o Gangguan Panik
Serangan panik terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan serta
perasaan ingin mati. Gejala yang dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik,
jantung berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur / berkunang, perasaan gatal, takut
mati dan kehilangan kontrol.
o Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat dan
menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran atau
impuls yang tidak masuk akal,misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang
berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan pikiran
obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.
Penanganannya
– Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi menetap dan kecemasan yang tidak
dapat ditoleransi rawat inap mungkin diperlukan. Pengobatan noninvasif yang efektif dari gangguan
kecemasan dapat digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual imagery, latihan
kognitif, latihan biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah relaksasi otot dan ketegangan otot tidak
timbul pada waktu yang sama, karena itu wanita hamil yang belajar untuk melemaskan ototnya tidak
akan mengalami gejala gangguan kecemasan.
– Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat anti cemas sebaiknya dihindari
pada kehamilan trimester I. Bila kecemasan berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti
cemas golongan benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang hamil dengan adanya gejala panik
yang serius dapat diberikan alprazolam dengan dosis minimum.
– Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya akan memberikan 2 tipe
reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan reaksi withdrawal. Gilberg menghubungkan
penggunaan benzodiazepin dosis rendah yang lama dengan sindrom floppy infant dengan
gejala : hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan Bhatt
menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan penggunaan diazepam selama
kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan
semangat menghisap. Gejala ini berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital selam 6
minggu. Erkkola dan Kanto menrekomendasikan wanita yang menggunakan benzodiazepin
sebaiknya tidak menyusui. Penggunaan obat anti cemas tentang terjadinya kelainan kongenital
masih kontroversi. Namun, beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama
kehamilan meningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.
C. Tanda dan Gejala psikologis pada
ibu hamil
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang
mengandung:
1) Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri
ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat.
2) Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu
dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan
memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.
3) Rajin check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai
kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4) Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin.
Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat
aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.
5) Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan
kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang
atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6) Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu
hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang
bayi.
7) Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif
lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi
lainnya.
8) Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6
bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam
hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan,
melainkan juga memberi manfaat psikologis
9) Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini
bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.
Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi
persalinan menjadi semakin mantap.
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH). d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi. e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi,
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat infeksi, dan perdarahan.
persalinan, dan penolong persalinan. f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
b. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya.
Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan
kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.
c. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa
berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan
trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk
masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis.
f) Riwayat dan perawalan anemia.
g) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan.
i) Merokok (Jumlah batang per hari).
j) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi
toxoplasma.
k) Alergi dan sensitif dengan obat.
l) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
m) Riwayat keluarga.
n) Riwayat kesehatan pasangan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan TTV
a) Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi
tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan
sejajar posisi jantung.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas,
hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan
detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan
teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena
adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan
membutuhkan perawatan medis.
N Diagnosa NOC NIC
o. Keperawatan
1. Gangguan Setelah dilakukan suhan keperawatan Intervensi :
selama 3x24 jam diharapkan gangguan citra 1) Perawatan prenatal
citra tubuh b.d tubuh dapat teratasi Mandiri :
perubahan 1) Citra tubuh a. Anjurkan untuk menghadiri
Indikator : kelas prenatal
penampilan. a. Kepuasaan dengan penampilan tubuh b. Monitor kenaikan berat badan
b. Kesesuaian antara realitas tubugh dan c. Monitor gangguan hipertensi
ideal tubuh dengan penampilan tubuh (mis, tekanan darah, edema
c. Penyusaian terhadap perubahan tampilan pergelangan kaki, tangan dan
fisik wajah dan proteinuria)
d. Penyesuaian terhadap perubahan status d. Monitor status psikososial
kesehatan pasien dan pasangan pasien
e. Diskusikan bersama pasien
mengenai adanya perubahan
citra
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
2. Ketakutan b.d Setelah dilakukan asuhan 1) pengurangan kecemasan
keperawatan selama 3x24 jam mandiri :
respon yang di diharapkan Ketakutan dapat teratasi: -gunakan pendekatan yang tenang
pelajari terhadap Tingkat Kecemasan dan meyakinkan
-distres dipertahankan pada 2 - nyatakan dengan jelas harapan
ancaman ( cukup berat ditingkatkan ke 5 terhadap prilaku klien
tidak ada) -berikan informasi faktual terkait
- Perasaan gelisah dipertahankan diagnosis, perawatan, proknosis
pada 2 ( cukup berat ditingkatkan ke Kolaborasi :
5 tidak ada) - dorong keluarga untuk
- rasa takut yang disampaikan secara mendampingi klien dengan cara
lisan dipertahankan pada 2 ( cukup yang tepat
berat ditingkatkan ke 5 tidak ada) -kolaborasi dengan tim kesehatan
lain untuk mengatur penggunaan
obat-obatan untuk menurangi
No Diagnosa NOC NIC
. Keperawatan
BB
TB
LingkarKepala, lingkar lengan, lipat kulit
Penglihatan
Pendengaran
Milestone Perkembangan
Motorik Kasar:
- Angkat bayi ke posisi berdiri
- Bantu duduk sendiri
- Berjalan untuk mencapai sesuatu
- Berjalan dg bantuan
- Merangkak
Motorik halus :
Karakteristik Normal
– Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
– Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
– Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
– Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
– Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
– Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan orang yang tidak
dikenalnya
– Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
– Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
– Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
– Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan membantingnya.
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan infant
3. Intervensi
Intervensi Generalis
•Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
•Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
•Memberi selimut saat bayi kedingingan
•Mengajak berbicara dengan bayi
•Memanggil bayi sesuai dengan namanya
•Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan benda
berwarna menarik, benda berbunyi)
•Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi
•Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi mengalami masalah
kesehatan atau sakit.
Intervensi Spesialis
•Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.