I. Pendahuluan.
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu
klien dalam mengatasi maslah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu
bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan
memperhatikan seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian
mendiskusikannya dengan tim keperawatan untuk merencanakan pemecahan
masalahnya.
Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal
tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan
merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate
untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang
melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan
keperawatan. Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah
meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan (Mamik, 2015).
II. Pengertian
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat,
disamping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh kepala tim (KATIM),
kepala ruangan, PP, serta melibatkan seluruh anggota tim (Noprianty, 2018).
III. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah dilakukan ronde keperawatan masalah keperawatan yang dialami klien
dapat diatasi.
Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistimatis dalam pemecahan masalah
keperawatan klien
2. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan klien
3. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
4. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
1
5. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
6. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
7. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan secara menyeluruh (Nursalam dkk,
2015).
IV. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang propesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
V. Pelaksanaan :
Hari / tanggal : Sabtu, 18 Januari 2020
Tempat : Ruang HCU Melati
Materi : Ronde Keperawatan
VI. Metode :
Diskusi
Demonstrasi
VII. Materi :
Pengertian ronde keperawatan
Karakteristik
Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan
Peran masing-masing perawat (terlampir)
VIII. Peserta :
Peserta ronde keperawatan meliputi :
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang ditunjuk sebagai
kepala ruangan, Katim, PP, Dokter, Farmasi, Gizi dan Laboratorium.
Pembimbing institusi
Pembimbing ruangan
Kepala ruangan
2
IX. Alat Bantu :
Ruang perawatan sebagai sarana diskusi
Status klien
Alat bantu demonstrasi
XI. Evaluasi :
Persiapan ronde keperawatan
Pelaksanaan ronde keperawatan
Peran masing-masing tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan
tingkat kepuasan klien.
3
3. Peran PP
- Menjelaskan keadaan dan data demografi pasien
- Menjelaskan masalah keperawatan utama
- Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
- Menjelasakan hasil yang didapat
- Menentukan tindakan selanjutnya
- Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil.
- Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji (Asmadi,
2008).
4. Peran Dokter yaitu berperan dalam memberikan pencegahan, diagnosis
dan penanganan awal serta merujuk pasien.
5. Peran Farmasi yaitu membuat sediaan obat, penyimpanan dan distribusi
obat.
6. Peran Ahli Gizi yaitu meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit
pada individu dengan cara menentukan tujuan dan merencanakan
intervensi gizi dengan menghitung kebutuhan zat gizi, bentuk makanan,
jumlah serta pemberian makanan yang sesuai dengan kondisi pasien.
7. Peran Laboratorium Klinik melaksanakan pelayanan pemeriksaan
spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
seseorang, terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
4
RENCANA APLIKASI RONDE KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN PNEUMONIA & TRAKEOSTOMI
DI RUANG HCU MELATI
RSUD BANGIL
I. Tujuan
Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah-masalah keperawatan klien yang belum teratasi.
Tujuan Khusus
1. Tim keperawatan mampu menggali masalah-masalah klien yang belum
teratasi
2. Mampu mengemukakan alasan ilmiah terhadap masalah keperawatan
klien
3. Mampu merumuskan intervensi keperawatan yang tepat mengenai
masalah klien
4. Mampu mendesiminasikan tindakan yang tepat sesuai dengan masalah
klien
5. Mampu mengadakan justifikasi terhadap rencana dan tindakan
keperawatan yang dilakukan.
II. Sasaran
Tn. “M” umur 42 tahun.
III. Materi
Konsep dasar Pneumonia.
Askep klien dengan Pneumonia. (terlampir).
IV. Pelaksanaan
Hari / tanggal : Sabtu, 18 Januari 2020
Tempat : Ruang HCU Melati RSUD Bangil.
5
V. Metode : Diskusi
VI. Media
Makalah
Sarana diskusi
Materi yang disampaikan secara lisan
VII. Tim Ronde
Kepala Ruangan : Ricardo Correa Luruk
Katim : Raudhatul Jannah
PP : Verti P. Tuauni, Ria Oktavia, Samantha Olivia W.
Dokter : Rafael Amaral
Farmasi : Yulaini, Yundanur Febiana
Ahli Gizi : Mega C.Fridani Biru, Melisa
Laboratorium : Oki Devi Rahmawati
Keluarga Pasien : Shinta Wahyu Hartanti
Pasien : Theresia Ohoiledwarin
VIII. Proses Ronde Keperawatan
a. Pra ronde
1. Menentukan kasus dan topik
2. Menentukan tim ronde
3. Membuat inform consent
4. Mencari literatur
5. Diskusi
b. Ronde
1. Diskusi
2. Pemberian pendidikan kesehatan.
c. Pasca Ronde
1. Evaluasi pelaksanaan ronde
2. Revisi dan perbaikan
6
IX. Mekanisme Kegiatan
3 25 Dokter, Bertanya
menit Diskusi dan tanya jawab Farmasi, Ahlai
gizi,
Laboratorium,
Katim, PP
4
5 menit Penutup Ka. Ruangan Mendengarkan
Ucapan terima kasih dan menjawab
Memberi salam salam
7
X. Evaluasi
Bagaimana koordinasi persiapan dan pelaksanaan ronde keperawatan
Bagaimana peran berbagai Profesi saat ronde keperawatan
Membuat umpan balik yang sudah dikerjakan
8
TINJAUAN PUSTAKA
PNEUMONIA & TRAKEOSTOMI
A. Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah suatu infeksi dari satu atau dua paru-paru yang
biasanya disebabkan oleh bakteri-bakteri, virus-virus, atau jamur. Pneumonia
adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru meradang. Kantung-kantung
udara dalam paru yang disebut alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga
kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. Di dalam buku “Pedoman
Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada
Balita”, disebutkan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA) yang mengenai bagian paru (jaringan alveoli).
Klasifikasi pneumonia antara lain:
1. Pneumonia Lobaris Penyakit pneumonia dimana seluruh lobus
(biasanya 1 lobus) terkena infeksi scara difusi. Penyebabnya
adalah streptococcus pneumonia. Lesinya yaitu bakteri yang
dihasilkannya menyebar merata ke seluruhlobus.
2. Bronchopneumonia Pada Bronchopneumonia terdapat
kelompok-kelompok infeksi pada seluruh jaringan pulmo dengan
“multiple focl infection” yang terdistibusi berdasarkan tempat
dimana gerombolan bakteri dan debrisnya tersangkut di
bronchus. Penyebab utamanya adalah obstruksi bronchus oleh
mukus dan aspirasi isi lambung lalu bakteri terperangkap disana
kemudian memperbanyak diri dan terjadi infeksi pada pulmo.
Bronchopneumonia terbagi menjadi 2 subtipe,yakni:
a. Pneumonia aspirasi
Mekanisme infeksi terjadi saat partikel-partikel udara
membawa bakteri masuk ke paru-paru. Banyak terjadi pada
pasien-pasien post operasi dan pasien-pasien dengan kondisi
yanglemah.
b. Pneumonia intertitialis
Reaksi inflamasi melibatkan dinding alveoli dengan eksudat
yang relatif sedikit dan sel-sel lekosit poli-morfo-nuklear
dalam jumlah yang relatif sedikit. Pneumonia intertitialis
biasanya ada kaitannya dengan infeksi saluran pernapasanatas.
Penyebabnya adalah virus ( influenza A & B, respiratory
syncytial virus, dan rhinovirus) mycoplasmapneumonia.
9
(Somantri, 2007).
B. Etiologi
Penyebab pneumonia bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber infeksi
dengan sumber utama: bakteri, virus, mikroplasma, jamur, dan senyawa kimia
maupunpartikel.
a. Pneumonia oleh bakteri.
Heiskansen et.al (1997) menjelaskan bahwa “S. pneumoniae
adalah jenis bakteri penyebab pneumonia pada anak-anak di semua
umur berdasarkan komunitas penyakit pneumonia. Sedangkan M.
pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae adalah penyebab utama
pneumonia pada anak di atas umur 5 tahun.” Begitu pertahanan tubuh
menurun oleh sakit, usia tua, atau malnutrisi, bakteri segera
memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Seluruh jaringan
paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh
tubuh melalui aliran darah. Pneumonia yang dipicu bakteri bisa
menyerang siapa saja, mulai dari bayi sampai usia lanjut. Pada
pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan penyakit
gangguan pernapasan, dan penurunan kekebalan tubuh adalah
golongan yang paling berisiko. Anak-anak juga termasuk kelompok
yang rentan terinnfeksi penyakit ini karena daya tahan tubuh yang
masih lemah. Penelitian lainnya menyebutkan bahwa S.pneumoniae
diidentifikasikan sebagai agen etiologi pada 34 dari 64 pasien (53%)
dan pada 34 dari 43 pasien (79%). S.pneumonia adalah pathogen
teridentifikasi yang sering ditemukan pada pasien di segala usia
walaupun tidak ada hubungan antara usia dan kemungkinan jenis
darahpositifterinfeksi.
b. Pneumonia oleh virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan
oleh virus. Sebagian besar virus-virus ini menyerang saluran
pernapasan bagian atas (terutama pada anak). Namun, sebagian besar
pneumonia jenis ini tidak berat dan dapat disembuhkan dalam waktu
singkat. Bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa,
gangguan ini masuk ke dalam tingkatan berat dan kadang
menyebabkan kematian. Virus yang menginfeksi paru akan
berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi
cairan.
10
c. Pneumonia oleh Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang
menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa
diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri walaupun memiliki
karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya
berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala
jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda.
Angka kematian sangat rendah, bahkan pada orang yang tidak
menjalanipengobatan.
d. Pneumonia jenis lainnya
Pneumonia lain yang jarang ditemukan, yakni disebabkan oleh
masuknya makanan, cairan, gas, debu maupun jamur. Pneumocystitis
Carinii Pneumonia (PCP) yang diduga disebabkan oleh jamur, adalah
salah satu contoh dari pneumonia jenis lainnya. PCP biasanya menjadi
tanda awal serangan penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP dapat
diobati pada banyak kasus. Namun, bisa saja penyakit ini muncul lagi
beberapa bulan kemudian. Rickettsia (golongan antara virus dan
bakteri yang menyebabkan demam Rocky Mountain, demam Q, tipus,
danpsittacosis)jugamengganggufungsiparu. (Tohirin, 2019).
C. Definisi Trakeostomi
Trakeostomi adalah prosedur pembedahan dengan memasang slang
melalui sebuah lubang ke dalam trakea untuk mengatasi obstruksi jalan nafas
bagian atas atau mempertahankan jalan nafas dengan cara menghisap lendir,
atau untuk penggunaan ventilasi mekanik yang kontinu. Trakeostomi dapat
digunakan sementara yaitu jangka pendek untuk masalah akut, atau jangka
panjamg biasanya permanen dan slang dapat dilepas.
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang ke dalam trakea.
Ketika selang indweling dimasukkan ke dalam trakea, maka istilah
trakeostomi digunakan (Tobing, 2020).
Pada awalnya trakeostomi sering dilakukan dengan indikasi sumbatan
jalan napas atas, namun saat ini sejalan dengan kemajuan unit perawatan
intensif, trakeostomi lebih sering dilakukan atas indikasi intubasi lama
(prolonged intubation) dan penggunaan mesin ventilasi dalam jangka waktu
lama.
Keputusan untuk melakukan trakeostomi pada umumnya dapat
11
dilakukan dalam waktu 7 hari dari intubasi.
D. Komplikasi
Menurut (Megawati dkk, 2015) Komplikasi yang terjadi dalam
penatalaksanaan selang trakeostomi dibagi atas:
a. Komplikasi dini
1. Pendarahan
2. Pneumothoraks
3. Embolisme udara
4. Aspirasi
5. Emfisema subkutan atau mediastenum
6. Kerusakan saraf laring kambuhan atau penetrasi dinding trakea posterior
b. Komplikasi Jangka Panjang
1. Obstruksi jalan napas akibat akumulasi sekresi
2.Infeksi
3. Ruptur arteri inominata
4. Disfagia
5. Fistula trakeoesofagus
6. Dilatasi trakea atau iskemia trakea
7. Nekrosis
12
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Nomor 1
Tujuan : Setalah dilakukan tindakan keperawatan masalah bersihan jalan nafas
berkurang dengan kriteria hasil : Mampu mengeluarkan dahak, Ronkhi
berkurang, SaO2 95%-100%.
INTERVENSI RASIONAL.
1. Kaji warna, konsistensi dan 1. Melihat adanya infeksi
jumlah sputum
2. Untuk mengevaluasi keberhasilan
2. Kaji adanya manifestasi dari tindakan pencegahan
penumonia
3. Untuk mencegah terjadinya
3. Kolaborasi pemberian bronkospasme, mengencerkan
bronkodilator, mukolitis dan sputum dan melancarkan
antibiotik pengeluaran sputum
13
Diagnosa No 2
Tujuan : Setelah dilakukan Terapi aktifitas diharapkan tidak terjadi kekakuan sendi.
INTERVENSI RASIONAL
Diagnosa No 3
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan klien tidak menunjukkan tanda tanda infeksi.
INTERVENSI RASIONAL
tepat
14
5. Berikan terapi antibiotik 4. Meningkatkan kebutuhan
6. Ajarkan pasien dan protein untuk mempercepat
keluarga mengenai penyembuhan luka
bagaimana menghindari
5. Kolaborasi pemberian
infeksi
antibiotik untuk mengatasi dan
mencegah infeksi akibat
bakteri
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17