Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG MELATI RSUD MARDI WALUYO BLITAR

Kelompok 13 dan 14:

Moh. Adib Mabruri P17212195044


Moh. Ikhwan P17212195021

Nancitya Astri K P17212195049

Nirla Puspitasari A P17212195036

Ni Wayan Wijayanti S P17212195065

Wahyu Handayani P17212195012

Widha Arlyka D P17212195006

Yenne Purnamaning T P17212195047

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberian asuhan keperawatan profesional secara komprehensif
merupakan tugas kita sebagai perawat. Meskipun pada pelaksanaannya
sudah berusaha diberikan asuhan keperawatan sebaik mungkin sesuai
standar, namun terkadang pasien memiliki masalah keperawatan yang
kompleks, sehingga memerlukan penatalaksanaan yang melibatkan banyak
pihak dan perlu ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda.
Diharapkan dari kerjasama multidisiplin yang dilakukan, akan memberikan
solusi dalam mengatasi masalah keperawatan klien. Salah satu komponen
MAKP yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan pasien
adalah ronde keperawatan. Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan
dalam mengatasi masalah keperawatan yang dilaksanakan disamping klien
dengan membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh ketua tim (katim), kepala ruangan, perawat
pelaksana (pp) serta melibatkan tim medis lainnya. Adapun kegiatan ini
mempunyai karakteristik yaitu : Klien merupakan fokus kegiatan, katim dan
konselor melakukan diskusi. Konselor memfasilitasi kreatifitas dan
membantu mengembangkan kemampuan katim dan pp dalam meningkatkan
kemampuan mengatasi masalah keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah sebagai berikut: Klien
dengan penyakit kronis, penyakit langka atau baru, klien dengan penyakit
komplikasi, klien dengan penyakit akut dan klien dengan permasalahan
keperawatan yang belum terselesaikan. Meskipun Ronde Keperawatan
bukan suatu hal yang baru, namun di ruang Melati ronde keperawatan belum
dilalukan karena keterbatasan waktu tim medis lain.
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum :
Setelah diadakan ronde keperawatan perawat mampu mengatasi
masalah keperawatan klien.
1.1.2 Tujuan Khusus :
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu :
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien.
b. Memberikan tindakan yang berorientasi pada masalah keperawatan
klien.
c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.
e. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
f. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
g. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
h. Melaksanakan asuhan keperawatan.

1.2 Manfaat
1.2.1 Bagi Klien :
a. Membantu menyelesaikan masalah klien sehingga mempercepat
masa penyembuhan.
b. Memberikan perawatan secara profesional dan efektif kepada
pasien.
c. Memenuhi kebutuhan pasien.
1.2.2 Bagi Perawat :
a. Dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor
perawat.
b. Menjalin kerjasama tim.
c. Menciptakan komunitas keperawatan profesional.
1.2.3 Bagi rumah sakit :
Meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 RONDE KEPERAWATAN


2.1.1 Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat di samping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu, harus dilakukan oleh perawat primer
dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat associate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2016).
2.1.2 Tujuan Ronde
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah klien yang belum teratasi melalui
pendekatan berfikir kritis dan diskusi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu:
a. Menumbuhkan cara berfikir kritis dan sistematis dalam pemecahan
masalah keperawatan klien.
b. Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
c. Meningkatkan kemampuan menentukan dan memodifikasi
diagnosis keperawatan.
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
e. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
f. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

2.1.3 Manfaat
1. Masalah klien dapat teratasi.
2. Kebutuhan klien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas perawatan klien yang profesiona
4. Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan.
5. Perawat dapat melaksanakan model keperawatan dengan tepat
dan benar
2.1.4 Kriteria Klien
Klien yang dipilih untuk yang dilakukan ronde keperawatan adalah klien
yang memiliki kriteria sebagai berikut
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
2. Klien dengan kasus baru atau langka.

2.1.5 Peran Masing-Masing Anggota Tim


1. Peran Ketua tim dan perawat pelaksana
a. Menjelaskan data klien yang mendukung masalah klien.
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelaskan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
f. Menggali masalah-masalah klien yang belum terkaji
2.1.6 Alur Ronde Keperawatan

TAHAP PRA

RONDE
Ka

PenetapanPasien

PersiapanPasien :
Informed Concent
Hasil Pengkajian/
Validasi data

TAH Apa diagnosis keperawatan?


 Data apa yang mendukung?
 Penyajian Bagaimana intervensi yang sudah
Masalah dilakukan?

 Apa hambatan yang
ditemukan?

TAHAP RONDE
DI BED PASIEN Validasi data

TAHAP PASCA Diskusi Katim - pp, Karu,


RONDE dokter, ahli gizi

Lanjutan diskusi
di Nurse Station

Simpulan dan
rekomendasi solusi
masalah
2.1.7 Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Persyaratan administratif (informed consent, alat, dll).
b. Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
c. Persiapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Seluruh anggota tim ronde keperawatan mengikuti kegiatan
dari awal hingga akhir.
b. Seluruh anggota tim ronde keperawatan berperan aktif dalam kegiatan
ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat:
 Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
 Meningkatkan cara berfikir yang sistematis.
 Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
 Meningkatkan kemampuan menentukan dan memodifikasi
diagnosis keperawatan.
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berorientasi pada masalah klien.
BAB 3
RENCANA KEGIATAN

3.1 Kegiatan Ronde Keperawatan


3.1.1 Pelaksanaan
Topik: MDS+Bysitopeni
Sasaran : Klien Tn. N
Hari/tgl : Selasa, 10 Maret 2020
Waktu : Pukul 08.00 WIB
Tempat : Ruang Melati
Materi :
a. Asuhan Keperawatan pada Tn. N dengan diagnosa medis
MDS +Bysitopeni
b. Masalah-masalah keperawatan yang muncul pada Tn. N
dengan diagnosa medis MDS+Bysitopeni
c. Intervensi keperawatan pada Tn. N dengan diagnosa medis
MDS+ Bysitopeni
d. Catatan perkembangan pada Tn. N dengan diagnosa medis
MDS+ Bysitopeni
3.1.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan :
Konselor :

Dokter :
Ahli Gizi :
PP 1 :
PA 1 :
PP 2 :
PA 2 :
Supervisor :
Pembimbing :
3.1.3 Metode
Metode yang digunakan dalam ronde keperawatan adalah diskusi dan
Bed side teaching antar bidang profesi seperti perawat, perawat konselor,
dokter, atau ahli gizi. Materi yang didiskusikan adalah masalah-masalah
keperawatan maupun kolaboratif yang muncul pada klien.
3.1.4 Media
a. Materi yang disampaikan secara lisan
b. Dokumentasi klien (Rekam Medik)
c. Sarana diskusi :
1) Kertas dan ballpoint

3.1.5. Mekanisme Kegiatan

TAHAP KEGIATAN TEMPAT PELAKSANA WAKTU


Pra Pra Ronde
Ronde Ruang PP 1 Sehari
1. Menetapkan kasus dan
Melati sebelum
topik.
pelaksanaan
2. Menentukan tim ronde.
ronde
3. Menentukan literatur.
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan klien
6. Informed consent
kepada keluarga
7. Diskusi pelaksanaan

Ronde
Pembukaan
Nurse Kepala Ruangan
1. Salam pembuka 5 menit
Station
2. Memperkenalkan tim
ronde
3. Menyampaikan
identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan
ronde
Penyajian masalah
Nurse PP I
1. Memberi salam Station 10 menit
dan
memperkenalkan
klien dan keluarga
kepada tim ronde.
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan pasien.
3. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan
serta menetapkan
prioritas yang perlu
didiskusikan.

Validasi Data Nurse Konselor, Karu, 20 menit


Station PP, PA, Gizi,
1) Memvalidasi data
Dokter,
yang telah
Keluarga, klien
disampaikan.

Karu
2) Diskusi antar anggota
tim dan pasien tentang
masalah keperawatan
tersebut.

3) Pemberian justifikasi
oleh perawat primer
atau konselor atau
kepala ruangan
tentang masalah klien
serta rencana tindakan
yang akan dilakukan.

4) Menentukan
tindakan keperawatan
pada masalah prioritas
yang telah ditetapkan.

Pasca Nurse Karu, perawat


Pasca Ronde
Ronde Station konselor, 10 menit
1) Evaluasi dan
pembimbing
rekomendasi intervensi
keperawatan.
2) Penutup
BAB 4
RESUME PASIEN

Pengkajian tanggal : Senin, 07/3/2020 Jam : 09.00 WIB


MRS tanggal : Rabu, 26 Februari 2020 No.RM: 699427
Dx Masuk : MDS+Bisytopeni

A. IDENTITAS
a. Nama : Tn. N
b. No. RM : 699427
c. Umur/Tgl lahir : 13 Juni 1963
d. Jenis kelamin : Laki-Laki
e. Pendidikan : SMA
f. Alamat : Kademangan, Blitar
g. MRS : 26 Februari 2020
h. Asal Masuk : IGD RSUD Mardi Waluyo Blitar
i. Penanggung Jawab biaya : BPJS
j. Sumber informasi : Keluarga (Istri klien)
B. DIAGNOSA MEDIS
MDS+Bisytopeni
C. KELUHAN UTAMA
Linu-linu
D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluarga Klien mengatakan klien lemas 3 hari, nyeri pinggang, sulit
makan selama ± 6 bulan
E. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat penyakit batu ginjal
F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keluarga klien mengatakan
G. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda vital
S : 37 oC N : 84x/mnt TD: 100/70 mmHg RR: 19 x/mnt SpO2:
98% Kesadaran : Composmentis GCS: 4,5,6
b. Sistem Pernapasan (B1-Breath)
Klien tidak sesak nafas, RR: 20 x/menit, SpO2: 98%, retraksi dinding dada (-),
Pernafasan Cuping Hidung (-), Suara nafas tambahan: tidak ada suara nafas
tambahan, Rochi(-), Whezing (-)
c. Sistem Kardiovaskular (B2-Blood)
Irama jantung regular, S1 dan S2 tunggal, nyeri pada dada (-), bunyi jantung
vesikuler, CRT < 2 detik, akral hangat, cyanosis (-).
d. Sistem Persyarafan (B3-Brain)
Kesadaran compos mentis, GCS : 4-5-6, pupil isokor, tidak ada gangguan
pendengaran, tidak ada gangguan penciuman
e. Sistem Perkemihan (B4-Bladder)
BAK spontan, tidak ada pembesaran pada kandung kemih, tidak terasa nyeri jika
ditekan, Minum ±600cc/hr. Ganti Pampers 2x/hari
f. Sistem Pencernaan (B5-Bowel)
TB: 165 cm, BB: 47 Kg, Nafsu makan pasien menurun, pasien hanya
mengkonsumsi susu coklat 6x200cc/hari, mulut kotor, mukosa kering, kesulitan
menelan (+), Mual (+), Muntah (-) BAB ±3 hari sekali konsistensi agak keras,
warna kuning kecoklatan, mata cowong
Masalah keperawatan : Konstipasi
g. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6-Bone)
Pergerakan sendi bebas, turgor <2 detik, warna kulit normal dan tidak ada oedema.
Kelainan tulang belakang (+), fraktur (-), kompartemen sindrom (-)
Kekuatan otot 3 3
0 0
No. Item yang dinilai Skor Nilai
1. Makan (Feeding) 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong,
1
mengoles mentega dll.
2 = Mandiri
2. Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lain
0
1 = Mandiri
3. Perawatan 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
diri (Grooming) 1 = Mandiri dalam perawatan muka, 0
rambut, gigi, dan bercukur
4. Berpakaian (Dressing) 0 = Tergantung orang lain
1 = Sebagian dibantu (misal
0
mengancing baju)
2 = Mandiri
5. Buang air 0 = Inkontinensia atau pakai kateter
kecil (Bowel) dan tidak terkontrol
1 = Kadang Inkontinensia (maks,
2
1x24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih
dari 7 hari)
6. Buang 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau
air besar (Bladder) perlu enema)
1 = Kadang Inkontensia (sekali 1
seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
0
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk
(2 orang) 0
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)
1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu
0
orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan
alat bantu seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat
0
bantu)
2 = Mandiri
Jumlah :4
Interpretasi hasil :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan Ringan
9-11 : Ketergantungan Sedang
5-8 : Ketergantungan Berat
0-4 : Ketergantungan Total
Masalah keperawatan : Gangguan Mobilitas Fisik
h. Sistem Endokrin
pembesaran kelerjar tyroid (-)
i. Personal Hygiene
Diseka± 2 kali sehari, mulut kotor, klien ganti baju 2 hari 1x
j. Psiko-sosio –Spiritual
Keluarga klien mengatakan klien meiliki hubungan baik dengan keluarganya dan
klien tetap melakukan ibadah sholat.

Tgl Jenis Hasil


Pemeriksaan Paraf
(X-Ray, USG,
CT Scan, MRI,
ECG, dll)
06/03 Foto thorax Kesimpulan: Mengesankan suatu HHD disertai early lung
/2020 edema dan efusi pleura kanan minimal
Aortosclerosis
Nodular infiltrate pada paru kanan dapat merupakan suatu
proses metastasis DD alveolar edema
Multiple lytic lesions pada sistema tulang tersebut diatas
dapat merupakan suatu bone malignancy

Terapi :
Infus : Aminofluid + Kn 3 B
Injeksi:
STOP
Ceftriaxone 2x1
Novaldo 3x1
Ferosemid 40 mg
Farbiven 3x1
Ketorolac 3x1
Ranitidine 2x1
HASIL LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK

No. Laboratorium : 20003124 Tgl Periksa : 08-03-2020 09.31


Nama Pasien : Tn Noto S
Jenis Kelamin : Laki-Laki Tgl Selesai : 08-03-2020 14.00
No.Reg / No.RM 699427
Alamat Pasien : Kademangan Ruang : Melati
Diagnosa : MDS+Bisitopeni Instansi : BPJS
Anemia

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN METODE


HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Hemoglobin 9,5 g/dL 10.9 - 15.5
Jumlah Eritrosit 4.59 106/uL 3.80 - 5.20
Hematokrit 40.5 % 35.0 - 47.0
Jumlah Lekosit 4.570 /uL 4.400 - 11.300
MCV 87.3 fL 80.0 - 100
MCH 30.3 Pg 28.0 - 34.0
MCHC 34,9 g/L 32.0 - 36.0
Hitung Jenis
Jumlah Trombosit 16.000 /uL 150.000 - 440.000
Kimia Darah
Abumin 3,78 g/dL 3,8-5.1
ANALISIS DATA

Hari / Tgl /
Data Etiologi Masalah
Jam
Sabtu , 07 DS : klien mengatakan nyeri Masalah Nyeri kronis
Maret 2020 pada punggung muskuloskeletal
P : low back pain
Q: nyeri seperti
Kontraksi
tertusuk-tusuk
punggung
R: punggung
S: 5
T: hilang timbul, nyeri Terdesaknya otot
bertambah saat paravertebrata
bergerak tulang belakang
DO:
- Keadaan umun: lemah Guncangan
vertikal
- Kesadaran composmentis
- GCS 4 5 6, CRT <2detik
Terjadi perubahan
- Klien tampak meringis struktur dengan
susunan atas
- Gelisah
fibriventrilako dan
matrigelatinus

HNP

Penekanan akar
saraf ketika keluar
dari kanalis
spinalis

Low back pain

Nyeri
Sabtu , 07 DS : klien mengatakan sulit Gangguan Mobilitas
Maret 2020 menggerakkan badan karena Low Back Pain Fisik
nyeri
DO:
- Keadaan umum : Kelemahan otot
lemah, GCS 4 5 6
Kesadaran: Gangguan
Composmentis mobilitas fisik
- Klien bed rest
- Punggung terasa sakit
saat bergerak
- Kekuatan otot
3 3
0 0
 Ketergantungan Total

Sabtu , 07 DS : klien mengatakan sulit Defisit Perawatan


Maret 2020 menggerakkan badan karena Perubahan status Diri
nyeri kesehatan
DO:
- Keadaan umum :
lemah, GCS 4 5 6 Kelemahan otot
- Kesadaran:
Composmentis Ketidakmampuan
- Pasien bed rest melakukan
- Rambut tampak kusut aktivitas
- Kulit lengket
- Bibir tampak kering
Defisit perawatan
- Nafas berbau
diri
- Gigi tampak kuning
dan kotor
 Ketergantungan Total
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf ditandai dengan keluhan nyeri,
tampak meringis
2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kelemahan
otot
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan tingkat
ketergantungan total
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. N


Umur : 57 Tahun
No. Register : 699427
Diagnosa
No. Luaran Utama dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
D.0077 Nyeri Kronis L.08066 MANAJEMEN NYERI
b.d agen Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
pencedera 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
fisik, agen menurun dengan kualitas, intensitas nyeri.
pencedera Kriteria Hasil: - Identifikasi skala nyeri
biologis  Keluhan nyeri (5) - Identifikasi respons nyeri non verbal
 Meringis (5) - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
 Sikap protektif (5) nyeri
 Gelisah (5) - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Kesulitan tidur (5) - Monitor keberhasilan terapi yang sudah diberikan
 Frekuensi nadi (5) - Monitor efek samping penggunaan obat-obatan

Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi dalam memberikan terapi medis, pengaturan
posisi dan terapi relaksasi

D.0022 Gangguan L.05042 DUKUNGAN MOBILISASI


Mobilitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Fisik b.d. 3x24 jam diharapkan mobilitas fisik - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
nyeri, meningkat dengan - Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
kekakuan Kriteria Hasil: - Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
sendi  Pergerakan ekstremitas (5)
 Kekuatan otot (5) Terapeutik
 Rentang gerak (ROM) (5) - Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis.
 Gerakan terbatas (5) pagar tempat tidur)
 Kelemahan fisik (5) - Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan

Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis.
duduk ditempat tidur)

Kolaborasi
- Dukungan ambulasi
- Terapi aktivitas
- Terapi pemijatan
- Terapi relaksasi otot progresif
- Pencegahan jatuh
- Edukasi teknik transfer dan ambulasi
- Dukungan perawatan diri
- Pencegahan luka tekan

D.0109 Defisit L.11103 DUKUNGAN PERAWATAN DIRI


Perawatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Observasi
Diri b.d 3x24 jam diharapkan perawatan diri - Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
kelemahan meningkat dengan - Monitor tingkat kemandirian
Kriteria Hasil: - Identifikasi kemampuan kebersihan diri, berpakaian,
 Kemampuan mandi (5) berhias, dan makan
 Kemampuan mengenakan Terapeutik
pakaian (5) - Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. suasana
 Kemampuan makan (5) hangat, rileks, privasi)
 Kemampuan ke toilet - Fasilitasi kemandirian, anjurkan keluarga untuk bantu
(BAK/BAB) (5) jika tidak mampu melakukan perawatan diri
 Minat melakukan perawatan - Jadwalkan rutinitas perawatan diri
diri (5) Edukasi
- Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. N
Umur : 57 tahun
No. Register : 699427
TANGGAL/JAM NO DIAGNOSA
TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Sabtu, 7 Maret D.0077 1. Melakukan BHSP dengan cara 5S (senyum, salam, sapa, S : Pasien mengatakan nyeri
2020 sopan, santun) pinggang
10.00 WIB 2. Mengukur TTV berupa tekanan darah, nadi, respirasi, P : low back pain
GCS, dan CRT Q : Nyeri seperti ditusuk
3. Mengidentifikasi tingkat nyeri pasien dengan metode R : Punggung
PQRST dan tanda-tanda infeksi S : Skala 5
4. Memberikan Teknik non farmakologis untuk mengurangi T : Nyeri hilang timbul
nyeri dengan : - Nyeri meningkat saat
- Melatih pasien relaksasi napas dalam, inspirasi dari digunakan beraktivitas
hidung dihembuskan dari mulut selama pasien merasa O:
nyeri. - k/u : lemah, GCS : 456
5. Mengontrol situasi yang memperberat nyeri, dengan - kesadaran : compos mentis
meminimalisisr suara gaduh, memberikan pencahayaan - CRT <2 detik
ruangan yang disukai pasien dan membuka jendela untuk - TD : 100/70 mmHg
melancarkan sirkulasi. - Nadi : 84 x/menit
6. Melakukan KIE nyeri dan tujuan tindakan serta strategi - Suhu : 37,oC
non farmakologis - RR : 19 x/menit
7. Melakukan kolaborasi pemberian medikasi analgetik - Pasien tampak meringis
- IVFD Aminofluid : KAEN 3B 1:1 10 tpm - Pasien tampak gelisah
- Injeksi Ceftriaxone 2x1 - Skala nyeri 5
- Injeksi Novaldo 3x1 A : Nyeri Kronis
- Injeksi Furosemide 40 mg P : Lanjutkan intervensi
- Injeksi Farbivent 3x1 1. Mengukur TTV
- Injeksi Ketorolac 3x1 2. Identifikasi nyeri dengan
- Injeksi Ranitidine 2x1 PQRST
3. Berikan Teknik non
farmakologis (relaksasi
napas dalam)
4. Kolaborasi dengan medis :
Injeksi Furosemide 40 mg
Injeksi Farbivent 3x1
Injeksi Ketorolac 3x1
Injeksi Ranitidine 2x1

Sabtu, 7 Maret D.0022 1. Melakukan BHSP dengan 5S (senyum salam sapa sopan S : Pasien mengatakan sulit
2020 santun) menggerakkan badan karena
10.00 WIB 2. Mengukur TTV (TD, N, S, RR) nyeri
3. Mengidentifikasi hambatan mobilisasi
4. Mengidentifikasi toleransi dalam melakukan aktivitas O:
5. Memfasilitasi mobilisasi pasien dengan dibantu oleh - k/u : lemah, GCS : 456
perawat dan keluarga pasien - kesadaran : compos mentis
6. Mengajak keluarga pasien untuk membantu pasien dalam - TD : 110/70 mmHg -
meningkatkan pergerakan pasien. Nadi : 84 x/menit
7. Memberikan KIE tentang tindakan mobilisasi kepada - Suhu : 36,6oC
psien dan keluarga pasien - RR : 19 x/menit
8. Berkolaborasi dengan terapis untuk melakukan - Pasien bedrest
fisioterapis - Punggung terasa sakit saat
bergerak
- Tingkat ketergantungan
pasien total
- Kekuatan otot
333 3
00 0 0

- Dilakukan fisioterapi
setiap pagi selama 15-30
menit
A : Gangguan Mobilitas Fisik
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengukur tanda-tanda
vital
2. Identifikasi toleransi
melakukan aktivitas
3. Melakukan kolaborasi
dengan terapis untuk
melakukan fisioterapi
lanjutan
4. Menganjurkan keluarga
pasien untuk mobilisasi
sederhana

Sabtu, 7 Maret D.0109 1. Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri S : -


2020 sesuai usia O:
10.00 WIB 2. Memonitor tingkat kemandirian - Keadaan umum : lemah,
3. Mengidentifikasi kemampuan kebersihan diri, - GCS 4 5 6
berpakaian, berhias, dan makan
- Kesadaran:
4. Menyediakan lingkungan yang terapeutik (mis. suasana
hangat, rileks, privasi) Composmentis
5. Memfasilitasi kemandirian, anjurkan keluarga untuk - Pasien bed rest
bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri - ADL pasien sehari-hari
6. Menganjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten dibantu sepenuhnya
sesuai kemampuan - Rambut tampak kusut
- Kulit lengket
- Bibir tampak kering
- Nafas berbau
- Gigi tampak kuning dan
kotor
- Ketergantungan Total
A : Defisit Perawatan Diri
P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor tingkat
kemandirian pasien
2. Fasilitasi kemandirian
dengan melibatkan
keluarga dalam
melakukan perawatan diri
3. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan

Anda mungkin juga menyukai