Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


SEHAT JIWA PADA IBU HAMIL
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan individu Praktek Profesi Ners
Departemen Keperawatan Jiwa

Oleh:

Nama : Marzella I. C. Milla


NIM : 2007.14901.306

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


SEHAT JIWA PADA IBU HAMIL

Hari :
Tanggal :

Disusun oleh:

Nama : Marzella I. C. Milla


NIM : 2007.14901.306

Disetujui oleh:

Penguji Pendidikan Penguji Lahan

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Defenisi Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan
wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun
emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya
dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu
takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau
mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya.
Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu
hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian
peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar
melalui serangkaian aktifitas.
B. Perubahan Fisiologis Kehamilan
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual
diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet,
pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara.
Pada trimester II adanya peningkatan hormon estrogen dan
progesterone serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak
terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk. Ovulasi akan terjadi
peningkatan sampai kadar relatif rendah. Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis
anterior membesar sedikikitnya 50% selama kehamilan & meningkat
kortikotropin tirotropin & prolaktin. Sekresi kortikosteroid,meningkat selama
kehamilan untuk membeantu mobilisasi asam amino dari jaringan ibu
sehingga dapat dipakai untuk sintesis jaringan janin. Sekresi kelenjar tiroid,
membesar sekitar 50% dan meningkat produksi tiroksin yang sesuai dengan
Pembesaran tersebut. Sekresi kelejar paratiroid, membesar selama
kehamilan terjadi bila ibu mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam
makanannya. Karena janin akan mengunakan Ca ibu untuk pembentukan
tulangnya sendiri.
Pada trimester III Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan
progesteron merangsang mammae semakin membesar dan meregang, untuk
persiapan laktasi.
C. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan
a. Perubahan Peran Selama Kehamilan Seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini
pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya
melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan
merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas
khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model).
Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda
lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai
penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan
cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan
mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya
menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi
kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya.
Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan
membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia
daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang
berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya
beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi,
termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam
peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu
titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan
aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya,
seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara
mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga
kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia
tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat
mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal
yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak
saat ini sampai bayinya lahir kelak.
b. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
5. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau malah mungkin dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap
wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.\
c. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
3. Merasakan gerakan anak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian untuk cinta.
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
8. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu.
9. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
d. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh
kewaspadaan)
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8. Libido menurun.

D. Tanda dan Gejala psikologis pada Ibu Hamil


Tanda dan gejalanya adalah :
a. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
b. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
c. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
d. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
e. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .
f. Senantiasa berfikiran negatif.
g. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
h. Tiba-tiba takut atau gugup.
i. Tidak bisa memusatkan perhatian.
j. Lebih sering lupa
k. Rasa bingung dan bersalah.
l. Makan amat sedikit atau amat banyak.
m. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
n. Kehilangan kepercayaan dan harga diri

E. Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil


Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan :
 Marah
 Tertekan
 Bersalah
 Bingung
 Was-was
 Kesal
 Pilu
 Khawatir
Hal ini biasanya ditandai dengan gejala – gejala :
 Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
 Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
 Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
 Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
 Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
 Senantiasa berfikiran negatif.
 Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
 Tiba-tiba takut atau gugup.
 Tidak bisa memusatkan perhatian.
 Lebih sering lupa.
 Rasa bingung dan bersalah.
 Makan amat sedikit atau amat banyak.
 Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
 Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
Apabila kondisi - kondisi ini terjadi secara beruntun sedikitnya selama 2
minggu maka akan menimbulkan kondisi psikologis yang bermasalah yang
sifatnya memerlukan adanya pengobatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikis pada masa hamil :
 Sudah punya banyak anak
Banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang
harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan - kerepotan lainnya,
apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari
cukup.
 Khawatir berubah penampilan
Bagi sebagian perempuan, penampilan merupakan nilai jual, perubahan
bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan
mengurangi keindahan penampilan.
 Kemampuan finansial dirasa tidak memadai.
Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit
memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat
menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil.
 Keluhan sulit tidur
Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun,
konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood
bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat
usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh
sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.
 Ditrimester pertama, kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami
perubahan drastis yang sering memunculkan keluhan muntah – muntah,
sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena
sebabsebagai berikut :
- Stres
- Perubahan hormon
- Dihantui kecemasan
- Gangguan psikis

F. MASALAH EMOSI SELAMA KEHAMILAN


a. Prinsip dasar
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa
kehamilan merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian
lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan
kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan
adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan
dari norma – norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu
sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari
reaksi emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap
pola kegiatan sosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih
sayang dan empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat
mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian
persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal),
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.:
1. Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode
ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak
nyaman.
2. Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil
lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat
kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah
dengan bayi yang dikandungannya.
3. Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan
sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan
atau mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.
b. Reaksi cemas
1. Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang
berlebihan, terutama sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong
wajar.
2. Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya
karena gejala klinik yang ada, sangat tidak spesifik (twitchung, tremor,
berdebar-debar, kaku otot, gelisah dan mudah lelah, insomnia)
3. Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi,
sesak nafas, rasa dingin ditelapak tangan, berkeringat dingin, pusing,
rasa terganjal pada leher).
4. Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang-kadang upaya ini kurang
memberi hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan.
5. Hanya pada pasien dengan reaksi cemas berat, berikan diazepam 3 x 2
mg per hari.
6. Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau
kekurangan asupan kalori/gizi maka harus dilakukan rawat inap di
rumah sakit.
c. Reaksi panik
1. Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam
periode yang relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.
2. Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga
berdenging, jantung berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati
atau merasa tidak akan tergolong lagi.
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien gelisah dan ketakutan, muka
pucat pandangan liar, pernafasan pendek dan cepat dan takhikardi.
4. Tenangkan secara verbal, sebelum psikoterapi atau medikamentosaa.
Sebaiknya pasien dirawat untuk observasi tehadap reaksi panik ulangan
dan pemberian terapi.
5. Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif
singkat, cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
d. Reaksi Obsesif-Kompulsif
1. Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan,
rangsangan ataupun pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa objek
yang jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang
kali.
2. Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang
dikandung atau orang lain.
3. Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-
kompulsif menjadi alasan untuk dirawat di rumah sakit atau dalam
pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu
untuk mengembalikan wanita ini pada status emosional yang normal.
4. Pada kasus yang berat, beri diazepam 5 mg IV dan observasi ketat.
e. Depresi berat
1. Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak
bergairah, menyendiri, penurunan berat badan, insomnia, kelemahan,
rasa tidak dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk
melakukan bunuh diri.
2. Penelitian di RS Dr. Sutomo, Surabaya (1990) menunjukkan angka
kejadian Depresi Pascapersalinan (Postpartum Blues) sebesar 15,2 %
(persalinan fisiologis) dan 46,2 % (persalinan patologis).
3. Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik
diri, tidak mampu berkonsentrasi, kurang perhatian dan sulit untuk
mengingat sesuatu .
4. Gunakan anti depresan Amitryptyline 2 x 10 mg oral.
5. Terapi kejutan listrik (ECT) digunakan apabila psikofarmaka gagal dan
reaksi depresi membahayakan pasien.
f. Perasaan panik/ gelisah
Berkaitan dengan kemampuanya untuk menjaga kehamilan sampai saat
persalinan sebagai seorang ibu hamil yang baik. Respon-respon
psikologis tersebut terjadi karena ibu merasa bahwa kehamilannya ini
merupakan suatu ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi
dirinya dan sebagai akibat yang akan terjadi pada dirinya, sehingga
mereka akan bersikap tidak hanya menolak kehamilannya tetapi juga
akan berusaha menggugurkan kehamilannya bahkan kadang-kadang
mencoba bunuh diri.

G. KOMPLIKASI EMOSIONAL
Masalah kesehatan jiwa dapat mengakibatkan komplikasi selama periode
kehamilan, kelahiran bayi, dan periode pascapartum. Stres psikologis dan
fisik yang terkait dengan kehamilan atau kewajiban baru sebagai ibu dapat
juga mengakibatkan krisis emosional (affonso,1984). Gangguan emosional
terutama mengakibatkan komplikasi kehamilan adalah gangguan mood.

H. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan Dan Penanganannya


Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk
penanganan gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil
dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik
sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan. Terapi
psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku, psikoterapi
interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.
a. Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan.
Cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan
janin yang dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi
berlebihan dan merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia,
perilaku menghindar serta kecemasan yang berulang.
1. Gangguan kecemasan secara menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang
berlebihan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi
kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan
ketegangan motorik dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya:
gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom
misalnya : nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin,
pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan,
perasaan terancam, iritabel, insomnia.
2. Gangguan Panik
Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran
yang mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung
beberapa menit dan sifatnya berulang secara tak terduga. Serangan
panik terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang
berlebihan serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita yang
hamil mengalami peningkatan gejala panik selama kehamilan. Gejala
yang dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik,
jantung berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur /
berkunang, perasaan gatal, takut mati dan kehilangan kontrol.
3. Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup
berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide
yang menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal,misalnya
keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang
dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan
pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita
hamil.
b. Penanganannya
Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan
untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan
kehamilannya. Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang
mengganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan. Pengurangan gejala
kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam
hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan
hilang.
Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi
menetap dan kecemasan yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin
diperlukan. Pengobatan noninvasif yang efektif dari gangguan kecemasan
dapat digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual
imagery, latihan kognitif, latihan biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah
relaksasi otot dan ketegangan otot tidak timbul pada waktu yang sama,
karena itu wanita hamil yang belajar untuk melemaskan ototnya tidak akan
mengalami gejala gangguan kecemasan.
Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan
obat anti cemas sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila
kecemasan berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti cemas
golongan benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang hamil
dengan adanya gejala panik yang serius dapat diberikan alprazolam
dengan dosis minimum.
Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya
akan memberikan 2 tipe reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan
reaksi withdrawal. Gilberg menghubungkan penggunaan benzodiazepin
dosis rendah yang lama dengan sindrom floppy infant dengan gejala :
hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan
Bhatt menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan
penggunaan diazepam selama kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah
kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan semangat menghisap.
Gejala ini berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital selam 6 minggu.
Erkkola dan Kanto menrekomendasikan wanita yang menggunakan
benzodiazepin sebaiknya tidak menyusui. Penggunaan obat anti cemas
tentang terjadinya kelainan kongenital masih kontroversi. Namun,
beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama kehamilan
meningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.
I. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam
perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara
psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah.
Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-
ibu yang sedang hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus
selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika
kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau
rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat
ibu sedang mengandung:
a. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang
tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi
rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai
perubahan yang terjadi.
b. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami,
sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi.
Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan
dukungan psikologis yang dibutuhkan.
c. Rajin check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau
bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat
berkonsultasi ke dokter atau bidan.
d. Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi
perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif,
alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang
mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan
kecerdasan otak janin.
e. Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan
dua. Jangan lupa
untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki
ringan untuk memperlancar persalinan.
f. Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil.
Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap
dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang
bayi.
g. Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan
maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut,
belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
h. Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat
melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan
juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya
diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran
positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis
calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
i. Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.
Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga
kondisi psikologis bisa lebih stabil.
J. Konsep askep
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku
a. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya
agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
 Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
 Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
 Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan.
 jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
 Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan
perdarahan.
 Komplikasi pada bayi.
 Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,
atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahiran dan berlanjut.
3. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu
adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan
sebelumnya harus didokumentasikan.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
 Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok
risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel,
talasemia).
 Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
 Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan
jantung.
 Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan
pinggang).
 Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
 Riwayat dan perawalan anemia.
 Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
 Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan
minuman ringan.
 Merokok (Jumlah batang per hari).
 Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat
meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma.
 Alergi dan sensitif dengan obat.
 Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
 Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk
penyakit kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus
dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat
kongenital yang perlu dikumpulkan.
 Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan
berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi
kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan
berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami
komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan
tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan
kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan TTV
 Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena
posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya
tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi
jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah
yang didapatkan.
 Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi
pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama
satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung.
Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi
seharusnya sama kuat dan teratur.
 Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau
penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
 Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskuler
 Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises.
Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
 Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang
intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan
lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
3. Sistem Muskuloskeletal
 Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan
tungkai.
 Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat
badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang
dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan
lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat
menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan,
persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
 Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
 Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih
harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk
menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan
posisi ibu berbaring.
4. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan
anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi,
hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra
berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku
berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
6. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang
berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
7. Sistem Gatsrointestinal
 Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek
peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat
dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur
karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu
terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi
ibu untuk melakukan perawatan gigi
 Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman
untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron
pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan
bising usus terjadi bila menderita diare.
8. Sistem Urinarius
 Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam
urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina,
penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
 Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal
pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan
pemeriksaan gula darah.
 Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang
berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
 Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran
kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.
9. Sistem reproduksi
 Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
 Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut
pada perineum.
 Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik.
Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan intervensi Rasional
1. Gangguan citra tubuh b.d 1. Terima persepsi diri klien dan berikan jaminan 1. Untuk memvalidasi perasaannya.
perubahan penampilan. bahwa ia dapat mengatasi krisis ini. 2. untuk meningkatkan rasa kemandirian.
2. Dorong klien melakukan perawatan diri. 3. Keterlibatan dapat memberikan rasa kontrol dan
3. Kaji kesiapan klien, kemudian libatkan klien dalam meningkatkan harga diri.
pengambilan keputusan tentang perawatan bila 4. agar klien dapat mengungkapkan keluhannya
memungkinkan. dan memperbaiki kesalahpahaman.
4. Berikan kesempatan kepada klien untuk 5. untuk mendukung adaptasi dan kemajuan yang
menyatakan perasaan tentang citra tubuhnya. berkelanjutan
5. B
6. Bimbing dan kuatkan fokus klien pada aspek-
aspek positif dari penampilannya dan upayanya
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan citra
tubuhnya.
7. Berikan informasi sesuai tingkat pemahaman atau
penerimaan klien .
8. Orientasikan klien ke lingkungan sekitar.
2. Ketakutan b.d 1. Berikan informasi sesuai tingkat pemahaman atau 1. Untuk mengurangi ansietas klien dan
ketidakbiasaan penerimaan klien. meningkatkan kerja sama.
2. Orientasikan klien ke lingkungan sekitar. 2. Untuk berorientasi terhadap waktu, tempat,
3. Orientasikan keluarga pada kebutuhan khusus orang, kejadian.
klien dan izinkan anggota keluarga berpartisipasi 3. Tindakan ini dapat membantu memberikan
dalam memberikan perawatan. dukungan yang efektif.
4. Atur anggota keluarga untuk tinggal bersama klien. 4. Untuk membantu klien mengurangi ketakutannya.

3. Gangguan pola tidur b.d 1. Berikan kesempatan klien untuk mendiskusikan 1. Mendengar aktif dapat membantu menentukan
faktor psikologis keluhan yang mungkin menghalangi tidur. penyebab kesulitan tidur.
2. Rencanakan asuhan keperawatan rutin yang 2. Tindakan ini memungkinkan asuhan keperawatan
memungkinkan pasien tidur tanpa terganggu yang konsisten dan memberikan waktu untuk tidur
selama beberapa jam. tanpa terganggu.
3. Berikan bantuan tidur, kepada klien, seperti bantal, 3. Susu dan beberapa kudapan tinggi protein,
mandi sebelum tidur, makanan atau minuman, dan seperti keju dan kacang, higiene pribadi secara
bahan bacaan. rutin, yang dapat mempermudah tidur.
4. Ciptakan lingkungan tenang yang kondusif untuk 4. Tindakan ini dapat mendorong istirahat dan tidur.
tidur. 5. Upaya relaksasi yang bertujuan biasanya dapat
5. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien membantu meningkatkan tidur.
tentang teknik relaksasi.
4. Ansietas b.d ancaman 1. Kaji tingkat ansietas (ringan, sedang, berat, panik). 1. Untuk mengurangi tingkat kecemasan.
terhadap konsep diri atau 2. Beri kenyamanan dan ketentraman hati pada klien. 2. Untuk mengurangi rasa khawatir klien.
status peran sekunder 3. Singkirkan stimulasi yang berlebihan. 3. Agar klien menjadi lebih tenang.
akibat kehamilan
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati. F. (2011).Buku Ajar Keperawata Jiwa. Jakarta:Salemba Medika


Nirwana. A.b. (2011). Psikologi Kesehatan Wanita (remaja, menstruasi, menikah,
hamil, nifas, menyusui). Yogyakarta: Nuha Medika
Ramaiah. S. (2013). Kecemasan (bagaimana mengatasi penyebabnya).
Jakarta:Pustaka populer Obor
Solihah. L. (2012). Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta:Diva Press
Susanti. N. N. (2011). Psikologi Kehamilan. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai