Anda di halaman 1dari 25

HASIL DISKUSI MANAJEMEN KEPERAWATAN

JUM’AT, 6 AGUSTUS 2021

A. Proses Diskusi

No Kegiatan Waktu Keterangan


1. Pembukaan 10.00 Dibuka oleh moderator (Eri Tria
Oktaviani)
2. Pembacaan peraturan 10.00 Kesekapatan antar anggota kelompok
Nama Anggota Kelompok :
1. Mitha Gusemi
2. Dina Wijayana
3. Eri Tria Oktaviani
4. Nisrina Farah Fadhilah
5. Yusnia Silvia Sari
6. Dian Fransiska
7. Sri Rizki
8. Yola Sari Aini
9. Zakma Amalia
10. Sri Wulandari
3. Merevisi skor rating 10.13 Masing-masing peserta mengemukakan
pendapat
4. Merevisi diagram 11.30 Masing-masing peserta mengemukakan
kertasisus pendapat
5. Merevisi interpretsi 11.35 Masing-masing peserta mengemukakan
diagram kertasius pendapat
5. Kontrak waktu untuk 11.40 Kesepakatan antar anggota kelompok:
diskusi berikutnya Jum’at, 6 Agustus 2021 pukul 10.00 –
selesai
6. Penutupan 11.45 Ditutup oleh moderator
B. Hasil Diskusi
Analisa SWOT merupakan salah satu dalam menganalisis ruangan sekaligus
merumuskan strategi yang dapat memaksimalkan strength (kekuatan) dan kesehatan
(peluang) dan secara bersamaan dapat meminimalkan weakness (kelemahan) dan
threats (ancaman). Jadi, analisis SWOT membandingkan antara luaran (Peluang dan
Ancaman) dengan dalaman (Kekuatan dan Kelemahan) (TIM Manajemen
keperawatan, 2015).
Berdasarkan hasil kegiatan pengumpulan data di Ruang Rawat Inap Aster A Irna
Bedah E, maka SWOT pada tiga unsur manajemen keperawatan yakni ketenagaan
(man), metode (method) dan sarana prasarana (material) pada tabel berikut:

No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating


1. MATERIAL AND MACHINE (Material)
Strength
1. Ruang rawat inap Aster A sudah memenuhi standar dimana 0.1 4 0.4
letak nurse station berada di tengah ruang perawatan.
2. Kamar di ruang rawat inap Aster A dibagi berdasarkan 0.1 4 0.4
pengelompokkan jenis penyakit infeksi dan non infeksi, jenis
kelamin serta memiliki 1 kamar isolasi yang terdiri dari 3 bed.
3. Ruang rawat inap memiliki dapur khusus untuk tenaga
kesehatan serta gudang penyimpanan barang seperti alat tenun, 0.1 3 0.3
brangkar, dan rest tool.
4. Kamar mandi dibedakan antara pasien dan perawat. 0.1 3 0.3
5. Nilai ALOS di ruang rawat inap Aster A pada bulan Agustus 0.1 4 0.4
2014 adalah 5 hari.
6. Ruang Aster A memiliki ventilasi dan penerangan yang baik, 0.1 4 0.4
bersih serta nyaman.
7. Setiap pagi linen-linen, laken, dan selimut kotor selalu diganti 0.1 4 0.4
oleh pramubakti.
8. Terdapat beberapa inventaris kesehatan yang lebih yaitu bak 0.1 2 0.2
injeksi dan pispot.
9. Tersedianya peralatan GV dan peralatan steril yang selalu 0.1 4 0.4
memenuhi kebutuhan ruangan.
10.Nilai BTO pada bulan agustus 2014 adalah 40,11 yang artinya 0.1 3 0.3
ideal.
Total 1 3.5
Weakness
1. Penyimpanan alat-alat invasif digabung dengan peralatan non 0.1 2 0.2
invasif sehingga dapat menyebabkan kontaminasi.
2. Pada ruang Aster A tidak ditemukan visi dan misi ruangan baik 0.2 1 0.2
banner maupun lembar balik.
3. Di ruang Aster A hanya tersedia 1 buah troli tindakan dan tidak 0.1 2 0.2
adanya troli ganti verban, sehingga menyebabkan perawat
bekerja tidak sesuai dengan pembagian tim yang telah
ditentukan. 0.1 3 0.3
4. Nilai BOR pada bulan agustus 2014 adalah 51,4% yang artinya
dibawah ideal. 0.1 3 0.3
5. Nilai TOI pada bulan Agustus 2014 adalah 4 hari yang artinya
terlalu lama sehingga menyebabkan kurang efektifnya
penggunaan tempat tidur. 0.1 1 0.1
6. Di ruang rawat inap Aster A jarang dilakukan perawatan
terhadap pendingin ruangan. 0.1 1 0.1
7. Pada malam hari, ruangan sedikit kurang bersih karena tidak ada
pramubakti yang bertugas pada shift malam. 0.2 3 0.6
8. Beberapa alat inventaris kesehatan, inventaris linen, dan
inventaris rumah tangga kurang dari standar.
Total 1 2
Opportunity
1. Terdapat pengadaan alat sekali pakai. 0.3 4 1.2
2. Terdapat pengadaan alat steril. 0.3 4 1.2
3. Terdapat sistem pengajuan proposal pengadaan sarana dan 0.2 4 0.8
prasarana secara berkala setiap tahunnya kepada pihak RSUP
Mohammad Hoesin.
4. Ruangan Aster A pernah menjadi lahan penelitian mahasiswa 0.2 3 0.6
keperawatan.
Total 1 3.8
Threat
1. Pasien menginginkan pelayanan yang berkualitas dengan waktu 0.3 3 0.9
yang cepat dan sesuai prosedur.
2. Proses birokrasi yang lama dalam tindak lanjut proposal 0.2 1 0.2
pengadaan sarana dan prasarana.
3. Pasien dan keluarga mengeluhkan susahnya air dan ramainya 0.2 2 0.4
antrian di kamar mandi.
4. Jumlah pengunjung dan keluarga yang menunggu pasien terlalu 0.3 3 0.9
banyak dan tidak sesuai dengan jam kunjungan, sehingga
menyebabkan ruangan tersebut penuh, mengganggu jam
istirahat pasien serta dapat menimbulkan risiko infeksi
nasokomial.
Total 1 2.4
2. METHOD (Metode)
Strength
1. Supervisi dilakukan oleh kepala ruangan setiap hari. 0.5 3 1.5
2. Pelaksanaan keperawatan dilaksanakan dengan SP2KP yang 0.5 3 1.5
dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 bertanggung jawab pada pasien
laki-laki dan tim 2 bertanggung jawab pada pasien perempuan.
Total 1 3
Weakness
1. Belum terlaksananya ronde keperawatan. 0.1 1 0.1
2. Belum dilakukan pengkajian dan observasi kondisi pasien untuk 0.1 3 0.3
mengantisipasi kegawatdaruratan pada saat penerimaan pasien
baru.
3. Pelaksanaan pre dan post conference sudah dilakukan tetapi 0.2 2 0.4
belum efektif karena proses timbang terima terkadang hanya
dilakukan di nurse station saja.
4. Perawat bekerja tidak sesuai dengan pembagian tim yang telah 0.2 2 0.4
ditentukan karena kurangnya tenaga perawat dan hanya terdapat
1 troli tindakan.
5. Nilai TOI pada bulan Agustus 2014 adalah 4 hari yang artinya 0.1 3 0.3
kurang efektif.
6. Dalam pelaksanaan keperawatan di ruang Aster A, metode yang 0.1 1 0.1
diterapkan adalah metode tim yang dikombinasikan dengan
metode fungsional dikarenakan kurangnya SDM perawat dan
prasarana.
7. Gabungan penggunaan metode tim dan fungsional 0.2 3 0.6
mengakibatkan perawat tidak mengetahui kondisi pasien yang
menjadi tanggung jawabnya secara komprehensif.
Total 1 2.2
Opportunity
1. Adanya dukungan dari rumah sakit untuk memotivasi kepala 0.2 3 0.6
ruangan dalam meningkatkan mutu pelayanan, kesehatan, dan
penelitian pada perawat di ruang Aster A.
2. Terdapat program akreditasi rumah sakit secara internasional 0.2 4 0.8
yaitu KARS/JCI dan Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan.
3. Terdapat logbook yang dievaluasi setiap bulan oleh kepala 0.2 3 0.6
ruangan atau ketua tim.
4. Ruang Aster A menjadi salah satu ruangan untuk praktik klinik 0.2 3 0.6
pendidikan.
5. Adanya kesempatan dari rumah sakit kepada perawat untuk 0.2 4 0.8
mengikuti pelatihan perawatan luka.
Total 1 3.4
Threat
1. Pasien dan keluarga memiliki wawasan yang luas, sehingga 0.3 4 1.2
lebih kritis terhadap pelayanan yang diberikan.
2. Mutu pelayanan kepuasan pasien di ruang rawat inap Aster A 0.7 3 2.1
dengan 5 responden menghasilkan derajat kepuasan sebanyak
60% dengan kategori puas.
Total 1 3.3

3. MAN (Ketenagaan)
Strength
1. Terdapat 5 orang perawat dengan masa kerja berkisar 5 – 10 0.2 3 0.6
tahun.
2. Terdapat 3 orang perawat dengan masa kerja > 15 tahun. 0.2 3 0.6
3. Kepala ruangan telah dibekali pelatihan clinical pathway dan CI 0.2 4 0.8
memiliki riwayat pelatihan preseptor.
4. Hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dan dokter 0.2 4 0.8
serta tim medis lainnya sudah cukup baik.
5. Sebanyak 10% perawat associate memiliki riwayat pelatihan 0.2 3 0.6
pembinaan etika keperawatan dan komunikasi efektif.
Total 1 3.4
Weakness
1. Di ruang Aster A kekurangan 13 orang tenaga perawat 0.2 2 0.4
berdasarkan hasil perhitungan tingkat ketergantungan pasien.
2. Terdapat 2 orang (14%) perawat dengan jenjang pendidikan 0.2 2 0.4
ners. 0.1 2 0.2
3. Terdapat 1 orang (7%) perawat yang masih memiliki jenjang
pendidikan SPK. 0.1 2 0.2
4. Terdapat 2 orang (14%) perawat dengan masa kerja < 5 tahun. 0.2 2 0.4
5. Perawat merangkap sebagai tenaga administrasi pada shift sore
dan malam. 0.1 2 0.2
6. Perawat di ruang rawat inap Aster A belum pernah mengikuti
pelatihan yang sesuai dengan kompetensi ruangan seperti
pelatihan perawatan luka, penanggulangan kebutaan, dll. 0.1 2 0.2
7. Beberapa perawat associate memiliki riwayat pelatihan yang
tidak sesuai dengan kompetensi ruangan seperti service
excelent, PPGD, dan orientasi.
Total 1 2
Opportunity
1. Ruang Aster A digunakan sebagai lahan praktik mahasiswa 0.2 3 0.6
profesi Ners (10 orang) dan mahasiswa kedokteran.
2. Adanya program pelatihan yang diberikan kepada perawat. 0.4 4 0.8
3. Terbukanya kesempatan untuk melanjutkan pendidikan untuk 0.4 4 0.8
perawat.
Total 1 3.8
Threat
1. Persaingan rumah sakit semakin kuat.
0.4 3 1.2
2. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
0.3 3 0.9
kesehatan.
3. Semakin tinggi kesadaran masyarakat akan hukum jika ada
0.3 3 0.9
kelalaian dalam pemberian pelayanan kesehatan.
Total 1 3
4. HAND OVER
Strength
1. Kegiatan timbang terima di ruang Aster A dilakukan pada 0.2 3 0.6
setiap pergantian shift, diikuti oleh semua perawat yang
bertugas, dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan di
nurse station. 0.2 3 0.6
2. Masing-masing kelompok dinas selalu hadir tepat waktu dan
lengkap. 0.2 3 0.6
3. Isi pre post conference meliputi jumlah pasien, jenis penyakit,
rencana keperawatan, rencana medis serta membahas
mengenai pasien yang terkait dengan pelayanan, termasuk juga
operan alat-alat dan inventaris ruangan. 0.2 3 0.6
4. Perawat memperkenalkan diri saat bertukar dinas ke pasien. 0.2 3 0.6
5. Setiap perawat yang melakukan operan selalu menggunakan
buku status pasien.
Total 1 3
Weakness
1. Pre-post conference tidak pernah menyampaikan secara lisan 0.3 1 0.3
terkait TTV pasien, hasil pemeriksaan laboratorium, dan
diagnostik terbaru.
2. Tidak dilakukannya follow up keadaan pasien secara kontinyu. 0.3 3 0.9
3. Timbang terima terkadang tidak dilakukan ke pasien. 0.2 1 0.2
4. Masalah dan intervensi keperawatan pasien belum dijelaskan 0.2 4 0.8
di timbang terima.
Total 1 2.2
Opportunity
1. Adanya mahasiswa CoNers yang sedang menjalani praktek 0.3 3 0.9
manajemen keperawatan di ruang Aster A.
2. Adanya komunikasi yang baik antara kepala ruangan, perawat 0.3 3 0.9
ruangan, mahasiswa serta tenaga kesehatan lainnya.
3. Adanya kebijakan atau SPO rumah sakit tentang timbang 0.4 3 1.2
terima.
Total 1 3
Threat
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk 0.3 3 0.9
mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab 0.7 2 1.4
dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
Total 1 2.3
5. DOKUMENTASI
Strength
1. Ruang rawat Aster A menggunakan sistem SOR (Sources 1 4 4
Oriented Record) yaitu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan.
Total 1 4
Weakness
1. Sebanyak 67% data pengkajian tidak dikelompokkan secara bio- 0.2 1 0.2
psiko-sosial-spiritual, 50% masalah tidak dirumuskan
berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma
dan pola fungsi kehidupan.
2. Sebanyak 21,5% diagnosis keperawatan tidak mencerminkan 0.2 2 0.4
PE/PES dan 39,2% tidak merumuskan diagnosis keperawatan
aktual/potensial.
3. Sebanyak 71,5% rencana tindakan tidak mengacu pada tujuan 0.2 3 0.6
dengan kalimat perintah, terperinci, dan jelas serta 14,2%
rencana tindakan tidak menggambarkan keterlibatan
pasien/keluarga. 0.2 3 0.6
4. Sebanyak 60,7% hasil evaluasi tidak dicatat di status pasien. 0.2 2 0.4
5. Terdapat beberapa evaluasi yang terlewatkan, misal pada tanggal
22 September 2014, perawat dinas pagi menulis evaluasi
tindakan namun perawat dinas sore dan malam tidak menuliskan
evaluasi tindakan medis dan keperawatan.
Total 1 2.2
Opportunity
1. Adanya program pelatihan oleh pihak rumah sakit secara 0.5 4 2
berkala. 0.5 4 2
2. Adanya kerja sama dengan institusi pendidikan.
Total 1 4
Threat
1. Tingginya tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan keluarga) 0.4 3 1.2
akan tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Adanya penilaian akreditasi rumah sakit terhadap sistem 0.6 3 1.8
pendokumentasian yang dapat mempengaruhi kinerja perawat.
Total 1 3
6. DISCHARGE PLANNING
Strength
1. Perawat di 0.5 4 2
ruang rawat Aster A selalu melakukan discharge planning setiap
pasien akan pulang. 0.5 3 1.5
2. Hasil tabulasi
data didapatkan 100% perawat termasuk kategori cukup baik
dalam pelaksanaan discharge planning.
Total 1 3.5
Weakness
1. Discharge planning belum dilakukan secara optimal karena 0.5 2 1
hanya meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan
obat yang harus diminum.
2. Tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum 0.5 2 1
pasien pulang, sehingga nanti saat di rumah pasien bisa melihat
kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan
perawat.
Total 1 2
Opportunity
1. Adanya kolaborasi tim PKRS terkait discharge planning dalam 1 4 4
penyediaan media pendidikan keesehatan.
Total 1 4
Threat
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang 1 3 3
optimal.
Total 1 3
PRIORITAS MASALAH SKORING

Skor Analisa SWOT


Masalah
IFAS (S-W) EFAS (O-T)
MATERIAL MACHINE 1.5 1.4
METODE 0.8 0.1
MAN 1.4 0.8
HAND OVER 0.8 0.7
DOKUMENTASI
1.8 1
KEPERAWATAN
DISCHARGE PLANNING 1.5 1
TOTAL 7.8 5
DIAGRAM

10

9
UBAH STRATEGI PROGRESIF
8

5 7.8 , 5.0

1 S
W
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-1

-2

-3

-4

-5

-6
TRATEGI DIVERSIFIKASI
BERTAHAN STRATEGI
-7

-8

-9

-10

Interpretasi:

Dari diagram di atas dapat disimpulkan bahwa total skor berada pada kuadran 1 (positif,
positif). Posisi ini menandakan sebuah kondisi yang kuat dan berpeluang, rekomendasi
strategi yang diberikan adalah “progresif”, artinya Sumber Daya Manusia di ruang Aster A
dalam kondisi prima dan mantap, sehingga sangat memungkinkan untuk memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal dan pelaksanaan, metode yang dipakai
diruangan Aster A sudah sangat baik dan berpotensi untuk mengeksplorasi peluang-peluang
yang ada serta unit perawatan berusaha menghimpun seluruh kekuatan dan mengintensifkan
upaya untuk mengisi peluang yang ada.
Dari diagram diatas juga dapat disimpulkan bahwa bagian metode MPKP, dokumentasi
keperawatan, discharge planning, hand over berada pada kuadran 1(positif, positif). Posisi
ini menandakan sebuah kondisi yang kuat dan berpeluang, rekomendasi strategi yang
diberikan adalah“progresif”,artinya Sumber Daya Manusia di ruang Aster A dalam kondisi
prima dan mantap, sehingga sangat memungkinkan untuk memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal dan pelaksanaan metode yang dipakai di ruangan Aster A
sudah sangat baik dan berpotensi untuk mengeksplorasi peluang-peluang yang ada serta unit
perawatan berusaha menghimpun seluruh kekuatan dan mengintensifkan upaya untuk
mengisi peluang yang ada. Dari data diagram keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa ke-6
unsur SWOT berada pada kuadran 1, sehingga ruangan Aster A berada dalam kondisi prima
dan kuat serta sangat memungkinkan untuk terus melakukan ekspansi dan meraih kemajuan
secara optimal.
POA (Planning of Action)

Penanggun Yang
No Masalah Sub Masalah Target Uraian kegiatan Waktu Sasaran
g jawab terkait
1 Tidak tersedianya Kurangnya pemberian Pasien, keluarga 1. Berdiskusi dengan 20 Pasien, Yusnia Kepala
media penkes pada leaflet pada pasien pasien, dan perawat yang ada September keluarga Silvia sari, ruangan di
Sri
saat discharge dan keluarga pasien perawat di ruang di ruang Aster A 2014 pasien, Wulandari, ruang
planning saat pasien pulang. Isi Aster A tentang pengadaan dan & Zakma Aster A
Amalia
discharge planning media discharge perawat di
hanya menyampaikan planning oleh ruang
informasi secara lisan PKRS. Aster A
mengenai waktu 2. Sharing Informasi
kontrol dan obat yang kepada pasien dan
harus diminum tanpa keluarga terkait
ada media penkes. discharge
planning yang
akan diberikan
sesuai dengan
kondisi pasien.
3. Melakukan
Evaluasi
2 Ketidaksesuaian Penulisan diagnosis Seluruh perawat 1. Berdiskusi dengan 21 Kepala Nisrina Kepala
pendokumentasian asuhan keperawatan ruangan Aster A perawat tentang September ruangan, Farah ruangan
Fadhilah,
asuhan keperawatan hanya problem tanpa ketepatan dalam 2014 ketua Tim, Aster A
Dian
disertai etiologi dan penulisan perawat Fransiska,
& Dina
symptom diagnosis pelaksana
Wijayana
keperawatan
sesuai dengan
PES.
2. Melakukan
evaluasi
3. Belum Perawat di ruang Perawat di ruang 1. Berdiskusi tentang 22 Perawat Yola Sari Kepala
Aini & Eri
terlaksananya ronde Aster A berasumsi rawat Aster A manfaat dan September dan ruangan
Tria
keperawatan di bahwa ronde mekanisme ronde 2014 mahasiswa Oktaviani Aster A
ruang Aster A keperawatan sama keperawatan CoNers di
seperti kegiatan pre bersama kepala ruang
dan post conference. ruangan dan rawat
perawat. Aster A
2. Mengadakan ronde
keperawatan
bersama perawat
dan kepala ruangan
minimal 1 kali
dalam sebulan.
3. Melakukan
evaluasi
4 Jam kunjungan Jumlah pengunjung Perawat, pasien, 1. Berdiskusi dengan 23 Perawat, Sri Rizki & Kepala
Mitha
pasien belum dan keluarga yang dan keluarga perawat dalam September pasien, ruangan
Gusemi
efektif menunggu pasien pasien pengawasan 2014 dan Aster A
terlalu banyak dan terhadap keluarga
tidak sesuai dengan pembatasan jumlah pasien
jam kunjungan, penunggu dan
sehingga kunjungan pasien.
menyebabkan 2. Mengedukasi
ruangan tersebut pasien dan
penuh, mengganggu keluarga tentang
jam istirahat pasien jam dan jumlah
serta dapat penunggu serta
menimbulkan risiko kunjungan pasien.
infeksi nasokomial. 3. Melakukan
evaluasi.

PLANNING OF ACTION (POA) MAHASISWA PROFESI NERS PSIK UNSRI STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG ASTER A RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
TANGGAL 15-26 SEPTEMBER 2014
SEPTEMBER PJ
NO KEGIATAN
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Pembuatan instrumen KELOMPOK CO-
pengkajian NERS UNSRI

2. Melakukan kajian situasi KELOMPOK CO-


pada unit pelayanan Aster A NERS UNSRI

a. Wawancara instrument
manajemen keperawatan
b. Penghitungan tenaga kerja
perawat berdasarkan
beban kerja
c. Perhitungan tingkat
kepuasan pasien
diruangan
d. Perhitungan instrument
standar asuhan
keperawatan di ruangan
e. Perhitungan analisis
tindakan keperawatan
f. Perhitungan angka
ketergantungan pasien
g. Perhitungan kepuasan
kerja perawat

3. Revisi laporan dan persiapan KELOMPOK CO-


implementasi POA. NERS UNSRI

4. Bimbingan terhadap KELOMPOK CO-


pelaksanaan POA dengan NERS UNSRI

kepala ruangan.

5. Berdiskusi dengan perawat Yusnia Silvia sari,


tentang pengadaan media Sri Wulandari, &
Zakma Amalia
discharge planning yang
difasilitasi oleh PKRS.
6. Penyuluhan kesehatan Yusnia Silvia sari,
terkait discharge planning Sri Wulandari, &
Zakma Amalia
kepada pasien dan keluarga.
7. Mengevaluasi kegiatan Yusnia Silvia sari,
pengadaan media discharge Sri Wulandari, &
Zakma Amalia
planning oleh PKRS.
8. Berdiskusi dengan perawat Nisrina Farah
Fadhilah, Dian
tentang ketepatan dalam
Fransiska, & Dina
penulisan diagnosis Wijayana
keperawatan sesuai dengan
PES.
9. Mengevaluasi kesusaian Nisrina Farah
Fadhilah, Dian
penulisan dokumentasi
Fransiska, & Dina
keperawatan. Wijayana

10. Berdiskusi tentang manfaat Yola Sari Aini &


Eri Tria Oktaviani
dan mekanisme ronde
keperawatan.
11. Mengadakan ronde Yola Sari Aini &
Eri Tria Oktaviani
keperawatan bersama
perawat dan kepala ruangan
12. Mengevaluasi kegiatan Yola Sari Aini &
Eri Tria Oktaviani
ronde keperawatan.
13. Berdiskusi dengan perawat Sri Rizki & Mitha
Gusemi
dalam pengawasan terhadap
pembatasan jumlah
penunggu dan kunjungan
pasien.
14. Mengedukasi pasien dan Sri Rizki & Mitha
keluarga tentang jam dan Gusemi
jumlah penunggu serta
kunjungan pasien.
15. Mengevaluasi kepatuhan Sri Rizki & Mitha
Gusemi
pasien dan keluarga dalam
memanfaatkan jam
kunjungan sesuai waktu yg
telah ditentukan.
16. Evaluasi terhadap KELOMPOK CO-
implementasi POA NERS UNSRI

: telah dilaksanakan

: akan dilaksanakan
BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Mahasiswa program profesi Ners angkatan tahun 2014 telah melakukan praktek
manajemen keperawatan selama 2 minggu, yaitu dari tanggal 15-26 September 2014 di
Ruang Aster A RSUP dr. Mohammad Hosein Palembang, dengan berpedoman pada POA
(planning of action) yang telah dipaparkan saat seminar awal analisa situasi, telah dilakukan
implementasi manajemen keperawatan yaitu:

A. Pembuatan instrumen kajian situasi


Instrumen kajian situasi dibuat selama 10 hari yaitu pada tanggal 15-26
September 2014, instrumen yang digunakan meliputi aspek yaitu man, method,
material, hand over, dokumentasi, dan discharge planning dengan sasaran
pengambilan data bersumber dari kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana,
pramubakti dan pasien beserta keluarga.

B. Melakukan kajian situasi pada unit pelayanan ruang Aster A


Kajian situasi ruangan berfokus pada beberapa aspek yaitu man, method,
material, hand over, dokumentasi, dan discharge planning yang telah dilakukan
tanggal 15-26 September 2014. Selanjutnya berdasarkan kajian situasi dirumuskan
analisa dengan menggunakan metode SWOT dan membuat POA (Planning of
Action). Kajian situasi ruangan melibatkan perawat, pasien dan keluarga, juga
pramubakti yang ada di ruangan.

C. Melakukan Pre dan Post Conference


Pre dan Post Conference dilakukan setiap hari, dimulai dari tanggal 15-26
September 2014. Pre dan Post Conference dilakukan dengan berkolaborasi bersama
kepala ruangan, perawat dan mahasiswa Co-Ners di Nurse Station setiap pagi dan
sore di ruang Aster A. Pre Conference dilakukan sebelum timbang terima antar shift
selama 15 menit, dalam Pre Conference ini ketua tim menyampaikan asuhan
keperawatan yang akan dilakukan baik tindakan mandiri maupun kolaborasi. Kepala
ruangan memberikan masukan mengenai masalah yang dihadapi guna mendapatkan
penyelesaian. Sedangkan Post Conference dilakukan sesudah dilakukannya timbang
terima antar shift, Post Conference juga dilakukan selama 10-15 menit. Pada Post
Conference ini Perawat Pelaksana melaporkan kepada Ketua Tim apa saja tindakan
yang sudah dilakukan dan belum dilakukan Perawat Pelaksana pada pasien
sepanjang shift dan kejadian tertentu yang terjadi yang perlu didiskusikan kepada
Ketua Tim. Pelaksanaan Pre dan Post Conference, mahasiswa Co-Ners berperan
sebagai Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana. Selanjutnya diadakan
evaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

D. Melakukan timbang terima pasien


Kegiatan timbang terima pasien dilakukan setiap hari, dimulai dari tanggal 15-
26 September 2014. Timbang terima pasien beserta alat medis tiap pergantian shift
bertujuan agar perawat memperkenalkan diri kepada pasiennya, melihat langsung
keadaan pasiennya dan perawat mengetahui kondisi pasien yang menjadi tanggung
jawabnya secara komprehensif serta melaporkan keadaan pasien kepada shift
berikutnya. Berdasarkan hasil observasi timbang terima hanya dilakukan di nurse
station saja khususnya pada pergantian shift sore ke malam.

E. Diskusi tentang ketepatan penulisan diagnosis keperawatan sesuai dengan PES


Berdasarkan hasil observasi asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal
15-26 September 2014, didapatkan hasil dari segi diagnosis 21,5% diagnosis
keperawatan tidak mencerminkan PE/PES, 39,2 % tidak merumuskan diagnosis
keperawatan actual/potensial. Dari segi perencanaan 71,5% rencana tindakan tidak
mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terperinci dan jelas, 14,2% rencana
tindakan tidak menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga. Dari segi evaluasi
60,7% hasil evaluasi tidak dicatat. Pada tanggal 21 September 2014 telah
dilaksanakan diskusi bersama perawat tentang ketepatan dalam penulisan diagnosis
keperawatan sesuai dengan PES. Dari hasil evaluasi didapatkan perawat telah
menuliskan diagnosis sesuai dengan PES.

F. Diskusi tentang perencanaan pasien pulang (discharge planning)


Penyediaan media untuk perencanaan pulang (discharge planning) di Ruang
Aster A dilakukan pada tanggal 15-26 September 2014. Sasaran utama
terlaksananya perencanaan pulang pasien adalah perawat primer dan perawat
associate. Berdasarkan hasil tabulasi data didapatkan 100% perawat termasuk
kategori cukup baik dalam pelaksanaan discharge planning. Perawat telah
melaksanakan discharge planning dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan
terkait kontrol dan lanjutan perawatan namun untuk menyertakan leaflet pada
pelaksanaan discharge planning saat pasien akan pulang masih belum terlaksana
dengan maksimal karena tidak adanya media atau alat berupa leaflet untuk
memberikan informasi yang lebih jelas pada keluarga pasien. Sehingga pada tanggal
20 September 2014 telah dilakukan diskusi dengan perawat tentang pengadaan
media discharge planning yang difasilitasi oleh PKRS serta melakukan penyuluhan
kesehatan terkait discharge planning kepada pasien dan keluarga. Dari hasil evaluasi
didapatkan media discharge planning akan disediakan oleh PKRS serta pasien dan
keluarga memahami tentang edukasi yang diberikan.

G. Kegiatan Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil
observasi diruang Aster A, selama dilakukan pengkajian situasi tidak pernah
dilakukan ronde keperawatan. Hasil wawancara juga didapatkan kesimpulan bahwa
terjadi perbedaan persepsi tentang ronde keperawatan. Perawat beranggapan bahwa
ronde keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan saat perawat akan berkeliling
antara satu pasien kepasien yang lainnya, dalam hal ini seperti timbang terima
(operan). Pada tanggal 22 September 2014 telah dilaksanaka ronde keperawatan
bersama perawat dan kepala ruangan beserta pasien dan keluarga dengan kasus ca
mamae. Hasil evaluasi didapatkan masalah yang dialami pasien berupa rasa nyeri
dan sulit untuk membersihkan luka, sehingga diberikan pendidikan kesehatan
mengenai perawatan luka dan manajemen nyeri berupa foot massage. Pasien dan
keluarga mampu mempraktekkan cara perawatan luka dan foot massage.

H. Diskusi tentang pengaturan jam dan jumlah kunjungan keluarga pasien


Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 15 September 2014 didapatkan jumlah
kunjungan pasien dan keluarga yang menunggu pasien terlalu banyak dan tidak sesuai
dengan jam kunjungan, sehingga menyebabkan ruangan tersebut penuh dan
mengganggu jam istirahat pasien serta dapat menimbulkan risiko infeksi nasokomial.
Pada tanggal 23 September 2014 mahaiswa dan perawat berdiskusi tentang
pengawasan terhadap pembatasan jumlah penunggu dan kunjungan pasien dengan
hasil evaluasi yaitu jumlah penunggu pasien hanya satu orang dengan jam kunjungan
pada pukul 12.00 – 13.30 WIB dan 16.00 – 20.00 WIB. Kegiatan selanjutnya yaitu
mengedukasi pasien dan keluarga tentang jam dan jumlah penunggu serta kunjungan
pasien. Hasil evaluasi didapatkan pasien dan keluarga memahami dan menaati aturan
jam dan jumlah kunjungan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Praktek manajemen keperawatan oleh Mahasiswa program profesi Ners


angkatan tahun 2014 yang berlangsung selama 2 minggu yang dimulai dari tanggal
15-26 September 2014 di Ruang Aster A RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
telah dilakukan beberapa kegiatan meliputi analisa kajian situasi ruang yang
berfokus pada beberapa aspek yaitu man, method, material, hand over, dokumentasi,
dan discharge planning. Selanjutnya kajian dianalisis menggunakan metode SWOT,
dilanjutkan dengan membuat POA (Planning of Action), melakukan setiap rencana
implementasi POA dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
Kajian situasi yang telah dilakukan memproleh beberapa masalah yang akan di
perbaiki selama kegiatan praktik manajemen keperawatan. Setelah dilakukan
pemaparan terhadap kajian situasi ruangan, mahasiswa co-ners meminta bimbingan
baik berupa perbaikan maupun izin kegiatan rencana yang akan dilakukan.
Kegiatan praktik manajemen keperawatan juga berupa pre dan post

conference, sedangkan overan yang dilakukan di ruang Aster A hanya dilakukan

diruang nurse station saja tanpa kunjungan ke pasien khususnya pada pergantian shift

sore ke malam yang melibatkan ketua tim, perawat pelaksana, serta Co Ners. Selain

itu, mahasiswa co-ners juga dilibatkan dalam bermain peran sebagai kepala ruangan,

ketua tim dan perawat pelaksana. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan kepada

mahasiswa tentang fungsi dan peran dalam sebuah organisasi dalam Rumah Sakit.

Selain itu, pengaplikasian kegiatan keperawatan ini guna tercapainya pemberian

asuhan keperawatan yang berkualitas.


B. Saran

1. Rumah Sakit

Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit untuk melakukan evaluasi berkala guna
meningkatkan sarana dan prasarana khususnya penataan ruang agar dilakukan
pembaruan mengenai seluruh aspek mulai dari pemisahan penempatan alat-alat
invasif dan non invasive serta aspek lainnya yang menunjang pelayanan maupun
peawatan pasien agar dapat meningkatkan mutu pelayanan dan kenyamanan pasien
yang sesuai standar

2. Kepala Ruangan
Diharapkan agar kepala ruangan dapat memanfaatkan kerjasama dengan PKRS
Dr. Mohammad Hoesin mengenai pengadaan media untuk discharge planning,
sehingga dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait
perawatan di rumah.

3. Ruang Aster A
a. Diharapkan kepada perawat di ruang Aster A untuk dapat memanfaatkan
fasilitas dari PKRS Dr. Mohammad Hoesin dalam pengadaan media leaflet
untuk discharge planning.
b. Diharapkan kepada perawat di ruang Aster A untuk mempertahankan
pelaksanaan operan sesuai dengan SPO RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
c. Diharapkan kepada perawat di ruang Aster A untuk menerapkan
pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai SPO, terutama dalam
penulisan diagnosis keperawatan dan catatan perkembangan evaluasi.
d. Diharapkan kepada kepala ruangan beserta perawat di ruang Aster A dapat
melakukan kegiatan ronde keperawatan minimal 1 kali dalam sebulan.
e. Diharapkan kepada perawat dan kepala ruangan untuk melakukan pengawasan
terkait jam dan jumlah kunjungan pasien.

Anda mungkin juga menyukai