Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun Oleh Kelompok :

Alfajri Aulia Putra (02104001)


Dozi Rianza (02104002)
Erni Rahayu (02104003)
Fadilla Suci Amanda (02104004)
Iin Rahyuni (02104005)
Meiky Sundari (02104006)
Nurlatifah (02104007)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPAK PADANG
TAHUN 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung dan
tidak langsung memberi dampak pada pemikiran masyarakat terutama dalam pelayanan
kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang meningkat menyebabkan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan termasuk
didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat fenomena tersebut mendorong perawat
untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan keperawatan dan
langkah – langkah konkrit dalam pelaksanaannya. Langkah – langkah tersebut dapat
berupa penataan sistem modal asuhan keperawatan profesinal (MAKP) mulai dari
ketenagaan / pasien, penetapan MAKP dan perbaikan dokumentasi perbaikan.
Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini dapat dimulai dengan upaya menggali kebutuhan
pasien demi tercapainya keberhasilan asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk
menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien adalah dengan melaksanakan ronde
keperawatan. Dengan melaksanakan ronde keperawatan diharapkan dapat memecahkan
masalah keperawatan pasien melalui cara berfikir kritis berdasarkan konsep asuhan
keperawatan.
Di Ruang Bedah, ronde keperawatann sudah pernah dilakukan tetapi
dokumentasinya belum terlaksana. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai instropeksi untuk
tindak lanjut ronde keperawatan di ruangan secara berkesinambungan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas
masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan seluruh tim keperawatan, konsultan
keperawatan, serta konsultan keperawatan (dokter, ahi gizi, rehabilitasi medik dsb).
Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde keperawatan juga merupakan
suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan tumbuh
dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara
langsung pada kasus nyata. Dengan pelaksanaan ronde keperawatan yang
berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk
berpikir secara kritis dalam peningkatan keperawatan secara profesional. Dalam
pelaksanaan ronde juga akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan
kerjasama dengan tim kesehatan yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang
terjadi pada pasien.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Stikes YPAK Padang akan mengadakan kegiatan ronde keperawatan di
ruang Teratai selama praktek profesi manajemen keperawatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.
2. Tujuan khusus
Setelah akan dilaksanakan ronde keperawatan mahasiswa mampu :
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2) Meningkatkan validasi data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan untuk memodivikasi rencana keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan
masalah pasien .
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

C. Manfaat
1. Bagi Pasien
1) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
2) Memberikan keperawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.
3) Memenuhi kebutuhan pasien.
2. Bagi Perawat
1) Meningkatkan kemampuan kogintif dan efektif dan psikomotor perawat.
2) Meningkatkan kerja sama tim.
3) Menciptakan komunitas keperawatann profesional
3. Bagi Rumah Sakit
1) Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit.
2) Menurunkan lama hari perawatan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ronde Keperwatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien, dilakukan dengan melibatkan pasien untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh
perawat primer dengan konselor, kepala ruangan, perawat asosiatif serta melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2007).

2. Tujuan Ronde
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir
kritis.
b. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2) Meningkatkan validasi data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan untuk memodivikasi rencana keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan
masalah pasien .
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

3. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi.
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesianal.
4. Terjalinnya kerjasama antar tim.
5. Perawat dapat melaksankan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
4. Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.

5. Peran masing – masing anggota tim


a. Katim dan Perawat Associate (PA)
1) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
2) Menjelaskan diagnosis keperawatan .
3) Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
4) Menjelaskan hasil yang didapat.
5) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
6) Menggali masalah – masalah pasien yang belum terkaji.
b. Perawat Konselor
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan reinforcement.
3) Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
4) Mengarahkan dan koreksi.
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.
B. Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan

TAHAP PRA PP
RONDE

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
Inform Concernt
Hasil Pengkajian/
Validasi data

Apa diagnosis keperawatan?


Apa data yang mendukung?
TAHAP Penyajian Bagaimana intervensi yang sudah
PELAKSANAAN DI Masalah dilakukan?
NURSE STATION Apa hambatan yang ditemukan?

validasi data
TAHAP RONDE PADA
BED KLIEN
Diskusi PP-PP,
Konselor,KARU

TAHAP PASCA RONDE Lanjutan-diskusi di


Nurse Station

Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
Keterangan :

1. Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langkah)
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literatur
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien : inform consen dan pengkajian
f. Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan keperawatan
yang dilakukan dan hambatan selama perawatan
2. Pelaksanaan Ronde
a. Penjelasan oleh perawat primer yang dipokuskan pada masalah keperawatan dan
rencana tindakan yang akan dilaksanakan atau yangakan dilaksanakan memilih
priorita yang perlu didiskusikan
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
c. Pemberian justivikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepal ruangan tentang
maslah pasien serta tindakan yang akan dilakukan
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan
b. Kesimpulan recomendasi penegakan diagnosis intervensi keperawatan selanjutnya.
Rencana Pelaksanaan Ronde Keperawatan pada Pasien Tn. A
dengan Masalah Keperawatan Nyeri, Intoleransi Aktifitas.
Pada Diagnosa Medis Post Laparatomi

Topik : Ronde Keperawatan Pada Ny.S


Sasaran : Ny S
Hari/ tanggal : Rabu, 14 April 2022
Waktu : 30 menit

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu cemas
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskusikan masalah yang belum teratasi
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan kepala ruangan, ketua tim,perawat
asisiate dan tenaga kesehatan lain
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.
3. Sasaran
Pasien diruang rawat inap bedah wanita.
4. Materi
Pengaruh Pemberian Terapi Genggam Jari Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri pada
Pasien post Operasi Laparatomi
5. Metode
Diskusi
Demonstrasi
6. Media
a. Dokumentasi atau status pasien
b. Sarana diskusi : lembar balik
c. Materi yang disampaikan secara lisan
Kegiatan ronde keperawatan

WAKTU TAHAP KEGIATAN PELAKSAN TEMPAT KEG.


A PASIE N

Pra Pra Pra Ronde : Penanggun


Ronde Ronde 1. Menentukan kasus g Jawab
dan topik
2. Menentukan tim
ronde
3. Menentukan
literatur
4. Membuat
proposal
5. Mempersiapakan
pasien
6. Diskusi pelaksanaan
5 menit Ronde Pembukaan Kepala Nurse
1. Salam Pembuka Ruangan Station
2. Memperkenalkan
tim ronde
3. Menyampaikan
identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan
tujuan ronde
20 Penyajian Masalah :
Menit 1. Memberi salam
dan
memperkenalkan
pasien dan
keluarga kepada
tim ronde Katim dan Bed pasien Menden
2. Menjelaskan perawat garkan
riwayat penyakit asosiate
dan keperawatan
pasien
3. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas
yang perlu
didiskusikan

Validasi Data :
1. Mencocokkan dan
menjelaskan kembali
data yang telah
disampaikan Katim dan Bed pasien memberik
2. Diskusikan antar perawat an respon
anggota tim dan asosiate dan
pasien tentang menjawa
masalah b
keperawatan tersebut pertanyaa
3. Pemberian justifikasi n
oleh katim atau
konselor atau kepala
ruang tentang
masalah pasien serta
rencana tindakan
yang akan dilakukan
4. Menentukan tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah ditetapkan
10 Pasca 1. Evaluasi dan Karu, Nurse
menit Ronde rekomendasi Supervisor, Station
intervensi Perawat
keperawatan Konselor,
2. Penutup Pembimbing

KRITERIA EVALUASI

1. Struktur
- Ronde Keperawatan dilaksanakan di ruang Bedah Pria.
- Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
- Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses

- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

- Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan

3. Hasil

- Pasien puas dengan hasil kegiatan

- Masalah pasien dapat teratasi

- Perawat dapat :

- Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis

- Menigkatkan kemampuan validitas data pasien

 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.

 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang


berorientasi pada masalah pasien

 Meningkatkan kemampuan memodiifikasi rencana asuhan


keperawatan

 Meningkatkan kemampuan justifikasi

 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

Pengorganisasian
1. Kepala ruangan : Dozi Rianza
2. Katim : Erni Rahayu, Fadilla Suci Amanda
3. Perawat pelaksana 1 : Alfajri Aulia Putra, Iin Rahyuni
4. Perawat pelaksana 2 : Meiky Sundari, Nurlatifah
5. Pasien : Ny S
6. Pembimbing Akademik : Ns. ChiChi Hafifah Transyah M.Kep
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian terapi genggam jari

Teknik genggam jari adalah sebuah teknik relaksasi sederhana yang


mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan tangan dan aliran
tubuh manusia. Teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri
kita jika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada
nyeri (Perry,2005).
Relaksasi genggam jari yang juga disebut sebagai  finger hold adalah
sebuah teknik relaksasi yang digunakan untuk meredakan atau
mengurangi intensitas nyeri pasca pembedahan.

B. Manfaat

Untuk mengurangi nyeri dan dapat mengontrol diri kita ketika terjadi
perasaan yang tidak nyaman atau stress.

C. Tujuan
A. Mengurangi nyeri, perasaan takut dan cemas
B. Mengurangi perasaan panik, khawatir dan terancam
C. Memberikan perasaan yang nyaman pada tubuh
D. Menenangkan pikiran dan dapat mengontrol emosi.
E. Melancarkan aliran dalam darah.

D. Indikasi
1. Semua pasien yang dirawat di rumah sakit pasca post operasi.
2. Pasien poast operasi hari pertama, 7-8 jam.
3. Pasien dengan skala nyeri ringan, sedang, dan berat.
4. Dapat diajak berkomunikasi.
E. Kontra indikasi
1. Pasien dalam kondisi tidak sadar
2. Pasien yang tidak mau diajak berkomunikasi
3. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden.

F. Metedeologi
1. Persiapan pasien
a. Atur posisi yang nyaman bagi pasien
b. Pasien dalam kondisi yang sadar
c. Pasien tidak mengalami sesak dan nyeri berat.

G. Langkah-langkah terapi genggam jari


1. Relaksasi dimulai dengan menggenggam ibu jari pasien dengan tekanan
lembut, genggam hingga nadi pasien terasa berdenyun
2. Pasien diminta untuk mengatur nafas dengan hitungan teratur
3. Genggam ibu jari selama kurang lebih 3-5 menit dengan bernafas secara
teratur untuk kemudian seterusnya satu persatu beralih ke jari selanjutnya
dengan rentang waktu yang sama.
4. Setelah kurang lebih 15 menit, alihkan tindakan untuk tangan yang lain
5. Sesi selesai dengan menannyakan kembali bagaimana tingkat intensitas nyeri
yang dirasakan pasien setelah dilakukan tindakan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn A DENGAN DIAGNOSA NYERI DAN


INTOLERAMSI MEDIS POST LAPARATOMI

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. Sani
No. RM : 01.13.11.64
Tgl lahor : 06-08-1955
Umur : 66 tahun
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat : Jambi
2. Diagnosa Medis
Post laparatomi
3. Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 11 april 2022, Klien masuk rumah
sakit melalui poli. Klien mengeluh nyeri hilang timbul dibagian perut sebelah
kanan sejak 4 bulan SMRS, klien juga mengeluh perut membesar dibagian sebelah
kanan, pasien mengatakan perut terasa kembung, perut mual, makan sakit, BAB
tidak keluar
4. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Pada dilakukan pengkajian pada tanggal 11 April 2022, keluarga mengatakan,
perut terasa nyeri, perut terasa mual, makan hanya sedikit, klien juga
mengeluh lemas
b. Riwayat penyakit dahulu.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 11 april 2022, klien sebelumnya
sudah pernah operasi sebelumnya dengan keluhan yang sama
c. Riwayat penyakit keluarga.
Keluarga mengatakan klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
hipertensi dan DM
5. Pemeriksaan Fisika.
Data Umum
Keadaan Umum  : GCS: 15 Composmentis
TTV/TD : 120/80 mmHg
R  : 20x/i
N : 90x/i
S : 36,7

a. Pernafasan
I: Dada terlihat simetris , pergerakkan dinding dada sama, tidak ada
pembengkakan, tidak ada perlukaan pada dada
P: Tidak teraba pembengkakan, tidak ada luka, fremitus kiri dan kanan sama
P: sonor dikedua lapan paru
A : bunyi nafas vesikuler

b. Cardiovascular
I: ictus cordis tidak terlihat, arteri crothis normal
P: Ictus cordis teraba, CM medikal interal midclavicula sinistra, tidak ada
nyeri tekan
A: bunyi jantung 1 lup bunyi jantung 2 dup, tidak ada bunyi jantung tambahan

c. Abdomen
I: tampak simetris, tidak ada pembengkakan, ada nya bekas luka operasi
P tidak teraba pembengkakan, nyeri tekan pada perut
P: bunyi usus timpani
A: bising usus normal 5-30x/i

d. Penglihatan
Mata terlihat simetris antara kana dan kiri , tidak ada oembengkakan pada
mata , pupil isokor, tidak ada masalah pada palpebra mata, klera berwarna
putih, konjungtiva tidak anemis, tidak ada masalah pada lapang pandang

e. Pendengaran
Telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada pembengkakan di kedau
telinga, tidak ada masalah pada pendengaran
B. Analisa data

No Data Kemungkinan Etiologi Masalah


1 DS : Tindakan pembedahan Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri berhubungan dengan
pada daerah luka Luka insisi luka post operasi.
operasi
DO : Kerusakan jaringan/sel

- Klien terlihat Tubuh melepaskan zat kimia

meringis pada saat (histamin, bradikinin,

dilakukan observasi prostaglandin, serotonin)

lukanya.
- Skala nyeri 4 dari (0- Talamus (otak menginterpretasikan

5) signal, memproses informasi zat

- P: nyeri dibagian kimia

perut bekas luka post


Mempersepsi nyeri
op
Nyeri akut
- Q: nyeri seperti
hilang timbul
- R: nyeri dibagian kiri
atas abdomen
- S: skala nyeri 4
- T: hilang timbul
2 DS : Tindakan pembedahan Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan berhubungan dengan
sulit beraktivitas Luka insisi pembatasan gerak
karena masih terasa sekunder terhadap
nyeri pada daerah Keterbatasan gerak nyeri.
post operasi.
- Klien terlihat bedrest Intoleran aktivitas

di tempat tidur.
- Klien terlihat masih
lemah
DO : klien sulit
beregerak.
Klien merasa nyeri
pada luka operasi jika
bergerak

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka post operasi
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak sekunder terhadap
nyeri.

D. Perencanaan

SDKI Perencanaan
No
SLKI SIKI Rasional
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi tanda-tanda 1. Untuk mengetahui ada
berhubungan keperawatan selama 1x24 vital klien. tidaknya peningkatan
dengan luka jam, nyeri suhu, peningkatan
post operasi. berkurang/hilang dengan nafas, dll
kriteria hasil : 2. Kaji nyeri, catat lokasi 2. Berguna dalam
- Klien dapat rileks karakteristik, skala pengawasan dan
- Klien dapat tidur nyeri (0-5) keefisienan obat,
dengan teratur. kemajuan
penyembuhan.
3. Berikan posisi yang 3. Agar klien merasa
nyaman nyaman, dengan rasa
nyaman nyeri klien
berkurang.
4. Anjurkan klien
4. Oksigen yang masuk
melakukan relaksasi
dengan konsentrasi
tinggi dapat beredar ke
pembuluh darah,
sehingga
merelaksasikan daerah
5. Mengajakan klien yang nyeri
melakukan teknik 5. Mengalihkan pikiran
distraksi (distraksi) ada sesuatu
hal yang
menyenangkan dapat
6. Kolaborasi dengan mengurangi rasa nyeri.
dokter pemberian obat 6. Pemberian obat
analgetik analgetik untuk
menghilangkan nyeri.
SDK Perencanaan
No
SIKI SIKI Rasional

2. Intoleransi Setelah dilakukan asuhan 1. Catat respon emosi 1. Imobilisasi yang di


aktivitas keperawatan selama terhadap mobilitas paksakan akan
berhubungan 3x24jam klien dapat memperbesar
dengan melakukan toleransi kegelisahan
pembatasan aktivitas. Dengan kriteria 2. Berikan aktivitas sesuai 2. Meningkatkan
gerak sekunder hasil: dengan keadaan klien hormolitas organ sesuai
terhadap nyeri - Klien dapat bergerak yang diharapkan
tanpa pembatasan 3. Berikan klien untuk 3. Memperbaiki mekanika
tidak berhati-hati latihan gerak pasif dan tubuh
dalam bergerak aktif
4. Bantu klien dalam 4. Menghindari hal yang
aktivitas yang dapat memperparah
memberatkan keadaan

No Tanggal Implementasi Implementasi


1. 12 - Melakukan pemeriksaan S/ Klien mengatakan masih nyeri dibagian luka
April tanda-tanda vital post op
2022 - Identifikasi lokasi, O/ Klien tampak meringis
karakteristik, durasi, P: nyeri dibagian bekas luka post op
frekuesni dan intensitas Q: nyeri hilang timbul seperti ditusuk-tusuk
nyeri R : nyeri dibagian kanan
- Berikan teknik non S : nyeri skala 4
farmakologis untuk T : hilang timbul
mengurangi nyer TD: 120/80 mmHg
- Anjurkan klien S : 36,7
memonitor skala nyeri RR : 20x/i
secara mandiri N: 90x/i
- Kolaborasi dengan dokter A/ nyeri belum teartasi
dengan pemberian P/ intervensi dilanjutkan
analgesik

2. 11 - Identifikasi gangguan S/ klien mengatakan masiih lemas untuk bergerak


April fungsi tubuh yang O/ klien tampak lemas, klien tampak beabring
2022 mengakibatkan kelelahan ditempat tidur
- Monitor pola dan jam A/ intoleransi aktifitas belum teratasi
tidur P/ intervensi dilanjutkan
- Anjurakan tirah baring
- Latihan rentang gerak
pasif/ aktif
- Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
Daftar pustaka

_____________2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC.


Nursalam (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional,             Edisi 3. Jakarta, Salemba Medika
Wilkinson, Judith M dan Ahern, Nancy R. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil Noc. Jakarta: EGC.

Doenges, Marilyn E, et all. Nursing Care Plans : Guidelines For Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company,
Philadelpia ; 1993

Anda mungkin juga menyukai