TINJAUAN PUSTAKA
A.
1. Definisi Keluarga
Departemen Kesehatan RI mendefinisikan bahwa keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis, seorang lakilaki dan seorang perempuan yang tidak sendirian atau dengan anakanak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah
rumah tangga (Suwarno, 2004).
2. Bentuk-Bentuk Keluarga
Menurut Effendy (2008) bentuk atau tipe keluarga terdiri dari:
a. Keluarga inti (nuclear family),adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga inti ditambah
dengan
sanak
2) Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan
posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat,
misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
3) Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah perilaku orang lain ke arah positif.
4) Struktur Nilai Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga
dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut
masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan untuk menyelesaikan masalah (Taufik, 2008).
b. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2002) adalah:
1) Fungsi Afektif dan Koping
Keluarga
memberikan
kenyamanan
emosional
anggota
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap,
dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberi
petunjuk dalam pemecahan masalah.
3) Fungsi Reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan
meneruskan keturunan.
4) Fungsi Ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan di masyarakat.
5) Fungsi Fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan
istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit (Taufik, 2008).
Sedangkan fungsi keluarga menurut Allender (1998), adalah
sejumlah hal di bawah ini:
1) Affection
a) Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan.
b) Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual
c) Menambah anggota baru.
2) Security and Acceptance
a) Mempertahankan kebutuhan fisik.
b) Menerima individu sebagai anggota.
11
Peranan keluarga
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga terkait dengan
posisi atau status, yaitu sebagai berikut :
a. Peranan ayah-suami
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pengambil keputusan, tukang perbaiki
rumah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
12
sosialnya
dari
peranan yang
dimiliki
oleh
kakek-nenek adalah:
hanya
hadir
dalam
keluarga,
menjadi
hakim
13
adalah
sekelompok
reaksi
psikotik
yang
suatu
penyakit
otak
persisten
dan
serius
yang
penyakit
ini
secara
bertahap
akan
menuju
kearah
16
lingkungan
juga
berpotensi
memberikan
kontribusi
pada
a.
17
Teori
biokimia
menunjukan
peningkatan
kadar
dopamin
pada psikosis
Dinamika keluarga
Teori sistem keluarga menggambarkan suatu perkembangan
skizofrenia seiring dengan sistem disfungsi keluarga. Konflik antarpasangan muncul apabila hanya ayah/ibu yang dekat pada anak.
Perhatian pada anak dapat mengalihkan fokus cemas pada keluarga,
dan hasilnya kondisi menjadi lebih stabil. Hubungan simbiotik
berkembang antara anak dan orang tua sampai masa dewasa dan
tidak dapat berespons terhadap tuntutan fungsi kedewasaan.
Teori interpersonal mengatakan bahwa individu psikotik
merupakan hasil hubungan orang tua/anak yang sangat cemas terusmenerus. Anak menerima pesan yang membingungkan dan penuh
konflik dari orag tua serta tidak bisa membina kepercayaan. Cemas
yang tinggi dapat menetap, dan konsep anak terhadap dirinya adalah
individu yang ambigu. Kemunduran menjadi psikosis memberi
peredaan karena ansietas dan rasa aman dari hubungan intim.
Beberapa riset mengindikasikan bahwa klien yang hidup dengan
keluarga yang tinggi ekpresi emosinya (mis. Bermusuhan, mudah
mengkritik, kecewa, terlalu protektif, dan terlalu ikut campur)
memperlihatkan relaps yang lebih sering dibandingkan klien yang
hidup dengan keluarga yang kurang dapat mengekspresikan emosi.
19
Riset
terbaru
mengenai
pengaruh
biologis
dan
genetik
Khayalan
Adalah kepercayaan palsu yang biasanya meliputi salah tafsir
persepsi
atau
pengalaman.
Misalnya,
penderita
schizofhrenia
lain.
Halusinasi
Halusiansi baik halusinasi penglihatan, bau, rasa, atau sentuhan
mungkin terjadi, meskipun halusinasi suara (halusinasi pendengaran)
adalah yang sering terjadi. Penderita mungkin mendengar suara yang
mengomentari kelakuannya, berbicara dengan satu sama lain, atau
21
pada
tiap-tiap
inidividu. Perjalanan klinis skizofrenia berlangsung secara perlahanlahan, meliputi beberapa fase yang di mulai dari keadaan premorbid,
prodromal, fase aktif dan keadaan residual (Hoeksema, 2006).
Pada gejala premorbid merupakan tanda pertama penyakit
skizofrenia,
walaupun
gejala
yang
ada
dikenali
hanya
secara
22
23
orang-orang
dengan
mereka
yang
keluarganya
sedikit
atau
kurang
pada
pasien
skizofrenia
perlu
monozigotik
dan
faktor
menunjukkan
psikologik
farmakologik
hanya
yang
di
kemungkinan
berperan.
tunjukan
pada
pada
faktor
Sehingga
ketidak
kelainan
yang
kompleks
sehingga
skizofrenia.
Telah
dibuktikan
kemajuan
obat
antipsikotik
pada
konvensional
atau
generasi
pertama.
Antipsikotik
variasi
modalitas
pengobatan
dibutuhkan
untuk
pengobatan
kemungkin
lebih
mau melanjutkan
28
fisik.
Wanita
cenderung
patuh
terhadap
pengobatan
29
juga persepsi sosial juga berpengaruh, jika persepsi sosial buruk maka
pasien berusaha akan menghindari setiap hal tentang penyakitnya.
Sikap pasien terhadap pengobatan juga perlu diperhitungkan dalam
pengaruhnya terhadap kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Sangatlah
penting untuk mengamati, berdiskusi, dan jika memungkinkan mencoba
untuk merubah sikap pasein terhadap pengobatan. Pada pasien dengan
halusinasi, sikap pasien terhadap pengobatan dengan anti psikotik
bervariasi dari yang sangat negatif sampai yang sangat positif. Sikap
negatif terhadap pengobatan berhubungan dengan simtom positif dan efek
samping. Dalam konteks ini dapat dipahami bahwa semakin lama pasien
akan berubah sikapnya terhadap pengobatan.
Terakhir adalah masalah keuangan. Masalah keuangan dapat juga
menganggu kepatuhan pasien. Beberapa pasien mungkin tidak mampu
untuk membeli obat atau walaupun mampu jarak tempu dan transportasi
dapat menjadi penghalang (Fleischacker, 2009).
Masalah
tambahan
dalam
pengobatan
halusinasi
adalah
berhenti
sampai
ditentukan
apakah
suatu
antipsikotik
dimana
pasien
dan
keluarga
dilibatkan
dalam
proses
Klinis
juga
harus
mengikuti
pedoman
terapi
yang
33
3. Pasien rawat jalan dengan riwayat ketidak patuhan yang sangat jelas
seperti sudah pernah dilakukan keputusan untuk mengawasi dengan
ketat oleh orang lain dalam waktu sebulan.
4. Pasien rawat inap yang mengatakan dirinya tidak dapat menelan obat
walaupun tidak ditemukan kondisi yang dapat mengakibatkan hal
tersebut.
34