Anda di halaman 1dari 34

“Collaborative Learning Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Ibu Hamil dan Bayi”

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu penugasan mata kuliah SK IV.4
Keperawatan Sehat Jiwa 1

Disusun Oleh:

Hilaria Asri Nugraheni / 201723005

Sesilia Novia P.T.S /201723011

Tiara /201723014

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih Yogyakarta

2019
1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL
A. Definisi Kehamilan
Menurut Westa dkk (2019) kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi
kebanyakan wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional
selama kehamilan.
Sedangkan menurut Rima (2015) pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi
tubuh berupa mual diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet,
pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara
berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya reaksi
terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak menyenangkan,
kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan keluarga dan perubahan gaya
hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II pada kehamilan dan berakhir pada minggu X
dan XII.Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit, dan
berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara dikandungnya.Kemudian,
pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama terjadi perasaan
fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah pada hal finasial, persiapan
ruang bayi, perlengkapan bayi sampai pada pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.

B.Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan

Menurut Mulyanti dkk (2019) perubahan dan adaptasi psikologis selama masa
kehamilan terdiri dari:

a. Perubahan Peran Selama Kehamilan

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis
dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya
melalui tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal
melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil
dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan
peran barunya sebagai seorang ibu.

2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)


Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba
menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima
kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya.

3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)


Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil dalam
penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan
berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan
kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi
kesehatan keluarga.

4. Tahap Akhir (perjanjian)


Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan
“perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati janji” mengenai
kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia
perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.

b. Perubahan psikologis selama kehamilan


1. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan
kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan
sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan
seksama.
e. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.

2. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)


a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
b. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
c. Merasakan gerakan anak.
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e. Libido meningkat.
f. Menuntut perhatian untuk cinta.
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.
h. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu.
i. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan
untuk peran baru.

3. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan)


a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e) Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
f) Merasa kehilangan perhatian.
g) Perasaan mudah terluka atau sensitif.
h) Libido menurun.

C. Masalah Emosi Selama Kehamilan

Menurut Hasanah (2014) kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi


biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan
peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa
khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.Dukungan psikologik dan perhatian
akan memberi dampak terhadap pola kegiatan sosial ( keharmonisan, penghargaan,
pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat
mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian persalinan normal,
akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal),

D Gangguan Jiwa pada Kehamilan

Gangguan jiwa pada kehamilan menurut Rina (2015) antara lain:

a. Gangguan kecemasan secara menyeluruh


gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom misalnya : nafas pendek,
palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin, pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan
yang berlebihan, perasaan terancam, iritabel, insomnia.
b. Gangguan Panik
Gejala yang dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik, jantung
berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur / berkunang, perasaan gatal, takut mati
dan kehilangan kontrol.
c. Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat dan
menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran atau
impuls yang tidak masuk akal,misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang
berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan
pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.

E.Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil


Tanda dan gejala menurut Oli (2015) dan Rahmawati (2017) antara lain kehabisan
tenaga atau kebanyakan gerak, tidak bisa tidur atau insmonia, sensitif,mudah cemburu,
menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang,moody, takut atau gugup, kurang fokus,
sering lupa, merasa bingung dan bersalah, kehilangan kepercayaan dan harga diri,
stres,depresi dan lain sebagainya.

G.Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku

Menurut Rina (2015) asuhan keperawatan jiwa ibu hamil dengan gangguan psikologis
antara lain:

1. Pengkajian
a. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat
dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri
meliputi hal-hal di bawali ini :
a) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d) jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f) Komplikasi pada bayi.
g) Rencana menyusui bayi.
b. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.
c. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa
berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur
infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk
masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis.
f) Riwayat dan perawalan anemia.
g) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan.
i) Merokok (Jumlah batang per hari).
j) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi
toxoplasma.
k) Alergi dan sensitif dengan obat.
l) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
m) Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis
(menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti
tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan.
n) Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan
masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti
kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi
kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada
ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah
penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat
terjadi.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan TTV
a) Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan
memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada
posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat
posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
b) Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan
cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat
menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah
sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c) Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi
karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama
bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu menandakan terjadi
infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
1. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa
berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan
rektum.
2. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat
perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan
jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema.
Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda
dari hipertensi pada kehamilan.

c. Sistem Muskuloskeletal
(1) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini
mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
(2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan
kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg
dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan
lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes
pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi
postpartum.

(3) Pengukuran pelviks


Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna
untuk persalinan per vaginam.

(4) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa
dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi
ibu berbaring.

d. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan
gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya
dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.

e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice
menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta
linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna
merah muda menandakan pengisian kapiler baik.

f. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan
hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.

g. Sistem Gatsrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi
berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan
hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur
karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan
prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi
b) Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising
usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan
konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.

h. Sistem Urinarius
a) Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini menandakan
adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu hamil.
Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau pemasukan
cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang biasa terjadi
pada ibu hamil.

i. Sistem reproduksi
a) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum perlu
dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan pemeriksaan
lebih lanjut.
b) Organ reproduksi eksternal Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus
perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
c) Organ reproduksi internal .Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil
dan berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.

Selain itu,menurut Muyanti dkk (2019) hal yang perlu dikaji adalah :

a. Kemampuan pasien dan keluarga tentang fakta dan masalah yang meliputi
pengertian, tanda kehamilan, gejala kehamilan normal dan penyimpangah dari
normal
b. Presepsi keluarga tentang kehamilan
c. Kemampuan keluarag untuk mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat
d. Riwayat keperawata pasien
1) Aktivitas atau istirahat
2) Integritas ego
3) Menunjukkkan perubahan presepsi diri
4) Eliminasi
5) Perubahan frekusensi defekasi, berkemih
6) Makanan/cairan
7) Mual dan muntah terutama pada trisemester pertama
8) Nyeri/ketidaknyamanan
9) Kram kaki, nyeri tejan dan bengkak pada payudara
10) Pernapasan
11) Hidung tersumbat, mukosa lebih kental dari pada normal
12) Keamanan
13) Suhu tubuh
14) Seksualitas
15) Siklus menstruasi
16) Interaksi sosial
17) Bingung/meragukan perubahan yang ada
18) Penyuluhan atau pembelajaran
19) Harapan individu terhadap kehamilan

Pemeriksaan fisik :

1. Teknik Inspeksi
a. Wajah : adakah closma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah edema pada wajah
b. Leher : ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok dan kelenjar limfa
c. Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan aerola mamae,
keadaan putting susu, adakah coloctrum
d. Perut : adakah asites, pigmentasi linea alba, Nampak ada gerakan anak
e. Vulva : eadaan perineum, adakah varises, tanda chadwick, condiloma,
keputihan
2. Teknik palpasi
Palpasi Leopold I, Leopold II
3. Teknik perkusi
Dilakukan pada refleks lutut, refleks lutut (-) pada hypovitaminose B1 dan penyakit
saraf

Pemeriksaan Head to Toe

1. Kepala dan leher


a. Rambut
Inspeksi : tampak bersih/tidak, warna rambut, tampak lesi/tidak, tampak
distribusi merata/tidak, tampak rontok/tidak, tampak ada ketombe/tidak
Palpasi : teraba benjolan/tidak, teraba myeri tekan atau tidak
b. Muka
Inspeksi : tampak pucat/tidak, tampak Choasma gravidarum/tidak
Palpasi : teraba edema/tidak
c. Mata
Isnpeksi : tampak konjungtiva pucat/tidak, tampak sklera icterus/tidak
d. Hidung
Inspeksi : tampak sekret/tidak, tampak polip/tidak
e. Mulut dan Gigi
Inspeksi : melihat kebersihan gigi dan mulut, tampak ada mukosa mulut dan
lidah/tidak
f. Leher
Isnpeksi : tampak pembesaran kelenjar thyroid/tidak, tampak pembesaran
kelenjar getah bening/tidak
Palpasi : teraba pembesaran kelenjat thyroid/tidak, teraba pembesaran
kelenjar getah bening/tidak
2. Dada
a. Payudara
Inspeksi : putting susu menonjol/tidak, bentuk dada simetris/tidak, ada
luka/tidak
Palpasi : ada nbenjolan/tidak, ada pengeluaran kolostrum/tidak, ada
dimping/tidak, retraksi/tidak
b. Jantung
c. Ektremitas atas dan bawah
1) Ekstremitas atas
Inspeksi : tampak simetris/tidak, tampak ada edema.tidak, kulit
tampak pucat/tidak
Palpasi : teraba kuku pucat/tidak
2) Ekstremitas bawah
Inspeksi : tampak kesimetrisan kiri dan kanan atau tidak, kulit tampak
pucat/tidak, tempak kemerahan dan edema/tidak
Palpasi : teraba pucat pada kuku jari/tidak, teraba edema/tidak, teraba
varises/tidak
Perkusi : rfleks patella positif/negative

3. Diagnosa Keperawatan

Menurut Sari (2011) masalah keperawatan ansietas merupakan diagnosa utama


yang sering dialami oleh ibu hamil. Masalah penyerta ansietas pada ibu hamil adalah
gangguan pola tidur, koping individu tidak efektif dan gangguan pemenuhan nutrisi.Selain itu
menurut Rina (2015) didukung dalam NANDA (2018) yaitu :

No. Diagnosa intervensi Rasional


Keperawatan
1. Gangguan citra a. Terima persepsi diri klien a. Untuk memvalidasi
tubuh b.d perubahan dan berikan jaminan bahwa ia perasaannya.
b. untuk meningkatkan
penampilan. dapat mengatasi krisis ini.
b. Dorong klien melakukan rasa kemandirian.
c. Keterlibatan dapat
perawatan diri.
c. Kaji kesiapan klien, memberikan rasa kontrol
kemudian libatkan klien dalam dan meningkatkan harga
pengambilan keputusan tentang diri.
d. agar klien dapat
perawatan bila memungkinkan.
d. Berikan kesempatan mengungkapkan
kepada klien untuk menyatakan keluhannya dan
perasaan tentang citra tubuhnya. memperbaiki
B kesalahpahaman.
e. untuk mendukung
e. Bimbing dan kuatkan
adaptasi dan kemajuan
fokus klien pada aspek-aspek
yang berkelanjutan
positif dari penampilannya dan
upayanya dalam menyesuaikan
diri dengan perubahan citra
tubuhnya.
f. Berikan informasi sesuai
tingkat pemahaman atau
penerimaan klien .
g. Orientasikan klien ke
lingkungan sekitar.
2. Ketakutan b.d a. Berikan informasi sesuai a. Untuk mengurangi
ketidakbiasaan tingkat pemahaman atau ansietas klien dan
penerimaan klien. meningkatkan kerja sama.
b. Orientasikan klien ke b. Untuk berorientasi
lingkungan sekitar. terhadap waktu, tempat,
c. Orientasikan keluarga
orang, kejadian.
pada kebutuhan khusus klien dan c. Tindakan ini dapat
izinkan anggota keluarga membantu memberikan
berpartisipasi dalam memberikan dukungan yang efektif.
d. Untuk membantu
perawatan.
d. Atur anggota keluarga klien mengurangi
untuk tinggal bersama klien. ketakutannya.

3. Gangguan pola tidur a. Berikan kesempatan klien a. Mendengar aktif


b.d faktor psikologis untuk mendiskusikan keluhan dapat membantu
yang mungkin menghalangi tidur. menentukan penyebab
b. Rencanakan asuhan
kesulitan tidur.
keperawatan rutin yang b. Tindakan ini
memungkinkan pasien tidur tanpa memungkinkan asuhan
terganggu selama beberapa jam. keperawatan yang konsisten
c. Berikan bantuan tidur,
dan memberikan waktu
kepada klien, seperti bantal,
untuk tidur tanpa terganggu.
mandi sebelum tidur, makanan c. Susu dan beberapa
atau minuman, dan bahan kudapan tinggi protein,
bacaan. seperti keju dan kacang,
d. Ciptakan lingkungan
higiene pribadi secara rutin,
tenang yang kondusif untuk tidur.
yang dapat mempermudah
e. Berikan pendidikan
tidur.
kesehatan kepada klien tentang
d. Tindakan ini dapat
teknik relaksasi.
mendorong istirahat dan
tidur.
e. Upaya relaksasi
yang bertujuan biasanya
dapat membantu
meningkatkan tidur.
4. Ansietas b.d a. Kaji tingkat ansietas a. Untuk mengurangi
ancaman terhadap (ringan, sedang, berat, panik). tingkat kecemasan.
b. Beri kenyamanan dan b. Untuk mengurangi
konsep diri atau
ketentraman hati pada klien. rasa khawatir klien.
status peran
c. Singkirkan stimulasi yang c. Agar klien menjadi
sekunder akibat
berlebihan. lebih tenang.
kehamilan

Sedangkan menurut Slitonga (2013) asuhan keperawatan pada ibu hamil


pada bagian daignosa hingga evaluasi antara lain:

A. Diagnosis Keperawatan Ibu Pada Masa Kehamilan

1. Trimester I kemungkinan diagnosis yang ditemukan:

 Kecemasan.  Gangguan nutrisi.

 Nyeri.  Perubahan pola seksual.

2. Trimester II kemungkinan diagnosis yang ditemukan:

 Gangguan rasa nyaman: nyeri.  Kecemasan.

 Gangguan gambaran diri.  Perubahan pola seksual.

 Perubahan proses keluarga.


Trimester III kemungkinan diagnosis yang ditemukan:
 Nyeri.  Perubahan pola tidur.

 Perubahan pola napas tidak  Intoleransi aktivitas.


efektif.
 Perubahan pola seksual.

B.Intervensi Keperawatan

Trimester I

 Bergantung pada pengkajian biopsikososial.

 Tujuan perawatan secara fisiologis pada trimester I adalah sebagai berikut:

 Kehamilan didiagnosis dan taksiran persalinan dapat ditentukan.

 Ibu mendapatkan informasi tentang adaptasi tubuh akibat perkembangan janin.

 Faktor risiko dapat diidentifikasi.

Tujuan perawatan secara psikologis pada trimester I adalah sebagai berikut:

 Ibu aktif merawat diri.

 Ibu mempersiapkan rencana persalinan.

 Terbina rasa saling percaya.

Trimester II

 Bergantung masalah yang ada pada ibu.

Tujuan perawatan secara fisiologis pada trimester II adalah sebagai berikut:

 Memastikan taksiran persalinan.

 Ibu dan keluarga mendapatkan informasi tentang adaptasinya dan perkembangan


janin selama trimester II.

 Ibu dapat merawat dirinya sendiri.

 Faktor risiko dapat diidentifikasi.

 Ibu waspada dengan bahaya kehamilan.

Tujuan perawatan secara psikologis pada trimester II adalah :


 Informasi kebutuhan persiapan persalinan.

 Kooperatif dan aktif selama trimester II.

 Mempersiapkan rencana persalinan.

 Hubungan saling percaya terbina.

Trimester III

Tujuan perawatan secara fisiologis pada trimester III adalah sebagai beriku Ibu dan
keluarga mendapatkan informasi tentang adaptasi dan perkembangan janin.Ibu
mendapatkan informasi perawatan mandiri secara adekuat.

Tujuan perawatan secara psikologis pada trimester III adalah sebagai berikut:

 Kebutuhan dan kesiapan ibu dengan keluarga teridentifikasi.

 Ibu dan keluarga aktif dalam perawatan trimester III.

 Hubungan saling percaya semakin baik.

C.Implementasi Keperawatan

a. Trimester I

Informasi tentang perawatan mandiri yang diberikan kepada ibu di trimester I adalah sebagai
berikut:

 Pencegahan infeksi neonatus.

 Penyuluhan tentang nutrisi, aktivitas, kebiasaan tidur, hubungan seksual, dan


pemakaian obat.

 Jadwal kunjungan, sejak konsepsi sampai dengan 28 minggu kehamilan setiap 4


minggu, 29-36 minggu kehamilan setiap 2 atau 3 minggu, 37 minggu kehamilan
sampai lahir setiap 1 minggu.

 Informasi tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan per vagina dengan tanda atau
tanpa nyeri, pecah ketuban (keluar air dari vagina), sakit kepala yang berlebihan,
gangguan penglihatan, nyeri abdomen, serta demam.

 Kelas prenatal.
 Rencana melahirkan.

b. Trimester II

Informasi tentang perawatan mandiri yang diberikan kepada ibu di trimester II adalah
sebagai berikut:

 Pakaian direkomendasikan yang nyaman, praktis, dan longgar.

 Postur dan mekanik tubuh.

 Kebersihan diri: mandi, gosok gigi


 Aktivitas fisik/latihan yang teratur bisa memperkuat otot, mengurangi nyeri punggung,
dan meningkatkan kesejahteraan ibu.

 Istirahat dan tidur, temukan posisi yang nyaman untuk istirahat dan tidur.

 Imunisasi, ibu harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dua kali selama
kehamilan.

c.Trimester III

Informasi tentang perawatan mandiri yang diberikan ibu pada trimester III adalah sebagai
berikut:

 Dukungan emosional dan sosial.  Kaji ulang tanda bahaya kehamilan.

 Meagajarkan perawatan diri.  Kenali kelahiran prematur.

 Persiapan menyusui.  Persiapan sebelum melahirkan.


D. Evaluasi Keperawatan

Kelanjutan dan evaluasi terhadap efektivitas intervensi keperawatan. Evaluasi


keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan, di mana perawat menilai
hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu
dapat diatasi. Di samping itu, perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang
jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai sehingga proses keperawatan dapat dimodifikasi.

Selain itu, menurut Taylor (2010) asuhan keperawatan jiwa pada ibu hamil terdiri dari
:

1. Keletihan berhubungan dengan kehamilan


Goal : klien mengalami keletihan selama perawatan
Objective : klien dapat beradaptasi dengan kehamilannya
Outcomes : dalam 1x24 jam perawatan, klien :
1) Tidak terjadi peningkatan keluhan fisik
2) Tidak terjadi kekurangan energi, letargi, letih. Lesu dan lelah
3) Mampu memulihkan energy setelah tidur
4) Mampu melakukan aktifitas fisik pada tingkat yang biasa

 Intervensi dan Rasional


1) Anjurkan pasien untuk makan makanan yang kaya zat besi dan mineral, jika
tidak dikontraindikasikan
R/: tindakan tersebut dapat membantu menghindari anemia dan demineralisasi
2) Anjurkan pasien untuk tunda makan bila pasien mengalami keletihan
R/: agar kondisi pasien tidak memburuk
3) Anjurkan pasien untuk menyelingi aktivitas dengan periode istirahat
R/: penjadwalan periode istirahat yang teratur dapat membantu menurunkan
keletihan dan meningkatkan stamina
4) Tetapkan pola tidur yang teratur
R/: tidur di malam hari 8 sam pai 10 jam dapat membantu mengurangi keletihan
5) Hindari situasi yang penuh emosional
R/: situasi yang emosional dapat memperburuk keletihan pasien.

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam : status kesehatan


Goal: klien akan menurunkan tingkat kecemasan selama dalam perawatan.
Objective: klien dapat beradaptasi dengan status kesehatannya.
Outcomes: Dalam waktu 1 x 24 jam perawatan klien akan :
1) Tidak gelisah
2) Tidak mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa
hidup.
3) Ada kontak mata
4) Tidak ketakuatan
5) Wajah tidak tegang, tangan tidak tremor
6) Tidak ada peningkatan ketegangan
7) Tidak ada peningkatan keringat
8) Tekanan darah nadi dan frekuensi pernapasan dalam batas normal(TD:
systole 100-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg, Nadi : 60- 100 X/menit, RR: 12-24 X/
menit)
9) Berkonsentrasi
10) Tidak ada blocking pikiran.

3. Intervensi dan rasional


1) Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi untuk dilakukan sekurang-kurangnya
setiap 4 jam ketika terjaga.
R/: Untuk memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologi
2) Kurangi stressor (termasuk membatasi akses individu pada pasien jika sesuai)
dan usahakan menuntut pasien
R/: Seminimal mungkin jika memungkinkan untuk menciptakan iklim tenang dan
teraupetik.
3) Berikan kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan perasaanya dengan
orang lain yang memiliki masalah kesehatan yang sama
R/: Untuk menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan
4) Secara seksama perhatiakan kebutuhan fisik pasien. Berikan makanan bergizi
dan tingkatkan kualitas tidur disertai langkah-langkah yang memberikan rasa
nyaman.
R/: Untuk menciptakan kesejahteraan dan meyakinkan pasien bahwa kebutuhannya
akan terpenuhi.
5) Pantau respon verbal dan non verbal yang menunjukan kecemasan klien
R/: Klien mungkin tidak menunjukan keluhansecara langsung tetapi kecemasan
dapat dinilai dari perilaku verbal dan non verbal yang dapat menunjukan adanya
kegelisahan, kemarahan, penolakan dan sebagainya.
6) Kolaborasi pemberian obat sesuai yang diresepkan.
R/: Untuk membantu pasien rileks selama periode ansietas berat
2.ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA BAYI

A.Tahap Bayi (Basic Trust Vs Miss Trust)

a. Pengertian

Menurut tim pengajar keperawatan jiwa FIK (2009) tahap perkembangan bayi dimulai
dari usia 0-18 bulan dimana pada usia ini bayi belajar terhadap kepercayaan dan
ketidakpercayaan. Masa ini merupakan krisis pertama yang dihadapi oleh bayi.

2. Karakteristik Perilaku

 Karakteristik Normal

1) Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya

2) Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.

3) Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya

4) Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai 5) Saat menangis mudah dibujuk
untuk diam kembali

[6) Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan orang yang
tidak dikenalnya

7) Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang 8) Menoleh mencari sumber suara
saat namanya dipanggil

9) Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang

10) Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan membantingnya.

b. Diagnosa keperawatan :

Kesiapan peningkatan perkembangan infant

3. Intervensi Intervensi Generalis

a. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis

b. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)

c. Memberi selimut saat bayi kedingingan

d. Mengajak berbicara dengan bayi


e. Memanggil bayi sesuai dengan namanya

f. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda


berwarna menarik, benda berbunyi)

g. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi

h. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi mengalami masalah
kesehatan atau sakit.

4. Intervensi Spesialis

a. Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.

Sedangkan menurut Arta (2019) format pengkajian klien sehat mental pada bayi
antara lain:

Nama perawat : …………..


Tanggal pengkajian : …………..
Tempat pengkajian : …………..
Sumber data : …………..

I. IDENTITAS KLIEN
Nama klien lengkap : ...............................
Nama panggilan klien : ...............................
Umur/TTL : ...............................
Jenis kelamin : ...............................
Agama : ...............................
Pendidikan : ...............................
Pekerjaan : ...............................
Suku bangsa : ...............................
Status marital : ...............................
Alamat lengkap : ...............................

II. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama penanggung jawab klien : ...............................


Umur : ...............................
Agama : ...............................
Suku bangsa : ...............................
Alamat lengkap : ...............................
Telp yang mudah dihubungi : ...............................
Hubungan dengan klien : ...............................

III. PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN


Usia 0-18 bulan
Petunjuk teknis pengisian format :
1. Berilah tanda (√) jika klien dan keluarga mampu melakukannya
2. Apabila semua kemampuan tercapai (jawaban “Ya“ mencapai 100%) maka
dikategorikan “Normal“ namun bila kurang dari 100% maka dikategorikan
“Penyimpangan“

Nama klien : ...................................................


Kemampuan Ya Tidak
No
Kemampuan Klien
1 Menangis keras atau tangannya mencengkram saat dipisahkan
dengan ibunya
2 Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
3 Menolak saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
4 Saat menangis mudah dibujuk untuk diam atau
digendong/dipeluk/dibuai
5 Menangis saat lapar, haus, dingin/basah, gerah, sakit
6 Mencari suara ibu atau orang lain yang memanggil namanya
7 Saat diajak bicara oleh orang asing menyembunyikan atau
memalingkan wajah dan tidak langsung menangis
8 Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang/gembira
9 Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan
membanting
Kemampuan keluarga
1 Segera mengendong atau memeluk saat bayi menangis
(memberi rasa aman dan nyaman)
2 Segera menyusui atau memberi makanan saat bayi haus/lapar
3 Segera mengganti popok/celana yang basah
4 Menjaga keamanan saat bayi tidur atau bermain
5 Sebera membawa bayi ke puskesmas/rumah sakit/pelayanan
kesehatan bila sakit
6 Selalu mengajak bicara saat merawat bayi
7 Bermain dengan bayi (bersuara, menggunakan mainan/benda
berwarna atau berbunyi)
8 Keluarga bersabar bila bayinya rewel
9 Tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi
10 Keluarga segera mendiskusikan keadaan bayi bila mengalami
masalah kesehatan

Diagnosa Keperawatan :
 Normal : Kesiapan Peningkatan Perkembangan Rasa Percaya
 Penyimpangan : Risiko Ketidaksiapan Perkembangan Rasa Percaya

Menurut Setiaman (2019) asuhan keperewatan sehat jiwa pada bayi sebagai berikut:
A. PENGKAJIAN DATA
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Klien
Anak:

1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Anak ke
Ibu:

1. Nama
2. Umur
3. Agama Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Alamat
2. Keluhan utama

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


4. Riwayat Kesehatan yang Lalu
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
6. Imunisasi yang didapat
7. Riwayat Antenatal:

a) Trimester I: 2x, keluhan

b) Trimester II: 2x, keluhan


c) Trimester III : 3x, keluhan

8. Riwayat Natal: Umur kehamilan, jenis persalinan normal, penolong, keadaan


bayi.
9. Riwayat Gizi:.
10. Riwayat Psikososial: Yang mengasuh, hubungan dengan keluarga.

11. Riwayat tumbuh kembang:

d) Duduk:

e) Merangkak

f) Makan biskuit sendiri

g) Berdiri dengan berpegangan

12. Pola Kebiasaan Sehari-hari

h) Pola nutrisi: Makan dan minum.


i) Pola Eliminasi: pola buang air besar, bentuk feces, bau, pola buang air
besar, warna.
13. Pola Istirahat Tidur: Siang, malam

14. Pola Aktivitas

15. Perilaku Kesehatan:

a) Mandi

b) Ganti baju

c) Keramas

DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum, Kesadaran, Suhu, Nadi, Respirasi, BB.

2. Pemeriksaan usia anak


Tahun Bulan Tangal
Tanggal
pemeriksaan
Tanggal lahir

3. Pemeriksaan Fisik
Kepala: Bentuk, warna, kekuatan rambur, keadaan rambut.

Muka: Bentuk, warna


Mata: Bentuk, warna sclera, konjungtiva
Hidung: Bnetuk, Polip, Secrte, Kebersihan.
Mulut dan gigi: hipersalivasi, epulis, stomatitis, bibi, simetris, lidah.
Telinga: Simetris, serumen, kebersihan.

Leher: pembesaran vena jugularis, pembesaran kelenjar thyroid,


pembesaran kelenjar getah bening.

Axila: pembesaran kelenjar limfe, kebersihan cukup.


Dada: Simetris, pembengkakan, batuk, sesak, suara ronchi, tidak ada suara
wheezing.

Perut: benjolan, ada pembesaran, luka bekas operasi.

Kulit: Turgor baik, edema, kelainan. Punggung: Posisi


(tulang belakang).
Genetalia: Testis turun dalam serotum, benjolan, kelainan.

Ekstremitas atas: simetris, edem, kelainan.

Ekstremitas bawah: simetris, edem, kelainan.

4. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


Personal sosial
Motorik halus
Motorik kasar
Bahasa
Pemeriksaan Psikologis

B. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan: Bayi usia 9 bulan dengan tumbuh kembang normal.
Tujuan: Intervensi:
Setelah dilakukan 1. Beritahu hasil pemeriksaan anak kepada
asuhan kebidanan ibunya.
selama ± 15 menit ibu 2. Observasi tumbuh kembang anak.
dapat memahami
3. Anjurkan ibu agar tetap memberikan
tumbuh kembang anak.
stimulasi kepada anak untuk tumbuh
Kriteria hasil:
kembang anaknya
KU baik, Kesadaran
4. Ibu menjadi tahu keadaan anaknya dan
composmentis, berat
tidak perlu kuatir.
badan 7,2 – 11 kg,
5. Untuk mengetahui tumbuh kembang
panjang badan 68,0 –
anaknya sesuai dengan umurnya.
76,0 cm.
6. Pertumbuhan dan perkembangan anak

normal sesuai dengan usianya.


Revisi Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Ibu Hamil dan Bayi

A. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Ibu Hamil

No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan

1. Kesiapan peningkatan proses kehamilan b.d a. Kaji pengetahuan dan


kesiapan menjadi orang tua (Herdman, 2018) kesiapan menjadi
orang tua
b. Kaji rencana untuk
persalinan dan
kelahiran bayi (misal
tempat, siapa yang
mendampingi ibu,
teknologi yang akan
digunakan dll)
c. Monitor substansi
nutrisi dan berat
badan saat hamil dan
informasikan kepada
klien nutrisi apa saja
yang dibutuhkan saat
hamil
d. Monitor tekanan
darah, glukosa urin
dan protein
e. Monitor DJJ
f. Instruksikan dengan
ibu macam –macam
opsi pengkontrol nyeri
g. Informasikan kepada
ibu kapan harus ke
rumah sakit untuk
persiapan kelahiran
h. Diskusikan dengan ibu
macam-macam opsi
pengontrol nyeri
i. Informasikan kepada
ibu kapan harus ke
rumah sakit untuk
persiapan kelahiran
j. Edukasi ibu dan
partnernya tentang
tanda-tanda
persalinan (Herdman,
2018)
2. Kesiapan peningkatan perkembangan infant a. Panggil bayi sesuai
(Herdman, 2018) namanya
b. Segera
menggendong
,memeluk bayi saat
menangis
c. Memenuhi kebutuhan
dasar bayi
(lapar,basah,haus,saki
t)
d. Memberi selimut bayi
saat kedinginan
e. Mengajak berbicara
bayi
f. Mengajak bayi
bermain (bersuara
lucu,menggerakan
benda,memperlihatkan
benda berwarna-
warni,bernyanyi)
(Herdman, 2018)
3. Kesiapan untuk meningkatkan nutrisi (Seriasih, a. Managemen nutrisi:
2019) membantu atau
menyediakan asupan
makanan dan cairan
dengan diet seimbang
b. Konseling nutrisi :
member bantuan
dengan proses
interaktif yang
berfokus pada
kebutuhan terhadap
modifikasi diet
c. Penyuluhan individu :
membuat
perencanaan.,
implementasi, dan
evaluasi program
penyuluhan yang
dirancang untuk
memenuhi kebutuhan
khusus pasien
d. Penyuluhan : Program
Diet : mempersiapkan
pasien untuk benar-
benar mematuhi pola
diet yang
diprogramkan
(Seriasih, 2019)

B. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Bayi

No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan

1. Kesiapan peninngkatan perkembangan bayi b.d a. Segera menggendong,


pengembangan rasa percaya diri (Slametiningsih, memeluk dan
2013) membuai bayi saat
bayi sedang menangis
b. Memenuhi kebutuhan
dasar bayi seperti rasa
lapar, haus. Basah
dan sakit

c. Memberi selimut saat


bayi kedinginan
d. Mengajak berbicara
bayi
e. Memanggil bayi sesuai
namanya
f. Mengajak bayi
bermain seperti
bersuara lucu,
menggerakan benda,
memperlihatkan benda
berwarna menarik dan
benda yang berbunyi
g. Keluarga bersabar dan
tudak melapiaskan
kekesalan atau
kemarahan pada bayi
(Slametiningsih, 2013)
DAFTAR PUSTAKA

Arta, D. (2019). LP Sehat Jiwa Bayi. Retrieved From:


https://www.academia.edu/35532233/Format_Pengkajian_Asuhan_Keperawatan_Jiwa
_Sehat

Deswani, N., Kes, S. M., Mat, S., Kes, N. U. D. S. M., Mat, S., Mulyanti, Y., & Kes, S. M.
(2019). ASUHAN KEPERAWATAN PRENATAL DENGAN PENDEKATAN NEUROSAINS.
WINEKA MEDIA.

Hasanah, N. U. (2014). Hubungan dukungan sosial suami dengan kecenderungan baby


blues syndrome pada ibu pasca melahirkan: Studi kasus di Rumah Sakit Umum
Daerah dan Bidan Pelayanan Swasta Nurlaila di Sigli (Doctoral dissertation,
Universitas Islan Negeri Maulana Malik Ibrahim).Retrieved from:

etheses.uin-malang.ac.id/613/5/09410060%20Bab%201.pdf
Herdman dan Kamitsuru.(2018). NANDA-1 Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2018-2020. Jakarta:EGC.

Kurniawan, E. S., Ratep, N., & Westa, W. (2013). Factors lead to depression during
antenatal care every trimester of pregnant mother. E-Jurnal Medika Udayana, 2,
502-14.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/4936

RAHMAWATI, S. (2017). HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PSIKOLOGIS IBU


PADA MASA KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JANTI KOTA
MALANG(Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang)

http://eprints.umm.ac.id/41855/3/jiptummpp-gdl-syoifarahm-47576-3-babii.pdf
Rahmatia Oli.(2015). Perubahan Psikologis pada Masa Kehamilan.

https://www.academia.edu/16905409/MAKALAH_PERUBAHAN_PSIKOLOGI_P
ADA_MASA_KEHAMILAN

Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2009). Draft Standar Asuhan
Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram Magister
Keperawatan Jiwa FIK UI

Seriasih, A. 2019. Nutrisi. Retrieved From:

https://www.academia.edu/35526003/NUTRISI_fix

Setiaman, S. (2019). Asuhan Keperawatan Anak Sehat Usia 9 Bulan. Retrieved From:
https://www.academia.edu/35301118/ASUHAN_KEPERAWATAN_BAYI_SEHAT

Silitonga, N. R.(2013) Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan Perawatan


Kehamilan Pada Ibu Hamil Yang Mengalami Abortus Spontan di Klinik Bidan Nerli
Desa Sampe Raya Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat.Retrieved from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40036/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

Sari, H. (2011). Penerapan Terapi Kelompok Suportif Pada Ibu Hamil dengan Ansietas
Melalui Pendekatan Teori Mercer Di Kelurahan Balumbang Jaya, Bogor
Barat. Idea Nursing Journal, 2(2), 153-161.retrieved from:

www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/6375
Slametiningsih. (2013). Peningkatan perkembangan anak usia bayi untuk meningkatkan

rasa percaya diri melalui pemberian terapi kelompok terapeutik di rw 02,03 dan 11
kelurahan tanah baru bogor utara. Universitas indonesia. Retrieved From :
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351658-SP-Slametiningsih.pdf
Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi 10,
Jakarta:EGC
34

Anda mungkin juga menyukai