Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

A DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN BERAT BADAN DIAGNOSA
BBLR.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

1. Alimuddin 019020949
2. Muh.Rizal 019020933
3. Mendy Aindiawan 019020956
4. Ni Nnegah Anggreni P.S 019021002
5. Zukron Aula 019021030
6. Hikma Ilmul Yaqin 019020952
7. Eni Wahyuni 019021028
8. Kartini Ulfianti 019020948
9. Dea Aditya Gumelar 019020970
10. Sito Febiyati 019021037
11. Haerunnisa 019020895
12. Restu Wahyu Inayah 019020898
13. Ika Mursilawati 019020940
14. Putu Widiastuti 019021036

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengetahuan masyarakat yang meningkat menyebabkan semakin


meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan
termasuk didalamnya pelayanan keperawatan. Melihat fenomena tersebut
mendorong perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan belajar banyak tentang
konsep pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah konkrit dalam
pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut dapat berupa penataan sistem
pemberian pelayanan keperawatan profesional (SP2KP) mulai dari
ketenagaan/pasien, penetapan MAKP dan perbaikan dokumentasi
keperawatan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien ini dapat dimulai dengan
upaya menggali kebutuhan pasien demi tercapainya keberhasilan asuhan
keperawatan. Metode yang dipilih untuk menggali secara mendalam tentang
kebutuhan pasien adalah dengan melaksanakan ronde keperawatan. Dengan
melaksanakan ronde keperawatan diharapkan dapat memecahkan masalah
keperawatan pasien melalui cara berpikir kritis berdasarkan konsep asuhan
keperawatan.
Ronde keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat untuk
membahas masalah keperawatan dengan melibatkan klien dan seluruh tim
keperawatan, konsultan keperawatan, serta tim kesehatan lain (dokter, ahli
gizi, rehabilitasi medik). Selain menyelesaikan masalah keperawatan pasien,
ronde keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat
dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan
terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori
secara langsung pada kasus nyata. Dengan pelaksanaan ronde keperawatan
yang berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
perawat ruangan untuk berpikir secara kritis dalam peningkatan perawatan
secara professional. Dalam pelaksanaan ronde juga akan terlihat
kemampuan perawat dalam melaksanakan kerja sama dengan tim kesehatan
yang lain guna mengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada klien
(Nursalam,2007).
Di Ruang NICU Rumah Sakit Patut Patuh Patju , ronde keperawatan
jarang dilaksanakan sebelumnya. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai
pendorong untuk proses tindak lanjut pelaksanaan ronde keperawatan di
ruangan NICU Rumah Sakit Patut Patuh Patju secara berkesinambungan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami mahasiswa Program
Studi Profesi Ners (STIKES) Mataram akan mengadakan kegiatan ronde
keperawatan di ruangan NICU.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan diharapkan masalah klien dapat
teratasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan keperawatan diharapkan seluruh tim keperawatan
mampu :
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis
b. Menumbuhkan cara berfikir tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien
c. Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
d.  Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
e. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
f.  Meningkatkan kemampuan justifikasi
g. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
h. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
C. Manfaat
1. Bagi perawat
a. Terciptanya komunitas perawatan yang professional
b. Terjalin kerjasama antar TIM
c. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang tepat
dan benar
2.  Bagi pasien
a. Masalah pasien dapat teratasi
b. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Ronde Keperawatan
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien, dilakukan dengan melibatkan
pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dengan konselor,
kepala ruangan, perawat assosiate serta melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan (Nursalam, 2011)
B. Manfaat
1. Masalah pasien dapat teratasi
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar.
C. Kriteria klien
Klien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah klien yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun
sudah dilakukan tindakan keperawatan
2. Klien dengan kasus baru atau langka
D. Peran masing-masing anggota tim
1. Perawat Primer (PP) dan Perawat Associate (PA)
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan
d. Menjelaskan hasil yang didapat
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji

2. Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
serta rasional tindakan
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari
E. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

TAHAP PRA RONDE PP


2

Penetapan Pasien Pasien

Persiapan Pasien :

 Informed
Concent
 Hasil
3  Apa masalah & diagnosis
TAHAP PELAKSANAAN
keperawatan?
4 DI NURSE STATION Penyajian  Data apa yang mendukung?
5 Masalah
 Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?
6  Apa hambatan yang ditemukan?

7 TAHAP RONDE DI BED Validasi data


KLIEN
8

Diskusi PP, Konselor, KARU,


Dokter, Gizi,FisioThe

9 TAHAP PASCA RONDE


Lanjutan diskusi di
Nurse Station

Simpulan dan
rekomendasi solusi
masalah

Aplikasi Hasil analisis

dan diskusi
F. Evaluasi Masalah teratasi

1. Evaluasi Struktur :
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruangan Nicu Rumah Sakit
Patut Patuh Patuh Patju, persyaratan administratif sudah lengkap
(Informed consent, alat, dan lainnya)
b. Peserta ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses :
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan
3. Evaluasi Hasil :
a. Klien puas dengan hasil kegiatan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
3) Meningkatkan cara berfikir yang sistematis
4) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
5) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
6) Meningkatkan kemampuan justifikasi
7) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
8) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
G. Asuhan Keperawatan Pada Tn. “A” Dengan Diagnosa Medis Masalah
Keperawatan Utama gangguan Pola nafas pada klien dengan diagnose
medis COVID 19

1. Konsep Penyakit
a. Pengertian
MERS-CoV adalah singkatan dari Middle East Respiratory
Syndrome Corona Virus. Virus ini merupakan jenis baru dari
kelompok Coronavirus. Virus ini pertama kali dilaporkan pada
bulan Maret 2012 di Arab Saudi. (Depkes RI, 2013) MERS-
CoVEtiologi
b. Patofisiologi
Coronavirus (CoVs) virus RNA yang menginfeksi burung
dan berbagai mamalia, termasuk manusia. Virus ini terdiri dari
protein struktural beberapa yang memegang relative panjang
(sekitar 30 kb) positif-terdampar genom. Mereka terjadi di seluruh
dunia dan dapat menyebabkan penyakit signifikansi medis dan
kedokteran hewan. Umumnya, infeksi terlokalisasi pada
pernapasan, dan/ atau sistem saraf. Saat ini, terdapat jenis CoVs
yang dapat menginfeksi manusia antara lain:
a. Human CoVs HKU1,
b. NL63,
c. 229E dan
d. OC43

Virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan


ringan, ditandai dengan penyakit saluran pernapasan atas yang

TAHAP PRA RONDE PP


Membuat janjii
PROPOSAL PENETAPAN PASIEN dengan dokter, ahlii
gizi, rehab medik,
farmasi,&Perawat
PERSIAPAN PASIEN :
INFORMED CONCENT Primer lain
HASIL PENGKAJIAN/ INTERVENSI

mencakup: coryza, batuk dan sakit tenggorokan. Virus ini hanya


sesekali menginduksi penyakit saluran pernapasan bawah, seperti:
APA YANG MENJADI MASALAH
TAHAP RONDE
bronkitis, bronkiolitis dan CROSS
pneumonia.
CEK DATA YANG ADA
PENYAJIAN MASALAH APA YANG MENYEBABKAN MASALAH TERSEBUT
Selain sebagai penyebab penyakit
BAGAIMANA MERS,
PENDEKATAN virusSAK,
(PROSES, iniSOP)
juga
dapat menyebabkan penyakit SARS di Negara China tahun 2002.
Sejauh ini, laporan yang menjelaskan otopsi fatal MERSCoV kasus
belum banyak dipublikasikan. Oleh karena itu, pada tahap satu ini
hanya bisa berspekulasi tentang patologi dari Mers-CoV pada
manusia.
TAHAP RONDE VALIDASI DATA
Semua CoVs manusia diperkirakan berasal dari waduk
hewan, baik itu SARS- CoV dan mers-COV. Antara lain seperti
muncul dari kelelawar, musang kelapa di Negara Cina. Ada juga
unta di Timur Tengah. Penyakit MERS ini diduga besar
penyebabnya adalah unta dromedaris di Timur Tengah dan
DISKUSI KARU, PP-PP, PERAWAT
beberapa bagian Afrika. Penyakit iniKONSELOR
TAHAP RONDE juga dapat
dan disebarkan dari
tim kesehatan lain
manusia ke manusia. Seperti halnya yang terjadi di rumah sakit,
yang mana
TAHAP PASCA RONDEpenularan dari orang ke orang iniEVALUASI
banyak terjadi di unit
hemodialisis, unit perawatan intensif atau di-pasien unit, di mana
pasien terinfeksi Mers-CoV dari clade monofiletik tunggal
Kesimpulan dan
menularkan ke tenaga kesehatan disana karena kepadatan
Rekomendasi masalah
penduduk dan langkah-langkah pengendalian infeksi yang tidak
memadai. Hal ini masih belum jelas apakah transmisi melalui
DI NURSE STATION
orang-ke-orang ini terjadi melalui pernapasan besar, tetesan, karena
batuk dan bersin, seperti dalam SARS, atau melalui fomites. Juga,
DI BED PASIEN
episode penularan tidak jelas tetapi dilaporkan berlangsung selama
kedua gejala dan fase inkubasi.
Dikarenakan etiologi dari penyakit MERS dan SARS adalah sama
memungkinkan bahwa histologi dari penyakitnya juga sama, yaitu
fase eksudatif, proliferatif sebuah fase dan fase fibrosis.
a. Fase eksudatif adalah terlihat pada pasien di awal 10 hari dari
penyakit, dan ditandai dengan nekrosis alveolar, bronchiolar
dan sel epitel bronkus, edema intraluminal, fibrin eksudasi,
pembentukan membran hialin, perdarahan dan infiltrasi sel-sel
inflamasi, seperti monosit atau makrofag, limfosit dan
neutrofil, ke dinding alveolar dan lumina.
b. Fase proliferasi, setelah 10-14 hari, menunjukkan interstitial
dan fibrosis alveolar, obliterans bronchiolitis mengorganisir
pneumonia (Boop), regenerasi dengan tipe II Pneumosit
hiperplasia dan sel raksasa berinti.
c. Tahap fibrosis, setelah 14 hari, menunjukkan penebalan
interstitial, dengan fibrosis dan Boop-seperti sel inflamasi pola
dan beberapa (terutama histiosit dan limfosit).
c. Manifestasi Klinis
Kebanyakan orang yang terinfeksi dengan MERS-COV
mengalami penyakit pernapasan akut parah dengan gejala demam,
batuk, sesak napas. Beberapa orang juga memiliki gejala
gastriintestinal seperti diare, mual, atau muntah. Bagi banyak orang
dengan MERS, komplikasi yang lebih parah diikuti seperti
pneumonia dan gagal ginjal. Sekitar 30% dari orang dengan MERS
meninggal. Symtomps of middle east repiratory syndrome in saudi
cases (assri, 2013) :
• Fever with chills/rigors
• Cough
• Hemoptysis
• Shortness og breath
• Chest pain
• Sore throat
• Runny nose
• Abdominal pain
• Nause
• Vomiting
• Diarrhea
• Myalgia
• Headache
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Spesimen Klinis Rutin
Kultur mikroorganisme sputum dan darah pada pasien dengan
pneumonia
2. Spesimen dari saluran napas atas dan bawah
Dilakukan pemeriksaan Virus Influenza A dan B, virus
influenza A subtype H1 dan H3 dan H5, dan H5N1
3. Pemeriksaan Spesimen Corona Virus Baru ( Pemeriksaan
Untuk Konfirmasi Diagnosa)
Dilakukan dengan menggunakan Reverse Transcriptase
Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
Bahan Pemeriksaan :
 Spesimen dari saluran napas atas (hidung/nasofaring/dan atau
swab tenggorokan
 Spesimen saluran nafas bawah ( Sputum , aspirat endotracheal,
kurasan bronkoalveolar)
 Tempat Pemeriksaan : Laboratorium Badan Litbangkes RI
Jakarta
 Pengambilan specimen serial dari beberapa tempat dalam
waktu beberapa hari (setiap 2-3 hari) untuk melihat Viral
Sheeding

Hasil laboratorium inkonklusif


Adalah apabila di dapatkan :
 Hasil positif pada pemeriksaan skrining yang tidak diikuti
dengan pemeriksaan konfirmasi molekuler.
 Hasil pemeriksaan serologis dinyatakan positif
pada pemeriksaan laboratorium
 Harus mendapat pemeriksaan virologis dan serologis tambahan
untuk dapat menetapkan konfirmasi kasus MERS-CoV:
- Bila memungkinkan, gunakan spesimen yang berasal dari
saluran pernapasan bagian bawah: dahak, aspirate endotracheal,
cairan bilasan bronckhoalveolar

 Jika kasus tidak memiliki gejala atau tanda infeksi


saluran napas bawah dan tidak tersedia spesimen dari
saluran napas bawah, maka harus diambil spesimen
nasofaring dan orofaring.
 Jika pada pemeriksaan usap nasofaring hasilnya
negative sementara kasus diduga kuat mengidap
MERS-CoV, maka kasus harus menjalani pemeriksaan
ulang dengan menggunakan spesimen

- Saluran napas bawah


- Nasofaring ditambah orofaring
- Serologis (fase akut dan konvalesen)

e. Penatalaksanaan Medis

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang bersifat spesifik,


pengobatan hanya bersifat suportif tergantung kondisi/ gejala yang
timbul pada pasien, seperti demam, batuk, hingga sesak. WHO
tidak merekomendasikan pemberian steroid dosis tinggi. Belum
ada vaksin tersedia untuk MERS-CoV.
Pengendalian Infeksi
Transmisi penularan virus MERS-CoV belum jelas, dapat terjadi
melalui :
• Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien
batuk atau bersin.
• Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang
terkontaminasi virus.
Langkah pencegahan infeksi MERS-CoV sama dengan
pencegahan infeksi pada penyakit flu burung dan infeksi
saluran nafas lainnya. Hal yang harus dilakukan dalam
pengendalian infeksi MERS-CoV :
• Tindakan pencegahan transmisi droplet.
• Tindakan pencegahan standar diterapkan pada setiap pasien
yang diketahui atau dicurigai memiliki infeksi pernafasan akut,
termasuk pasien dengan dicurigai, probable atau terkonfirmasi
MERS-CoV.
• Pencegahan infeksi dan tindakan pengendalian harus dimulai
ketika pasien masuk triase dengan gejala infeksi pernapasan
akut yang disertai demam.
• Pengaturan ruangan dan pemisahan tempat tidur minimal 1
meter antara setiap pasien ISPA dan pasien lainnya yang tidak
menggunakan APD.
• Pastikan triase dan ruang tunggu berventilasi cukup.
• Terapkan etika batuk.
BAB III
PERENCANAAN

Topik :Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Keperawatan


Gangguan pola nafas pada Diagnosa Medis COVID 19
Sasaran : Pasien Tn.A
Hari/tgl : Rabu, 15, Juli , 2020
Waktu : 40 menit

A. SASARAN
Pasien Tn.A umur 47 tahun yang dirawat di ruang IRNA B / TK #
B. MATERI
1. Teori asuhan keperawatan pasien
2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan masalah keperawatan
kerusakan integritas kulit
C. METODE
Diskusi
D. MEDIA
1. Dokumen status pasien
2. Sarana diskusi: kertas, pulpen
3. Power point,laptop,LCD
4. Materi yang disampaikan secara lisan
E. KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN

Waktu Tahap Kegiatan Penanggung jawab Tempat


1 hari Pra ronde Pra ronde 1. NI MADE FEBRI Ruang IRNA B/ TK 3
sebelum 1. Menemukan kasus dan topik SUARDIANTINI
ronde 2. Menentukan tim ronde 2. LULU WAL MARJAN
3. Menentukan literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan pasien
dengan pemberian informed
consent

10 menit Ronde Pembukaan INDRI SYAWITRI Nurse station


(nurse
1. Salam pembuka
station)
2. Memperkenalkan tim ronde
3. Menjelaskan tujuan ronde
4. Mengenalkan masalah pasien
secara sepintas
30 menit Penyajian masalah M.HASANAIN
1. Memberi salam dan
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan masalah
keperawatan pasien
3. Menjelaskan masalah dan
rencana tindakan yang telah
dilaksanakan serta
menetapkan prioritas yang
perlu didiskusikan
4. Validasi data(bed pasien)
5. Mencocokkan dan
menjelaskan kembali data
yang telah disampaikan
dengan wawancara,
observasi dan pemeriksaan
keadaan pasien secara
langsung dan melihat
dokumentasi
6. Diskusi antar anggota tim
dan pasien tentang masalah
keperawatan tersebut di bed
pasien
7. Pemberian justifikasi oleh
perawat primer/katim
/kepala ruangan tentang
masalah pasien

10 menit Pasca 1. Melanjutkan diskusi dan 1. L ARI GUNAWAN


ronde(nurs masukan dari tim 2. RAUHIL MISKY
e station) 2. Menyimpulkan untuk 3. KURNIA RAHMAN
menentukan tindakan 4. RISKI HERMAWAN ZOHRI
keperawatan pada masalah 5. SHEILA SAFITRI
prioritas yang telah 6. BQ HILDA SEPTIANA
ditetapkan 7. BQ DIAH RISKI
3. Merekomendasikan 8. RUSLAN AGANDI
intervensi keperawatan 9. JIHAD KURNIAWAN
4. Penutup
F. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruangan Nicu Rumah Sakit Patut Patuh
Patju
b. peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. persiapan dilakukan sebelumnya
2. Proses
a. proses mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
3. Hasil
a. Pasien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah pasien dapat teratasi
c. Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistemik
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbukan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan jutifikasi
6) Meningkatkan kemapuan menialai hasil kerja

G. PENGORGANISASIAN
1. Kepala ruangan :
2. Katim 1 :
Katim 2 :
3. PP 1 :
PP 2 :
4. Konselor :
 Perawat :
 Dokter :
 Gizi :
 Apoteker:

5. Pembimbing :
6. Supervisor :
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nanik Handayani
Umur : 45 tahun
Alamat: Babakan

Adalah suami/istri/orang tua/ keluarga/ anak dari pasien :


Nama :
Umur : tahun
Alamat:
Ruang : Irna
No. RM. :

Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan

Mataram

Perawat yang menerangkan Penangguang jawab

Saksi – saksi : ( )
NASKAH RONDE KEPERAWATAN

Diruang Nicu Rumah Sakit Patut Patuh Patju akan di adakan ronde keperawatan pada
salah satu seorang pasien Tn. A tahap pra-ronde keperawatan sebelum melakukan ronde
keperawatan PP menemukan kasus yang akan dirondekan dan menentukan Tim ronde
keperawatan. PP menentukan kasus yang akan dirondekan dan menentukan Tim ronde
keperawatan, kemudian PP menemui kepala ruangan.

Diruang karu ….(09.00)

Pp : Assalamu’alaikum wr wb.

KARU : Walaikum salam iya ada apa ?

PP : Maaf mengganggu waktunya, Begini pak, saya mau melaporkan tentang pasien
atas nama Tn. A ,klien sudah 8 hari dirawat, dan belum ada peningkatan dan tidak
ujung sembuh-sembuh , terutama pada Masalah Keperawatan Gangguan pola nafas
, jadi saya bermaksud untuk melakukan ronde keperawatan

KARU : Ooh iya, yang pasien atas nama Tn. A yang dari …. itu ya, yang di diagnosanya
Diagnosa Medis BBLR itu.

PP :Iya pak, klien sudah 8 hari dirawat tetapi belum ada kemajuan. Jadi apakah bapak
setuju jika dilakukan ronde keperawatan pada Tn. A ?

KARU : Iya saya setuju. Bagaimana persiapanya dan kapan akan dilakukan ?

PP : Kalau saya sudah mulai kemarin sudah menginformasikan pada Tim yang akan
melakukan ronde keperawatan dan insya Allah jam 10 pagi ini ,akan dilaksanakan
nanti saya akan konfirmasikan lagi ke beliau. Saya akan melakukan inform consent
kepada pasien dan keluarga.

KARU : Baiklah silahkan lakukan.

PP : Baik pak terimakasih banyak, saya permisi dulu

Sudah mendapatkan persetujuan dari kepala ruangan PP melakukan inform consent


kepada pasien dan keluarga

Diruang pasien….(09.40)

PP : Assalamu’alaikum namanya siapa pak ? Tn A. Bagaimana keadaanya sekarang ?


Pasien : Sy masih merasa sesak, melakukan aktifitas juga susah.

PP : Ooh iya pak …. Jadi begini (sambil berbicara dengan keluarga pasien) Tn. A ini
akan saya jadikan pasien ronde keperawatan. Apa dari pihak keluarga bersedia ?

Pasien/Keluaga : Apa itu ronde keperawatan ?

PP : Ronde keperawatan itu suatu kegiatan yang nantinya pasien (Tn.S) atau keluarga
akan di ajak diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Diharapkan nanti setelah dilakukan ronde keperawatan masalah bisa berkurang
atau teratasi

Keluarga dan Pasien : Oh iya saya setuju yang penting Tn. A bisa cepat sembuh dan cepat
pulang

PP : Baik, tanda tangan disini (sambil memberikan surat persetujuan kepada keluarga
pasien) jadi bapak /ibu sudah setuju bahwa Tn.A dan keluarga bersedia kami
jadikan ronde keperawatan.

Keluarga/Pasien :Iya (sambil menanda tangani surat persetujuan)

PP : Jadi nanti aka ada perawat yang akan memeriksa Tn.A untuk mengetahui masalah
yang terjadi pada Tn. SA

Keluarga/pasien :Iya

PP : Kalau begitu saya permisi dulu Ibu/Bapak.

(PP mengkonfirmasi bahwa ronde keperawatan agar segera dimulai ,(Setelah


melakukan inform consent dan mendapatkan persetujuan dari pasien dan keluarga
serta anggota Tim sudah terkonfirmasi akan datang pada acara ronde keperawatan)
(percakapan)

Menelfon Dokter….(jam 07.30)

PP : Assalamu’alaikum Dokter ?

DOKTER: Walaikum salam, ini dengan siapa ya?


PP : Maaf dokter saya perawat di ruang Irna B atas mau menginformasikan bahwa
nanti jam 10 ada pasien atas nama Tn.A akan dilakukan ronde keperawatan
dengan diagnose COVID 19 lama rawat 8.hari

DOKTER : Ooh iya nanti saya langsung ke ruangan habis rapat ya Ners

PP : Baik dokter terimakasih

Menelfon Ahli Gizi….(07.40)

PP : Assalamu’alaikum Mas ?

Ahli gizi : Walaikum salam, ini dengan siapa ya ?

PP : Maaf Ibu mengganggu waktunya sebentar saya perawat di ruang Irna B atas mau
menginformasikan bahwa nanti jam 10 ada pasien atas nama Tn.A akan dilakukan
ronde keperawatan dengan diagnose COVID 19 lama rawat 8 hari apakah ibu
bersedia menghadiri acara ronde keperawatan ini ?

Ahli Gizi : Ooh iya mas insya Allah bisa mas

PP : Baik ibu terimakasih

Setelah pukul 09.00 wib tim (Dokter, Ahli gizi, Pa, Konselor) sudah
berkumpul diruang pertemuan untuk melakukan ronde keperawatan

Diruang loby….(09.00)

Kepala ruangan : Asalamu’alaikum selamat pagi semua, hari ini kita akan melakukan
ronde keperawatan dengan pasien atas nama Tn.A di diagnosa medis
COVID 19 sesuai dengan yang telah di direncanakan, adapun tujuan kita
melakukan ronde keperawatan adalah untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang belum teratasi, selama dirawat dirumah sakit,
untuk mempersingkat waktu langsung saja saya persilahkan kepada PP
(Ners indri )untuk memberikan penjelasan lebih spesifik dan mendalam
tentang pasien ronde keperawatan kita kali ini saya persilahkan

PP :Baik terimakasih…..assalamualaikum wr wb. Terimaksih kepada bapak selaku


kepala ruangan. Pasien ronde keperawatan kali ini adalah Tn. A dengan diagnose
medis COVID 19 ,klien sudah di rawat selama 8 hari tapi belum ada perkembangan,
(Sambil membahas ASKEP
Kepala ruangan, PP dan anggota tim melakukan validasi data dan menuju
keruangan pasien

PP : Baik sekarang kita keruangan pasien untuk memvalidasi data (KARU DOKTER
DAN AHLI GIZI)

KARU : Ya dok mari kita langsung saja keruangan pasien

Setelah kembali diruangan pasien Karu, PP, Ahli gizi, Dokter kembali
ketempat pertemuan (melakukan diskusi)

KARU : Setelah kita memfasilidasi data saya mempersilahkan kepada Dokter, Ahli gizi, dan
perawat Konselor untuk memberikan masukan dan pendapat pasien atas nama Tn. A
saya persilahkan dimulai dari dokter

DOKTER : Coronavirus (CoVs) virus RNA yang menginfeksi burung dan berbagai
mamalia, termasuk manusia. Virus ini terdiri dari protein struktural beberapa
yang memegang relative panjang (sekitar 30 kb) positif-terdampar genom.
Mereka terjadi di seluruh dunia dan dapat menyebabkan penyakit signifikansi
medis dan kedokteran hewan. Umumnya, infeksi terlokalisasi pada
pernapasan, dan/ atau sistem saraf.

Virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan,


ditandai dengan penyakit saluran pernapasan atas yang mencakup: coryza,
batuk dan sakit tenggorokan. Virus ini hanya sesekali menginduksi penyakit
saluran pernapasan bawah, seperti: bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia.

AHLI GIZI : Memberikan masukan

KONSELOR : Memberikan masukan

Setelah mendapatkan masukan-masukan dari dokter ahli gizi sama konselor


karu memberikan kesimpulan dan tindakan apa yang akan dilakukan. PP mencatat
semua hasil diskusi dan tindakan yang akan dilakukan

Setelah itu hasil evaluasi akan diterapkan oleh perawat dan karu di ruangan
pada ronde keperawatan pasien Tn.A sudah di laksanakan.

Anda mungkin juga menyukai