Diagnostik keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan standar praktik keperawatan dan kode etik
keperawatan yang berlaku di Indonesia ( Gordon,1976 dalam nursalam, 2004;59 )
b. Pemeriksaan Rontgen
Radiodiagnostic (Rontgen) merupakan pemeriksaan yang menggunakan Sinar X untuk dapat menampilkan
organ tubuh.
c. Tujuan:
- Memotret bagian-bagian dalam tubuh, yang kemudian dijadikan sebagai alat diagnosa untuk dasar
pengobatan
- Skrining berbagai kelainan yang ada pada organ
- Mendeteksi kelainan pada berbagai organ: Dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih,
tengkorak dan rangka
d. Ragam persiapan Rontgen
Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Radiografi konvensional tanpa persiapan
Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau
toraks.
2. Radiografi konvensional dengan persiapan
Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto rontgen
perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur
kecap. Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas memperlihatkan
kelainan yang dideritanya.
3. Pemeriksaan dengan kontras
Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan
lewat anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena. Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan
selanjutnya adalah fluoroskopi. Pemeriksaan dilakukan jika usus atau lambung anak dicur igai
terputar. Untuk anak yang dicurigai menderita Hirschsprung (penyempitan di usus
besar yang disebabkan bagian usus tidak memiliki persarafan pada dindingnya),
kontras dimasukkan lewat anus. Sedangkan untuk anak yang mengalami kelainan
ginjal atau saluran kemih, kontras dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung
kemih.
Setelah dilakukan tindakan ini, bukan tidak mungkin akan muncul reaksi alergi pada
beberapa anak. Indikasinya adalah gatal, kemerahan, muntah, tekanan darah turun hingga
sesak napas.
Oleh karena itu, alat/obat-obat untuk menangani kondisi ini harus tersedia di ruang
pemeriksaan yang merupakan bagian dari prosedur standar pelaksanaan rontgen
menggunakan kontras.
Untuk mencegah paparan radiasi, ada perlengkapan khusus yang digunakan selama
proses berlangsung. Misalnya organ vital anak akan ditutup selama pelaksanaan foto rontgen,
atau orang tua yang "memegangi" anaknya diharuskan memakai pelindung khusus yang
disebut shielding atau apron. Jatuhnya sinar ke tubuh anak pun harus melewati piranti khusus
guna meminimalisir kemungkinan bahaya radiasi. Intinya, persiapan matang sudah dipikirkan
untuk memprioritaskan keamanan pasien.
e. Persiapan Pemeriksaan
1. Lakukan informed consent
2. Tidak ada pembatasan makanan / cairan
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior) dapat dilakukan
dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.
4. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan
foto sinar x.
Rontgen jantung:
- Foto PA dan lateral kiri diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung.
- Perhiasan pada leher harus dilepaskan.
- Baju diturunkan hingga ke pinggang.
Rontgen dada:
- Foto dengan posisi PA (posterior-anterior), posisi (anterior-posterior) dan lateral
dilakukan dengan posisi berdiri.
- Baju diturunkan sampai ke pinggang.
- Baju kertas atau baju kain dapat digunakan.
- Perhiasan dilepaskan.
- Anjurkan pasien untuk tarik napas dan menahan napas pada waktu pengambilan foto
sinar X.
Rontgen abdomen:
- Pelaksanaan foto dilakukan sebelum pemeriksaan IVP.
- Baju dilepaskan dan digunakan baju kain/ kertas.
- Pasien tidur telentang dengan tangan menjauh dari tubuh
Rontgen tengkorak:
- Sebelum pelaksanaan foto: penjepit rambut, kaca mata, gigi palsu harus dilepaskan.
Rontgen rangka:
- Bila dicurigai terdapat fraktur.
- Anjurkan puasa (jika perlu)
- Imobilisasi pada
Foto rontgen di gunakan oleh para dokter untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh
pasien. Lewat hasil ronsen inilah dokter bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan paru-
paru, jantung, bagian dalam perut, dan bagian-bagian dalam tubuh pasien yang lain. Dari foto
ronsen jugalah kita dapat mengetahui keadaan tulang-tulang. Apakah ada yang patah,
bengkok, atau ada ketidak normalan sambungan antar tulang. telah film tersebut dicuci,
bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan berwarna hitam, sedanTidak seperti foto pada
umumnya, foto rontgen menggunakan sinar X sebagai pemantul cahayanya. Namun, tidak
seperti cahaya lampu yang dapat bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat dengan mata
telanjang. Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di antara tempat
penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X tersebut.Sinar X ini akan
menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam
pada film. Seg bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna putih. Dari hasil
ronsen itulah, seorang dokter ahli penyakit dalam atau dokter tulang dapat menentukan
pengobatan yang tepat bagi pasiennya.
Daftar Pustaka
http://nsloviandatusskep.blogspot.co.id/2011/06/peran-perawat-dalam-
pemeriksaan.html
https://panggayuh.files.wordpress.com/2015/03/pemeriksaan-diagnostik.pdfdaerah
fraktur.pdf
thazbhy.blogspot.co.id