Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

RONDE KEPERAWATAN
RUANG ILYTIA RS MEILIA CIBUBUR

OLEH : TEAM 2
1. Puri, Amd, Kep
2. Destri Ratna, AMK
3. Meli Melyani, Amd,Kep
4. Hilma, Amd. Kep
5. Ns. Wulandari, S.Kep
6. Dewi, Amd.Kep
7. Ns. Alvian Fauzhan R, S.Kep
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman dam semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi secara langsung dan tidak langsung memberi dampak pada pemikiran
masyarakat terutama dalam pelayanan kesehatan. Pengetahuan masyarakat yang
meningkat menyebabkan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap
kualitas pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat
fenomena tersebut mendorong perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang
konsep pengelolaan keperawatan dan langkah – langkah konkrit dalam
pelaksanaannya. Langkah – langkah tersebut dapat berupa penataan sistem model
praktik keperawatan profesional (MPKP) mulai dari ketenagaan / pasien, penetapan
MPKP dan perbaikan dokumentasi perbaikan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini
dapat dimulai dengan upaya menggali kebutuhan pasien demi tercapainya
keberhasilan asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk menggali secara
mendalam tentang kebutuhan pasien adalah dengan melaksanakan ronde keperawatan.
Dengan melaksanakan ronde keperawatan diharapkan dapat memecahkan masalah
keperawatan pasien melalui cara berfikir kritis berdasarkan konsep asuhan
keperawatan.
Di Ruang Ilytia RS Meilia Cibuur, ronde keperawatann sudah pernah
dilakukan tetapi dokumentasinya belum terlaksana. Hal tersebut dapat dijadikan
sebagai instropeksi untuk tindak lanjut ronde keperawatan di ruangan secara
berkesinambungan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas
masalah keperawatan dengan melibatkan pasien dan seluruh tim keperawatan,
konsultan keperawatan, serta konsultan keperawatan (dokter, ahi gizi, rehabilitasi
medik dsb). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde keperawatan
juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara
berfikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata. Dengan
pelaksanaan ronde keperawatan yang berkesinambungan diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk berpikir secara kritis dalam
peningkatan keperawatan secara profesional. Dalam pelaksanaan ronde juga akan
terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerjasama dengan tim kesehatan
yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada pasien.

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Perawat mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.
2. Tujuan khusus
Setelah akan dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2) Meningkatkan validasi data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan untuk memodivikasi rencana keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan
masalah pasien .
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
1) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa
penyembuhan.
2) Memberikan keperawatan secara profesional dan efektif kepada pasien.
3) Memenuhi kebutuhan pasien.
2. Bagi Perawat
1) Meningkatkan kemampuan kogintif dan efektif dan psikomotor perawat.
2) Meningkatkan kerja sama tim.
3) Menciptakan komunitas keperawatann profesional
3. Bagi Rumah Sakit
1) Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit.
2) Menurunkan lama hari perawatan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ronde Keperwatan


2.1.1 Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu metode untuk menggali dan
membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan
kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer
ataupun perawat pelaksana, konselor, kepala ruang, dan seluruh tim
keperawatan beserta tenaga kesehatan lain seperti fisioterapi, laboratorium,
radiologi, ahli gizi, dengan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus
kegiatan. Kepekaan dan cara berfikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih
melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori kedalam
praktik keperawatan (Nursalam, 2011).
2.1.2 Tujuan Ronde
1. Tujuan Umum
Perawat mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir
kritis.
2. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2) Meningkatkan validasi data pasien.
3) Meningkatkan kemampuan untuk memodivikasi rencana keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai
dengan masalah pasien .
5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
2.1.3 Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi.
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesianal.
4. Terjalinnya kerjasama antar tim.
5. Perawat dapat melaksankan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
2.1.4 Kriteria Pasien
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang
memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Pasien dengan kasus baru atau langka.
2.1.5 Peran masing – masing anggota tim
1. Katim dan Perawat Associate (PA)
1) Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
2) Menjelaskan diagnosis keperawatan .
3) Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
4) Menjelaskan hasil yang didapat.
5) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
6) Menggali masalah – masalah pasien yang belum terkaji.
2. Perawat Konselor
1) Memberikan justifikasi.
2) Memberikan reinforcement.
3) Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan.
4) Mengarahkan dan koreksi.
5) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.
LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
2.6 Ronde Keperawatan

TAHAP PRA PP
RONDE

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
Inform Concernt
Hasil Pengkajian/
Validasi data

Apa diagnosis keperawatan?


TAHAP Penyajian Apa data yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah
PELAKSANAAN DI dilakukan?
NURSE STATION Masalah
Apa hambatan yang ditemukan?

validasi data
TAHAP RONDE PADA
BED KLIEN
Diskusi PP-PP,
pembimbing,KARU

TAHAP PASCA RONDE Lanjutan-diskusi di


Nurse Station

Kesimpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
2.1.6 EVALUASI
1. Evaluasi Struktur :
1) Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Ilytia RS Meilia.
2) Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3) Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan.
3. Evaluasi Hasil
1) Pasien puas dengan hasil kegiatan.
2) Masalah pasien dapat teratasi.
3) Perawat dapat :
 Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
 Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
 Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
 Meningkatkan kemampuan justifikasi.
 Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
 Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
Rencana Pelaksanaan Ronde Keperawatan pada Pasien An. D
dengan Masalah Keperawatan Defisit Nutrisi,Hipertermia, dan Resiko
Pendarahan

Topik : Asuhan Keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan


Defisit Nutrisi,Hipertermia, dan Resiko Pendarahan.
Sasaran : Pasien An. D dan Keluarga Pasien
Hari / tanggal :
Waktu : 60 menit ( jam 10.00 – 11.00)
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, Defisit Nutrisi,Hipertermia, dan
Resiko Pendarahan.
2. Tujuan khusus
- Menjustifikasi masalah yang belum teratasi
- Mendiskusikan penyelesain masalah dengan perawat primer, pembimbing .
- Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
- Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.
SASARAN
Pasien An. D dan Keluarga Pasien di ruang Ilytia, Kamar 527-1 di RS Meilia cibubur
MATERI
1. Teori Asuhan Keperawatan pasien dengan DHF (Dengue Haemoragic Fever) atau
biasa di sebut juga DBD
2. Masalah – masalah yang muncul pada pasien dengan DHF. Intervensi keperawatan
pada pasien dengan DHF dengan masalah keperawatan Defisit Nutrisi,Hipertermia,
dan Resiko Pendarahan
METODE
- Diskusi
MEDIA
1. Dokumentasi / status pasien.
2. Sarana diskusi: kertas, pulpen.
3. Materi yang disampaikan secara lisan.
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat


Pra Pra Pra Ronde : Penanggung
Ronde Ronde 1. Menentukan kasus dan Jawab
topik
2. Menentukan tim ronde
3. Menentukan literatur
4. Membuat proposal
5. Mempersiapakan pasien
6. Diskusi pelaksanaan
5 Ronde Pembukaan Kepala
menit 1. Salam Pembuka Ruangan
2. Memperkenalkan tim ronde
3. Menyampaikan identitas 5 menit
dan masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan ronde
30 Penyajian Masalah :
menit 1. Memberi salam dan
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan keperawatan
pasien
3. Menjelaskan masalah KATIM
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas yang
perlu didiskusikan
Validasi Data :
1. Mencocokkan dan
menjelaskan kembali data
yang telah disampaikan
2. Diskusikan antar anggota
tim dan pasien tentang
masalah keperawatan
tersebut
3. Pemberian justifikasi oleh
katim atau konselor atau
kepala ruang tentang
masalah pasien serta
rencana tindakan yang akan
dilakukan
4. Menentukan tindakan
keperawatan pada masalah
prioritas yang telah
ditetapkan
10 Pasca 1. Evaluasi dan rekomendasi Karu, katim,
menit Ronde intervensi keperawatan PA dan
2. Penutup Pembimbing
KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
- Ronde Keperawatan dilaksanakan di ruang ilytia RS Meilia Cibubur.
- Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
- Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
- Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
- Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3. Hasil
- Pasien puas dengan hasil kegiatan
- Masalah pasien dapat teratasi
- Perawat dapat :
- Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis
- Menigkatkan kemampuan validitas data pasien
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien
- Meningkatkan kemampuan memodiifikasi rencana asuhan keperawatan
- Meningkatkan kemampuan justifikasi
- Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

PENGORGANISASIAN
1. Kepala Ruangan :
2. PP :
3. PA :
4. Pembimbing :
RUANG ILYTIA RS MEILIA CIBUBUR

INFORMED CONSENT
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : …………………………………..
Umur : …………………………………..
Alamat : …………………………………..
Menyatakan SETUJU/TIDAK SETUJU
Untuk dilakukan ronde keperawatan terhadap diri saya sendiri/suami/istri/orang
tua/anak/ayah/ibu/nenek/kakek, dengan :
Nama : …………………………………..
Umur : …………………………………..
Jenis Kelamin : …………………………………..
Alamat : …………………………………..
Ruang : Ilytia RS Meilia Cibubur
No. RM. : …………………………………..
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama
dalam ronde keperawatan
2) Pasien dan keluarga telah mendapatkan penjelasan tentang
maksud dan tujuan dilakukan ronde keperawatan
3) Pasien dan keluarga menerima untuk dilakukan ronde
keperawatan
4) Pasien dan keluarga memberikan persetujuan untuk dilakukan
ronde keperawatan
Ketentuan ronde keperawatan tersebut diatas telah dijelaskan oleh perawat dan saya
telah mengerti dengan sepenuhnya.
Demikianlah persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Depok,
Yang membuat pernyataan
Perawat Primer Pasien

Saksi-saksi :

1. …………………………….. (……………………)

2. …………………………….. (..…………………..)
DAFTAR PUSTAKA

Baughman, Diane C dan Hackley, JiAnn C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku
untuk Brunner dan Suddarth. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC.
_____________2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC.
Nursalam (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional,
Edisi 3. Jakarta, Salemba Medika
Sjamsuhidajat, R dan Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M dan Ahern, Nancy R. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil Noc. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai