Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN KEPERAWATAN

RONDE KEPERAWATAN DAN TIMBANG TERIMA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4:

Angellita Monica Winarno (14.401.14.007)


Angga Rofyanzah (14.401.14.008)
Arik Ismail Wahyudi (14.401.14.011)
Dewi Aprilia (14.401.14.025)
Ela Kusuma Wardani (14.401.14.033)
Elya Nova Dianesti (14.401.14.034)
Ferdi Idrus (14.401.14.037)
Haiva Rustiana Dewi (14.401.14.039)
Ida Bagus Nyoman (14.401.14.041)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2018KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Ronde Keperawatan dan Timbang Terima”.
Dalam penyelesaian makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, maka kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya pada dosen pembimbing mata kuliah manajemen keperawatan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, meskipun
demikian kami merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat lebih menyempurnakannya.

Krikilan, Maret 2018

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan
1.1..................................................................................................................Lat
ar Belakang....................................................................................................3
1.2..................................................................................................................Ru
musan Masalah..............................................................................................3
1.3..................................................................................................................Tuj
uan.................................................................................................................3
1.4..................................................................................................................Ma
nfaat...............................................................................................................4

Bab II Tinjauan Pustaka


2.1 Konsep Ronde Keperawatan.........................................................................5
2.2 Konsep timbang terima.................................................................................13

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan...................................................................................................25
3.2 Saran..............................................................................................................25
Daftar Pustaka

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk
pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu
sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peransangat penting dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah
rumahsakit. Menurut John Sopriharto (2001) yang dikutip oleh Alini (2005)
salah satu !aktor yangharus diperhatikan dalam pengembangan rumah
sakit adalah sumber daya manusia" sumber daya manusia yang
dimiliki oleh rumah sakit sangat mempengaruhi berhasil atau
tidaknya pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.

Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan


dan menerima sesuatu atau laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien.
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah maupun yang belum dilakukan dan perkembangan
pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang
terima dilakukan oleh perawat primer (penanggung jawab) dinas sebelumnya
kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas berikutnya secara tertulis dan
lisan

1.2 Rumusan Masalah


1.............................................................................................................Bagaim
ana konsep ronde keperawatan?
2.............................................................................................................Bagaim
ana konsep timbang terima dalam keperawatan ?

3
1.3 Tujuan
1.............................................................................................................Agar
mahasiswa mengerti dan mengetahui konsep ronde keperawatan
2.............................................................................................................Agar
mahasiswa mengerti dan mengetahui Konsep timbang terima dalam
keperawatan

1.4 Manfaat
1. Untuk Mahasiswa
Agar mahasiswa mengetahui Ronde Keperawatan dan Timbang Terima
2. Untuk Pembaca
Agar menambah wawasan tentang Ronde Keperawatan dan Timbang Terima
3. Untuk Institusi
Untuk menambah referensi dan wawasan untuk diaplikasikan kepada
mahasiswa khususnya AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA, agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan dalam manajemen keperawatan dengan
baik dan tepat.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Ronde Keperawatan


A. Definisi
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilaksanakan oleh perawat primer dan konselor,
kepela ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan. [ CITATION Her15 \l 1033 ]
Karakteristik dari Ronde Keperawatan
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan focus kegiatan
3. PA, PP dan Konselor melakukan diskusi bersama
4. Konselor memfasilitasi kreativitas
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP
dalam meningkatkankemampuan dalam mengatasi masalah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
b. Meningkatkan kemampuan validasi pasien
c. Meningkatan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
e. Meningkatkan kemampuan modifikasi rencana asuhan
keperawatan
f. Meningkatkan kemampuan justifikasi
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
C. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional
4. Terjadinya kerjasama antara tim kesehatan

5
5. Perawat dapat melaksanakan model askep dengan tepat dan
benar
D. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
meiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teraasi
meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka
E. Metode dan Alat Bantu
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan ronde keperawatan adalah
dengan diskusi. Alat bantu:
1. Sarana diskusi: Buku dan pulpen
2. Status/dokumentasi kep. Pasien
3. Materi yang disampaikan secara lisan
F. Mekanisme kegiatan Ronde Keperawatan
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat Keg.
Pasien
1 hari Pra Pra ronde: Penanggu Ruang
1. Menentukan
sebelu Ronde ng jawab perawata
kasus dan topic
m n
2. Menentukan
ronde
tim ronde
keperawatan
3. Menentukan
literature
4. Membuat
proposal
5. Mempersiapka
n pasien
6. Diskusi
pelaksanaan
5 menit Ronde Pembukaan: Karu Nurse
1. Salam
Station
pembuka
2. Memperkenalk
an tim ronde
3. Menyampaika

6
n identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan
tujuan ronde
30 Penyajian Masalah: PP Nurse Mendenga
1. Memberi
menit Station rkan
salam dan
memperkenalkan
pasien dan
keluarga kepada
tim ronde
2. Menjelaskan
riwayat penyakit
dan keperawatan
pasien
3. Menjelaskan
masalah pasien
dan rencana
tindakan yang
telah
dilaksanakan dan
Karu, PP,
Ruang Memberik
serta menetapkan
Perawat,
perawata an
prioritas yang
Konselor
n respond
perlu
an
didiskusikan.
menjawab
Validasi Data:
pertanyaa
4. Mencocokkan
n
dan menjelaskan
kembali data
yang telah
disampaikan
5. Diskusi antar

7
anggota tim
keperawatan
6. Pemberian
justifikasi oleh
perawat primer
atau konselor
atau kepala
ruangan tentag
masalah pasien
serta rencana
tindakan yang
akan dilakukan
7. Menentukan
tindakan
keperawatan
pada masalah
prioritas yang
telah ditetapkan
10 Pasca 1. Evalua Karu, Nurse
menit Ronde si dan Supervisor Station
rekomendasi , Perawat,
intervensi Konselor
keperawatan
2. Penutu
p

8
G. Langkah-langkah kegiatan Ronde keperawatan
Tahap Pra
PP

Penetapan
pasien

Persiapan pasien:
Informed consent
Hasil pengkajian/validasi data
Tahap Pelaksanaan
di Nurse station
 Apa diagnosis
Penyajian masalah kep.
 Apa data yg
mendukung
 Bagaimana
intervensi yg
dilakukan
 Apa hambatan
Validasi
yg ditemukandata
Tahap Pelaksanaan di kamar pasien
Diskusi PP, Konselor, Karu

Pasca Ronde
Kesimpulan dan Lanjutan diskusi di Nurse
rekomendasi solusi station
masalah

9
1. Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan
masalah yang langka)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber dan literature
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien: informed concert dan pengkajian
f. Diskusi: apakah diagnosis keperawatan?, Apa data yang
mendukung?, bagaimana intervensi yang sudah dilakukan?, dan apa
hambatan yang ditemukan selama perawatan?,
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan
pada masalah serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konseler atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan
3. Pasca ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya
Peran masing-masing anggota tim
1. Peran perawat primer dan perawat Associate
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang di dapat
e. Menjelaskan rasional(alasan ilmiah) dari tindakan yang
diambil
f. Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
2. Peran peraat konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebebnaran dari masalah dan intervensi
keperawatan dan rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari

10
Kriteria evaluasi
1. Struktur
a. Persyaratan administrative (informed concernt, alat dan
lainnya)
b. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai
peran yang ditemukan
3. Hasil
a. Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
b. Maslah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat:
1) Menembuhkan cara berpikir yang kritis
2) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis
3) Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
4) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berorientasi oada masalah pasien
6) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan justifikasi
8) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
2.2 Konsep Timbang Terima
A. Pengertian
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dancross
coverage Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien
yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008)
menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang
informasi (termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan
perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan,
klarifikasidan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme
transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan

11
perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya
perawatan.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer
tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang
lain.Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat
tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan
yang akan terjadi dan antisipasinya.
B. Tujuan Timbang Terima
1. Menyampaikan masalah kondisi dan keadaan klien (data
fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan
dalam asuhan keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera
ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi
merealibilisasi komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang
relevan yang digunakan untuk keseimbangan dalam keselamtan dan
keefektifan dalam bekerja.
Timbang terima (handover) memiliki 2 fungsi utama yaitu :
1. Sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan
mengekresikan perasaan perawat
2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam
penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.
C. Langkah-langkah Dalam Timbang Terima
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siao
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang
akan disampaikan
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung
jawab shift selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan

12
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara
jelas dan tidak terburu-buru.
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan pasien. (Nursalam, 2002).
D. Prosedur Dalam Timbang Terima
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksankan setiap pergantian shift atau operan
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan
timbang maslah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah
dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu
dilimpahkan.
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memrlukan perincian yang
lengkap sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada perawat yang berikutnya.
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima
adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medis.
2) Masalah keperawatan yang kemungkinana masih
muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependen
5) Rencana umum dan parsiapan yang perlu dilakukan
dalam kegiatan selanjutnya, misalnnya operasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan
untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak dilaksanakan
secara rutin.
e. Perawat yang melakukan timabang terima dapat melakukan
klarifisikasi, Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang kurang jelas penyampainnya pada saat timbang terima secara
singkat dan jelas.

13
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan
yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung
pada buku laporan ruangan oleh perawat.
Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
1) Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan
melimp ahkan tanggung jawab. Meliputi faktor informasi yang
akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2) Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan
pulang dan datang melakukan pertukaran informasi. Waktu
terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran informasi
yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara
perawat yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang
datang.
3) Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang
tentang tanggung jawab dan tugas yang dilimpahkan.
Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk
melakukan pengecekan data informasi pada medical record
atau pada pasien langsung.
E. Metode Dalam Timbang Terima
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005)
di sebutkan bahwa operan jaga (handover) yang masih tradisional
adalah:
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunkan satu arah komunikasi sehingga tidak
memungkinkan munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan
kondisi secara umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga,
sehingga proses informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status
kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang Terima dengan metode Bedside handover

14
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang 11
dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau
keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback.
Secara umum materi yang di sampaikan dalam proses operan jaga baik
secara tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya
pada handover
memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada
kondisi pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan
pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi
penyakit atau persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya :
a. Menggunakan Tape Recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan
kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu
berupa one way communication.
b. Menggunakan komunikasi oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi
c. Menggunakan komunikasi tertulis-writen melakukan
pertukaran informasi dengan melihat pada medical record saja atau
media tertulis lain
Berdasarkan metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk
dilakukan bahkan beberapa rumah sakitmenggunakan ketiga metode
untuk dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety, menyusun pedoman
implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut :

15
a. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk
adanya pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
b. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date
meliputi terapi, pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang
harus diantipasi.
c. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh
perawat penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca,
mengulang atau mengklarifikasi.
d. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit,
termasuk perawatan dan terapi sebelumnya.
e. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk
meminimalkan kegagalan informasi atau terlupa.
F. Faktor-faktor Dalam Timbang Terima
1. Komunikasi yang objective antar sesama petugas kesehatan.
2. Pemahaman dalam penggunaan terminology keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi medical record
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.
G. Efek Timbang Terima Dalam Shift Jaga
Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat
mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien.
Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah sebagai berikut :
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus
kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja
akibat 13 timbulnya perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu
makan dan gangguan pencernaan.
2. Efek Psikologi
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek
fisiologis hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi
dengan teman, dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat.
Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap
kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore
hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk

16
istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam
kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat
mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh
terhadap perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan
pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
yang dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan
bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift
kerja (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga
kerja. Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan
tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu
kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi
dan lebih banyak terjadi pada shift malam.
H. Dokumentasi Dalm Timbang Terima
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasika asuhan
keperawatn, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan
dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Keterampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkonsumsikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang,
dan akan dikerjakan oleh perawat.
Yang perlu di dokumentasikan dalam timbang terima antara lain :
1. Identitas pasien
2. Diagnosa medis pasien
3. Dokter yang menangani

17
4. Kondisi umum pasien saat ini
5. Masalah keperawatan
6. Intervensi yang sudah dilakukan
7. Intervensi yang belum dilakukan
8. Tindakan kolaborasi
9. Rencana umum dan persiapan lain
Manfaat pendokumentasian adalah :
1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat
2. Menglomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga
kesehatan lainnya tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada
pasien
3. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena
berbagai informasi mengenai pasien telah dicatat. (Suarli dan Yayan B,
2009)

18
I. Skema Timbang Terima

Pasien

Diagnosa Diagnosa
medis masalah Keperawatan

Rencana
tindakan

Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan

Perkembangan
keadaan
pasien

Masalah:

Teratasi

Belum

Sebagian

19
J. Mekanisme Kegiatan Timbang Terima
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Pra a. Kedua Menit Nurse Karu
Timbang kelompok dinas station
PP
Terima sudah siap dan
berkumpul di PA
nurse station
b. Karu
mengecek
kesiapan
timbang terima
tiap PP
c. Kelompo
k yang akan
bertugas
menyiapkan
catatan,(work
sheet), PP yang
akan
mengoperkan
timbang terima
dan nursing kit
d. Kepala
ruangan
membuka acara
timbang terima
dilanjutkan
dengan doa
Pelaksana PP dinas pagi 20 menit Nurse Karu
Timbang melakukan timbang station
PP
Terima terima kepada PP dinas
sore. Hal yang perlu PA
disampaikan PP pada
saat timbang terima:
a. Identifika
si klien dan
diagnosa medis
termasuk hari
rawat keberapa

20
atau post op hari
keberapa
b. Masalah
keperawatan
c. Dan yang
mendukung
d. Tindakan
keperawatan
yang sudah/
belum
dilaksanakan
e. Rencana
n umum yang
perlu dilakukan,
pemeriksaan
penunjang,
konsul, prosedur,
tindakan tertentu Disamping
f. Karu tempat tidur
membuka dan klien
memberi salam
kepada klien, PP
pagi
menjelaskan
tentang klien, PP
sore
mengenalkan
anggota
g. Lama
timbang terima
setiap klien
kurang lebih 5
menit, kecuali
kondisi khusus
yang
memerlukan
keterangan lebih
rinci
Post Klarifikasi hasil Validasi 5 menit Nurse Karu
timbang data oleh PP sore: station
PP
terima
a. Penyamp
aian alat-alat

21
kesehatan PA
b. Laporan
timbang terima
ditandantangani
oleh kedua PP
dan mengetahui
karu (kalau pagi
saja)
c. Reward
Karu terhadap
Perawat yang
akan di selesai
bertugas
d. Penutup
oleh karu

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
atau penanggung
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan
dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematis, dan menggabarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga
kerahasiaan pasien.
5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan
pasien
6. Pada saat timbang terima di kamar pasien,
menggunakan volume yang cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak
mendengar sesuatu yang dianggap rahasia ssebaiknya tidak dibicarakan
secara langsung di dekatkan klien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan
shock sebaiknya dibicarakan di nurse station. (Nursalam, 2008).
K. Evaluasi Dalam Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasaan yang menunjang telah tersedia
anra lain : catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima

22
yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan
kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh
perawat primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer malam menyerahkan ke perawatan primer berikutnya
yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse
station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi
timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan
khusus bila ada setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5
menit saat klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap
perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar
perawat berjalan dengan baik.

2.3

23
2.4
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Sedangkan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini semoga dapat bermanfaat dan dapat
dikembangkan dalam pengetahuan dan mengusai dari makalah ini. Lain daripada
itu kami menyadari bahwa makalah kami ini masih banyak kekurangan maka
dari itu untuk menyempurnakan makalah kami ini kami menerima kritik dan
saran dari anda semua.

24
DAFTAR PUSTAKA

Friesen, M.A. (2008). Handsoffs Implication For Nurse.


Http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2649/. Diunduh 1 Maret 2018.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan.
Jakarta : Info Medika.
Setiawan, herry. (2015). Ronde Keperawatan. Semarang : Universitas Diponegoro.
Suarli ; Bahtiar. (2009). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Erlangga.

25

Anda mungkin juga menyukai