu Ketakutan mati bisa dikurangi dengan mekanisme pertahanan diri yang kuat seperti persiapan mental menghadpi persalinan dan menghindari konflik yang serius. 2. Rasa Bersalah Perasaan bersalah berkaitan dengan kehidupan emosi dan kasih sayang yang diterima wanita dari ibunya. Disaat dia menerima kasih sayang yang baik kemungkinan besar rasa bersalahnya juga besar. Atau sebaliknya jika anak yang dilahirka dari hasil perkosaan maka dia akan cenderung ingin ,membunuh anaknya. Slaah satu usaha yang dilakukan adalah meminta ibu untuk menemani selama persalinan berlangsung. 3. Rasa Takut Riel Rasa takut yang konkrit akan muncul bersamaan dengan perasaan atau pikiran ketakutan akan anak yang lahir cacat atau bernasib buruk karena dosa ibunya atau sejenisnya sehingga muncul perasaan takut yang berleihan dan berkepanjangan. 4. Trauma Kelahiran Berkaitan dengan rasa takut berpisah dengan bayi yang dalam kandunganya. Ketautan ini muncul karena sikap ibu yang berlebihan melindungi bayinya, sehingga merasa tidak mampu untuk merawat bayinya diluar rahim. Analogi trama genital semacam ini merupakan bentuk angguan seksual neurotis. 5. Halusinasi Hipnagogik Dinatara kontrasi terkadang ibu akan mengalami kantuk dantidur. Disaat ini lah muncul halusinasi hipnagogik. Halusinasi hipnagogik adalah gambaran-gambaran tanpa disertai perangsangyang adekuat yang berlangsung saat setengah tidur dan setengah jaga. Selama interval rilex ini akn bermunculan konflik-konflik batin, tendensi psikis yang tak terselesaikan, masih mengganggu, dan ketenangan yang mengganggu kelahiran.
Sedangkan reaksi sikap ibu menanti kelahiran ada reaksi
pasif dan aktif. Secara umum tipe-tipe reaksional ibu menjelang kelahiran dapat berupa sebagai berikut : 1. Pasif Secara Total Sejak awal dia telah menerima kehamilan dan persalinannya adalah hal yang normla jdi dia tidak terlalu merasakan kecemasan dan ketakutan tersebut. Namun ketika merasakan sakit yang sesungguhnya dia akan menjadi marah, tidak sabaran, dan selalu menuntu segra kehadiran dokter atau bidan. 2. Hiper Pasif Ibu dengan hipepasif ini merupakan ibu yang tidak perduli dengan kehamilannya dan merasa tidak bertanggungjawab dengan kehamilannya. Ibu dengan hiperpasif ini selalu bergantung pada orang tua, suami dan keluarganya, bertingkah laku seperti anak-anak dan banyak mengeluh, jika kehamilan sudah matang dia tidak sabaran, persalinan dianggap sebagai hal yang menakjubkan, merasa tidak takut mati, dan berharap ibu selalu menemani. 2. Pasif Menyerah Ibu dengan pasif menyerah biasanya tidak mampu bekerjasam sehinga memperlambat proses persalinan. Kondisi ini menyebabkan kontrksi menjadi lemah, bahkan hilang total. Biasanya keadaan ini dibantu denga persalinan ceasar. 3. Aktif Secara Total Ibu aktif total ini ditandai dengan semakin tingginya tingkat kegelisahan saat mendekati proses persalinan dan menigkatkan berbagai macam aktifitas sehari-hari. Semua kegelisahahan dirasionalisasikan sebagai satu metode untuk mempersingkat penantian dalam persalinan. Aktivitas yang meningkat merupakan persiapan untuk mengantisipasi secara aktif saat kelahiran bayinya yang bayak didorong oleh impuls dalam dir yang sangat kuat 4. Hiperaktif Secara Total Ibu ini biasanya akan berusaha melepaskan diri dari ritme kalahiran normal. Ia berupaya mengatur sepenuhnya irama kontraksi rahim 5. Hiper Maskulin Tipe wanita yang bersifat kejantanan ekstrem dan sejak semula kehamilannya selalu berubah-uabh antara keinginan untuk memiliki anak dan keinginan tidak memiliki anak krna dianggap akan menghambat karirnya. Dampak buruk dari sikap ini yaitu tidak memiliki kepercayaan diri, sering mengalami migrain( gangguan syaraf), serig mengalami konflik batin, dan mengalamikonflik maskulin dan feminitasnya. 6. Kompleks Maskulin Merupakan tipe wanita yang menganggap persalinan adalah tugas penghinaan, dipaksakan oleh alam, sebagai ketidak adilan, pembalasan, sikap menolak penderitaan dan kesakitan melahirkan bayi, menuntut kelahiran ceasar, memaka bidan untuk merawat sepenuhnyadan secepat mungkin persalinan, dan menuntut berbagai fasilitas lain dalam proses persalinan.
1.3 Kebutuhan Psikologis
Proses persalinan pada dasarnya merupakan suatu hal fisiologis yang dialami oleh setiap ibu bersalin, sekaligus merupakan suatu hal yang menakjubkan bagi ibu dan keluarga. Namun, rasa khawatir, takut maupun cemas akan muncul pada saat memasuki proses persalinan. Perasaan takut dapat meningkatkan respon fisiologis dan psikologis, seperti: nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan. Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan diharapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan selama proses persalinan berlangsung. Asuhan yang mendukung selama persalinan merupakan standar pelayanan kebidanan. Yang dimaksud dengan asuhan mendukung adalah bersifat aktif dan ikut serta selama proses asuhan berlangsung. Kebutuhan psikologis ibu selama persalinan menurut Lesser dan Kenne meliputi: 1. Kehadiran seorang pendamping secara terus-menurus 2. Penerimaan atas sikap dan perilakunya 3. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan aman.
Dukungan psikologis yang dapat diberikan bidan untuk
dapat mengurangi tingkat kecemasan ibu adalah dengan membuatnya merasa nyaman. Hal ini dapat dilakukan dengan: 1. membantu ibu untuk berpartisipasi dalam proses persalinannya dengan tetap melakukan komunikasi yang baik 2. memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinan, 3. membantu ibu untuk menghemat tenaga dan mengendalikan rasa nyeri, serta 4. mempersiapkan tempat persalinan yang mendukung dengan memperhatikan privasi ibu.
Secara terperinci, dukungan psikologis pada ibu bersalin
dapat diberikan dengan cara: 1. memberikan sugesti positif, 2. mengalihkan perhatian terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan selama persalinan, dan 3. kepercayaan dengan komunikasi yang efektif.
Pemberian dukungan psikologis dapat berupa :
1. Pemberian Sugesti Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan pengaruh pada ibu dengan pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti yang diberikan berupa sugesti positif yang mengarah pada tindakan memotivasi ibu untuk melalui proses persalinan sebagaimana mestinya. Menurut psikologis sosial individu, orang yang mempunyai keadaan psikis labil akan lebih mudah dipengaruhi/mendapatkan sugesti. Demikian juga pada wanita bersalin yang mana keadaan psikisnya dalam keadaan kurang stabil, mudah sekali menerima sugesti/pengaruh. Sugesti positif yang dapat diberikan bidan pada ibu bersalin diantaranya adalah dengan mengatakan pada ibu bahwa proses persalinan yang ibu hadapi akan berjalan lancar dan normal, ucapkan hal tersebut berulang kali untuk memberikan keyakinan pada ibu bahwa segalanya akan baik-baik saja. 2. Mengalihkan Perhatian Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama proses persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang sebenarnya. Secara psikologis, apabila ibu merasakan sakit, dan bidan tetap fokus pada rasa sakit itu dengan menaruh rasa empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa sakit justru akan bertambah.
Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping
persalinan untuk mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit selama persalinan misalnya adalah dengan mengajaknya berbicara, sedikit bersenda gurau, mendengarkan musik kesukaannya atau menonton televisi/film. Saat kontraksi berlangsung dan ibu masih tetap merasakan nyeri pada ambang yang tinggi, maka upaya-upaya mengurangi rasa nyeri misal dengan teknik relaksasi, pengeluaran suara, dan atau pijatan harus tetap dilakukan. 3. Membangun Kepercayaan Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam membangun citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan. Ibu bersalin yang memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu melahirkan secara normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang dihadapi akan berjalan dengan lancar, maka secara psikologis telah mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap dan berperilaku positif selama proses persalinan berlangsung sehingga hasil akhir persalinan sesuai dengan harapan ibu. Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai kepercayaan pada bidan sebagai penolongnya, bahwa bidan mampu melakukan pertolongan persalinan dengan baik sesuai standar, didasari pengetahuan dasar dan keterampilan yang baik serta mempunyai pengalaman yang cukup. Dengan kepercayaan tersebut, maka dengan sendirinya ibu bersalin akan merasa aman dan nyaman selama proses persalinan berlangsung. 1.4 Mengatasi Gangguan Psikologis yang Berhubungan dengan Persalinan Perubahan psikologis pada Ibu bersalin memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar Ibu bersalin dapat menerima keadaan yang terjadi pada selama persalinan. Penyebab gangguan psikologis pada Ibu bersalin yaitu perubahan hormone, kurangnya persiapan mental, dan adanya keinginan narsitis yaitu cenderung menolak kelahiran bayinya dan ingin mempertahankan bayinya selama mungkin di dalam kandungan. Pendekatan dengan Komunikasi Teraupetik Komunikasi teraupetik merupakan komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien. Proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada klien. Komunikasi teraupetik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antara perawat dengan klien. Tujuan komunikasi teraupetik, yaitu: a. Membantu klien mengurangi beban persaan dan pikiran selama proses persalinan b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien c. Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan Ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
Dalam mengatasi gangguan psikologis ini maka diperlukannya
adanya konseling. Konseling Gangguan psikologi pada persalinan terbagi atas 2 fase yaitu : 1. Fase Laten: Pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. 2. Fase Aktif: saat kemajuan persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi semakin kuat dan fekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya.
1.5 Deteksi Dini Gangguan Psikologis Pada Persalinan
Deteksi dini merupakan suatu usaha untuk mengetahui ada tidaknya kelainan atau gangguan perkembangan mental, psikologis atau perilaku yang meyebabkan kecacatan secara dini atau gangguan yang dapat mempengaruhi suatu proses dalam kehidupan. Deteksi dini gangguan psikologis pada persalinan merupakan suatu usaha untuk mengetahui ada tidaknya gangguan perkembangan mental, psikologis atau perilaku yang dapat mempengaruhi kehamilan dan persalinan secara dini atau gangguan yang dapat mempengaruhi proses kelahiran. Gangguan psikologis dapat dicegah atau dideteksi secara dini dengan cara : a) Melakukan pemeriksaan berkala selama kehamilan b) Diperlukannya dan ditekankan nya peranan dak partisipasi dari keluarga terutama orangtua dan suami. c) Melakukan konseling dan temu wicara untuk menangani masalah atau keluhan yang sedang dirasakan ibu d) Memebrikan asuhan dan pengetahuan pada ibu seputas kehamilan dan persalinan agar ibu tidak merasa takut dan berandai andai dengan persalinannya e) Jika ditemukan adanya gangguan selama proses hamil atau bersalin dengan adanya pemantauan berkala dari bidan maka dengan segera dapat diatasi dan ditangani dan diminimalisir agar tetap terwujud persalinan yang man ibu dan anak sehat DAFTAR PUSTAKA
Herri Zan Pieter, dkk.2011. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan.
Jakarta. Kencana. 2011 Dr. Kartini Kartono, 2007. Psikologi Wanita 2. Bandung. Sumber Sari Indah. 2007 https://www.popmama.com/pregnancy/first-trimester/bella-lesmana/cara- mengatasi-gangguan-psikologi-pada-ibu-hamil/4