S DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN ANEMIA DI RUANG IRNA III C RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM .
DISUSUN OLEH :
1. Risqiya Ulandari
2. Sofiyah Azzahro
3. Wulan Sarity
4. Rosniati
5. Ikhsan Andi Rahman
6. Ainun Izzatun
7. Rahayu Oktaviana
8. I Wayan Sumuartha
9. Nur Wulan
10. Hesti Yuliana
11. Regina Salsa gandi
12. Yoga Anugrah Sundawa
13. Mustika Ratu
14. I Komang Aria Wibawa
15. Rizmayanti
A. Latar belakang
Pengetahuan masyarakat yang meningkat menyebabkan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
termasuk didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat fenomena tersebut
mendorong perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang konsep
pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional (SP2KP) mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan
MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Pemenuhan tingkat kepuasan
pasien ini dapat dimulai dengan upaya menggali kebutuhan pasien demi
tercapainya keberhasilan asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk
menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien adalah dengan
melaksanakan ronde keperawatan. Dengan melaksanakan ronde keperawatan
diharapkan dapat memecahkan masalah keperawatan pasien melalui cara berpikir
kritis berdasarkan konsep asuhan keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk
membahas masalah keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim
keperawatan, konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi,
rehabilitasi medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde
keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan
cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer
pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata.
Dengan pelaksanaan ronde keperawatan yang berkesinambungan diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk berpikir secara kritis
dalam peningkatan perawatan secara professional. Dalam pelaksanaan ronde juga
akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim
kesehatan yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien
(Nursalam,2007).
Di Ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram , ronde keperawatan jarang
dilaksanakan apabila terdapat pasien rawat inap dalam waktu yang lama. Hal
tersebut dapat dijadikan sebagai pendorong untuk proses tindak lanjut pelaksanaan
ronde keperawatan di ruangan IRNA III C secara berkesinambungan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa Program Studi
Profesi Ners (STIKES) Mataram akan mengadakan kegiatan ronde keperawatan
di IRNA III C.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat teratasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan mampu :
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis
b. Menumbuhkan cara berfikir tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien
c. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
d. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
e. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
f. Meningkatkan kemampuan justifikasi
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
h. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
C. Manfaat
1. Bagi perawat
a. Terciptanya komunitas perawatan yang professional
b. Terjalin kerjasama antar TIM
c. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat dan
benar
2. Bagi pasien
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ronde Keperawatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala ruangan,
perawat assosiate serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,
2011)
B. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
C. Kriteria klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Klien dengan kasus baru atau langka
D. Peran masing-masing anggota tim
1. Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA)
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaj
2. Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
E. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Persiapan Pasien :
Informed Concent
Hasil Pengkajian/
Validasi data
Apa masalah & diagnosis
3 keperawatan?
TAHAP PELAKSANAAN
4 DI NURSE STATION Data apa yang mendukung?
Penyajian
Bagaimana intervensi yang sudah
5 Masalah dilakukan?
6 Apa hambatan yang ditemukan?
Simpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
Aplikasi Hasil analisis
dan diskusi
Masalah teratasi
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang IRNA III C RSUD Kota
Mataram, persyaratan administratif sudah lengkap (Informed consent,
alat, dan lainnya)
b. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
3. Evaluasi Hasil :
a. Klien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
3) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
4) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
5) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
8) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
G. Asuhan keperawatan pada Tn “S” dengan diagnosa medis masalah
keperawatan utama intoleransi aktivitas pada klien dengan diagnose medis
anemia
1. Konsep Penyakit
a. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan
POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia.
Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan
fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau
kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat.
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta,
2002.
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)
b. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
c. ETIOLOGI:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi,
folic acid, piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
vitamin B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang
menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi
bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup
persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena
janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan
terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang
usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan
perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya
dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan
vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung
(gastrektomi). Ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh
kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit
ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan
penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing
tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan
darah yang parah.
d. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab
lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel
fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan
limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki
aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi
normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul
dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah
merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1.
hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti
yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
PATHWAY ANEMIA (Patrick Davey, 2002)
Pathway Anemia
Mataram
Saksi–saksi: ( )
NASKAH RONDE KEPERAWATAN
Diruang IRNA III C RSUD Kota Mataram akan di adakan ronde keperawatan pada
salah satu seorang pasien Tn. S tahap pra-ronde keperawatan sebelum melakukan ronde
keperawatan PP menemukan kasus yang akan dirondekan dan menentukan Tim ronde
keperawatan. PP menentukan kasus yang akan dirondekan dan menentukan Tim ronde
keperawatan, kemudian PP menemui kepala ruangan.
Diruang karu ….(09.00)
PP 1 : pagi ibu karu.
KARU : pagi, iya ada apa ?
PP 1 : Maaf mengganggu waktunya, Begini ibu, saya mau melaporkan tentang
pasien atas nama Tn. S, klien sudah 12 hari dirawat, dan sudah ada
peningkatan namun masih lamban, sejak 12 hari yang lalu pasien mengalami
sesak napas sampai sekarang, dan hemoglobin masih rendah , jadi saya
bermaksud untuk melakukan ronde keperawatan
KARU : Ooh iya, yang pasien atas nama Tn. S yang di kamar C30 itu ya, yang di
diagnosanya Diagnosa Medis Acites dan anemia.
PP 1 : Iya ibu, klien sudah 12 hari dirawat tetapi belum ada kemajuan. Jadi apakah
bapak setuju jika dilakukan ronde keperawatan pada Tn. S ?
KARU : Iya saya setuju. Bagaimana persiapanya dan kapan akan dilakukan ?
PP 2 : Kalau saya sudah mulai kemarin sudah menginformasikan pada Tim yang
akan melakukan ronde keperawatan dan insya Allah jam 10 pagi ini, akan
dilaksanakan nanti saya akan konfirmasikan lagi ke beliau. Saya akan
melakukan inform consent kepada pasien dan keluarga.
KARU : Baiklah silahkan mulai dilaksanakan.
PP : Baik ibu terimakasih banyak, saya permisi dulu.
Sudah mendapatkan persetujuan dari kepala ruangan PP melakukan inform
consent kepada pasien dan keluarga
Diruang pasien….(09.10)
PP : Assalamu’alaikum namanya siapa pak ? Tn S. bagaimana keadaanya
sekarang?
Pasien : saya Tn. S
Pasien : Sy masih merasa sesak, melakukan aktifitas juga susah dan pusing.
PP : Ooh iya pak …. Jadi begini (sambil berbicara dengan keluarga pasien) Tn. S
ini akan saya jadikan pasien ronde keperawatan. Apa dari pihak keluarga
bersedia ?
Pasien/Keluaga: Apa itu ronde keperawatan ?
PP : Ronde keperawatan itu suatu kegiatan yang nantinya pasien (Tn. S) atau
keluarga akan diajak diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien. Diharapkan nanti setelah dilakukan ronde keperawatan masalah bisa
berkurang atau teratasi.
Keluarga : Oh iya saya setuju yang penting Tn. S bisa cepat sembuh dan cepat pulang
PP : Baik, tanda tangan disini (sambil memberikan surat persetujuan kepada
keluarga pasien) jadi bapak /ibu sudah setuju bahwa Tn. S dan keluarga
bersedia kami jadikan ronde keperawatan.
Keluarga : Iya (sambil menanda tangani surat persetujuan)
PP : Jadi nanti aka ada perawat yang akan memeriksa Tn. S untuk mengetahui
masalah yang terjadi pada Tn. S
Keluarg/pasien:Iya
PP : Kalau begitu saya permisi dulu Ibu/Bapak.
(PP mengkonfirmasi bahwa ronde keperawatan agar segera dimulai, (Setelah
melakukan inform consent dan mendapatkan persetujuan dari pasien dan keluarga serta
anggota Tim sudah terkonfirmasi akan datang pada acara ronde keperawatan) (percakapan).
Menelfon Dokter….(jam 09.30)
PP : Assalamu’alaikum Dokter ?
DOKTER : Walaikum salam, ini dengan siapa ya?
PP : Maaf dokter saya perawat di ruang Irna III C mau menginformasikan bahwa
nanti jam 10 ada pasien atas nama Tn. S akan dilakukan ronde keperawatan
dengan diagnose acites dan anemia dengan lama rawat 12 hari.
DOKTER : Ooh iya nanti saya langsung ke ruangan habis rapat ya Ners
PP : Baik dokter terimakasih
Menelfon Ahli Gizi….(09.35)
PP : Assalamu’alaikum Mas ?
Ahli gizi : Walaikum salam, ini dengan siapa ya ?
PP : Maaf Ibu mengganggu waktunya sebentar saya perawat di ruang Irna III C
atas mau menginformasikan bahwa nanti jam 10 ada pasien atas nama Tn. S
akan dilakukan ronde keperawatan dengan diagnose anemia lama rawat 12
hari apakah ibu bersedia menghadiri acara ronde keperawatan ini?
Ahli Gizi : Ooh iya mas insya Allah bisa mas
PP : Baik ibu terimakasih
Setelah pukul 10.15 wita tim (Dokter, Ahli gizi, Pa, Konselor) sudah berkumpul
diruang pertemuan untuk melakukan ronde keperawatan.
Diruang loby….(10.20)
Kepala ruangan: Asalamu’alaikum selamat pagi semua, hari ini kita akan melakukan ronde
keperawatan dengan pasien atas nama Tn. S di diagnosa medis acites dan
anemia sedang di Irna III C sesuai dengan yang telah di rencanakan, adapun
tujuan kita melakukan ronde keperawatan adalah untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang belum teratasi, selama dirawat dirumah sakit, untuk
mempersingkat waktu langsung saja saya persilahkan kepada PP (Ners wulan)
untuk memberikan penjelasan lebih spesifik dan mendalam tentang pasien
ronde keperawatan kita kali ini saya persilahkan
PP : Baik terimakasih…..assalamualaikum wr wb. Terimaksih kepada bapak
selaku kepala ruangan. Pasien ronde keperawatan kali ini adalah Tn. S dengan
diagnose medis anemia, klien sudah di rawat selama 12 hari tapi belum ada
perkembangan, (Sambil membahas ASKEP)
Kepala ruangan, PP dan anggota tim melakukan validasi data dan menuju keruangan
pasien.
PP : Baik sekarang kita keruangan pasien untuk memvalidasi data (KARU
DOKTER DAN AHLI GIZI)
KARU : Ya dok mari kita langsung saja keruangan pasien
Setelah kembali diruangan pasien Karu, PP, Ahli gizi, Dokter kembali
ketempat pertemuan (melakukan diskusi)
KARU : Setelah kita memfasilidasi data saya mempersilahkan kepada Dokter, Ahli
gizi, dan perawat Konselor untuk memberikan masukan dan pendapat pasien
atas nama Tn. S saya persilahkan dimulai dari dokter
DOKTER : (penjelasan anemia).
AHLI GIZI : Memberikan masukan
KONSELOR : Memberikan masukan
Setelah mendapatkan masukan-masukan dari dokter ahli gizi sama konselor
karu memberikan kesimpulan dan tindakan apa yang akan dilakukan. PP
mencatat semua hasil diskusi dan tindakan yang akan dilakukan
Setelah itu hasil evaluasi akan diterapkan oleh perawat dan karu di ruangan
pada ronde keperawatan pasien Tn. S sudah di laksanakan.