A. Proses Diskusi
3. MAN (Ketenagaan)
Strength
1. Terdapat 5 orang perawat dengan masa kerja berkisar 5 – 10 0.2 3 0.6
tahun.
2. Terdapat 3 orang perawat dengan masa kerja > 15 tahun. 0.2 3 0.6
3. Kepala ruangan telah dibekali pelatihan clinical pathway dan CI 0.2 4 0.8
memiliki riwayat pelatihan preseptor.
4. Hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dan dokter 0.2 4 0.8
serta tim medis lainnya sudah cukup baik.
5. Sebanyak 10% perawat associate memiliki riwayat pelatihan 0.2 3 0.6
pembinaan etika keperawatan dan komunikasi efektif.
Total 1 3.4
Weakness
1. Di ruang Aster A kekurangan 13 orang tenaga perawat 0.2 2 0.4
berdasarkan hasil perhitungan tingkat ketergantungan pasien.
2. Terdapat 2 orang (14%) perawat dengan jenjang pendidikan 0.2 2 0.4
ners. 0.1 2 0.2
3. Terdapat 1 orang (7%) perawat yang masih memiliki jenjang
pendidikan SPK. 0.1 2 0.2
4. Terdapat 2 orang (14%) perawat dengan masa kerja < 5 tahun. 0.2 2 0.4
5. Perawat merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore
dan malam. 0.1 2 0.2
6. Perawat di ruang rawat inap Aster A belum pernah mengikuti
pelatihan yang sesuai dengan kompetensi ruangan seperti
pelatihan perawatan luka, penanggulangan kebutaan, dll. 0.1 2 0.2
7. Beberapa perawat associate memiliki riwayat pelatihan yang
tidak sesuai dengan kompetensi ruangan seperti service
excelent, PPGD, dan orientasi.
Total 1 2
Opportunity
1. Ruang Aster A digunakan sebagai lahan praktik mahasiswa 0.2 3 0.6
profesi Ners (10 orang) dan mahasiswa kedokteran.
2. Adanya program pelatihan yang diberikan kepada perawat. 0.4 4 0.8
3. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan untuk 0.4 4 0.8
perawat.
Total 1 3.8
Threat
1. Persaingan rumah sakit semakin kuat.
0.4 3 1.2
2. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
0.3 3 0.9
kesehatan.
3. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum jika ada
0.3 3 0.9
kelalaian dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Total 1 3
4. HAND OVER
Strength
1. Kegiatan timbang terima di ruang Aster A dilakukan pada 0.2 3 0.6
setiap pergantian shift, diikuti oleh semua perawat yang
bertugas, dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan di
nurse station. 0.2 3 0.6
2. Masing-masing kelompok dinas selalu hadir tepat waktu dan
lengkap. 0.2 3 0.6
3. Isi pre post conference meliputi jumlah pasien, jenis penyakit,
rencana keperawatan, rencana medis serta membahas
mengenai pasien yang terkait dengan pelayanan, termasuk juga
operan alat-alat dan inventaris ruangan. 0.2 3 0.6
4. Perawat memperkenalkan diri saat bertukar dinas ke pasien. 0.2 3 0.6
5. Setiap perawat yang melakukan operan selalu menggunakan
buku status pasien.
Total 1 3
Weakness
1. Pre-post conference tidak pernah menyampaikan secara lisan 0.3 1 0.3
terkait TTV pasien, hasil pemeriksaan laboratorium, dan
diagnostik terbaru.
2. Tidak dilakukannya follow up keadaan pasien secara kontinyu. 0.3 3 0.9
3. Timbang terima terkadang tidak dilakukan ke pasien. 0.2 1 0.2
4. Masalah dan intervensi keperawatan pasien belum dijelaskan 0.2 4 0.8
di timbang terima.
Total 1 2.2
Opportunity
1. Adanya mahasiswa CoNers yang sedang menjalani praktek 0.3 3 0.9
manajemen keperawatan di ruang Aster A.
2. Adanya komunikasi yang baik antara kepala ruangan, perawat 0.3 3 0.9
ruangan, mahasiswa serta tenaga kesehatan lainnya.
3. Adanya kebijakan atau SPO rumah sakit tentang timbang 0.4 3 1.2
terima.
Total 1 3
Threat
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0.3 3 0.9
mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab 0.7 2 1.4
dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
Total 1 2.3
5. DOKUMENTASI
Strength
1. Ruang rawat Aster A menggunakan sistem SOR (Sources 1 4 4
Oriented Record) yaitu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan.
Total 1 4
Weakness
1. Sebanyak 67% data pengkajian tidak dikelompokkan secara bio- 0.2 1 0.2
psiko-sosial-spiritual, 50% masalah tidak dirumuskan
berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma
dan pola fungsi kehidupan.
2. Sebanyak 21,5% diagnosis keperawatan tidak mencerminkan 0.2 2 0.4
PE/PES dan 39,2% tidak merumuskan diagnosis keperawatan
aktual/potensial.
3. Sebanyak 71,5% rencana tindakan tidak mengacu pada tujuan 0.2 3 0.6
dengan kalimat perintah, terperinci, dan jelas serta 14,2%
rencana tindakan tidak menggambarkan keterlibatan
pasien/keluarga. 0.2 3 0.6
4. Sebanyak 60,7% hasil evaluasi tidak dicatat di status pasien. 0.2 2 0.4
5. Terdapat beberapa evaluasi yang terlewatkan, misal pada tanggal
22 September 2014, perawat dinas pagi menulis evaluasi
tindakan namun perawat dinas sore dan malam tidak menuliskan
evaluasi tindakan medis dan keperawatan.
Total 1 2.2
Opportunity
1. Adanya program pelatihan oleh pihak rumah sakit secara 0.5 4 2
berkala. 0.5 4 2
2. Adanya kerja sama dengan institusi pendidikan.
Total 1 4
Threat
1. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) 0.4 3 1.2
akan tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Adanya penilaian akreditasi rumah sakit terhadap sistem 0.6 3 1.8
pendokumentasian yang dapat mempengaruhi kinerja perawat.
Total 1 3
6. DISCHARGE PLANNING
Strength
1. Perawat di 0.5 4 2
ruang rawat Aster A selalu melakukan discharge planning setiap
pasien akan pulang. 0.5 3 1.5
2. Hasil tabulasi
data didapatkan 100% perawat termasuk kategori cukup baik
dalam pelaksanaan discharge planning.
Total 1 3.5
Weakness
1. Discharge planning belum dilakukan secara optimal karena 0.5 2 1
hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan
obat yang harus diminum.
2. Tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum 0.5 2 1
pasien pulang, sehingga nanti saat di rumah pasien bisa melihat
kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan
perawat.
Total 1 2
Opportunity
1. Adanya kolaborasi tim PKRS terkait discharge planning dalam 1 4 4
penyediaan media pendidikan keesehatan.
Total 1 4
Threat
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang 1 3 3
optimal.
Total 1 3
PRIORITAS MASALAH SKORING
10
9
UBAH STRATEGI PROGRESIF
8
5 7.8 , 5.0
1 S
W
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-1
-2
-3
-4
-5
-6
TRATEGI DIVERSIFIKASI
BERTAHAN STRATEGI
-7
-8
-9
-10
Interpretasi:
Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa total skor berada pada kuadran 1 (positif,
positif). Posisi ini menandakan sebuah kondisi yang kuat dan berpeluang, rekomendasi
strategi yang diberikan adalah “progresif”, artinya Sumber Daya Manusia di ruang Aster A
dalam kondisi prima dan mantap, sehingga sangat memungkinkan untuk memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal dan pelaksanaan, metode yang dipakai
diruangan Aster A sudah sangat baik dan berpotensi untuk mengeksplorasi peluang-peluang
yang ada serta unit perawatan berusaha menghimpun seluruh kekuatan dan mengintensifkan
upaya untuk mengisi peluang yang ada.
Dari diagram diatas juga dapat disimpulkan bahwa bagian metode MPKP, dokumentasi
keperawatan, discharge planning, hand over berada pada kuadran 1(positif, positif). Posisi
ini menandakan sebuah kondisi yang kuat dan berpeluang, rekomendasi strategi yang
diberikan adalah“progresif”,artinya Sumber Daya Manusia di ruang Aster A dalam kondisi
prima dan mantap, sehingga sangat memungkinkan untuk memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal dan pelaksanaan metode yang dipakai di ruangan Aster A
sudah sangat baik dan berpotensi untuk mengeksplorasi peluang-peluang yang ada serta unit
perawatan berusaha menghimpun seluruh kekuatan dan mengintensifkan upaya untuk
mengisi peluang yang ada. Dari data diagram keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa ke-6
unsur SWOT berada pada kuadran 1, sehingga ruangan Aster A berada dalam kondisi prima
dan kuat serta sangat memungkinkan untuk terus melakukan ekspansi dan meraih kemajuan
secara optimal.
POA (Planning of Action)
Penanggun Yang
No Masalah Sub Masalah Target Uraian kegiatan Waktu Sasaran
g jawab terkait
1 Tidak tersedianya Kurangnya pemberian Pasien, keluarga 1. Berdiskusi dengan 20 Pasien, Yusnia Kepala
media penkes pada leaflet pada pasien pasien, dan perawat yang ada September keluarga Silvia sari, ruangan di
Sri
saat discharge dan keluarga pasien perawat di ruang di ruang Aster A 2014 pasien, Wulandari, ruang
planning saat pasien pulang. Isi Aster A tentang pengadaan dan & Zakma Aster A
Amalia
discharge planning media discharge perawat di
hanya menyampaikan planning oleh ruang
informasi secara lisan PKRS. Aster A
mengenai waktu 2. Sharing Informasi
kontrol dan obat yang kepada pasien dan
harus diminum tanpa keluarga terkait
ada media penkes. discharge
planning yang
akan diberikan
sesuai dengan
kondisi pasien.
3. Melakukan
Evaluasi
2 Ketidaksesuaian Penulisan diagnosis Seluruh perawat 1. Berdiskusi dengan 21 Kepala Nisrina Kepala
pendokumentasian asuhan keperawatan ruangan Aster A perawat tentang September ruangan, Farah ruangan
Fadhilah,
asuhan keperawatan hanya problem tanpa ketepatan dalam 2014 ketua Tim, Aster A
Dian
disertai etiologi dan penulisan perawat Fransiska,
& Dina
symptom diagnosis pelaksana
Wijayana
keperawatan
sesuai dengan
PES.
2. Melakukan
evaluasi
3. Belum Perawat di ruang Perawat di ruang 1. Berdiskusi tentang 22 Perawat Yola Sari Kepala
Aini & Eri
terlaksananya ronde Aster A berasumsi rawat Aster A manfaat dan September dan ruangan
Tria
keperawatan di bahwa ronde mekanisme ronde 2014 mahasiswa Oktaviani Aster A
ruang Aster A keperawatan sama keperawatan CoNers di
seperti kegiatan pre bersama kepala ruang
dan post conference. ruangan dan rawat
perawat. Aster A
2. Mengadakan ronde
keperawatan
bersama perawat
dan kepala ruangan
minimal 1 kali
dalam sebulan.
3. Melakukan
evaluasi
4 Jam kunjungan Jumlah pengunjung Perawat, pasien, 1. Berdiskusi dengan 23 Perawat, Sri Rizki & Kepala
Mitha
pasien belum dan keluarga yang dan keluarga perawat dalam September pasien, ruangan
Gusemi
efektif menunggu pasien pasien pengawasan 2014 dan Aster A
terlalu banyak dan terhadap keluarga
tidak sesuai dengan pembatasan jumlah pasien
jam kunjungan, penunggu dan
sehingga kunjungan pasien.
menyebabkan 2. Mengedukasi
ruangan tersebut pasien dan
penuh, mengganggu keluarga tentang
jam istirahat pasien jam dan jumlah
serta dapat penunggu serta
menimbulkan risiko kunjungan pasien.
infeksi nasokomial. 3. Melakukan
evaluasi.
PLANNING OF ACTION (POA) MAHASISWA PROFESI NERS PSIK UNSRI STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ASTER A RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
TANGGAL 15-26 SEPTEMBER 2014
SEPTEMBER PJ
NO KEGIATAN
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Pembuatan instrumen KELOMPOK CO-
pengkajian NERS UNSRI
a. Wawancara instrument
manajemen keperawatan
b. Penghitungan tenaga kerja
perawat berdasarkan
beban kerja
c. Perhitungan tingkat
kepuasan pasien
diruangan
d. Perhitungan instrument
standar asuhan
keperawatan di ruangan
e. Perhitungan analisis
tindakan keperawatan
f. Perhitungan angka
ketergantungan pasien
g. Perhitungan kepuasan
kerja perawat
kepala ruangan.
: telah dilaksanakan
: akan dilaksanakan
BAB IV
Mahasiswa program profesi Ners angkatan tahun 2014 telah melakukan praktek
manajemen keperawatan selama 2 minggu, yaitu dari tanggal 15-26 September 2014 di
Ruang Aster A RSUP dr. Mohammad Hosein Palembang, dengan berpedoman pada POA
(planning of action) yang telah dipaparkan saat seminar awal analisa situasi, telah dilakukan
implementasi manajemen keperawatan yaitu:
A. Kesimpulan
diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien khususnya pada pergantian shift
sore ke malam yang melibatkan ketua tim, perawat pelaksana, serta Co Ners. Selain
itu, mahasiswa co-ners juga dilibatkan dalam bermain peran sebagai kepala ruangan,
ketua tim dan perawat pelaksana. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan kepada
mahasiswa tentang fungsi dan peran dalam sebuah organisasi dalam Rumah Sakit.
1. Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit untuk melakukan evaluasi berkala guna
meningkatkan sarana dan prasarana khususnya penataan ruang agar dilakukan
pembaruan mengenai seluruh aspek mulai dari pemisahan penempatan alat-alat
invasif dan non invasive serta aspek lainnya yang menunjang pelayanan maupun
peawatan pasien agar dapat meningkatkan mutu pelayanan dan kenyamanan pasien
yang sesuai standar
2. Kepala Ruangan
Diharapkan agar kepala ruangan dapat memanfaatkan kerjasama dengan PKRS
Dr. Mohammad Hoesin mengenai pengadaan media untuk discharge planning,
sehingga dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait
perawatan di rumah.
3. Ruang Aster A
a. Diharapkan kepada perawat di ruang Aster A untuk dapat memanfaatkan
fasilitas dari PKRS Dr. Mohammad Hoesin dalam pengadaan media leaflet
untuk discharge planning.
b. Diharapkan kepada perawat di ruang Aster A untuk mempertahankan
pelaksanaan operan sesuai dengan SPO RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
c. Diharapkan kepada perawat di ruang Aster A untuk menerapkan
pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai SPO, terutama dalam
penulisan diagnosis keperawatan dan catatan perkembangan evaluasi.
d. Diharapkan kepada kepala ruangan beserta perawat di ruang Aster A dapat
melakukan kegiatan ronde keperawatan minimal 1 kali dalam sebulan.
e. Diharapkan kepada perawat dan kepala ruangan untuk melakukan pengawasan
terkait jam dan jumlah kunjungan pasien.