Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN

JIWA IBU HAMIL DAN BAYI

SHERIN ALINDA Z (1710711095)


FEBBY FEREZA (1710711135)
ANGGI DWI P (1710711136)
REFANY SALSABILA (171071146)
1.ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT
JIWA PADA IBU HAMIL

A. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan


 Perubahan Peran Selama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap
peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran
sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal
melalui model peran (role model).
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba
menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih
sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya.
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil dalam penerimaan
peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk
kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan
merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan “perjanjian”
dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan
internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya
lahir kelak.
 Perubahan psikologis selama kehamilan:
1. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
b) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan
kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c) Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian
dengan seksama.
e) Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang
mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin
dirahasiakannya.
f) Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi
kebanyakan akan mengalami penurunan.
2. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
b) Ibu sudah dapat menerima kehamilan.
c) Merasakan gerakan anak.
d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e) Libido meningkat.
f) Menuntut perhatian untuk cinta.
g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
h) Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu.
i) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
3. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan)
a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e) Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
f) Merasa kehilangan perhatian.
g) Perasaan mudah terluka atau sensitif.
h) Libido menurun.
B. Masalah Emosi Selama Kehamilan

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan


psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian
besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat
yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang
sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kegiatan
sosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada
wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga
ahli), cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan
neonatal),
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.:
 Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini mempunyai resiko
tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
 Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pada
berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan
hubungan bathiniah dengan bayi yang dikandungannya.
 Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita
hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu
yang akan dihadapi.
C. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan Dan Penanganannya

Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk penanganan


gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil dengan agen psikotropik
mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional
timbul selama kehamilan. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku,
psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.
 Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan. Cemas terhadap
perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin yang dikandungnya. Kadang-
kadang kecemasan itu menjadi berlebihan dan merugikan sehingga timbul gangguan cemas
seperti fobia, perilaku menghindar serta kecemasan yang berulang.
o Gangguan kecemasan secara menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan tentang kehidupan
kehamilan, misalnya komplikasi kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai
dengan ketegangan motorik dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya: gemetar, gugup,
gelisah, cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom misalnya : nafas pendek, palpitasi, keringat,
kaki dan tangan dingin, pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan,
perasaan terancam, iritabel, insomnia.

o Gangguan Panik
Serangan panik terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan serta
perasaan ingin mati. Gejala yang dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik,
jantung berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur / berkunang, perasaan gatal, takut
mati dan kehilangan kontrol.
o Gangguan obsesif kompulsif

Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat dan
menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran atau
impuls yang tidak masuk akal,misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang
berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan pikiran
obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.
 Penanganannya

– Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi menetap dan kecemasan yang tidak
dapat ditoleransi rawat inap mungkin diperlukan. Pengobatan noninvasif yang efektif dari gangguan
kecemasan dapat digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual imagery, latihan
kognitif, latihan biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah relaksasi otot dan ketegangan otot tidak
timbul pada waktu yang sama, karena itu wanita hamil yang belajar untuk melemaskan ototnya tidak
akan mengalami gejala gangguan kecemasan.
– Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat anti cemas sebaiknya dihindari
pada kehamilan trimester I. Bila kecemasan berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti
cemas golongan benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang hamil dengan adanya gejala panik
yang serius dapat diberikan alprazolam dengan dosis minimum.
– Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya akan memberikan 2 tipe
reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan reaksi withdrawal. Gilberg menghubungkan
penggunaan benzodiazepin dosis rendah yang lama dengan sindrom floppy infant dengan
gejala : hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan Bhatt
menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan penggunaan diazepam selama
kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan
semangat menghisap. Gejala ini berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital selam 6
minggu. Erkkola dan Kanto menrekomendasikan wanita yang menggunakan benzodiazepin
sebaiknya tidak menyusui. Penggunaan obat anti cemas tentang terjadinya kelainan kongenital
masih kontroversi. Namun, beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama
kehamilan meningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.
C. Tanda dan Gejala psikologis pada
ibu hamil

Tanda dan gejalanya adalah :


a. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak. g. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
h. Tiba-tiba takut atau gugup.
b. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan. i. Tidak bisa memusatkan perhatian.
c. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang j. Lebih sering lupa
k. Rasa bingung dan bersalah.
d. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah. l. Makan amat sedikit atau amat banyak.
e. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan m. Asik dengan fikiran yang menghantui dan
sentuhan mengerikan.
n. Kehilangan kepercayaan dan harga diri
f. Senantiasa berfikiran negatif.
D. Cara Mengatasi Gangguan
Psikologis Kehamilan

Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang
mengandung:
1) Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri
ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat.
2) Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu
dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan
memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
3) Rajin check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai
kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4) Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin.
Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat
aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
5) Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan
kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang
atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6) Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu
hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang
bayi.
7) Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif
lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi
lainnya.
8) Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6
bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam
hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan,
melainkan juga memberi manfaat psikologis
9) Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini
bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi
persalinan menjadi semakin mantap.
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku


1. Pengkajian
a. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat
menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali
ini :

a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH). d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi. e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi,
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat infeksi, dan perdarahan.
persalinan, dan penolong persalinan. f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
b. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan
kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.
c. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa
berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan
trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk
masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis.
f) Riwayat dan perawalan anemia.
g) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan.
i) Merokok (Jumlah batang per hari).
j) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi
toxoplasma.
k) Alergi dan sensitif dengan obat.
l) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
m) Riwayat keluarga.
n) Riwayat kesehatan pasangan.
2. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan TTV

a) Tekanan darah

Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi
tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan
sejajar posisi jantung.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas,
hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan
detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan
teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena
adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan
membutuhkan perawatan medis.
N Diagnosa NOC NIC
o. Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan suhan keperawatan Intervensi :
selama 3x24 jam diharapkan gangguan citra 1) Perawatan prenatal
citra tubuh b.d tubuh dapat teratasi Mandiri :
perubahan 1) Citra tubuh a. Anjurkan untuk menghadiri
Indikator : kelas prenatal
penampilan. a. Kepuasaan dengan penampilan tubuh b. Monitor kenaikan berat badan
b. Kesesuaian antara realitas tubugh dan c. Monitor gangguan hipertensi
ideal tubuh dengan penampilan tubuh (mis, tekanan darah, edema
c. Penyusaian terhadap perubahan tampilan pergelangan kaki, tangan dan
fisik wajah dan proteinuria)
d. Penyesuaian terhadap perubahan status d. Monitor status psikososial
kesehatan pasien dan pasangan pasien
e. Diskusikan bersama pasien
mengenai adanya perubahan
citra
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
2. Ketakutan b.d Setelah dilakukan asuhan 1) pengurangan kecemasan
keperawatan selama 3x24 jam mandiri :
respon yang di diharapkan Ketakutan dapat teratasi: -gunakan pendekatan yang tenang
pelajari terhadap Tingkat Kecemasan dan meyakinkan
-distres dipertahankan pada 2 - nyatakan dengan jelas harapan
ancaman ( cukup berat ditingkatkan ke 5 terhadap prilaku klien
tidak ada) -berikan informasi faktual terkait
- Perasaan gelisah dipertahankan diagnosis, perawatan, proknosis
pada 2 ( cukup berat ditingkatkan ke Kolaborasi :
5 tidak ada) - dorong keluarga untuk
- rasa takut yang disampaikan secara mendampingi klien dengan cara
lisan dipertahankan pada 2 ( cukup yang tepat
berat ditingkatkan ke 5 tidak ada) -kolaborasi dengan tim kesehatan
lain untuk mengatur penggunaan
obat-obatan untuk menurangi
No Diagnosa NOC NIC
. Keperawatan

b.d Setelah dilakukan asuhan 1)teknik menenangkan


3. Ansietas
keperawatan selama 3x24 jam mandiri
ancaman status diharapkan ansietas dapat teratasi: -Berada disisi klien
terkini (status peran 1)kontrol kecemasan diri -yakinkan keselamatan dan
-mengurangi penyebab kecemasan keamanan klien
sekunder akibat dipertahankan pada 2 (jarang
kehamilan) dilakukan) ditingkatkan ke 5 ( jarang Koleborasi :
konsisten) -koleborasi pada tim kesehatan
- menggunakan strategi koping yang lain untuk memberikan obat anti
efektif dipertahankan pada 2 (jarang kecemasan jika diperlukan
dilakukan) ditingkatkan ke 5 ( jarang
konsisten)
- mencari informasi mengurangi
kecemasan dipertahankan pada 2
(jarang dilakukan) ditingkatkan ke 5 (
2. ASUHAN KEPERAWATAN
SEHAT JIWA PADA BAYI
1) Perkembangan Psikososial Usia Bayi
a. Ciri-ciri Perkembangan Psikososial
– Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperlihatkan rasa
senang-nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal
– Usia 4-7 bulan memberikan respon emosional terhadap kontak sosial
– Usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya karena sudah dapat merangkak atau
meraih sesuatu.
– Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau pengasuhnya dan
– Usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan orang lain diluar ibu atau pengasuhnya,
bermain sendiri atau dengan orang lain. (Desmita : 2009).
b. Tahap Perkembangan Usia Bayi
Tahap-tahap perkembangan psikososial yang dilalui bayi hanya ada satu yaitu :
• Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah rasa percaya. Membangun rasa
percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan.
c. Perkembangan Emosi
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak
sekaligus. Emosi pun diklasifikasi menjadi dua yaitu, afektifitas positif (antusiasme, kegembiraan,
kesabaran, dan ketenangan) dan afektifitas negatif (kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan
kesedihan). Sedangkan, yang dinamakan dengan emosionalitas pada perangai bayi adalah
kecenderungan untuk mengalami kesulitan (distressed).
Dalam perkembangan anak, emosi memiliki peranan-peranan tertentu, seperti, media untuk
penyesuaian diri dan mempertahankan kelangsungan hidup (adaptation & survival). Emosi pun
memiliki fungsi sebagai media pengaturan diri (regulation).Dan juga berfungsi sebagai media
komunikasi
Perkembangan Emosi Bayi:

No. Umur Umur Ekspresi Emosi


1. 0 – 1 bulan Senyuman sosial
2. 3 bulan Senyuman kesenangan
3. 3 – 4 bulan Kehati-hatian
4. 4 bulan Kelurahan
5. 4 – 7 bulan Kegembiraan, kemarahan
6. 5 – 9 bulan Ketakutan
7. 18 bulan Malu
d.Perkembangan Temperamen
Temperamen merupakan sebuah aspek karakter yang menyelubungi
seseorang secara umum, yang dibentuk oleh kecenderungan-kecenderungan
pola-pola khusus reaksi emosional, perubahan suasana hati, dan tingkat
kepekaan yang dihasilkan rangsangan. Temperamen umumnya diperoleh
seseorang melalui orang tuanya dengan cara diturunkan, juga dipengaruhi
lingkungan sekitar.
Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan mulutnya
tanpa henti-hentinya, tetapi bayi lain terlihat sangat tenang. Sebagian bayi
merespons dengan hangat kepada orang lain cerewet, rewel dan susah diatur.
Semua gaya perilaku ini merupakan tempramen seorang bayi.
e. Tahap Attachment
Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh J. Bowlby
tahun 1958 untuk menggambarkan pertalian atau ikatan antara ibu dan anak.
Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi adalah sebagai berikut :
a) Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan)
Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang dengan atau menerima
dengan senang orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.
b) Tahap Attachment Is The Makin (2-7 bulan)
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada orang
yang lebih dikenal.
c) Tahap Specific, Clear-Cut Attachment (7-24 bulan),
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama lainnya dan
akan berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah
dengannya.
d) Tahap Goal-Coordination Partenerships (24- seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi tidak
merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya dalam jangka
waktu yang lama.
2) Perkembangan Rasa Percaya
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-
2 bulan) kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan
rasa percaya dan rasa tidak percaya. Erikson meyakini bayi dapat
mempelajari rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara
yang konsisten. Rasa tidak percaya dapat muncul apabila bayi
tidak mendapatkan perlakuan yang baik. Gagasannya tersebut
banyak persamaanya dengan konsep Ainsworth tentang
keterikatan yang aman (secure attachment).
DETEKSI DINI
DAN
STIMULASI
TUMBUH
KEMBANG
PADA BAYI
Deteksi Dini
 Pengertian :
–upaya penjaringan yg dilaksanakan komprehensif untuk menemukan
penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui/mengenal faktor
resiko ( fisik, biomedik, psikososial)
 Fungsi :
–Agar upaya pencegahan, stimulasi dan penyembuhan dapat
diberikan sedini mungkin dg indikasi yg jelas.
–Upaya-upaya tersebut sesuai dengan umur/tingkat perkembangan
sehingga tumbuh kembang dapat optimal
Faktor yg Mempengaruhi
Tumbuh Kembang
 Faktor genetik
 Faktor lingkungan
- prenatal : gizi, mekanis, zatkimia/ toksin,
endokrin,radiasi, infeksi, stress, anoksia
janin
- Post natal :
– *biologis : ras, jenis kel, umur, gizi, peny
– *fisik : cuaca, sanitasi, kondisi rumah
– *psikososial :stimulasi, motivasi, reward
– *kelg dan budaya : pek/pend ortu,agama, adat
DETEKSI DINI
 Pertumbuhan
 Perkembangan :
- Motorik kasar dan halus
- Bahasa/Kognitif
- Sosial
- Emosi
PERTUMBUHAN

 BB
 TB
 LingkarKepala, lingkar lengan, lipat kulit
 Penglihatan
 Pendengaran
Milestone Perkembangan

 Adalah tingkat perkembangan yg harus


dicapai anak pada umur tertentu
 Istilah psikologi : tugas Perkembangan
Milestone Motorik Kasar
 Lahir – 3 bulan :
- belajar mengangkat kepala
- kepala bergerak dari kiri ke kanan mengikuti anda
 Usia 3- 4 bulan:
- menegakkan kepala 90* dan
mengangkat dada dg bertopang dada
- menoleh ke arah suara
 Usia 6 – 9 bulan :
- duduk tanpa dibantu
- dapat tengkurap dan berbalik sendiri
- merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
 Usia9-12 bulan:
- merangkak
- berdiri sendiri tanpa dibantu
- dapat berjalan dg dituntun
Milestone motorik halus
 Lahir – 3 bulan :
- mengikuti obyek dg matanya
- menahan barang yg dipegangnya
 Usia 3- 6 bulan:
- menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
- belajar meraih benda dalam dan di luar
jangkauannya
- menaruh benda di mulut
 Usia 6 – 9 bulan :
- memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
- memegang benda kecil dg ibu jari dan telunjuk
- bergembira dg melempar benda-benda
 Usia 9-12 bulan:
- Ingin menyentuh apa saja dan
memasukkan benda ke mulut
Milestone Bahasa/Kognitif
 Lahir – 3 bulan :
- mengoceh spontan atau bereaksi dg mengoceh (cooing)
 Usia 3-6 bulan:
- tertawa dan menjerit gembira bila diajak main
 Usia 6 – 9 bulan :
- mengeluarkan kata-kata tanpa arti (bubbling), da-da, ta-ta
 Usia 9-12 bulan :
- menirukan suara
- dapat mengulang bunyi yg didengarnya
- belajar menyatakan satu atau dua kata
Milestone Sosial
 Usia 3-4 bulan:
- mampu menatap mata anda
- tersenyum bila diajak bicara/senyum
- tertawa dan menjerit gembira bila diajak main
 Usia 6 – 9 bulan :
- mulai berpartisipasi dalam tepuk tangan dan
– petak umpet
 Usia 9-12 bulan :
- berpartisipasi dalam permainan
Milestone Emosi
 Lahir – 3 bulan :
- Bereaksi terhadap suara/bunyi
 Usia 3-6 bulan:
- tersenyum melihat gambar/mainan lucu atau binatang
peliharaan
- tertawa dan menjerit gembira bila diajak main
 Usia 6 – 9 bulan :
- mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang
asing
 Usia 9-12 bulan :
- memperlihatkan minat yg besar terhadap sekitarnya,
STIMULASI
0-3 bulan
 Motorik kasar :
- latihan mengangkat kepala
- berguling-guling
- menahan kepala tegak
 Motorik halus ;
- Mainan gantungan
- Memperhatikan benda bergerak
- Jatuhkan benda kecil
- Letakkan benda kecil di tangan bayi
(latihan megang dan rasa/raba)
 Bahasa/Kognitif :
- Berbicara
- Menirukan Bunyi ocehan bayi
-Dengarkan berbagai bunyian (TV<Hp,
kerincingan)
 Sosial :
- Rasa aman dan kasih sayang (pelukan)
- Sering tersenyum
- Mengamati sekitar
- Mengayun dan meninabobo
3-6 bulan
 Motorik kasar :
- Balikkan bayi dari posisi telentang ke
telungkup
-Angkat pada posisi ketiak, turunkan
hingga kaki menyentuh meja
-mengembangkan kontrol kepala (tarik ke
posisi duduk dr posisi telentang)
- Bantu duduk
 Motorik halus:
-Letakkan mainan yg berayun atau
bergerak di tempat tidur bayi
-Ajak merasakan berbagai bentuk
permukaan
- Memegang, memakai kedua tanagn
- Makan sendiri
- Mengambil benda kecil
 Bahasa/Kognitif:
-Bicaralah sering, latih mendengar berbagai
suara
- mencari sumber suara
- menirukan pembicaraan
 Sosial :
- Tenangkan dan bujuk ketika rewel
- Senyum dan sering bicara
- Permainan ciluk-ba
- Melihat di kaca
- Berusaha meraih mainan
6-9 bln

 Motorik Kasar:
- Angkat bayi ke posisi berdiri
- Bantu duduk sendiri
- Berjalan untuk mencapai sesuatu
- Berjalan dg bantuan
- Merangkak
 Motorik halus :

- Dorong makan sendiri


- Usahakan mau memakai kedua tangan untuk
mengambil benda
- Memasukkan benda ke wadah
- Bermain genderang
- Mencoret-coret
- Membuat bunyi-bunyian
- Menyembunyikan dan mencari mainan
 Bicara/kognitif :
-Bicaralah yg sering, tirukan suara bayi,
kenalkan berbagai jenis suara dan bantu
temukan sumber suara
- Buku bergambar
 Sosial :
- Bermain cilukba. Lihat di kaca
- Ajak dalam permainan bersama anda
9-12 bulan
 Motorik Kasar :
-Bantu berjalan, mengambil mainan di
luar jangkauan
- Bermain bola
- Membungkuk
- Memanjat tangga
 Motorik halus:
- Memasukkan benda kecil ke wadah
- Menyusun balok/mainan
- Menggambar
 Sosial
- main bersama bayi
- Minum dr cangkir
- makan bersama anggota keluarga
- Mendapatkan mainan yg tak terjangkau
 Bahasa/kognitif :
- Melihat buku
- Menirukan kata-kata
- Boneka
- Bersenandung dan bernyanyi
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
SEHAT MENTAL PADA INFANT

A. Tahap Bayi (Basic TrustVs Miss Trust)


1. Pengertian
Tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada usia ini bayi belajar
terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa ini merupakan krisis
pertama yang dihadapi oleh bayi.
2. Karakteristik Perilaku

 Karakteristik Normal
– Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
– Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
– Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
– Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
– Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
– Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan orang yang tidak
dikenalnya
– Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
– Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
– Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
– Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan membantingnya.
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan infant

3. Intervensi
Intervensi Generalis
•Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
•Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
•Memberi selimut saat bayi kedingingan
•Mengajak berbicara dengan bayi
•Memanggil bayi sesuai dengan namanya
•Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda
berwarna menarik, benda berbunyi)
•Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi
•Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi mengalami masalah
kesehatan atau sakit.
Intervensi Spesialis
•Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.

Anda mungkin juga menyukai