PEMERIKSAAN PENUNJANG
OLEH :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki tenaga kesehatan yang cukup
banyak, terutama tenaga perawat. Namun, para perawat ini belum memasuki daerah –
daerah terpencil dan walaupun ada, para tenaga ini juga sangat kesulitan dalam
memaksimalkan asuhan keperawatan, karena keterbatasan alat, terutama alat untuk
pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting, karena ada beberapa
pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat-alat dalam
pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan penunjang sangat berguna dalam menentukan
jenis penyakit maupun mengontrol perkembangan proses penyembuhan.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, kami mahasiswa ilmu keperawatan Alama
Ata melakukan diskusi kasus tentang Pemerikasaan Penunjang, dengan tujuan agar
memiliki kemampuan diagnosis yang lebih akurat.
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari pemeriksaan penujang dan apa saja faktor penyebab kesalahan
?
2. Apa fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang ?
3. Bagaimana persiapan untuk pemeriksaan penunjang ?
4. Apa sajakah macam-macam pemeriksaan penunjang ?
5. Bagaimana prosedur pemeriksaan penunjang tersebut ?
1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pemeriksaan penujang dan faktor penyebab kesalahan.
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang.
3. Untuk mengetahui persiapan untuk pemeriksaan penunjang.
4. Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan penunjang.
5. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan penunjang.
1. 4 Manfaat
1. Menambah wawasan bagi mahasiswa tentang pemeriksaan penunjang.
2. Untuk Membuat mahasiswa lebih kritis dalam berfikir melalui suatu kasus.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Persiapan Alat:
Prosedur
- Bila dokter memberitahu Anda untuk berpuasa sebelum tes, jangan
makan dan minum apapun kecuali air mineral selama 9 hingga 12 jam
sebelum darah diambil. Biasanya, Anda diizinkan untuk meminum
obat Anda dengan air pada pagi hari sebelum pemeriksaan. Puasa tidak
selalu dibutuhkan, tetapi bisa dianjurkan.
- Jangan makan makanan lemak tinggi di malam hari sebelum tes.
- Jangan minum-minuman alkohol atau olahraga berlebih sebelum tes.
iv. Endoscopy
Endoskopi esophagus, gaster, dan duodenum merupakan pemasangan skop
fiberoptik kedalam esophagus, gaster, dan duodenum untuk menentukan
kondisi patologis dan?atau mendapatkan specimen jaringan untuk
pemeriksaandiagnostik dan juga untuk pengambilan benda asing (Yasmin
Asih dkk, 1998).
Prosedur:
Persiapan pasien pra-endoskopi
- Beri waktu untuk mengungkapkan rasa takut, cemas, dan masalah yang
dirasakan.
- Mantapkan klien pada penjelasan dokter tentang prosedur.
- Puasakan klien sebelum tindakan.
- Lepaskan gigi palsu dan plat parsial bila klien memakai alat bantu
tersebut.
- Jaga kebersihan mulut (hygiene oral).
- Persiapkan premedikasi.
v. Colonoskopy
Merupakan prosedur endoskopi yang di gunakan untuk inspeksi terhadap usus
besar (kolon) dengan menggunakan fiberskop (kolonoskop) panjang dan
fleksibel. Pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi lesi yang di duga di
usus besar (contohnya polip, tumor, jaringan yang meradang). Dapat di
lakukan biopsi jaringan dan polip dapat di lakukan. Polip dapat di ambil
dengan menggunakan jerat elektrokauterisasi. Kolonoskopi tidak boleh di
lakukan pada wanita hamil yang hamper melahirkan, infark miokard, baru
menjalani operasi abdomen, diverticulitis akut,atau pada klien yang gelisah
atau tidak kooperatif.
Terkadang perforasi kolon di sebabkan oleh fiberskop namun hal ini jarang
terjadi. Perdarahan dapat merupakan efek samping dari biopsy atau
polipektomi.
Prosedur
- Dapatkan tanda tangan surat persetujuan
- Pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium tertentu (Hb, Ht, PT, PTT,
dan trombosit) harus dilakukan dalam 2 hari sebelum pemeriksaan.
- Obat-obat yang mengandung zat besi harus di hentikan pemakaianya 4
hari sebelum prosedur .
- Obat sedative atau tranquilizer dapat di berikan sebelum pemeriksaan
untuk member efek relaksasi. Analgesic narkotik dapat di titrasi secara
IV selama prosedur.
- Glukagon atau antikolinergik IV dapat di berikan untuk mengurangi
kram usus. - Barium sulfat dari pemeriksaan diagnostic lain dapat
mengurangi visualisasi karena itu pemeriksaan tidak boleh dilakukan
bila dalam 10hari- 2 minggu sebelumnya telah di lakukan pemeriksaan
dengan barium.
- Hindari penggunaan enema degan sabun, ini dapat mengiritasi usus
halus.
- Sertakan seseorang untuk menemani klien pulang.
- Lama prosedur ½ - 1 ½ jam.
vi. Bronchoscopy
Prosedur
- Persiapan Alat - Set bronkoskopi lentur atau kaku
- Lampu untuk bronkoskopi (light source)
- Set penghisap sekresi - Sarung tangan
- Kain kasa steril dalam tempatnya - Tempat untuk menampung sputum
yang diberi cairan desinfektan - Semprit 2,5 cc untuk anastesi
- Semprit 5 cc untuk bilas - Set terapi oksigen lengkap
- Cairan NaCl 0,9 % hangat untuk membersihkan sekresi
- Cairan alkohol 96 % dalam tempatnya untuk pemeriksaan etiologi
- Cairan formalin 4 % dalam tempatnya (untuk pemeriksaan patologi)
- Kapas lidi
- Objek gelas
- Kaca laring sesuai ukuran
- Lampu kepala
- Lampu spiritus
- Xylocain jelly
- Cairan desinfektan untuk membilas alat bronkoskopi
- Mouth pice Obat
- Lidocain
- Xylocain
- Adrenalin yang sudah dicampur NaCl 0,9 % dalam mangkok kecil
dengan perbandingan 1 amp adrenali dengan 20 cc NaCl 0-,9 %
- Luminal / valium
- Sulfas atropin injeksi Pasien
Persiapan Pasien
viii. MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan medan magnetic untuk
mendapat gambaran daerah yang berbeda pada tubuh.
Prosedur
- Pemeriksaan ini merupakan kontraindikasi pada klien yang
sebelumnya menjalani tindakan pembedahan yaitu tertanam klip
hemostatic atau ancurisme. Medan magnet yang sangat kuat
menyebabkan klip seperti ini berubah posisisnya, sehingga membuat
klien berisiko mengalami hemoragi.
- Beritahukan kepada klien pahwa prosedur tersebut sangat bising.
- Lakukan tindakan kewaspadaan bila klien mengalami klaustrofobi.
- Kontraindikasi lainnya pada klien dengan pemakaian benda logam
dalam tubuh seperti alat pacu jantung, katup jantung buatan, fragmen
bullet, pin ortopedik, alat intrauterine.
- Klien (dan setiap pemberi asuhan keperawatan di ruang tersebut)
harus menyingkirkan semua benda-benda dengan karakteristik
magnetic(misalnya gunting dan stetoscop).
- Sebelum klien dimasukan kedalam ruang MRI, semua benda-benda
logam (anting, cincin, jam tangan jepitan rambut dll.
- Benda-benda ini harus dibuka. Benda tersebut bila dibiarkan terpasang
dapat menyebabkan gangguan fungsi, dapat keluar atau menjadi panas
karena mengabsorpsi energy.
ix. EEG
Elektroensefalografi (EEG) adalah suatu prosedur pemeriksaan menggunakan
alat elektromedik yang digunakan untuk merekam aktivitas listrik otak,
melalui tengkorak yang utuh.
Prosedur
- Pasien tidak dalam keadaan batuk, pilek atau demam.
- Berhenti meminum obat tertentu (obat penenang).
- Hindari makanan yang mengandung Kafein (seperti kopi, teh, cola,
coklat) sedikitnya 8 jam sebelum tes.
- Hindari Puasa malam sebelum prosedur, Makanlah dalam porsi kecil
sebelum test, sebab gula darah rendah dapat mempengaruhi hasil EEG.
- Rambut harus bersih, bebas dari minyak rambut. hair spray, gel,
conditioner atau cairan yang mengandung obat kulit (atau sebaiknya
keramas terlebih dahulu).
- Satu hari sebelum rekaman, pasien diberitahu untuk mengurangi tidur,
sehingga pada saat rekaman diharapkan pasien dapat tidur.
- Tidak perlu persiapan puasa.
x. Rontgen
Utamanya, rontgen digunakan untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan
yang lainnya untuk pemantauan kondisi kesehatan yang ada. Terdapat
berbagai jenis rontgen, masing-masing dengan kegunaan yang spesifik.
Prosedur
Persiapan administrasi
- Formulir permohonan pemeriksaan radiologi diisi dan ditanda tangani
oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari pasien
tersebut, selanjutnya diterima dibagian radiologi.
- Surat persetujuan tindakan radiologi diisi dan ditanda tangani oleh
pasien atau keluarga terdekat dan diparaf oleh dokter yang
menerangkan dan atau ditandatangai oleh dokter spesialis radiologi.
- Surat Perjanjian dan Persiapan Pemeriksaan radiologi diisi dan
ditandatangani oleh pasien atau keluarga terdekat dan diparaf oleh
dokter yang menerangkan dan atau ditandatangai oleh dokter spesialis
radiologi.
Persiapan Pasien
Prosedur
- Siapkan nampan fungsi lumbal steril, cairan antiseptic, anestesi local,
sarung tangan steril,dan plester
- Baringkan klien dalam posisi fetus, dengan punggung di bungkukkan,
kepala di tekuk ke dada, dan lutut di tarik ke abdomen.
- Berikan label pada ke-3 tabung 1, 2, 3.
- Dokter memeriksa cairan spinal dengan menggunakan sebuah
manometer yang terpasang pada jarum,dan mengambil cairan spinal
10ml-12ml: 3ml pada tabung No.1 yang mungkin terkontaminasi
(dengan darah yang berasal dari spinal), 3ml pada tabung No.2 untuk
jumlah sel, glukosa, dan menentukan protein dan 3 ml pada tabung
No.3 untuk mempelajari mikrobiologik.
- Gunakan teknik aseptic dalam pengumpulan dan membawa specimen.
- Berikan label pada tabung dengan nama klien, tanggal, dan nomor
kamar. Segera antar tabung tersebut ke laboratorium.
- Tidak perlu pembatasan makan dan cairan
BAB III
PENUTUP
9. 1 Simpulan
Pemeriksaan Penunjang adalah suatu pemeriksaa medis yang dilakukan atas
indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan-keterangan yang lebih
lengkap.Tujuan pemeriksaan ini bertujuan untuk terapeutik yaitu hasil penanganan
medis yang sesuai dengan apa yang diinginkan,sekatar dengan tujuan pemberian
penanganan,baik yand telah diperkirakan meupun yang tidak diperkirakan.Dan
diagnostik yaitu sebuah proses yang dilakukan dalam rangka mengamati,
menganalisis, mengidentifikasi, mengelola data, dan menyimpulkan untuk
membantu menegakkan diagnostik tertentu.Yang menggunaan alat bantu untuk
pelaksanaannya yaitu USG,MRI,CT Scan, dan sebagainya. Dengan menggunakan
specimen yang diambil dari pasien atau pasien itu sendir. Hasil pemeriksaan
digunakan untuk melengkapi pemeriksaan vital karena, jika hanya mengandalkan
pemeriksaan vital maka hasilnya sangat tidak akurat.
10. 2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari penyempurnaan,maka saran,
kritik, ideal, dari mahasiswa atau mahasiswi yang bersifat menambah dan
membangun maka penulis sangat mengharapkan demi penyempurnakan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Priyanto dan Sri Lestari, dkk. 2009. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika. Arif
Muttaqin. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba
Medika. Abil Ninu. (2016, 15 November).SOP Pemeriksaan Gula Darah. Diproleh 20 Februari 2018,
dari https://www.scribd.com/document/331120226/Sop-Pemeriksaan-Gula-Darah Ardi. (2017, 17
Juni). SOP Pemeriksaan BNO IVP. Diproleh 20 Februari 2018, dari
https://www.scribd.com/document/351234312/SOP-Prosedur-Pemeriksaan-BNO-IVP dr Martua
Rizal S, Sp.S.M.Kes. (2015, 11 November). EEG. Diproleh 20 Februari 2018, dari http://hosana-
medica.com/e-e-g/ Ersan. (2017, 1 Maret). SOP Pemeriksaan Kolestrol Dalam Darah. Diproleh 20
Februari 2018, dari Coretan Design Made. (2013, 2 Desember). Pengkajian atau Pemeriksaan
Penunjang (Stikes Alma Ata). Diproleh 19 Februari 2018, dari
https://www.scribd.com/document/340591218/Sop-Pemeriksaan-Kolesterol-Dalam-Darah Lika
Aprilia Samiadi. (2017, 6 September). Tes Kolesterol Dan Trigliserida (Pemeriksaan Profil Lipid).
Diproleh 20 Februari 2018 dari https://hellosehat.com/kesehatan/teskesehatan/tes-kolesterol-dan-
trigliserida-pemeriksaan-profil-lipid/ Manuel Fatima. (2016, 1 Juli). Standar Operasional Prosedur
Bronkoskopi. Diproleh 20 Februari 2018 dari https://www.scribd.com/doc/232468776/Standar-
Operasional-ProsedurBronkoskopi Robert Montgomery. (2017, 2 Februari). Pemeriksaan Penunjang
1. Diproleh 19 Februari 2018,darihttps://kupdf.com/download/makalah-pemeriksaan-
penunjang1_59f19ddee2b6f5df0706b428_pdf