Anda di halaman 1dari 9

RESUME KONSEP DASAR KELUARGA

Disusu noleh:

Faidatus Sa’adah (G2A017155)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020
A. Pengertian dan sifat keluarga
Keluarga didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal dalam satu
rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan/hubungan darah karena
perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak yang belum menikah disebut keluarga batih. Sebagai unit pergaulan
terkecil yang hidup dalam masyarakat, keluarga batih mempunyai peranan-
peranan tertentu, yaitu (Soerjono, 2004: 23):
a) Keluarga batih berperan sebagi pelindung bagi pribadi-pribadi yang menjadi
anggota, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut.
b) Keluarga batih merupakan unit sosial-ekonomis yang secara materil memenuhi
kebutuhan anggotanya.
c) Keluarga batih menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup.
d) Keluarga batih merupakan wadah dimana manusia mengalami proses sosialisasi
awal, yakni suatu proses dimana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-
kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Mac Iver and Page
(Khairuddin, 1985: 12), yaitu:

a) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.


b) Susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan perkawinan yang
sengaja dibentuk dan dipelihara.
c) Suatu sistim tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
d) Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok
yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi
yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.

Hubungan keluarga merupakan suatu ikatan dalam keluarga yang terbentuk melalui
masyarakat. Ada tiga jenis hubungan keluarga yang dikemukakan oleh RobertR. Bell
(Ihromi, 2004: 91), yaitu:
a) Kerabat dekat (conventional kin) yaitu terdiri dari individu yang terikat dalam
keluarga melalui hubungan darah, adopsi dan atau perkawinan, seperti suami istri,
orang tua-anak, dan antar-saudara (siblings).
b) Kerabat dekaKerabat jauh (Orang yangb)discretionary kin) yaitu terdiri dari individu
yang terikat dalam keluarga melalui hubungan darah, adopsi dan atau perkawinan,
tetapi ikatan keluarganya lebih lemah daripada keluarga dekat. Anggota kerabat jauh
kadang-kadang tidak menyadari adanya hubungan keluarga tersebut. Hubungan yang
terjadi di antara mereka biasanya karena kepentingan pribadi dan bukan karena
adanya kewajiban sebagai anggota keluarga. Biasanya mereka terdiri atas paman dan
bibi, keponakan dan sepupu.
c) dianggap kerabat (fictive kin) yaitu seseorang dianggap anggota kerabat karena ada
hubungan yang khusus, misalnya hubungan antar teman akrab.
B. Struktur dan peran keluarga
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
1) Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi
seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.
2) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarga.
Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual
3) Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah
positif.
C. Fungsi keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk
mencapai 11tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota
keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan
sumber dari internal maupun eksternal. Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan
pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota
keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan
konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang. Tujuan
yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas
dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik
dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
1) Fungsi afektif dan koping Keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan
saat terjadi stress.
2) Fungsi sosialisasi Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,
sikap, dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan
petunjuk dalam pemecahan masalah.
3) Fungsi reproduksi Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak
dan meneruskan keturunan.
4) Fungsi ekonomi Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya
dan kepentingan di masyarakat
5) Fungsi fisik Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:

1) Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam


menyampaikan pendapat (demokrasi)
2) Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
3) Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan
kebenaran (honesty and authenticity)
4) Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
5) Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
6) Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
7) Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
8) Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)

Fungsi perawatan kesehatan merupakan hal yang penting dalam pengkajian


keluarga. Keluarga merupakan perspektif dasar dalam masyarakat dimana
perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan.
Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara
bersama-sama merawat anggota keluarga yang sakit. Perbaikan dan pemeliharaan
kesehatan berlangsung terutama melalui komitmen dan modifikasi lingkungan serta
gaya hidup pribadi, hal ini semakin memperkuat peran pokok keluarga dalam
melaksanakan tanggungjawab terhadap kesehatan para anggotanya. Model keperawatan
kesehatan yang diberikan pada keluargapun seharusnya diubah, penyuluhan
dan konseling untuk perawatan diri keluarga merupakan tujuan utama dari
praktik keperawatan keluarga (Nita, 2008)
Contoh table Hubungan pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan keluarga
dengan status gizi balita :

Pelaksanaan Status gizi balita


Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Total P value
fungsi
n % N % n % N %
perawatan
kesehatan
keluarga
Kurang 7 18,4 11 28,9 20 52,6 38 100 0,014
Baik 2 4,5 7 15,9 35 79,5 44 100
Total 9 11,0 8 22,0 35 67,1 82 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 44 orang responden yang melakukan
pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan baik memiliki status gizi
balita yang buruk sebanyak 2 orang (4,5%) dan gizi kurang sebanyak 7 orang
(15,9%) dan gizi baik sebanyak 35 orang (79,5%). Sedangkan dari 38 orang responden
yang melakukan pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan keluarga yang kurang
memiliki balita dengan status gizi buruk sebanyak 7 orang (18,4%), gizi kurang
sebanyak 11 orang (28,9%) dan gizi baik sebanyak 20 orang (52,6%). Hasil uji
statistik dengan Kolmogorof-smirnovmenunjukkan ada hubungan pelaksanaan fungsi
perawatan kesehatan keluarga dengan status gizi balita (p value 0,014).

D. Tumbang keluarga
Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model tahap kehidupan keluarga
yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari
hubungan keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar dan perkembangan
anggota keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi,
perubahan dan tugas yang diperlukan untuk perkembangan keluarga.
Didalam keluarga juga terdapat perkembangan dengan Tahapan perkembangan
(Spradley):
1) Pasangan baru (keluarga baru)
a) Membina hubungan dan kepuasan bersama
b) Menetapkan tujuan bersama
c) Mengembangkan keakraban
d) Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok social
e) Diskusi tentang anak yang diharapkan
2) Child bearing (menanti kelahiran)
a) Persiapan untuk bayi
b) Role masing-masing dan tanggung jawab
c) Persiapan biaya
d) Adaptasi dengan pola hubungan seksual
e) Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
3) Keluarga dengan anak pra-remaja
a) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
b) Merencanakan kelahiran anak kemudian
c) Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
4) Keluarga dengan anak sekolah
a) Menyediakan aktivitas untuk anak
b) Biaya yang diperlukan semakin meningkat
c) Kerjasama dengan penyelenggara kerja
d) Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
e) Sistem komunikasi keluarga
5) Keluarga dengan anak remaja
a) Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
b) Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
c) Mencegah adanya gap komunikasi
d) Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
6) Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
a) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
b) Penataan kembali tanggung jawab antar anak
c) Kembali suasana suami istri
d) Mempertahankan komunikasi terbuka
e) Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
7) Keluarga dengan usia pertengahan
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
c) Keakraban pasangan
d) Mempertahankan kontak dengan anak
e) Partisipasi aktivitas social
8) Keluarga dengan usia lanjut
a) Persiapan dan menghadapi masa pension
b) Kesadaran untuk saling merawat
c) Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
d) Pertahankan kontak dengan anak cucu
e) Menemukan arti hidup
f) Mempertahankan kontak dengan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.uny.ac.id/8578/3/BAB%202%20-%2008413241010.pdf

Rahayu,G (2016). http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-


RAHAYU_GININTASASI/MAKALAH_KELUARGA.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/184795-ID-hubungan-pelaksanaan-fungsi-
perawatan-ke.pdf

Inna,N,M (2010). Asuhan keperawatan keluarga, fakultas ilmu kesehatan UMP


http://repository.ump.ac.id/5782/3/INNA%20NADZIROTUL%20M%20BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai