Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

S DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN ANEMIA DI RUANG IRNA III C RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM .

DISUSUN OLEH :

1. Risqiya Ulandari
2. Sofiyah Azzahro
3. Wulan Sarity
4. Rosniati
5. Ikhsan Andi Rahman
6. Ainun Izzatun
7. Rahayu Oktaviana
8. I Wayan Sumuartha
9. Nur Wulan
10. Hesti Yuliana
11. Regina Salsa gandi
12. Yoga Anugrah Sundawa
13. Mustika Ratu
14. I Komang Aria Wibawa
15. Rizmayanti

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengetahuan masyarakat yang meningkat menyebabkan semakin
meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
termasuk didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat fenomena tersebut
mendorong perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang konsep
pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya.
Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem pemberian pelayanan
keperawatan profesional (SP2KP) mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan
MAKP dan perbaikan dokumentasi keperawatan. Pemenuhan tingkat kepuasan
pasien ini dapat dimulai dengan upaya menggali kebutuhan pasien demi
tercapainya keberhasilan asuhan keperawatan. Metode yang dipilih untuk
menggali secara mendalam tentang kebutuhan pasien adalah dengan
melaksanakan ronde keperawatan. Dengan melaksanakan ronde keperawatan
diharapkan dapat memecahkan masalah keperawatan pasien melalui cara berpikir
kritis berdasarkan konsep asuhan keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk
membahas masalah keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim
keperawatan, konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi,
rehabilitasi medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien, ronde
keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan
cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer
pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata.
Dengan pelaksanaan ronde keperawatan yang berkesinambungan diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan perawat ruangan untuk berpikir secara kritis
dalam peningkatan perawatan secara professional. Dalam pelaksanaan ronde juga
akan terlihat kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim
kesehatan yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien
(Nursalam,2007).
Di Ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram , ronde keperawatan jarang
dilaksanakan apabila terdapat pasien rawat inap dalam waktu yang lama. Hal
tersebut dapat dijadikan sebagai pendorong untuk proses tindak lanjut pelaksanaan
ronde keperawatan di ruangan IRNA III C secara berkesinambungan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa Program Studi
Profesi Ners (STIKES) Mataram akan mengadakan kegiatan ronde keperawatan
di IRNA III C.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat teratasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan mampu :
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis
b. Menumbuhkan cara berfikir tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien
c. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
d.  Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
e. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
f.  Meningkatkan kemampuan justifikasi
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
h. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
C. Manfaat
1. Bagi perawat
a. Terciptanya komunitas perawatan yang professional
b. Terjalin kerjasama antar TIM
c. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat dan
benar
2.  Bagi pasien
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ronde Keperawatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer dengan konselor, kepala ruangan,
perawat assosiate serta melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,
2011)
B. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan
benar.
C. Kriteria klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Klien dengan kasus baru atau langka
D. Peran masing-masing anggota tim
1. Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA)
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaj
2. Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta
rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
E. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

TAHAP PRA RONDE PP


2

Penetapan Pasien Pasien

Persiapan Pasien :

 Informed Concent
 Hasil Pengkajian/
Validasi data
 Apa masalah & diagnosis
3 keperawatan?
TAHAP PELAKSANAAN
4 DI NURSE STATION  Data apa yang mendukung?
Penyajian
 Bagaimana intervensi yang sudah
5 Masalah dilakukan?
6  Apa hambatan yang ditemukan?

7 TAHAP RONDE DI BED Validasi data


KLIEN
8

Diskusi PP, Konselor, KARU,


Dokter, Gizi, FisioThe

9 TAHAP PASCA RONDE


Lanjutan diskusi di
Nurse Station

Simpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
Aplikasi Hasil analisis

dan diskusi

Masalah teratasi

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang IRNA III C RSUD Kota
Mataram, persyaratan administratif sudah lengkap (Informed consent,
alat, dan lainnya)
b. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang
telah ditentukan
3. Evaluasi Hasil :
a. Klien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
3) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
4) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
5) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
8) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
G. Asuhan keperawatan pada Tn “S” dengan diagnosa medis masalah
keperawatan utama intoleransi aktivitas pada klien dengan diagnose medis
anemia
1. Konsep Penyakit
a. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan
POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia.
Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan
fungsi tubuh.  Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau
kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. 
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta,
2002.
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)
b. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:

TAHAP PRA RONDE PP


Membuat janjii
PROPOSAL PENETAPAN PASIEN dengan dokter, ahlii
gizi, rehab medik,
farmasi,&Perawat
PERSIAPAN PASIEN :
INFORMED CONCENT Primer lain
HASIL PENGKAJIAN/ INTERVENSI
a) Anemia aplastik
Penyebab:
1) agen neoplastik/sitoplastik
APA YANG MENJADI MASALAH
TAHAP RONDE 2) terapi radias CROSS CEK DATA YANG ADA
PENYAJIAN MASALAH APA YANG MENYEBABKAN MASALAH TERSEBUT
3) antibiotic tertentuBAGAIMANA PENDEKATAN (PROSES, SAK, SOP)
4) obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
5) benzene
6) infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
TAHAP RONDE VALIDASI DATA
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia
↓ DISKUSI KARU, PP-PP, PERAWAT
TAHAP RONDE Anemia aplastik KONSELOR dan tim kesehatan lain
Gejala-gejala:
1) Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
TAHAP PASCA RONDE EVALUASI
2) Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan
saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan
saraf pusat. Kesimpulan dan
Rekomendasi masalah
3) Morfologis: anemia normositik normokromik
b) Anemia pada penyakit ginjal
DI NURSE STATION
Gejala-gejala:
1) Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
DI BED2)
PASIEN
Hematokrit turun 20-30%
3) Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah
merah maupun defisiensi eritopoitin
c) Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan
anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan
ukuran dan warna yang normal).  Kelainan ini meliputi artristis
rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai
keganasan
d) Anemia defisiensi besi
Penyebab:
1) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
2) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis,
varises oesophagus, hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
1) Atropi papilla lidah
2) Lidah pucat, merah, meradang
3) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
4) Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e) Anemia megaloblastik
Penyebab:
1) Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
2) Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
3) Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang
terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
a) Pengaruh obat-obatan tertentu
b) Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia
limfositik kronik
c) Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d) Proses autoimun
e) Reaksi transfusi
f) Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
DERAJAT WHO NCI
Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0
g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL
Derajat 4 (mengancam < 6.5 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL
jiwa) < 6.5 g/dL

c. ETIOLOGI:
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi  defisiensi besi,
folic acid, piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
vitamin B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang
menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi
bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup
persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena
janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan
terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang
usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan
perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya
dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan
vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung
(gastrektomi). Ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh
kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit
ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan
penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing
tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan
darah yang parah.
d. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab
lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel
fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan
limpa.  Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki
aliran darah.  Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi
normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul
dalam plasma (hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). 
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah
merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1.
hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti
yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung
PATHWAY ANEMIA (Patrick Davey, 2002)
 

Pathway Anemia

e. TANDA DAN GEJALA


1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan
telapak tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan
volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran
darah) Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman
O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung)
menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea,
konstipasi atau diare)

f. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI YANG MUNCUL


Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. gagal jantung,
2. kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
g. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel
darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar
folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu
protrombin, dan waktu tromboplastin parsial. 
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding
capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit
akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
h. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab
dan mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin
antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi
dan asam folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan
penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
a. Dicari penyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat
ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin
B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau
tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin
B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12
harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita
anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet
dan penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada
pasien dengan gangguan absorbsi.
BAB III
PERENCANAAN

Topik :Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Keperawatan


intoleransi aktivitas pada Diagnosa Medis ANEMIA
Sasaran : Pasien Tn. S
Hari/tgl : kamis, 18 Mei 2023
Waktu : 40 menit
A. SASARAN
Pasien Tn. S umur 51 tahun yang dirawat di ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram
B. MATERI
1. Teori asuhan keperawatan pasien
2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan masalah keperawatan
kerusakan integritas kulit
C. METODE
Diskusi
D. MEDIA
1. Dokumen status pasien
2. Sarana diskusi: kertas, pulpen
3. Materi yang disampaikan secara lisan
E. KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
Waktu Tahap Kegiatan Penanggung jawab Tempat
1 hari Pra ronde Pra ronde 1. WULAN SARITY IRNA III C RSUD
sebelum 1. Menemukan kasus dan topik 2. SOFIYAH AZZARO Kota Mataram
ronde 2. Menentukan tim ronde
3. Menentukan literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan pasien
dengan pemberian informed
consent
10 menit Ronde Pembukaan RISQIYA ULANDARI Nurse station
(nurse 1. Salam pembuka
station) 2. Memperkenalkan tim ronde
3. Menjelaskan tujuan ronde
4. Mengenalkan masalah pasien
secara sepintas
30 menit Penyajian masalah RISQIYA ULANDARI
1. Memberi salam dan
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan masalah
keperawatan pasien
3. Menjelaskan masalah dan
rencana tindakan yang telah
dilaksanakan serta
menetapkan prioritas yang
perlu didiskusikan
4. Validasi data(bed pasien)
5. Mencocokkan dan
menjelaskan kembali data
yang telah disampaikan
dengan wawancara,
observasi dan pemeriksaan
keadaan pasien secara
langsung dan melihat
dokumentasi
6. Diskusi antar anggota tim
dan pasien tentang masalah
keperawatan tersebut di bed
pasien
7. Pemberian justifikasi oleh
perawat primer/katim
/kepala ruangan tentang
masalah pasien
10 menit Pasca 1. Melanjutkan diskusi dan 1. ROSNIATI
2. IKHSAN ANDI RAHMAN
ronde(nurs masukan dari tim
3. AINUN IZZATUN
e station) 2. Menyimpulkan untuk 4. RAHAYU OKTAVIANA
5. I WAYAN SUMUARTHA
menentukan tindakan
6. NUR WULAN
keperawatan pada masalah 7. HESTI YULIANA
8. REGINA SALSA GANDI
prioritas yang telah
9. YOGA ANUGRAH
ditetapkan SUNDAWA
10. MUSTIKA RATU
3. Merekomendasikan
11. I KOMANG ARIA
intervensi keperawatan WIBAWA
12. RIZMAYANTI
4. Penutup
F. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang IRNA III C RSUD Kota Mataram
b. peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. proses mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistemik
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbukan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan jutifikasi
6) Meningkatkan kemapuan menialai hasil kerja
G. PENGORGANISASIAN
1. Kepala ruangan : Risqiya Ulandari
2. Katim 1 : Sofiyah azzahro
3. Katim 2 : Wulan sarity
4. PP 1 : Rosniati
5. PP 2 : Ikhsan Andirahman
6. Konselor :
 Perawat :
 Dokter :
 Gizi :
 Apoteker:
7. Pembimbing :
8. Supervisor :
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rohainiah
Umur : 45 tahun
Alamat : Karang Kemong, Cakranegara Barat

Adalah suami/istri/orang tua/ keluarga/ anak dari pasien :


Nama :
Umur : tahun
Alamat:
Ruang : Irna
No. RM. :

Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan

Mataram

Perawat yang menerangkan Penangguang jawab

Saksi–saksi: ( )
NASKAH RONDE KEPERAWATAN
Diruang IRNA III C RSUD Kota Mataram akan di adakan ronde keperawatan pada
salah satu seorang pasien Tn. S tahap pra-ronde keperawatan sebelum melakukan ronde
keperawatan PP menemukan kasus yang akan dirondekan dan menentukan Tim ronde
keperawatan. PP menentukan kasus yang akan dirondekan dan menentukan Tim ronde
keperawatan, kemudian PP menemui kepala ruangan.
Diruang karu ….(09.00)
PP 1 : pagi ibu karu.
KARU : pagi, iya ada apa ?
PP 1 : Maaf mengganggu waktunya, Begini ibu, saya mau melaporkan tentang
pasien atas nama Tn. S, klien sudah 12 hari dirawat, dan sudah ada
peningkatan namun masih lamban, sejak 12 hari yang lalu pasien mengalami
sesak napas sampai sekarang, dan hemoglobin masih rendah , jadi saya
bermaksud untuk melakukan ronde keperawatan
KARU : Ooh iya, yang pasien atas nama Tn. S yang di kamar C30 itu ya, yang di
diagnosanya Diagnosa Medis Acites dan anemia.
PP 1 : Iya ibu, klien sudah 12 hari dirawat tetapi belum ada kemajuan. Jadi apakah
bapak setuju jika dilakukan ronde keperawatan pada Tn. S ?
KARU : Iya saya setuju. Bagaimana persiapanya dan kapan akan dilakukan ?
PP 2 : Kalau saya sudah mulai kemarin sudah menginformasikan pada Tim yang
akan melakukan ronde keperawatan dan insya Allah jam 10 pagi ini, akan
dilaksanakan nanti saya akan konfirmasikan lagi ke beliau. Saya akan
melakukan inform consent kepada pasien dan keluarga.
KARU : Baiklah silahkan mulai dilaksanakan.
PP : Baik ibu terimakasih banyak, saya permisi dulu.
Sudah mendapatkan persetujuan dari kepala ruangan PP melakukan inform
consent kepada pasien dan keluarga
Diruang pasien….(09.10)
PP : Assalamu’alaikum namanya siapa pak ? Tn S. bagaimana keadaanya
sekarang?
Pasien : saya Tn. S
Pasien : Sy masih merasa sesak, melakukan aktifitas juga susah dan pusing.
PP : Ooh iya pak …. Jadi begini (sambil berbicara dengan keluarga pasien) Tn. S
ini akan saya jadikan pasien ronde keperawatan. Apa dari pihak keluarga
bersedia ?
Pasien/Keluaga: Apa itu ronde keperawatan ?
PP : Ronde keperawatan itu suatu kegiatan yang nantinya pasien (Tn. S) atau
keluarga akan diajak diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien. Diharapkan nanti setelah dilakukan ronde keperawatan masalah bisa
berkurang atau teratasi.
Keluarga : Oh iya saya setuju yang penting Tn. S bisa cepat sembuh dan cepat pulang
PP : Baik, tanda tangan disini (sambil memberikan surat persetujuan kepada
keluarga pasien) jadi bapak /ibu sudah setuju bahwa Tn. S dan keluarga
bersedia kami jadikan ronde keperawatan.
Keluarga : Iya (sambil menanda tangani surat persetujuan)
PP : Jadi nanti aka ada perawat yang akan memeriksa Tn. S untuk mengetahui
masalah yang terjadi pada Tn. S
Keluarg/pasien:Iya
PP : Kalau begitu saya permisi dulu Ibu/Bapak.
(PP mengkonfirmasi bahwa ronde keperawatan agar segera dimulai, (Setelah
melakukan inform consent dan mendapatkan persetujuan dari pasien dan keluarga serta
anggota Tim sudah terkonfirmasi akan datang pada acara ronde keperawatan) (percakapan).
Menelfon Dokter….(jam 09.30)
PP : Assalamu’alaikum Dokter ?
DOKTER : Walaikum salam, ini dengan siapa ya?
PP : Maaf dokter saya perawat di ruang Irna III C mau menginformasikan bahwa
nanti jam 10 ada pasien atas nama Tn. S akan dilakukan ronde keperawatan
dengan diagnose acites dan anemia dengan lama rawat 12 hari.
DOKTER : Ooh iya nanti saya langsung ke ruangan habis rapat ya Ners
PP : Baik dokter terimakasih
Menelfon Ahli Gizi….(09.35)
PP : Assalamu’alaikum Mas ?
Ahli gizi : Walaikum salam, ini dengan siapa ya ?
PP : Maaf Ibu mengganggu waktunya sebentar saya perawat di ruang Irna III C
atas mau menginformasikan bahwa nanti jam 10 ada pasien atas nama Tn. S
akan dilakukan ronde keperawatan dengan diagnose anemia lama rawat 12
hari apakah ibu bersedia menghadiri acara ronde keperawatan ini?
Ahli Gizi : Ooh iya mas insya Allah bisa mas
PP : Baik ibu terimakasih
Setelah pukul 10.15 wita tim (Dokter, Ahli gizi, Pa, Konselor) sudah berkumpul
diruang pertemuan untuk melakukan ronde keperawatan.
Diruang loby….(10.20)
Kepala ruangan: Asalamu’alaikum selamat pagi semua, hari ini kita akan melakukan ronde
keperawatan dengan pasien atas nama Tn. S di diagnosa medis acites dan
anemia sedang di Irna III C sesuai dengan yang telah di rencanakan, adapun
tujuan kita melakukan ronde keperawatan adalah untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang belum teratasi, selama dirawat dirumah sakit, untuk
mempersingkat waktu langsung saja saya persilahkan kepada PP (Ners wulan)
untuk memberikan penjelasan lebih spesifik dan mendalam tentang pasien
ronde keperawatan kita kali ini saya persilahkan
PP : Baik terimakasih…..assalamualaikum wr wb. Terimaksih kepada bapak
selaku kepala ruangan. Pasien ronde keperawatan kali ini adalah Tn. S dengan
diagnose medis anemia, klien sudah di rawat selama 12 hari tapi belum ada
perkembangan, (Sambil membahas ASKEP)
Kepala ruangan, PP dan anggota tim melakukan validasi data dan menuju keruangan
pasien.
PP : Baik sekarang kita keruangan pasien untuk memvalidasi data (KARU
DOKTER DAN AHLI GIZI)
KARU : Ya dok mari kita langsung saja keruangan pasien
Setelah kembali diruangan pasien Karu, PP, Ahli gizi, Dokter kembali
ketempat pertemuan (melakukan diskusi)
KARU : Setelah kita memfasilidasi data saya mempersilahkan kepada Dokter, Ahli
gizi, dan perawat Konselor untuk memberikan masukan dan pendapat pasien
atas nama Tn. S saya persilahkan dimulai dari dokter
DOKTER : (penjelasan anemia).
AHLI GIZI : Memberikan masukan
KONSELOR : Memberikan masukan
Setelah mendapatkan masukan-masukan dari dokter ahli gizi sama konselor
karu memberikan kesimpulan dan tindakan apa yang akan dilakukan. PP
mencatat semua hasil diskusi dan tindakan yang akan dilakukan
Setelah itu hasil evaluasi akan diterapkan oleh perawat dan karu di ruangan
pada ronde keperawatan pasien Tn. S sudah di laksanakan.

Anda mungkin juga menyukai