Oleh :
Kelompok 2
Anggota :
Hamidah Amatullah 1611311010
Widya Sari Jevinda 1611311011
Rahmah Er Ramadhani 1611311012
Nadia Nofita 1611311013
Sali Zakiah Muslim 1611311014
Ramaya Des Fitri 1611311015
Rahmi Sartika 1611311016
Dosen :
Ns. Leni Merdawati, M.Kep
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
1
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Kebijakan nasional terkait perawatan paliatif ”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns. Leni Merdawati, M.Kep selaku
dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Paliatif. Kelompok menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat kelompok harapkan demi perbaikan
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan
aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada
stadium lanjut tidak hanya pemenuhan/pengobatan gejala fisik, namun juga
pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang
dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan paliatif.
4
bermutu, komprehensif dan holistik, maka diberikan kebijakan perawatan paliatif di
Indonesia yang memberikan arah bagi sarana pelayanan kesehatan untuk
menyelenggarakan pelayanan perawatan paliatif.
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
a) Gejala fisik
b) Kemampuan fungsional (akitivitas)
c) Kesejahteraan keluarga
d) spiritual
e) fungsi sosila
f) kepuasan terhadap pengobatan (termasuk masalah keuangan)
g) orientasi masa depan
h) kehidupan seksual, termsuk gambaran terhadap diri sendiri
i) fungsi dalam kerja
6
adalah pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan di rumah pasien, oleh
tenaga paliatif dana tau keluarga atas bimbingan /pengawasan tenaga paliatif.
d. Hospis
adalah tempat dimana pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak
dapat dirawat di rumah naun tidak melkaukan tindakan yang harus dilakukan
di rumah sakit pelayana yang diberikan tidak seperti di rumah sakit, tetapi
dapat memberikan pelayanan untuk mengendalikan gejala-gejala yang ada,
dengan keadaan seperti di rumah pasien sendiri.
f. Kompeten
a. TujuanKebijakan
Tujuan umum :Sebagai paying hokum dana rahan bagi perawatan paliatif di
Indonesia
Tujuan khusus :
7
3. tersediannya tenaga medis dan nonmedis yang terlatih
4. tersediannya sarana dan prasarana yang diperlukan
2.3 LingkupKegiatanPerawatanPaliatif
1. Jeniskegiatanperawatanpaliatifmeliputi:
Penatalaksanaannyeri
Penaalaksanaan keluhan fisik lain
Asuhan keperawatan
Dukungan psikologis
Dukungan social
Dukungan kulturaldan spiritual
Dukungan persipan dan Selma masa duka cita
8
2.4 Aspek Medikolegal dalam Perawatan Paliatif
9
2. Resusitasi/Tidak resusitasi pada pasien paliatif
10
a. Tim perawatan palatif bekerja berdasarkna kewenangan yang diberikan
rumah sakit
3. pelatihan
4. Pendidikan
11
b. Puskesmas : untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat jalan
c. Rumah singgah / panti : untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat, tindakan khusus, peralatan khusus, tetapi belum
dapat dirawat dirumah karena masih memerlukan pengawsan tenga
kesehatn.
d. Rumah pasien : untuk pasien yang tidak memerlukan pengawasan
ketat, tindakan khusus, peralatan khusus
Organisasi perawatan paliatif, menurut tempat pelayanan / sarana kesehatannya
adalah :
a. Kelompok perawatna palitif dibentuk ditingkat puskesmas
b. Unit perawatan paliatif dibentuk dirumah sakit kelas D, kelas C,
kelas B dan non pendidikan
c. Instalasi perawatan paliatif dibentuk di rumah sakit kelas B dan
kelas A
d. Tata kerja organisasi perawatan paliatif bersifat koordinatif dan
melibatkan semuaunsur terkait.
12
2.9 Pendanaan
Pendanaan yang diperlukan untuk :
a. Pengembangan sarana dan prasarana
b. Peningkatan kualitas SDM / pelatihan
c. Pembinaan dan pengawasan
d. Peningkatan mutu pelayanan.
Sumber pendanaan dapat diberikan pada APBN/APBD dan sumber sumber lain
yang tidak mengikat. Untuk perawatan pasien dan PNS dapat dimsukkan dalam
Askeskin Askes.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan dan sasaran kebijakan nasional terkait perawatan paliatif
adalah sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan paliatif di
Indonesia. Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan anggota keluarga,
lingkungan yang memerlukan perawatan paliatif dimana pun pasien berada
diseluruh Indonesia dengan pelaksana perawatan paliatif : dokter, perawat,
tenaga kesehatan lainnya dan tenaga terkait lainnya.
Beberapa aspek medikolegal dalam perawatan paliatif antara lain
persetujuan tindakan medis/informed consent untuk pasien paliatif,
resusitasi/tidak resusitasi pada pasien paliatif, perawatan pasien paliatif di
ICU, masalah medikolegal lainnya pada perawatan pasien paliatif.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pemabaca
sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15