PENYAKIT
TERMINAL
KELOMPOK 8
CHERI YUSTIKA F
FANI FITRIANI
WARLENI
DEFINISI PENYAKIT TERMINAL
1. Anak
Saat ini, para ahli percaya bahwa anak-anak seharusya
mengetahui sebanyak mungkin mengenai penyakitnya agar
mereka mengerti dan dapat mendiskusikannya terutama
mengenai perpisahan dengan orang tua. Ketika anak mengalami
terminal biasanya orang tua akan menyembunyikannya, sehingga
emosi anak tidak terganggu. Untuk anak yang lebih tua,
pendekatan yang hangat, jujur, terbuka, dan sensitif mengurangi
kecemasan dan mempertahankan hubungan yang saling
mempercayai dengan orang tuanya.
2. Remaja atau Dewasa muda 3. Dewasa madya dan dewasa tua
Pada saat seperti ini, hubungan Penelitian membuktikan bahwa dewasa
dengan seorang ibu akan menjadi muda menjadi semakin tidak takut
lebih dekat. Menderita penyakit dengan kematian ketika mereka
terminal terutama pada pasien yang bertambah tua. Mereka menyadari bahwa
memiliki anak akan membuat mereka mungkin akan mati karena
penyakit kronis. Mereka juga memiliki
pasien merasa bersalah tidak dapat masa lalu yang lebih panjang
merawat anaknya dan seolah-olah dibandingkan orang dewasa muda dan
merasa bahagia melihat anaknya memberikan kesempatan pada mereka
tumbuh. Karena kematian pada untuk menerima lebih banyak. Orang-
saat itu terasa tidak semestinya, orang yang melihat masa lalunya dan
dewasa muda menjadi lebih marah percaya bahwa mereka telah memenuhi
dan mengalami tekanan emosi hal-hal penting dan hidup dengan baik
ketika hidupnya diancam terminal tidak begitu kesulitan beradaptasi dengan
penyakit terminal
1. Tahapan Penerimaan Terhadap
Kematian
• Denial (penyangkalan) : Respon dimana
klien tidak percaya atau menolak terhadap apa yang
dihadapi atau yang sedang terjadi.
• Bargaining (Tawar menawar) : Pasien mencoba untuk Secara etimologi death berasal
melakukan tawar menawar dengan tuhan agar terhindar dari
kehilangan yang akan terjadi, ini bisa dilakukan dalam diam dari kata death atau deth yang
atau dinyatakan secara terbuka berarti keadaan mati atau
• Depression (Depresi) : tahap di mana pasien kematian. Sedangkan secara
kehilangan kontrolnya. definitive, kematian adalah
terhentinya fungsi jantung dan
• Acceptance (Penerimaan) : Pada tahap menerima ini, paru-paru secara menetap,
klien memahami dan menerima keadaannya
yang bersangkutan mulai kehilangan interest dengan atau terhentinya kerja otak
lingkungannya,dapat menemukan kedamaian dengan
kondisinya, dan beristirahat untuk menyiapkan dan memulai secara permanen.
perjalanan panjang
2. Implikasi Keperawatan terhadap Respon Klien
▪ Tahap Denial
Beri dukungan pada fase awal karena ini berfungsi protektif dan memberi waktu bagi
klien untuk melihat kebenaran.Bantu untuk melihat kebenaran dengan konfirmasi
kondisi melalui second opinion.
▪ Tahap Anger
Bantu klien untuk memahami bahwa marah adalah respon normal akankehilangan dan
ketidakberdayaan. Siapkan bantuan berkesinambungan agar pasien merasa aman.
▪ Tahap Bargaining
Asah kepekaan perawat bila fase tawar menawar ini dilakukan secara diam-diam.
Bargaining sering dilakukan klien karena rasa bersalah atau ketakutan terhadap
bayang-bayang dosa masa lalu. Bantu agar pasien mampu mengekspresikan apa yang
dirasakan, apabila perlu datangkan pemuka agama untuk pendampingan.
▪ Tahap Depresi
Pasien perlu untuk merasa sedih dan beri kesempatan untuk
mengekspresikan kesedihannya.Perawat hadir sebagai
pendamping dan pendengar.
▪ Tahap Menerima
Pasien merasa damai dan tenang.Dampingi pasien untuk
mempertahankan rasa berguna (self worth).Berdayakan pasien
untuk melakukan segala sesuatu yang masih mampu dilakukan
dengan pendampingan.Fasilitasi untuk menyiapkan perpisahan
abadi.
1. Bentuk – bentuk kehilangan
▪ Kehilangan yang nyata (acual loss) kehilangan KEHILANGAN
orang atau objek yang tidak lagi dirasakan,
dilihat, diraba. Misalnya: kehilangan anggota Menurut Iyus yosep (2007),
tubuh, anak, peran, dan hubungan. Kehilangan adalah suatu
keadaan Individu berpisah
▪ Kehilangan yang dirasakan (perceived loss). dengan sesuatu yang
Misalnya : kehilangan harga diri, percaya diri. sebelumnya ada, kemudian
menjadi tidak ada, baik
2. Jenis-Jenis Kehilangan terjadi sebagian atau
keseluruhan.
Kehilangan objek eksternal
Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
Kehilangan orang terdekat
Kehilangan aspek diri
Kehilangan hidup
BERDUKA
Berduka (Gieving) adalah reaksi emosional dari kehilangan dan terjadi bersamaan
dengan kehilangan baik karena perpisahan, perceraian maupun
kematian.Bereavement adalah keadaan berduka yang ditunjukan selama individu
melewati rekasi. Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap
kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak
nafas, susah tidur, dan lain-lain.
JENIS – JENIS DARI BERDUKA
▪ Berduka normal
terdiri atas perasaan, perilaku, dan reaksi yang normal terhadap kehilangan.Misalnya, kesedihan,
kemarahan, menangis, kesepian, dan menari diri dari aktivitas untuk sementara.
▪ Berduka antisipatif
Proses’melepaskan diri’ yng muncul sebelum kehilangan atau kematian yang sesungguhnya
terjadi.Misalnya, ketika menerima diagnosis terminal, seseorang akan memulai proses perpisahan
dan menyesuaikan beragai urusan didunia sebelum ajalnya tiba
▪ Berduka yang rumit
Dialami oleh seseorang yang sulit untuk maju ke tahap berikutnya,yaitu tahap kedukaan
normal.Masa berkabung seolah-olah tidak kunjung berakhir dan dapat mengancam hubungan orang
yang bersangkutan dengan orang lain.
▪ Berduka tertutup
Yaitu kedudukan akibat kehilangan yang tidak dapat diakui secara terbuka.Contohnya:Kehilangan
pasangan karena AIDS, anak mengalami kematian orang tua tiri, atau ibu yang kehilangan anaknya
di kandungan atau ketika bersalin.
TERIMAKASIH