Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

“ASKEP SEHAT JIWA PADA IBU HAMIL”

OLEH KELOMPOK 1 :

1. Apriana Hijriatun Hasanah


2. Aris Septin Wulandari
3. Baiq Reni Komala Sari
4. Belina Sinta Dewi
5. Cerry Arisandhy Darmawan
6. Dewinta Husdianti Ikmalia

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
Laporan Pendahuluan

A. Konsep Dasar Penyakit

Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan


wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun
emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya
dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu
takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau
mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya.

Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu


hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar
melalui serangkaian aktifitas.
B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan
Perubahan Peran Selama Kehamilan Seiring dengan bertambahnya
usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini
pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui
tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan
merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas
khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model).
Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda
lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan
peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan
cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah
posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi
kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih
sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba
menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar
hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan
kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini
adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang
berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari
orang-orang terdekatnya.
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami
suatu titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan
aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya,
seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara
mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga
kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia
tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat
mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal
yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat
ini sampai bayinya lahir kelak.
C. Masalah Emosi Selama Kehamilan
1. Prinsip dasar
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa
kehamilan merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian
lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan
kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang
ditumbuhkan dari norma – norma sosiokultural dan persoalan dalam
kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi
psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ketingkat gangguan
jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap
pola kegiatan sosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih
sayang dan empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat
mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian persalinan
normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal),
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.:
Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini
mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak
nyaman.
Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil
lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan,
kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang
dikandungannya.
Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan
sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan
atau mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.
2. Reaksi cemas

1) Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang


berlebihan, terutama sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong
wajar.

2) Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut


mengungkapkannya karena gejala klinik yang ada, sangat tidak
spesifik (twitchung, tremor, berdebar-debar, kaku otot, gelisah dan
mudah lelah, insomnia)

3) Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom


(palpitasi, sesak nafas, rasa dingin ditelapak tangan, berkeringat
dingin, pusing, rasa terganjal pada leher).

4) Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang-kadang upaya ini


kurang memberi hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama
dilakukan.

5) Hanya pada pasien dengan reaksi cemas berat, berikan diazepam 3


x 2 mg per hari.

6) Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari


atau kekurangan asupan kalori/gizi maka harus dilakukan rawat
inap di rumah sakit.

3. Reaksi panik

1) Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam
periode yang relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.

2) Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga


berdenging, jantung berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut
mati atau merasa tidak akan tergolong lagi.
3) Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien gelisah dan ketakutan,
muka pucat pandangan liar, pernafasan pendek dan cepat dan
takhikardi.

4) Tenangkan secara verbal, sebelum psikoterapi atau


medikamentosaa. Sebaiknya pasien dirawat untuk observasi
tehadap reaksi panik ulangan dan pemberian terapi.

5) Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif


singkat, cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
4. Reaksi Obsesif-Kompulsif
1) Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya
perasaan, rangsangan ataupun pikiran untuk melakukan sesuatu,
tanpa objek yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan
secara berulang kali.
2) Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi
yang dikandung atau orang lain.

3) Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi


obsesif-kompulsif menjadi alasan untuk dirawat di rumah sakit
atau dalam pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi
cukup membantu untuk mengembalikan wanita ini pada status
emosional yang normal.Pada kasus yang berat, beri diazepam 5 mg
IV dan observasi ketat.

5. Depresi berat

Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak


bergairah, menyendiri, penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa
tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan
bunuh diri.

6. Perasaan panik/ gelisah


Berkaitan dengan kemampuanya untuk menjaga kehamilan sampai
saat persalinan sebagai seorang ibu hamil yang baik. Respon-respon
psikologis tersebut terjadi karena ibu merasa bahwa kehamilannya ini
merupakan suatu ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya
dan sebagai akibat yang akan terjadi pada dirinya, sehingga mereka akan
bersikap tidak hanya menolak kehamilannya tetapi juga akan berusaha
menggugurkan kehamilannya bahkan kadang-kadang mencoba bunuh
diri.
7. Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil

Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan :

a) Marah

b) Tertekan

c) Bersalah

d) Bingung

e) Was – was

f) Kesal

g) Pilu

h) Khawatir
Hal ini biasanya ditandai dengan gejala – gejala :

a) Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.

b) Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.

c) Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.

d) Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.

e) Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.

f) Senantiasa berfikiran negatif.


g) Tanpa berwujud merasa tidak mampu.

h) Tiba-tiba takut atau gugup.

i) Tidak bisa memusatkan perhatian.

j) Lebih sering lupa.

k) Rasa bingung dan bersalah.

l) Makan amat sedikit atau amat banyak.

m) Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.

n) Kehilangan kepercayaan dan harga diri.


D. Komplikasi Emosional
Masalah kesehatan jiwa dapat mengakibatkan komplikasi selama
periode kehamilan, kelahiran bayi, dan periode pascapartum. Stres psikologis
dan fisik yang terkait dengan kehamilan atau kewajiban baru sebagai ibu
dapat juga mengakibatkan krisis emosional (affonso,1984). Gangguan
emosional terutama mengakibatkan komplikasi kehamilan adalah gangguan
mood.
E. Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam
perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis.
Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi
karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang
sedang hamil. Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati,
harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika
kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau
rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya. Berikut beberapa cara yang
dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:
1. Informasi
2. Komunikasi dengan suami
3. Rajin chek-up.
4. Makan Sehat
5. Jaga Penampilan

6. Kurangi Kegiatan
7. Dengarkan Musik
8. Senam Hamil
9. Latihan Pernafasan

B. Konsep Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan


Psikologis/Perilaku

1. Pengkajian
a. Riwayat Obstetri

Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya


agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-
sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
1) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).

2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.

3) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat


persalinan, dan penolong persalinan.
4) jenis anestesi dan kesulitan persalinan.

5) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan


perdarahan.

6) Komplikasi pada bayi.

7) Rencana menyusui bayi.

b. Riwayat Kontrasepsi

Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,


atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahiran dan berlanjut

c. Riwayat Penyakit dan Operasi

Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan


penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu
adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan
sebelumnya harus didokumentasikan.
d. Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan


dengan kelompok risiko tinggi untuk masalah genelis
seperti anemia sickle sel, talasemia).
2) Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.

3) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.

4) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan


pinggang).

5) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan


tuberkulosis.

6) Riwayat dan perawalan anemia.

7) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).

8) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan
minuman ringan.

9) Merokok (Jumlah batang per hari).

10) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing


dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma.
11) Alergi dan sensitif dengan obat.

12) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.

e. Riwayat keluarga.

Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit


kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung,
infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang
perlu dikumpulkan.
f. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh
pada kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan.
Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin,
terulama risiko mengalami komplikasi.
Pemeriksaan Fisik

a) Tanda-Tanda Vital

1) Tekanan darah

Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena


posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya
tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi
jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah
yang didapatkan.
2) Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa
selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak
jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai,
nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
3) Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali
per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau
penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
4) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan
suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b) Sistem Kardiovaskuler

1) Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan
vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
2) Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang
intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut
karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c) Sistem Muskuloskeletal

1) Postur

Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama


kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar
untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan.
Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan
kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat
badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg
dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada
kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk
menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per
vaginam.
4) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.
Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan
untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald
dengan posisi ibu berbaring.
d) Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu
tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
e) Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan
anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi,
hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan
dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna
merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
f) Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g) Sistem Gatsrointestinal

1) Mulut

Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir


bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat
efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi
terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara
teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang
memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih
nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.
2) Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih
nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek
progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi.
Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
h) Sistem Urinarius

1) Protein

Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam
urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit
ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
2) Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal
pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan
pemeriksaan gula darah.
3) Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat
atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
4) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran
kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i) Sistem reproduksi
1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2) Organ reproduksi eksternal Kulit dan membran mukosa
perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi,
lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik.
Perubahan dan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester II

1. Pembagian perubahan psikologis pada trimester II

Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase; prequickeckening


(sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening
(setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat
pada penjelasan berikut :
a. Fase prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester
kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di
dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa
dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah
terjadi dan akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan
dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai
dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia
menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya.
Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa
bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal
tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah
perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi
pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini
memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan
dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang
akan dilahirkannya. Trimester kedua sering dikatakan periode pancaran
kesehatan. Ini disebabkan selama trimester ini wanita umumnya merasa
baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.
b. Fase postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan
yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan
persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa
menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum
kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan
wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus
membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada
wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan
hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus
meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep
bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini
menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin
bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan
janin (kecuali beberapa suku yang menganut sistem
patrilineal/matrilineal).
Perubahan dan adaptasi psikologi pada kehamilan trimester III
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau -
kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga
akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda
apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin
mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali
pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami,
keluarga dan bidan. Trimester ketiga sering kali disebut periode
menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak
sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk
mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti
terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi. Trimester ketiga merupakan
saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan
bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga
sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis
kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil :

• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.

• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.

• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.

• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.

• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .

• Senantiasa berfikiran negatif.

• Tanpa berwujud merasa tidak mampu.

• Tiba-tiba takut atau gugup.

• Tidak bisa memusatkan perhatian.

• Lebih sering lupa

• Rasa bingung dan bersalah.

• Kehilangan kepercayaan dan harga diri

• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.



II. Diagnosa keperawatan

No Diagnosa Intervensi Rasional Evaluasi / Kriteria Hasil

Keperawatan
1. Gangguan citra 1. Terima persepsi diri klien Untuk memvalidasi perasaannya. Klien menerima perubahan citra
tubuh b.d dan berikan jaminan bahwa tubuh
perubahan ia dapat mengatasi krisis
penampilan. ini Untuk meningkatkan rasa Klien berpartisipasi dalam berbagai
2. Dorong klien melakukan kemandirian dan kontrol. aspek perawatan dan dalam
perawatan diri. pengambilan keputusan tentang
perawatan.
3. Kaji kesiapan klien, Keterlibatan dapat Klien mengkomunikasikan
kemudian libatkan klien memberikan rasa kontrol dan perasaan terhadap perubahan citra
dalam pengambilan meningkatkan harga tubuh.
keputusan tentang diri.
Perawatan bila memungkinkan.
4. Berikan kesempatan
kepada klien untuk Agar klien dapat mengungkapkan Klien menyatakan perasaan
menyetakan perasaan keluhannya dan memperbaiki positif terhadap dirinya sendiri.
tentang citra tubuhnya. kesalahpahaman.

1. Berikan informasi Untuk mengurangi ansietas klien Klien dapat mengidentifikasi


2. Ketakutan b.d
sesuai tingkat dan meningkatkan kerja sama. sumber-sumber ketakutan.
ketidakbiasaan
pemahaman atau
penerimaan klien . Untuk terhadap Klien
berorientasi mengungkapkan rasa
2. Orientasikan klien ke waktu, tempat, orang, kejadian. nyaman dengan lingkungan
lingkungan sekitar. sekitarnya.
3. Orientasikan keluarga Tindakan ini dapat membantu Klien tidak memperlihatkan
pada kebutuhan khusus memberikan dukungan yang tanda-tanda fisik atau gejala-
klien dan izinkan efektif. gejala ketakutan.
anggota keluarga
berpartisipasi dalam
memberikan perawatan.
3. Gangguan pola
tidur b.d faktor 1. Atur anggota keluarga Untuk membantu klien Klien mengidentifikasi faktor-
psikologis untuk tinggal bersanma mengurangi ketakutannya. faktor yang dapat menghalangi
klien. atau mengganggu tidur.
2. Berikan kesempatan Mendengar aktif dapat membantu Klien dapat tidur beberapa jam
klien untuk menentukan penyebab kesulitan dimalam hari.
mendiskusikan keluhan tidur.
yang mungkin
menghalangi tidur.
3. Rencanakan asuhan Tindakan ini memungkinkan Klien dapat mengungkapkan
keperawatan rutin yang asuhan keperawatan yang perasaan cukup beristirahat.
memungkinkan pasien Konsisten dan memberikan waktu Klien tidak menunjukkan
tidur tanpa terganggu untuk tidur tanpa terganggu. tanda-tanda fisik deprivasi tidur.
selama beberapa jam.
4. Berikan bantuan tidur, Susu dan beberapa kudapan tinggi Klien tidak menunjukkan
kepada klien, seperti protein, seperti keju dan kacang, gejala perilaku yang berkaitan
bantal, mandi sebelum higiene pribadi secara rutin, yang dengan tidur, seperti gelisah.
tidur, makanan atau dapat mempermudah tidur.
minuman, dan bahan
bacaan.
5. Ciptakan lingkungan Tindakan ini dapat mendorong Klien melakukan latihan relaksasi
tenang yang kondusif istirahat dan tidur. sebelum tidur.
untuk tidur.
4. Ansietas b.d Untuk mengurangi tingkat Ansietas berkurang,
1. Kaji tingkat ansietas
ancaman kecemasan. dibuktikan dengan menunjukan
(ringan, sedang, berat,
terhadap keterampilan interaksi sosial yang
panik).
konsep diri efektif.
atau status 2. Beri kenyamanan dan Untuk mengurangi rasa khawatir Menunjukkan kontrol ansietas,

peran sekunder ketentraman hati pada klien. seperti : mempertahankan


akibat klien. penampilan peran.
kehamilan 3. Singkirkan stimulasi Agar klien menjadi lebih tenang. Meneruskan aktivitas yang
yang berlebihan. dibuthkan meskipun ada kecemasan.

5. Disfungsi 1. Sediakan lingkungan yang Tindakan ini mendorong klien Klien mengakui adanya masalah
seksual b.d tidak mengancam, dan untuk bertanya tentang hal khusus atau kemungkinan masalah dalam
perubahan dorong klien untuk yang berkaitan dengan keadaan fungsi seksual
struktur atau bertanya tentang saat ini.
fungsi tubuh seksualitas pribadi.
2. Berikan kesempatan klien Tindakan ini meningkatkan Klien menyatakan perasaan
mengungkapkan perasaan komunikasi dan pemahaman mengenai perubahan seksualitas
secara terbuka dalam diantara klien dan pemberi asuhan. Klien mengungkapkan
lingkungan yang tidak pemahaman mengenai penyebab
mengancam. disfungsi seksual.
3. Anjurkan klien untuk Untuk berbagi keluhan dan Klien mengungkapkan
mendiskusikan keluhannya memperkuat hubungan keinginan untuk mendapatkan
dengan suami atau istri konseling.
atau pasangan.
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Asrinah, Shinta Siswoyo Putri, dkk. (2010). Konsep kebidanan. Yogyakarta :Graha Ilmu
Bandiyah, S. (2009). Kehamilan, Persalinan, & Gangguan kehamilan.Yogyakarta: Nuha Medika.
Bobak, Lowdermilk, Jense. (2012). Buku AjarKeperawatan Maternitas.Jakarta: EGC
Farrer, Helen. (2001). Perawatan Maternitas Edisi 2 (Terjemahaan : dr.Andy Hartono & Yasmini,
S.Kp.). Jakarta : ECG
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.Jakarta: EGC.
Kementrian kesehatan RI. (2016). Petunjuk Kerja Pelayanan Antenatal Terpadu, Persalinan dan Paksa Persalinan
Terpadu. Jakarta: KementarianKesehatan RI
Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC
NANDA Internasional . (201)3. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo sarwono. (2011).       Ilmu Kebidanan.   Jakarta: PT bina pustaka
Putri, Endang dan Elisabeth. (2015). Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Salmah, dkk. (2006).  Asuhan Kebidanan Pada Antenatal. Jakarta: EGC.
Wilkinson JM & Ahern NR. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria
Hasil NOC. Alihbahasa oleh: Esty W. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai