Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PEMERIKSAAN PENUNJANG

OLEH :

1. Putri Yolanda (04064822124006)


2. Vianti Nandeswari (04064822124008)
3. Sri Wulandari (04064822124010)
4. Rosalia Kusuma Sari (04064822124011)
5. Eri Tria Oktaviani (04064822124004)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA 2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki tenaga kesehatan yang cukup
banyak, terutama tenaga perawat. Namun, para perawat ini belum memasuki daerah –
daerah terpencil dan walaupun ada, para tenaga ini juga sangat kesulitan dalam
memaksimalkan asuhan keperawatan, karena keterbatasan alat, terutama alat untuk
pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting, karena ada beberapa
pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat-alat dalam
pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan penunjang sangat berguna dalam menentukan
jenis penyakit maupun mengontrol perkembangan proses penyembuhan.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, kami mahasiswa ilmu keperawatan Alama
Ata melakukan diskusi kasus tentang Pemerikasaan Penunjang, dengan tujuan agar
memiliki kemampuan diagnosis yang lebih akurat.

1. 2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari pemeriksaan penujang dan apa saja faktor penyebab kesalahan
?
2. Apa fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang ?
3. Bagaimana persiapan untuk pemeriksaan penunjang ?
4. Apa sajakah macam-macam pemeriksaan penunjang ?
5. Bagaimana prosedur pemeriksaan penunjang tersebut ?

1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pemeriksaan penujang dan faktor penyebab kesalahan.
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang.
3. Untuk mengetahui persiapan untuk pemeriksaan penunjang.
4. Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan penunjang.
5. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan penunjang.

1. 4 Manfaat
1. Menambah wawasan bagi mahasiswa tentang pemeriksaan penunjang.
2. Untuk Membuat mahasiswa lebih kritis dalam berfikir melalui suatu kasus.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2. 1 Definisi Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang adalah suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas
indikasi tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap. Pemeriksaan
penunjang merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit, perubahan
ini bisa berupa penyebab atau akibat, pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu
terapan yang berguna untuk membantu petugas kesehatan dalam mediagnosis dan
mengobati pasien.

3. 2 Fungsi Pemeriksaan Penunjang


1. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan
resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi
individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
2. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita
seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta
berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.
3. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.
4. Membantu pemantauan pengobatan.
5. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk
memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan
pasien selanjutnya.
6. Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan
penyakit dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat
meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya
dilakukan secara berkala.
7. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan
potensial membahayakan.
8. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati
penyakit.

4. 3 Tujuan Pemeriksaan Penunjang


1. Terapeutik
Yaitu untuk pengobatan tertentu
2. Diagnostik
Yaitu untuk membantu menegakkan diagnosis tertentu

5. 4 Jenis Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah Lengkap
Pemeriksaan darah lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu
suatu jenis pemeriksaan penyaring untuk menunjang diagnose suatu
penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu
penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk
melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu
penyakit infeksi.

Pemeriksaan darah lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter


pemeriksaan yaitu :
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit(Platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endapan Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung jenis leukosit (Diff Count)
9. Platelet Distribution Width (PDW)
10. Red Cell Distribution Width (RWD)

Pemeriksaan darah lengkap biasanya disarankan kepada setiap


pasien yang dating ke suatu rumah sakit yang disertai dengan suatu gejala
klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya
dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan
tersebut, sehingga diagnose dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.
2)

a. Macam-macam Pemeriksaan Penunjang


i. Pemeriksaan Invasif
Pemeriksaan Invasif adalah pemeriksaan yang sering terkait dengan
pemeriksaan terkait cairan tubuh (biasanya melalui injeksi). Contohnya
pemeriksaan kadar gula darah puasa dan kolestrol.
ii. Pemeriksaan Non-Invasif
Contoh dari pemeriksaan ini adalah USG, rontgen, MRI, Ct scan dan lain
sebagainya

Berdasarkan media yang di gunakan:


- Pemeriksaan Lab
Suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil
bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing),
darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis
atau membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes
penunjang lainya
- Pemeriksaan Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi
kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal,
ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
- Pemeriksaan USG
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas
permukaan kulit atau di rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound
di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur
jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen,
otak, jantung dan ginjal.
- MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Digunakan untuk mendiagnosa bagian struktur tubuh manusia dengan
gelombang electromagnetic, yang tidak memberi efek radiasi seperti
sinar X. Alat ini sangat berguna untuk pemeriksaan saraf, jaringan otot,
jantung dan pembuluh darah dan tumor. Semakin besar teslanya atau
kekuatan magnetiknya semakin baik kualitas gambarnya
- Lightspeed MSCT (Multi Slice Computer Tomography)
Scanner adalah alat diagnosa yang menggunakan sinar X untuk
memberikan gambar 3 dimensi organ dalam tubuh. Kelebihan alat ini
memiliki sistem yang membantu mengurangi dosis sinar X pada pasien
sampai dengan 30%
- Angiograph
Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan.
Alat ini menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam pembuluh
darah yang tersumbat dan dengan bantuan alat lainnya untuk tindakan
balonisasi atau pemasangan penyangga pembuluh darah/stent.
- Mobile Fluorostar C-Arm
Mobile Fluorostasr C-Arm adalah alat penting yang diggunakan
dokter dalam kamar operasi atau tindakan medis.
- Mammografi
Mammografi adalah suatu pemeriksaan radiografi pada bagian
mammae (payudara) dengan menggunakan sinar-x dan bantuan media
kontras positif atau tidak untuk menegakkan diagnosis. Indikasi:
Screening Test, Karsinoma (Ca), Fibroma, Benjolan pada payudara,
Sumbatan.
- Ultra Sono Graphy (USG)
Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG digunakan
untuk memeriksa organ bagian dalam dengan gelombang suara.
Pemeriksaan kehamilan, medical check up, keadaan organ bagian
dalam, dsb.
- Electro Kardio Grafi (EKG) dan Treadmill
Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi jantung dan mengecek
kesehatan jantungnya.
- EEG (Electro Encephalo Grafi)
Pemeriksaan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan
pada gelombang otak) dengan memasangkan elektroda pada bagian
kepala klien. Indikasi: epilepsy, trauma capitis, dll.
- EMG (Electro Myo Grafi)
Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat dan bergerak.
- Audiometri
Alat deteksi fungsi pendengaran dengan beberapa level intensitas
gelombang suara.
- Pap Smear (Papanicolaou Smear)
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk
mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek
pemberian hormon seks serta mengkaji respons terhadap kemoterapi
dan radiasi.
- Endoskopi
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi
adanya kelainan pada saluran cerna. Contoh : varises, esophagus,
neoplasma, peptic ulcer.
- Colonoskopi
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk
mendeteksi adanya kelainan pada saluran colon. Contoh : varises,
hemoroid, neoplasma dll.
- CT Scan
Computerized tomography scan atau CT scan yang lebih sering disebut
adalah teknik xray khusus yang menghasilkan gambar dari organ-organ
dalam yang lebih rinci daripada dengan konvensional x-ray.
Konvensional x-ray menghasilkan gambar dua dimensi dari bagian
tubuh. CT scan di sisi lain menggunakan perangkat yang berputar di
sekitar tubuh menyebarkan sinar-x dan tabung x-ray berputar. Gambar-
gambar ini kemudian diproses oleh komputer, sehingga menghasilkan
gambar crossectional bagian dalam tubuh. Contoh: organ dalam
tengkorak dan organ dalam abdomen.
- Elektrokardiografi (EKG)
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari
jantung. Indikasi: Miocard Infark (MCI), Angna fektoris, gagal
jantung.
- Rontgen Panoramik
- Rontgen Konvensional
Berdasarkan organ atau bagian tubuh yang di periksa:

- Pemeriksaan penunjang di bagian kebidanan dan kandungan


- Pemeriksaan penunjang di bagian penyakit dalam
- Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan anak
- Pemeriksaan penunjang di bagian saraf atau neurologi
- Pemeriksaan penunjang di bagian THT-KL
- Pemeriksaan penunjang di bagian kulit kelamin
- Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan jiwa
- Pemeriksaan penunjang di bagian mata
b. Macam-macam Persiapan Prosedur Pemeriksaan Penunjang
i. Gula darah Puasa
Sekali kadar gula darah puasa meningkat, tidak dipertimbangkan untuk
diagnosa, tetapi harus diulang. Bila kedua kali kadar gula darah puasa
meningkat (> 126 mg/dL), ini menunjang diagnosa diabetes mellitus.
Tujuan pemeriksaan gula darah puasa:
- Untuk evaluasi duiagnosa dan manajemen klien dengan dibetes mellitus.
- Untuk menjadi data penunjang berbagai diagnosa medik.
- Untuk mengevaluasi kedekuatan terapi.
Prosedur

Persiapan Alat:

- Formulir pemeriksaan gula darah dan urine (tandai pada pemeriksaan


gula darah dan urine puasa dan gula darah dan urine 2 jam PP).
- Bila menggunakan darah vena: Tabung kimia, spuit 2 cc, kapas
alkohol, plester, tourniquet, nierbeken atau bengkok, handscoen bersih,
dan perlak/pengalas.
- Bila menggunakan darah perifer: Glukometer, jarum (blood lancet),
kapas alkohol, handscoen bersih, nierbeken, dan plester.
- Bokal atau pot urine untuk pemeriksaan
Persiapan Klien:
- Menjelaskan kepada klien sehari sebelumnya (± pukul 20.00) akan
dilakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah dan urine untuk
memastikan apakah klien menderita diabetes mellitus.
- Menganjurkan klien untuk puasa 6 – 7 jam (mulai ± pukul 24.00)
sampai dengan pengambilan sampekl urine dan darah di pagi hari.
Klien diperbolehkan hanya minum air putih saja (air yang tidak
mengandung glukosa).
ii. Kolesterol
Persiapan bergantung pada jenis tes yang dikuti ( trigliserida, LDL, dan HDL).
Anda mungkin perlu atau tidak untuk berpuasa terlebih dahulu.

Prosedur
- Bila dokter memberitahu Anda untuk berpuasa sebelum tes, jangan
makan dan minum apapun kecuali air mineral selama 9 hingga 12 jam
sebelum darah diambil. Biasanya, Anda diizinkan untuk meminum
obat Anda dengan air pada pagi hari sebelum pemeriksaan. Puasa tidak
selalu dibutuhkan, tetapi bisa dianjurkan.
- Jangan makan makanan lemak tinggi di malam hari sebelum tes.
- Jangan minum-minuman alkohol atau olahraga berlebih sebelum tes.

iii. BNO IVP


BNO IVP adalah pemeriksaan radiorafi pada sistem urinaria (dari ginjal,
ureter, hingga kandung kemih) dengan menyuntikan zat kontras melalui
pembuluh darah vena.
Prosedur
Persiapan Pasien:
- Sehari sebelum pemeriksaan atau mulai pukul 14.00 pasien hanya makan
makanan lunak tidak berserat (bubur kecap ataupun bubur kaldu).
- Pkl. 20.00 pasien minum dulcola tablet 2 butir. - Pkl 22.00 sebelum tidur
pasien kembali minum dulcolax 2 butir. - Pkl. 05.00 pagi masukkan 1 butir
dulcolax suposutoria melalui dubur. - Selama persiapan dilakukan pasien tidak
diperbolehkan makan (puasa), tidak banyak berbicara, dan tidak merokok
sampai dengan pasien dating ke instalasi radiologi sesuai waktu yang
dijanjikan dan pemeriksaan selesai dilaksanakan. - Selama persiapan pasien
hanya boleh minum selama 3 agar terhindar dari dehidrasi.

iv. Endoscopy
Endoskopi esophagus, gaster, dan duodenum merupakan pemasangan skop
fiberoptik kedalam esophagus, gaster, dan duodenum untuk menentukan
kondisi patologis dan?atau mendapatkan specimen jaringan untuk
pemeriksaandiagnostik dan juga untuk pengambilan benda asing (Yasmin
Asih dkk, 1998).
Prosedur:
Persiapan pasien pra-endoskopi
- Beri waktu untuk mengungkapkan rasa takut, cemas, dan masalah yang
dirasakan.
- Mantapkan klien pada penjelasan dokter tentang prosedur.
- Puasakan klien sebelum tindakan.
- Lepaskan gigi palsu dan plat parsial bila klien memakai alat bantu
tersebut.
- Jaga kebersihan mulut (hygiene oral).
- Persiapkan premedikasi.

v. Colonoskopy
Merupakan prosedur endoskopi yang di gunakan untuk inspeksi terhadap usus
besar (kolon) dengan menggunakan fiberskop (kolonoskop) panjang dan
fleksibel. Pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi lesi yang di duga di
usus besar (contohnya polip, tumor, jaringan yang meradang). Dapat di
lakukan biopsi jaringan dan polip dapat di lakukan. Polip dapat di ambil
dengan menggunakan jerat elektrokauterisasi. Kolonoskopi tidak boleh di
lakukan pada wanita hamil yang hamper melahirkan, infark miokard, baru
menjalani operasi abdomen, diverticulitis akut,atau pada klien yang gelisah
atau tidak kooperatif.
Terkadang perforasi kolon di sebabkan oleh fiberskop namun hal ini jarang
terjadi. Perdarahan dapat merupakan efek samping dari biopsy atau
polipektomi.

Prosedur
- Dapatkan tanda tangan surat persetujuan
- Pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium tertentu (Hb, Ht, PT, PTT,
dan trombosit) harus dilakukan dalam 2 hari sebelum pemeriksaan.
- Obat-obat yang mengandung zat besi harus di hentikan pemakaianya 4
hari sebelum prosedur .
- Obat sedative atau tranquilizer dapat di berikan sebelum pemeriksaan
untuk member efek relaksasi. Analgesic narkotik dapat di titrasi secara
IV selama prosedur.
- Glukagon atau antikolinergik IV dapat di berikan untuk mengurangi
kram usus. - Barium sulfat dari pemeriksaan diagnostic lain dapat
mengurangi visualisasi karena itu pemeriksaan tidak boleh dilakukan
bila dalam 10hari- 2 minggu sebelumnya telah di lakukan pemeriksaan
dengan barium.
- Hindari penggunaan enema degan sabun, ini dapat mengiritasi usus
halus.
- Sertakan seseorang untuk menemani klien pulang.
- Lama prosedur ½ - 1 ½ jam.
vi. Bronchoscopy
Prosedur
- Persiapan Alat - Set bronkoskopi lentur atau kaku
- Lampu untuk bronkoskopi (light source)
- Set penghisap sekresi - Sarung tangan
- Kain kasa steril dalam tempatnya - Tempat untuk menampung sputum
yang diberi cairan desinfektan - Semprit 2,5 cc untuk anastesi
- Semprit 5 cc untuk bilas - Set terapi oksigen lengkap
- Cairan NaCl 0,9 % hangat untuk membersihkan sekresi
- Cairan alkohol 96 % dalam tempatnya untuk pemeriksaan etiologi
- Cairan formalin 4 % dalam tempatnya (untuk pemeriksaan patologi)
- Kapas lidi
- Objek gelas
- Kaca laring sesuai ukuran
- Lampu kepala
- Lampu spiritus
- Xylocain jelly
- Cairan desinfektan untuk membilas alat bronkoskopi
- Mouth pice Obat
- Lidocain
- Xylocain
- Adrenalin yang sudah dicampur NaCl 0,9 % dalam mangkok kecil
dengan perbandingan 1 amp adrenali dengan 20 cc NaCl 0-,9 %
- Luminal / valium
- Sulfas atropin injeksi Pasien
Persiapan Pasien

- Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tuijuan dan tindakan yang


akan dilakukan
- Pasien / keluarga menandatangani surat izin tindakan
- Pasien dipuasakan selama 4 jam sebelum tindakan untuk tindakan
“cito” cairan dari lambung dapat diaspirasi dahulu melalui nasogastric
tube)
- Diberikan premedikasi sesuai dengan program dokter
- Observasi tanda-tanda vaital
- Pasien dianjurkan kumur-kumur dengan cairan lidocain selama 10
menit (bila pasien sadar tanpa ETT)
- Mengatur posisi pasien terlentang datar.
vii. Scan Tomografi Computer ( CT )
Scan tomografi computer (CT), scan CAT di kembangkan di inggris
th.1972 dan di sebut scan EMI. Scaner CT menghasilkan sinar X pendek yang
memeriksa bagian-bagian tubuh dari beberapa sudut yang berbeda. Hal ini
menghasilkan satu seri gambaran bagian menyilang sehingga membentuk
struktur dengan gambar 3 dimensi.
Skan CT dapat di lakukan dengan atau tanpa media kontras Iodin.
Pemeriksaan ini bukan pemeriksaan yang invasive kecuali bila di gunakan
kontras. Kotras menyebabkan absorpsi jaringan lebih besar dan terjadi
penyebaran kontras. Peyebaran ini memungkinkan tumor kecil dapat terlihat.
Skan CT dapat di gunakan untuk skan kepala, abdomen (lambung,usus
besar, usus kecil, hati, limfa, pangkreas, empedu, ginjal,dan adrenal), pelvis
(kandung kemih, organ reproduksi, usus besar/halus di dalam pelvis),dan dada
(paru-paru, jantung, struktur mediastinal).
Prosedur

Persiapan umum untuk semua scan:

- Dapatkan tanda tangan surat persetujuan


- Untuk pemeriksaan pagi; puasa 8 jam sebelum pemeriksaan
Untuk pemeriksaan siang atau sore: pembatasan makan dan cairan setelah
makan cair pada pagi hari. Sedikit air putih boleh di berikan 2 jam sebelum
pemeriksaan. Tidak perlu pembatasan makan dan cairan jika tidak di
gunakan kontras.

- Obat-obat dapat diberikan sampai 2 jam sebelum pemeriksaan


- Jika di gunakan kontras dan klien alergi terhadap produk iodine steroid
atau antihistamin dapat di berikan beberapa hari sebelumnya atau di
berikan sebelum skan atau di berikan IV selama skan CT.
- - Infuse IV atau heparin lock dipasangkan sebelum pemeriksaan
- Scan CT biasanya memerlukan waktu 30 menit sampai 1 ½ jam.

viii. MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan medan magnetic untuk
mendapat gambaran daerah yang berbeda pada tubuh.

Prosedur
- Pemeriksaan ini merupakan kontraindikasi pada klien yang
sebelumnya menjalani tindakan pembedahan yaitu tertanam klip
hemostatic atau ancurisme. Medan magnet yang sangat kuat
menyebabkan klip seperti ini berubah posisisnya, sehingga membuat
klien berisiko mengalami hemoragi.
- Beritahukan kepada klien pahwa prosedur tersebut sangat bising.
- Lakukan tindakan kewaspadaan bila klien mengalami klaustrofobi.
- Kontraindikasi lainnya pada klien dengan pemakaian benda logam
dalam tubuh seperti alat pacu jantung, katup jantung buatan, fragmen
bullet, pin ortopedik, alat intrauterine.
- Klien (dan setiap pemberi asuhan keperawatan di ruang tersebut)
harus menyingkirkan semua benda-benda dengan karakteristik
magnetic(misalnya gunting dan stetoscop).
- Sebelum klien dimasukan kedalam ruang MRI, semua benda-benda
logam (anting, cincin, jam tangan jepitan rambut dll.
- Benda-benda ini harus dibuka. Benda tersebut bila dibiarkan terpasang
dapat menyebabkan gangguan fungsi, dapat keluar atau menjadi panas
karena mengabsorpsi energy.

ix. EEG
Elektroensefalografi (EEG) adalah suatu prosedur pemeriksaan menggunakan
alat elektromedik yang digunakan untuk merekam aktivitas listrik otak,
melalui tengkorak yang utuh.
Prosedur
- Pasien tidak dalam keadaan batuk, pilek atau demam.
- Berhenti meminum obat tertentu (obat penenang).
- Hindari makanan yang mengandung Kafein (seperti kopi, teh, cola,
coklat) sedikitnya 8 jam sebelum tes.
- Hindari Puasa malam sebelum prosedur, Makanlah dalam porsi kecil
sebelum test, sebab gula darah rendah dapat mempengaruhi hasil EEG.
- Rambut harus bersih, bebas dari minyak rambut. hair spray, gel,
conditioner atau cairan yang mengandung obat kulit (atau sebaiknya
keramas terlebih dahulu).
- Satu hari sebelum rekaman, pasien diberitahu untuk mengurangi tidur,
sehingga pada saat rekaman diharapkan pasien dapat tidur.
- Tidak perlu persiapan puasa.

x. Rontgen
Utamanya, rontgen digunakan untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan
yang lainnya untuk pemantauan kondisi kesehatan yang ada. Terdapat
berbagai jenis rontgen, masing-masing dengan kegunaan yang spesifik.
Prosedur

Persiapan administrasi
- Formulir permohonan pemeriksaan radiologi diisi dan ditanda tangani
oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari pasien
tersebut, selanjutnya diterima dibagian radiologi.
- Surat persetujuan tindakan radiologi diisi dan ditanda tangani oleh
pasien atau keluarga terdekat dan diparaf oleh dokter yang
menerangkan dan atau ditandatangai oleh dokter spesialis radiologi.
- Surat Perjanjian dan Persiapan Pemeriksaan radiologi diisi dan
ditandatangani oleh pasien atau keluarga terdekat dan diparaf oleh
dokter yang menerangkan dan atau ditandatangai oleh dokter spesialis
radiologi.
Persiapan Pasien

- Penjelasan umum tentang prosedur pemeriksaan.


- Dilarang memakai perhiasan atau benda logam yang dapat
mengganggu proses pemeriksaan.
- Pasien wanita tidak sedang hamil (karena dapat menggugurkan
kandungan).
Persiapan Pemeriksaan

- Check status pasien di komputer oleh radiografer meliputi : identitas


pasien, permintaan, indikasi pemeriksaan.
- Siapkan stiker amplop dan ID printer.
- Persiapan alat (marker,screen,film).
- Pesawat sinar-x.
- Cassette film ukuran (secara umum) 18 x 24, 24 x 30, 30 x 30, 30 x
35.
- Label film.

xi. Cairan Cerebrospinal (CFS)


Diperoleh dari lumbal fungsi (tulang spinal) pada ruang antar lumbal L3-4 /
L4-5. Tekanan CFS pertama diukur, kemudian cairan diaspirasi dan
dimasukkan ke dalam tabung pemeriksaan steril. Data analisa cairan spinal
sangat penting dalam mendiagnosa penyakit medulla spinalis dan otak.

Prosedur
- Siapkan nampan fungsi lumbal steril, cairan antiseptic, anestesi local,
sarung tangan steril,dan plester
- Baringkan klien dalam posisi fetus, dengan punggung di bungkukkan,
kepala di tekuk ke dada, dan lutut di tarik ke abdomen.
- Berikan label pada ke-3 tabung 1, 2, 3.
- Dokter memeriksa cairan spinal dengan menggunakan sebuah
manometer yang terpasang pada jarum,dan mengambil cairan spinal
10ml-12ml: 3ml pada tabung No.1 yang mungkin terkontaminasi
(dengan darah yang berasal dari spinal), 3ml pada tabung No.2 untuk
jumlah sel, glukosa, dan menentukan protein dan 3 ml pada tabung
No.3 untuk mempelajari mikrobiologik.
- Gunakan teknik aseptic dalam pengumpulan dan membawa specimen.
- Berikan label pada tabung dengan nama klien, tanggal, dan nomor
kamar. Segera antar tabung tersebut ke laboratorium.
- Tidak perlu pembatasan makan dan cairan
BAB III

PENUTUP

9. 1 Simpulan
Pemeriksaan Penunjang adalah suatu pemeriksaa medis yang dilakukan atas
indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan-keterangan yang lebih
lengkap.Tujuan pemeriksaan ini bertujuan untuk terapeutik yaitu hasil penanganan
medis yang sesuai dengan apa yang diinginkan,sekatar dengan tujuan pemberian
penanganan,baik yand telah diperkirakan meupun yang tidak diperkirakan.Dan
diagnostik yaitu sebuah proses yang dilakukan dalam rangka mengamati,
menganalisis, mengidentifikasi, mengelola data, dan menyimpulkan untuk
membantu menegakkan diagnostik tertentu.Yang menggunaan alat bantu untuk
pelaksanaannya yaitu USG,MRI,CT Scan, dan sebagainya. Dengan menggunakan
specimen yang diambil dari pasien atau pasien itu sendir. Hasil pemeriksaan
digunakan untuk melengkapi pemeriksaan vital karena, jika hanya mengandalkan
pemeriksaan vital maka hasilnya sangat tidak akurat.

10. 2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari penyempurnaan,maka saran,
kritik, ideal, dari mahasiswa atau mahasiswi yang bersifat menambah dan
membangun maka penulis sangat mengharapkan demi penyempurnakan makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Priyanto dan Sri Lestari, dkk. 2009. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika. Arif
Muttaqin. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba
Medika. Abil Ninu. (2016, 15 November).SOP Pemeriksaan Gula Darah. Diproleh 20 Februari 2018,
dari https://www.scribd.com/document/331120226/Sop-Pemeriksaan-Gula-Darah Ardi. (2017, 17
Juni). SOP Pemeriksaan BNO IVP. Diproleh 20 Februari 2018, dari
https://www.scribd.com/document/351234312/SOP-Prosedur-Pemeriksaan-BNO-IVP dr Martua
Rizal S, Sp.S.M.Kes. (2015, 11 November). EEG. Diproleh 20 Februari 2018, dari http://hosana-
medica.com/e-e-g/ Ersan. (2017, 1 Maret). SOP Pemeriksaan Kolestrol Dalam Darah. Diproleh 20
Februari 2018, dari Coretan Design Made. (2013, 2 Desember). Pengkajian atau Pemeriksaan
Penunjang (Stikes Alma Ata). Diproleh 19 Februari 2018, dari
https://www.scribd.com/document/340591218/Sop-Pemeriksaan-Kolesterol-Dalam-Darah Lika
Aprilia Samiadi. (2017, 6 September). Tes Kolesterol Dan Trigliserida (Pemeriksaan Profil Lipid).
Diproleh 20 Februari 2018 dari https://hellosehat.com/kesehatan/teskesehatan/tes-kolesterol-dan-
trigliserida-pemeriksaan-profil-lipid/ Manuel Fatima. (2016, 1 Juli). Standar Operasional Prosedur
Bronkoskopi. Diproleh 20 Februari 2018 dari https://www.scribd.com/doc/232468776/Standar-
Operasional-ProsedurBronkoskopi Robert Montgomery. (2017, 2 Februari). Pemeriksaan Penunjang
1. Diproleh 19 Februari 2018,darihttps://kupdf.com/download/makalah-pemeriksaan-
penunjang1_59f19ddee2b6f5df0706b428_pdf

Anda mungkin juga menyukai