Bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian meliputi gambaran umum tempat
penelitian, karakteristik dasar/data demografi sampel, dan hasil penelitian yang relevan
RSUD Bangil merupakan rumah sakit dengan tipe B yang telah terakreditasi
paripurna yang dimiliki oleh pemerintah kabupaten Pasuruan. Rumah sakit ini berada
di Jalan raya Raci Bangil Kabupaten Pasuruan. RSUD Bangil berdiri diatas lahan
seluas 7,8 ha yang saat ini baru memanfaatkan lahan seluas 4 ha dengan penggunaan
lahan untuk kegiatan pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat serta pelayanan
tanda-tanda vital khususnya tekanan darah, pemberian nutrisi enteral dan parenteral,
pemeriksaan laboratorium dan radiografi khususnya MRI. Terdiri dari Ruang Krisan
A untuk pasien laki-laki dan Krisan B untuk pasien perempuan. Pada Krisan A
Penyakit terbanyak yang dirawat di ruang Krisan adalah stroke dengan rata-rata
perbulan 30 hingga 40 pasien. Jumlah tenaga perawat adalah 12 orang dengan tenaga
pembagian perhari yaitu pagi 4 perawat, sore 3 perawat, malam 3 perawat dan libur 1
60
61
perawat. Ketenagaan di ruang Krisan juga didukung oleh 1 orang administrasi dan 1
40
35
30 25
25 Laki-laki
20 13
Perempuan
15
10
5
0
Laki-laki Perempuan
data tentang jenis kelamin dengan jumlah sebagian besar adalah laki-laki yaitu 25
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Stroke berdasarkan Usia di Ruang Krisan
RSUD Bangil, periode10 Januari - 7 Februari 2019
55,50 tahun, dengan Standar Deviasi 4,317. Usia termuda 48 tahun dan usia tertua 65
tahun.
62
100%
TIDAK SEKOLAH
80%
55% SD
60%
SMP
40% 26% SMA/SMK
18%
20% DIPLOMA/SARJANA
0 0
0%
Tingkat Pendidikan
N %
Penatalaksanaan
38 100%
Golden Period
Kurang Baik 19 50%
Baik 19 50%
Sumber : Lembar Observasi Penelitian Januari-Februari 2019
63
jumlahnya sama antara penatalaksanaan yang kurang baik dengan yang baik yaitu 19
orang (50%).
N %
Derajat Keparahan 38 100%
Ringan 10 26%
Sedang 24 63%
Berat 4 11%
Sumber : Lembar Observasi Penelitian Januari - Februari 2019
Derajat Keparahan
DN Ringan DN Sedang DN Berat Total
Penatalaks anaan Kurang Baik Count 1 15 3 19
GP % within
5.3% 78.9% 15.8% 100.0%
Penatalaks anaan GP
Baik Count 9 9 1 19
% within
47.4% 47.4% 5.3% 100.0%
Penatalaks anaan GP
Total Count 10 24 4 38
% within
26.3% 63.2% 10.5% 100.0%
Penatalaks anaan GP
Penatalaksanaan Derajat
GP Keparahan
N 38 38
N 38 38
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa hasil uji Spearment Rank-Order
responden dengan stroke didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,004 yang berarti lebih
kecil dari nilai alpha yaitu 0,05sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya bahwa ada
period dengan derajat keparahan pada responden stroke. Berdasarkan hasil uji korelasi
( r ) pada penelitian diperoleh -4,61 hal ini menunjukkan adanya korelasi antara
penatalaksanaan golden period dengan derajat keparahan pada pasien stroke. Semakin
baik penatalaksanaan golden period maka semakin rendah derajat keparahan pada
pasien stroke.
65
RSUD Bangil
penatalaksanaan golden period yang baik. Skor penatalaksanaan golden period yang
mengalami serangan stroke dan segera membawa penderita ke tenaga kesehatan paling
lambat 3 jam. Tetapi ada beberapa responden dengan membawa penderita ke tenaga
medis sebelum 3 jam saja diberi nilai 2 karena dalam penelitian ini yang diperhatikan
adalah waktu. Dengan berpegang pada filosofi yang ada yaitu time is brain dan the
golden hour. Sementara itu 19 responden lain atau 50% hasil penatalaksanaan golden
period kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan keluarga
yang paling banyak dalam penelitian ini adalah SD berjumlah 21 responden (55%).
masyarakat bahwa stroke merupakan keadaan gawat darurat. Seperti teori yang
dikemukakan Rahmania, 2016 bahwa pada saat terjadinya serangan stroke, keluarga
pasien stroke. Responden dengan tingkat pendidikan yang rendah akan berpengaruh
pada penatalaksanaan awal stroke yang dilakukan oleh keluarga pasien, disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan tentang gejala awal stroke. Sementara responden dengan
tingkat pendidikan yang tinggi semestinya pengetahuan tentang stroke lebih baik yang
utama (golden period) penolongan pertama pada pasien stroke. Ia mengatakan 3 jam
pertama saat seseorang mengalami stroke merupakan golden period pasien stroke harus
dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama. Waktu ini akan
dipergunakan untuk mengoreksi sumbatan yang terjadi di otak. Dengan demikian perlu
penanganan yang secepat mungkin untuk menurunkan angka cacat fisik akibat stroke.
Mubarak et al, (2015) menambahkan intervensi pada pasien stroke iskemik yang bisa
dilakukan oleh keluarga dirumah saat anggota keluarganya mengalami serangan stroke
yaitu dengan menganjurkan untuk tirah baring karena diharapkan dapat mencegah
Bangil
Hasil penelitian ini adalah pasien stroke di ruang Krisan terbanyak dengan
derajat keparahan sedang yaitu 63%. Selain itu rata-rata derajat keparahan responden
adalah 1,84 yang berarti rata-rata responden memiliki derajat keparahan sedang dengan
golden period yang baik khususnya responden dengan penanganan medis kurang dari
kurang umumnya nilai derajat keparahan tinggi. Hal ini terjadi karena responden
mendapat penanganan medis yang telat, maka semakin lama penanganan medis yang
dilakukan akan berpengaruh juga pada keluasan derajat keparahan yang terjadi.
disabitas dan penurunan kualitas hidup. Defisit neurologis yang terjadi mengenai
kognisi dan afek. Oleh karena heterogenisitas dari gejala stroke dan keparahannya,
terdapat kemungkinan kategori pengukuran keluaran stroke, salah satunya adalah skor
sebesar 0,004 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Sehingga ada hubungan yang bermakna
oleh nilai penatalaksanaan golden period dan semakin nilai penatalaksanaan golden
period tinggi semakin rendah pula derajat keparahan pada pasien pasien stroke.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Soedirman pada tahun 2015 menunjukkan
bahwa waktu pasien sampai ke rumah sakit adalah >3 jam dengan persentase 56,7%,
68
rata-rata kerusakan neurologis pasien stroke adalah 70% dengan p value 0,042.
Sehingga menunjukkan bahwa penatalaksanaan golden hour pada saat serangan stroke
mengungkapkan waktu utama (golden period) penolongan pertama pada pasien stroke.
period pasien stroke harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan
pertama. Waktu ini akan dipergunakan untuk mengoreksi sumbatan yang terjadi di
otak. Gunawan, (2016) dalam viva.co.id, (2016) juga menekankan bahwa stroke sangat
erat dengan waktu. Semakin cepat ditangani, akan semakin kecil kerusakan pada otak
2015:6 intervensi pada pasien stroke iskemik yang bisa dilakukan oleh keluarga
Saat seseorang terkena stroke iskemik maka suplai darah ke area otak terhalang
lemak di lapisan pembuluh darah. Sebagian dari timbunan ini bisa memblokir aliran
darah di otak akibatnya sel-sel otak akan mati dan menyebabkan kelumpuhan
permanen hingga kematian. Pengenalan cepat dan reaksi terhadap tanda-tanda stroke
seperti wajah, lengan, dan kaki dari salah satu sisi tubuh mengalami kelemahan dan
atau kaku atau mati rasa, kesulitan berbicara harus segera disadari. Maka dari itu golden
period berperan penting dalam tingkat perbaikan dan kesembuhan pasien agar
69
terhindar dari serangan stroke berat. Semakin cepat ditangani, akan semakin kecil
kerusakan pada otak yang terjadi dan kemungkinan dapat mengurangi disabilitas atau
kecacatan.