Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG OLEG RSD MANGUSADA

OLEH :
KELOMPOK 6 dan 7

ANAK AGUNG RAKA PURWANTA (18.901.2086)


NI WAYAN SUTARNI (18.901.2139)
HERMINIA CAROLINA NAY (18.901.2095)
LUH PUTU ARTHA SUCI (18.901.2112)
MADE DIAN KUMARAWATI (18.901.2113)
NI KADEK DEVANIE PRATANA R. (18.901.2116)
NI MADE CINTIA PRATIWI (18.901.2127)
NI MADE WAHYU NOPITA SARI (18.901.2132)
NI NYOMAN ROSITA DEWI (18.901.2133)
GDE ARI CHANDRA PARWATHA (18.901.2091)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengetahuan masyarakat yang meningkat menyebabkan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
termasuk didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat fenomena tersebut
mendorong perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang konsep
pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional (SP2KP) mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan
MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Pemenuhan tingkat kepuasan
pasien ini dapat dimulai dengan upaya menggali kebutuhan pasien demi
tercapainya keberhasilan asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk
menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien adalah dengan
melaksanakan ronde keperawatan. Dengan melaksanakan ronde keperawatan
diharapkan dapat memecahkan masalah keperawatan pasien melalui cara berpikir
kritis berdasarkan konsep asuhan keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk membahas
masalah keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim keperawatan,
konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, rehabilitasi
medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde keperawatan
juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara
berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer
pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata.
Dengan pelaksanaan ronde keperawatan yang berkesinambungan diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk berpikir secara kritis
dalam peningkatan perawatan secara professional. Dalam pelaksanaan ronde juga
akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim
kesehatan yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien
(Nursalam, 2007).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan
berpikir kritis.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validasi data klien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
4) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
7) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja

1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
1) Membantu menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat
masa penyembuhan.
2) Mendapat perawatan secara profesional dan efektif kepada pasien
3) Memenuhi kebutuhan pasien
2. Bagi Perawat
1) Meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
2) Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan.
3) Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
3. Bagi rumah sakit
1) Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.
2) Menurunkan lama hari perawatan pasien.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ronde Keperawatan


2.1.1 Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala
ruangan, perawat assosiate serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2011).

2.1.2 Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.

2.1.3 Kriteria klien


Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien
yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Klien dengan kasus baru atau langka

2.1.4 Peran masing-masing anggota tim


1. Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA)
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji
2. Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
serta rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari

2.1.5 Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan


TAHAP PRA PP
RONDE

Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
 Informed Concent
 Hasil Pengkajian/ Validasi data

TAHAP  Apa diagnosis keperawatan?


PELAKSANAAN  Data apa yang mendukung?
Penyajian  Bagaimana intervensi yang sudah
DI NURSE Masalah
STATION dilakukan?
 Apa hambatan yang ditemukan?

TAHAP RONDE DI
BED PASIEN Validasi data

TAHAP Diskusi PP-PP, Konselor,


PELAKSANAAN KARU, dokter, ahli gizi
DI NURSE
STATION Lanjutan diskusi di
Nurse Station

TAHAP PASCA Simpulan dan


RONDE rekomendasi solusi
masalah
Keterangan :
1. Pra ronde
1) Menentukan kasus dan topik
2) Menetukan tim ronde
3) Mencari sumber atau literatur
4) Membuat proposal
5) Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajian
6) Diskusi: apa diagnosis keperawatan, apa data yang mendukung,
bagaimana intervensi yang sudah dilakukan, dan apa hambatan
yang ditemukan selama perawatan
2. Pelaksanaan Ronde
1) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dan atau serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
3. Pasca ronde
1) Evaluasi pelaksanaan ronde
2) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis dan intervensi
keperawatan selanjunya
3) Revisi dan perbaikan

2.1.6 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
a. Persyaratan administrative (alat, informed consent dan lain-lain)
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses :
a. Seluruh anggota tim ronde keperawatan mengikuti kegiatan dari
awal hingga akhir
b. Seluruh anggota tim ronde keperawatan berperan aktif dalam
kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan
3. Evaluasi Hasil :
a. Klien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validasi data klien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
4) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
keperawatan
5) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
7) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
BAB III
KASUS RONDE KEPERAWATAN

Topik : Askep pasien dengan obs ascites e.c kista ovarium


Sasaran : Ny. OW
Waktu : 60 menit
Hari/ Tanggal : Selasa, 6 Agustus 2019
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu nyeri
b. Tujuan Khusus
1) Menjastifikasi masalah yang belum teratasi
2) Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim
TAHAP PRA lain
kesehatan PP
RONDE
3) Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
Membuat janjii
PROPOSAL PENETAPAN
4) Menurumuskan intervensi PASIEN yang tepat sesuai
keperawatan denganmasalah
dokter, ahlii
pasien gizi, rehab medik,
farmasi,&Perawat
PERSIAPAN PASIEN :
INFORMED CONCENT Primer lain
2. Sasaran
HASIL PENGKAJIAN/ INTERVENSI
Pasien Ny.OW umur 45 tahun yang di rawat di ruang Oleg RSD Mangupura

3. Materi (Masalah Ronde)


APA YANG MENJADI MASALAH
TAHAP keperawatan
Ronde RONDE di lakukan pada
CROSSpasien Ny.
CEK DATA OW
YANG ADAuntuk membahas
PENYAJIAN MASALAH APA YANG MENYEBABKAN MASALAH TERSEBUT
mengenai keluhan nyeri pada pasienBAGAIMANA
yang tidakPENDEKATAN
berkurang (PROSES,
setelah di rawat
SAK, SOP) 7
hari. Pada tanggal 30 Juli 2019 keluhan nyeri pasien masih terasa dengan
komponen pengkajian nyeri, P: berpindah posisi, Q: tertekan, R: perut, S: 3(0-
10), T: hilang timbul. Pasien dirawat oleh seorang dokter spesialis penyakit
dalam dan sudah diberikan terapi obat. Diagnose yang muncul, yaitu:
a. Nyeri
TAHAP RONDE VALIDASI DATA
Implementasi yang di berikan :
1) Memonitor vital sign @ 6 jam

DISKUSI KARU, PP-PP, PERAWAT


TAHAP RONDE KONSELOR dan tim kesehatan lain
TAHAP PASCA RONDE EVALUASI

Kesimpulan dan
Rekomendasi masalah
1) Mengidentifikasi nyeri
2) Mengatur posisi
DI NURSE semifowler atau fowler
STATION
3) Menjelaskan prosedur dan tujuan teknik nafas dalam dan
distraksi
DI BEDuntuk mengurangi nyeri
PASIEN
2) Kolaborasi pemberian PCT 3x1gr dan CT Scan abdomen

b. Intoleransi aktivitas
Implementasi yang di berikan :
1) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
2) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
3) Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
4) Monitor nutrisi  dan sumber energi yang adekuat
5) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
6) Monitor respon kardivaskuler  terhadap aktivitas
7) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Catatan:
Terapi obat tambahan yang diberikan adalah IVFD NaCl 0,9% 12tpm,
PCT 1 gr, furosemid 2x1 amp, levofloxacin 1x500mg IV, omeprazole
2x40mg, ondansentron 3x4 mg. Tindakan yg diberikan adalah cek DL,
albumin, UL, SGOT SGPT, pasang NGT, pasang DC, kultur darah (T/H),
CT Scan abdomen (T/H), Lavemen tiap hari, dan jenis diet puasa

4. Pengkajian :
Nama : Ny. OW
Tanggal Lahir : 31 Desember 1974
Umur : 45 th
No. Rekam Medis : 245827
Diagnose Medis : Obs ascites e.c susp kista ovarium
Dokter yang merawat :
1. dr, I Gede Widhiyasa P, Sp.PD
a. Kronologi :
Pasien tiba di UDG RSD Mangusada pada tanggal 23 Juli 2019 pukul
12.44 WITA dengan keluhan perut membesar sejak 2 minggu yang lalu
dan terasa kembung,terasa nyeri, sulit BAB, mual, muntah 1x pada pagi
hari. Pasien memiliki riwayat kista ovarium (histerektomi) dan telah
mendapat pengobatan laxadyne dan cefixime. Kesadaran pasien saat tiba
baik dengan GCS 15, T: 120/80 mmHg, N:100x/menit, R: 24x/menit, dan
S: 36 C. Pada pengkajian awal nyeri, pasien mengeluh nyeri dengan
intensitas 8 ( 0-10 ). Pasien dipindahkan ke ruang Oleg dan dirawat oleh
dokter spesialis penyakit dalam dengan diagnosa medis observasi ascites
e.c susp kista ovarium. Saat pengkajian di ruang Oleg pasien dipasangkan
dower cateter dan infus NaCl 0,9% 20 tpm dan mendapat therapi PCT 1
gr, furosemid 2x1 amp, levofloxacin 1x500mg IV, omeprazole 2x40mg,
ondansentron 3x4 mg. Tindakan yg diberikan adalah cek DL, albumin,
UL, SGOT SGPT, pasang NGT, pasang DC, kultur darah (T/H), CT Scan
abdomen (T/H), Lavemen tiap hari serta jenis diet puasa.
Keadaan umum : kesadaran kompos mentis

b. Tanda vital :
Suhu : 36 C
Nadi : 100 x/mt
TD : 120/80 mmHg
RR : 24x/ mnt

c. Therapi :
Terapi yang diberikan adalah IVFD NaCl 0,9% 12tpm, PCT 1 gr,
furosemid 2x1 amp, levofloxacin 1x500mg IV, omeprazole 2x40mg,
ondansentron 3x4 mg.

d. Hasil Lab DL tgl 23/07/2019


a. WBC : 19.27 ( 3.60 – 11.00 )
b. HGB : 15.0 ( 11.7 – 15.5 )
c. HCT : 43,7 ( 35.0 – 47.0 )
d. PLT : 423 ( 150 – 440 )
e. SGOT : 15 ( 11 – 27 )
f. SGPT : 23 ( 11 – 34 )
g. RBC : 4.99 ( 3.80 – 5.20 )

5. Metode
Diskusi

6. Media
a. Dokumen / status pasien
b. Sarana diskusi : kertas pulpen
c. Materi yang disampaika secara lisan

7. Pengorganisasian
Dr. Dpjp
Ahli Gizi
Penanggung jawab :
Kepala Ruangan : Mahasiswa 1
Perawat PP : Mahasiswa 2
Perawat PA : Mahasiswa 3
Mahasiswa 4
Mahasiswa 5
Mahasiswa 6
Perawat Konselor : Mahasiswa 7

Kegiatan Ronde Keperawatan


Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan Tempat
pasien
31 Juli Pra- Praronde Perawat - Nurse
2019 ronde 1. Menentukan Primer, station
kasus dan topik KARU
2. Menentukan tim
ronde
3. Informed
Consent
4. Membuat pra
planing
5. Diskusi
pelakasanaan
6. Mencari sumber
literatur
1 Intra Pembukaan. Kepala - Nurse
Agustus Ronde 1. Salam pembuka ruangan station
2019 2. Memperkenalkan
tim ronde dan
menjelaskan
tujuan kegiatan
ronde
3. Menyampaikan
identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan
tujuan ronde
1 Penyajian masalah. PP - Nurse
Agustus 1. Memberikan station
2019 salam dan
memperkenalkan
pasien kepada tim
ronde
2. Menjelaskan
riwayat penyakit
dan keperawatan
pasien
3. Menjelaskan
masalah pasien,
tindakan yang
telah dilakukan,
serta menetapkan
prioritas untuk
didiskusikan dan
mendiskusikan
masukan atau
tambahan dari PP
lain atau dari tim
medis.
Validasi data.
4. Mencocokkan Karu, PP, Memberikan Ruang
dan menjelaskan Perawat respon dan Perawatan
kembali data Konselor menjawab
yang telah pertanyaan
disampaikan
5. Diskusi antar
anggota tim dan
pasien tentang
masalah
keperawatan
tersebut.
6. Pemberian Kepala
justifikasi oleh Ruangan,
perawat primer perawat PP
atau konselor
atau kepala
ruangan tentang
masalah pasien
serta rencana
tindakan yang
akan dilakukan
7. Menentukan
tindakan
keperawatan pada
masalah prioritas
yang telah
ditetapkan
1 Pasca- 1. Evaluasi dan Kepala Nurse
Agustus ronde rekomendasi Ruangan station
2019 intervensi
keperawatan dan
disiplin terkait
2. Penutup

Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilakasanakan di ruang Oleg RSD Mangusada
b. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses.
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan.
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada pemasalah pasien
5) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Ronde kepearwatan merupakan kegiatan yng bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang berfokus pada pasien dan dilakukan oleh perawat. Dalam
hal ini pasien dilibatkan secara langsung dan pasien yang dipilih memeiliki kriteria
pasien dengan kasus baru atau langka, serta pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakuakan tindakan keperawatan.
Ronde keperawatan akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada
perawat, selain perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada
pasien berhasil atau tidak. Melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan, rintangan
yang dihadapi oleh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat
dinilai.
Pelaksanaan ronde keperawatan yang dilaksanakan pada hari Kamis, 1
Agustus 2019 terhadap Ny. NW dengan diagnosa medis obs. Ascites e.c. kista
ovarium dapat berjalan dengan lancar. Pada pelaksanaan telah disampaikan
intervensi yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang belum teratasi
yaitu nyeri akut dan intoleransi aktivitas.

4.2 Saran
Melalui kegiatan ronde keperawatan yang telah dilakukan diharapkan
masalah keperawatan yang dialami oleh Ny. OW dapat teratasi serta meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan bagi perawat.

Anda mungkin juga menyukai