KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN ANGGOTA KELUARGA DENGAN PPOK
DI RT 2 RW 6 KELURAHAN DINOYO
2. Struktur Keluarga
5. Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan
oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam
suatu sistem (Kozier, 1995). Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
akan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari
tugas kesehatan keluarga.
Berikut ini tugas keluarga menurut Friedman (1998),
adalah sebagai berikut: mengenal masalah kesehatan; keluarga
mampu mengidentifikasi masalah-masalah dalam keluarga.
Fungsi keluarga membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat, yaitu keluarga mampu membuat keputusan dan
merencanakan tindakan keperawatan keluarga, dalam
melakukan perawatan keluarga yakni keluarga mampu merawat
anggota keluarga sebelum anggota keluarga membawa anggota
keluarga ke tempat pelayanan kesehatan. Keluarga juga mampu
mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,
untuk kelangsungan hidup anggota keluarga, serta tetap
mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas
kesehatan masyarakat. Keluarga akan menggunakan fasilitas
kesehatan sesuai dengan kemampuan keluarga.
6. Kemampuan Keluarga
Perilaku manusia sangat kompleks yang terdiri dari 3
domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor (Bloom, 1956
dalam Potter dan Perry, 2005). Ketiga domain tersebut lebih
dikenal pengetahuan, sikap dan praktik. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting karena
digunakan untuk menerima informasi baru dan mengingat
informasi tersebut.
Saat keluarga diberikan informasi baru, maka keluarga
tersebut akan
membentuk tindakan keluarga yang merujuk pada pikiran rasional,
mempelajari fakta, mengambil keputusan dan mengembangkan
pikiran (Craven, 2006)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan
anak lain juga harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam
keluarga maupun dengan masyarakat.
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with
children).
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah )
dan berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini
biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga
sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak
memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai
aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga.
a) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi
kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Tugas perkembangan
a) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung
jawab.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan
orang tua. Hindari perdebatan,kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab.
Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja
6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
(launching center family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.
Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau
tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua.
Tugas perkembangan
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tugas perkembangan
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat.
5. Melakukan life review.
Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan
tugas utama keluarga pada tahap ini.
1. Bronchitis Kronis
a. Definisi
b. Etiologi
Terdapat 3 jenis penyebab bronchitis yaitu:
2) Alergi
c. Manifestasi klinis
2. Emfisema
a. Definisi
b. Etiologi
1) Dispnea
2) Takipnea
3) Inspeksi : barrel chest, penggunaan otot bantu pernapasan
4) Perkusi : hiperresonan, penurunan fremitus pada seluruh
bidang paru
5) Auskultasi bunyi napas : krekles, ronchi, perpanjangan
ekspirasi
6) Hipoksemia
7) Hiperkapnia
8) Anoreksia
9) Penurunan BB
10)Kelemahan
3. Asthma Bronchiale
a. Definisi
b. Etiologi
5) Dispnea
6) Permulaan serangan terdapat sensasi kontriksi dada (dada
terasa berat),
7) wheezing,
8) batuk non produktif
9) takikardi
10) takipnea
C. ETIOLOGI
1. asap rokok
a. perokok aktif
b. perokok pasif
2. polusi udara
D. PATOFISIOLOGI
1. Pemeriksaan radiologi
3. Pemeriksaan EKG
Kelainan yang paling dini adalah rotasi clock wise jantung. Bila
sudah terdapat kor pulmonal terdapat deviasi aksis kekanan dan
P pulmonal pada hantaran II, III, dan aVF. Voltase QRS rendah
Di V1 rasio R/S lebih dari 1 dan V6 rasio R/S kurang dari
1. Sering terdapat RBBB inkomplet.
G. KOMPLIKASI
1) Hipoxemia
Hipoxemia didefinisikan sebagai penurunan nilai PaO2
kurang dari 55 mmHg, dengan nilai saturasi Oksigen
<85%. Pada awalnya klien akan mengalami perubahan mood,
penurunan konsentrasi dan pelupa. Pada tahap lanjut timbul
cyanosis.
2) Asidosis Respiratory
3) Infeksi Respiratory
4) Gagal jantung
Terutama kor-pulmonal (gagal jantung kanan akibat penyakit
paru), harus diobservasi terutama pada klien dengan dyspnea
berat. Komplikasi ini sering kali berhubungan dengan
bronchitis kronis, tetapi klien dengan emfisema berat juga
dapat mengalami masalah ini.
5) Cardiac Disritmia
6) Status Asmatikus
H. PENATALAKSANAAN
5. Pengobatan simtomatik.
c. Fisioterapi
5. Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik
6. Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal napas
tipe II dengan PaO2 (7,3Pa (55 MMHg)
A. PENGKAJIAN
Gejala :
Tanda :
· Keletihan
· Gelisah, insomnia
2. Sirkulasi
Tanda :
3. Integritas Ego
Gejala :
Tanda :
4. Makanan/ cairan
Gejala :
· Mual/muntah
Tanda :
· Edema dependen
· Berkeringat
5. Hyegene
Gejala :
Tanda :
6. Pernafasan
Gejala :
· Nafas pendek (timbul tersembunyi dengan dispnea
sebagai gejala menonjol pada emfisema) khususnya pada
kerja; cuaca atau episode berulangnyasulit nafas (asma); rasa
dada tertekan,m ketidakmampuan untuk bernafas(asma)
Tanda :
7. Keamanan
Gejala :
· Adanya/berulang infeksi
· Kemerahan/berkeringat (asma)
8. Seksualitas
Gejala :
· penurunan libido
9. Interaksi Sosial
Gejala :
Tanda :
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Behrman, 2002. Ilmu Kesehatan Anak NELSON. Vol. II. Ed. 15. Jakarta:
EGC
Hamrui, 2009. Faktor-Faktor Yang Mendukung Kebiasaan Makan-
MakananKariogenik Dengan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
Prasekolah.
Harris and Christen, 1995. Karies Gigi Pada Anak. Jakarta:EGC
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta : EGC