Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengertian Keluarga
Menurut UU no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya
atau ibu dan anaknya (Hairunnisa, 2007). Keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1998).
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi social, peran
dan tugas (Spredley, 1996 dalam Murwani, 2008). Keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam
peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya (Bailon 1978 dalam
Achjar, 2010).
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012). Menurut Sutanto (2012) yang
dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997) keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup
dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya
dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau
lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup
dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu
sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan

Keperawatan Keluarga

budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap


anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.
B. Karakteristik Keluarga
Ada beberapa karakteristik dalam keluarga, yaitu:
1. Diikat dalam satu perkawinan
2. Ada ikatan batin
3. Ada tanggung jawab masing-masing anggota
4. Ada pengambilan keputusan
5. Kerjasama diantara anggota keluarga
6. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

C. Tipe Keluarga
Tipe-tipe keluarga, yaitu (Allender dan Spradley, 2001):
1. Keluarga tradisional
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat
b. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,
paman, dan bibi
c. Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
d. Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau
kematian.
e. Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa
saja
f. Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang
berusia lanjut.
2. Keluarga non tradisional

Keperawatan Keluarga

a.

Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah

b.

hidup serumah.
Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup

c.

bersama dalam satu rumah.


Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama
dalam satu rumah tangga.

D. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas (Harmoko, 2012):
1.

Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan
ayah.

2.

Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara


sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis
keturunan ibu.

3.

Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga


sedarah dari istri.

4.

Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga


sedarah dari suami.

5.

Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi


pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
Ciri-ciri struktur keluarga:

1.

Terorganisasi, yaitu saling berhubungan, saling ketergantungan antara


anggota keluarga.

Keperawatan Keluarga

2.

Ada keterbatasan, dimana setiap anggota keluarga memiliki kebebasan


tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugas masing-masing.

3.

Ada perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga mempunyai


peranan dan fungsinya masing-masing.
Ada empat elemen dalam struktur keluarga, yaitu (Friedman, Bowden, &

Jones (2003) dalam Harmoko, 2012) :


1. Struktur Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga dapat berupa komunikasi secara emosional,
komunikasi verbal dan non verbal, komunikasi sirkular.Komunikasi emosional
memungkinkan setiap individu dalam keluarga dapat mengekspresikan
perasaan seperti bahagia, sedih, atau marah diantara para anggota keluarga.
Pada komunikasi verbal anggota keluarga dapat mengungkapkan apa yang
diinginkan melalui kata-kata yang diikuti dengan bahasa non verbal seperti
gerakan tubuh. Komunikasi sirkular mencakup sesuatu yang melingkar dua
arah dalam keluarga, misalnya pada saat istri marah pada suami, maka suami
akan mengklarifikasi kepada istri apa yang membuat istri marah.
2. Struktur Peran Keluarga
Peran masing masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal,
model peran keluarga, konflik dalam pengaturan keluarga.
3. Struktur Nilai dan Norma Keluarga
Nilai merupakan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal apakah baik atau
bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran-peran yang dilakukan manusia,
berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah kepada nilai yang dianut
masyarakat, dimana norma-norma dipelajari sejak kecil. Nilai merupakan
prilaku motivasi diekspresikan melalui perasaan, tindakan dan pengetahuan.
Nilai memberikan makna kehidupan dan meningkatkan harga diri (Susanto,
2012, dikutip dari Delaune, 2002). Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan
kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga

Keperawatan Keluarga

dalam satu budaya. Nilai keluarga merupakan suatu pedoman perilaku dan
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola prilaku
yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
4. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain berubah
kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain: hak untuk
mengontrol seperti

orang tua terhadap anak (legitimate power/outhority),

seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli dan lain-lain (resource or
expert power), pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima
(reward power), pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya (coercive
power), pengaruh yang dilalui dengan persuasi (informational power),
pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya
hubungan seksual (affective power).

E. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga
untuk mencapaitujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara
anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan
penggunaan sumber dari internal maupun eksternal. Tujuan reproduksi, seksual,
ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan secara
psikologiantar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan
maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan
perilaku yang menyimpang. Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah
dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi
tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah
(Ginintasasi, 2008).

Keperawatan Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah (Ginintasasi, 2008):


1. Fungsi afektif dan koping: Keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota,

membantu

anggota

dalam

membentuk

identitas

dan

mempertahankan saat terjadi stress.


2. Fungsi sosialisasi: Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai,
sikap, dan mekanismekoping, memberikan feedback, dan memberikan
petunjuk dalam pemecahanmasalah.
3. Fungsi reproduksi: Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak
dan meneruskan keturunan.
4. Fungsi ekonomi: Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya
dan kepentingan dimasyarakat
5. Fungsi fisik: Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk
penyembuhan dari sakit.
Sedangkan Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) antara lain
(Ginintasasi, 2008):
1. Fungsi keagamaan: memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga
untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini
dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
2. Fungsi sosial budaya: membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga.
3. Fungsi cinta kasih: memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian diantara anggota keluarga.
4. Fungsi melindungi: melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi reproduksi: meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan
anak, memelihara dan merawat anggota keluarga.
6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan: mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya,

menyekolahkan

anak,

bagaimana

keluarga

mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.


7. Fungsi ekonomi: mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk

Keperawatan Keluarga

memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan


keluarga di masa datang.
8. Fungsi pembinaan lingkungan : Kemampuan keluarga untuk menempatkan
diri dalam lingkungan sosbud dan lingkungan alam yang dinamis sehingga
dapat memberi yang terbaik bagi anak cucu di masa akan datang

F. Tugas Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai
paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan
tahap II bila ditemui data maladaptif pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
dimaksud adalah:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi
keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami
keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah
dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi,
adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat negatif dari keluarga
terhadap masalah kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag
dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan
perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta
sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan
lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.

Keperawatan Keluarga

5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,


seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan
keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan
kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik
yang dipersepsikan keluarga.

G. Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan
Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
1. Tahap I: Keluarga Pemula/ Pasangan baru. Dimulai saat individu membentuk
keluarga melalui perkawinan, meninggalkan keluarga mereka masing-masing.
Tugas Perkembangannya :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain,teman,kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB)
Masalah Kesehatan yang Muncul :
a. Penyesuaianseksual dan peran perkawinan,Aspek luas tentang KB,Penyakit
kelamin baik sebelum/sesudah menikah.
b. Konsep perkawinan tradisional: dijodohkan,hukum adat
c. Tugas Perawat: membantu setiap keluarga untuk saling memahami satu
sama lain.
2. Tahap II: Keluarga kelahiran anak. Keluarga sedang mengasuh anak (anak
tertua bayi sampai umur 30 bulan/ 2,5 tahun). Tugas perkembangan keluarga :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga,peran,interaksi,hubungan
seksual
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Masalah kesehatan keluarga:

Keperawatan Keluarga

a. Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi,imunisasi,konseling


perkembangan anak, KB, pengenalan & penanganan masalah kesehatan
fisik secara dini.
b. Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu & anak.
3. Tahap III: Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2,5-5
tahun. Tugas perkembangan keluarga:
a. memenuh kebutuahan anggota keluarga seperti : tempat tinggal, privasi
dan rasa aman, membantu anak untuk sosialisasi.
b. Adaptasi dengan anak yang baru lahir & kebutuhan anak yang lain
c. Mempertahankan hubungan yg sehat in/ekternal kelurga, pembagian
tanggung jawab anggota keluarga
d. Stimulasi tumbang anak dan anak
Masalah kesehatan :Masalahkesehatan fisik : penyakit menular,jatuh,luka
bakar, keracunan & kecelakaan dan lain-lain.
4. Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal. Keluarga sangat
sibuk. Aktivitas sekolah, anak punya aktivitas masing-masing. Orang tua
berjuang dengan tuntutan ganda: perkembangan anak & dirinya. Orang tua
belajar menghadapi/membiarkan anak pergi (dengan teman sebayanya). Orang
tua mulai merasakan tekanan dari komunitas di luar rumah (sistem sekolah).
Tugas perkembangan keluarga:
a. Membantu sosialisasi anak : meningkatkan prestasi belajar anak.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.
c. Memenuhi kebutuhan & biaya kehidupan yang semakin meningkat
termasuk biaya kesehatan.
5. Tahap V: Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun).
Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 tahun,berlangsung 6-7 tahun.
Tujuan keluarga tahap ini: melonggarkan ikatan yang memungkinkan tanggung

Keperawatan Keluarga

jawab & kebebasan yang lebih optimal bagi remaja untuk menjadi dewasa
muda. Konflik perkembangan: menjadi tantangan perawat, yaitu:
a. Otonomi yg meningkat (kebebasan anak remaja)
b. Budaya anak remaja (perkembangan dengan teman sebaya)
c. Kesenjangan antar generasi (beda nilai-nilai dengan orang tua)
Tugas perkembangan :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. menfokuskan hubungan perkawinan
c. berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak-anak
Masalah Kesehatan
a.

Kesehatan fisik keluarga biasanya baik,tapi promosi kesehatan


tetap perlu diberikan.

b.

Perhatian pada gaya hidup keluarga yang sehat: penyakit jantung


koroner pada orang tua (usia >35 tahun).

c.

Pada remaja: kecelakaan, penggunaan obat-obatan, alkohol, mulai


menggunakan rokok sebagai alat pergaulan,kehamilan tidak dikehandaki.

d.

Konseling dan pendidikan tentang sex menjadi sangat penting.

e.

Terdapat beda persepsi antara orang tua dengan anak remaja


tentang sex education.

f.

Persepsi remaja tentang sex education: kehamilan, AIDS, alat


kontrasepsi dan aborsi.

6. Tahap VI: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah).Tahap ini bisa
singkat bisa lama,tergantung jumlah anak (biasa berlangsung 6-7 tahun).
Faktor ekonomi bisa menjadi kendala dalam tahap perkembangan ini. Tugas
perkembangan:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru
dari perkawinan anak-anaknya.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui & menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.

Keperawatan Keluarga

c. membantu orang tua lansia yang sakit-sakitan dari pihak suami maupun
istri.
d. Membantu kemandirian keluarga.
Masalah komunikasi anak dengan orang tua (jarak), perawatan usia lanjut,
masalah penyakit kronis: Hipertensi, Kolesterol, Obesitas, Menopause, DM,
dll.
7. Tahap VII: Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan). Dimulai
anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun atau kematian pasangan.
Biasanya dimulai saat orang tua usia 45-55 tahun & berakhir saat masuk
pensiun 16-18 tahun kemudian. Tugas perkembangan:
a.

Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

b.

Mempertahankan hubungan yang memuaskan & penuh arti dengan


para orang tua lansia (teman sebaya) & anak-anak.

c.

Memperkokoh hubungan perkawinan.

Masalah kesehatan:
a. Kebutuhan Promosi Kesehatan: istirahat cukup, kegiatan waktu luang &
tidur, nutrisi, olahraga teratur, BB harus ideal, no smoking, pemeriksaan
berkala.
b. Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak & teman
sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri.
8. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia. Dimulai salah
satu/keduanya pensiun sampai salah satu /keduanya meninggal. Kehilangan
yang lazim pada usia ini: ekonomi & pekerjaan (pensiun), perumahan (pindah
ikut anak/panti), sosial (kematian pasangan & teman-temannya), kesehatan
(penurunan kemampuan fisik). Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi
hidup)

Keperawatan Keluarga

H. Keluarga Sejahtera dan Keluarga Mandiri


Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material
yang layak, bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan
seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan
(Ginintasasi, 2008). Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN
(1996), tahapan keluarga sejahtera terdiri dari:
1. Prasejahtera

: Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan

dasarnya secara minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti: spiritual,


pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB
2. Sejahtera I

: Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya


seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi
lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
3. Sejahtera II

: Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya

dan kebutuhan sosialpsikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan


pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Sejahtera III

: Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar,

sosial psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan


sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum
terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan
masyarakat.
5. Sejahtera III plus

: Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan

dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan


sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan
atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Keperawatan Keluarga

Kemandirian

keluarga

adalah

sikap

mental

dalam

hal

berupaya

meningkatkan kepedulian masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia


perkawinan, membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran
dan mengembangkan kualitas dan kesejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran
dan tanggung jawab. Kriteria Kemandirian keluarga yaitu:
1. Keluarga mandiri Tingkat I: menerima petugas kesehatan dan menerima
pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai rencana
2. Keluarga mandiri tingkat II: tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan
dengan benar, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif,
melakukan perawatan sederhana sesuai dengan yang dianjurkan
3. Keluarga mandiri tingkat III: melaksanakan tindakanpencegahan secara aktif
4. Keluarga mandiri tingkat IV: melaksanakan tindakan promotif secara aktif

I. Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan masyarakat, sejak dahulu sampai sekarang, keluarga
sudah dianggap sebagai kesatuan dari pemeliharaan kesehatan. Penaran perawat
keluarga membantu keluarga untuk mengatasi dengan baik masalah-masalah
kesehatan dengan meningkatkan kesanggupan mereka untuk melaksanakan tugastugas kesehatan (Hairunnisa, 2007).
Proses

membantu

keluarga

meningkatkan

kesanggupan

untuk

menyelesaikan masalah kesehatan, perawat dapat berperan sebagai (Hairunnisa,


2007):
1. Pengenal kesehatan (health monitor)
2. Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Keperawatan Keluarga

3. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga


4. Fasilitator
5. Guru
6. Penasihat

J. Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien.Data yang dikumpulkan meliputi data biologis,
psikologis, social, dan spiritual.Kemampuan perawat yang diharapkan dalam
melakukan pengkajian adalah mempunyai kesadaran/tilik diri, kemampuan
mengobservasi dengan akurat, kemampuan berkomunikasi terapeutik dan
senantiasa mampu berespon secara efektif.Pada dasarnya tujuan pengkajian
adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien.Adapun data yang
terkumpul

mencakup

klien,

keluarga,

masyarakat,

lingkungan,

atau

kebudayaan.
Pada klien yang ada di keluarga, maka perlu dilakukan pengkajian secara
holistik terhadap keluarga, karena keluarga merupakan sekumpulan orang
dengan

ikatan

menciptakan

perkawinan,

dan

adopsi,

mempertahankan

kelahiran
kebudayaan

yang

bertujuan

umum,

untuk

meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.


Pengkajian keperawatan keluarga ditujukan pada respon klien terhadap
masalah-masalah kesehatan yg berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia. Selain itu, pengkajian fokus juga perlu dilakukan, meliputi
pemilihan data spesifik yg ditentukan oleh perawat, klien & keluarga
berdasarkan keadaan klien.
Sumber pengkajian dapat diperoleh dari (Ernawati, 2012):

Keperawatan Keluarga

a. Wawancara: Anggota keluarga mengungkapkan persepsi, terfokus,


terstruktur dan bertujuan. Perawat melihat interaksi anggota keluarga
b. Observasi: melihat secara objektif
c. Informasi: lisan dan tulis dari tim kesehatan
d. Pemeriksaan fisik: anggota keluarga
Tahapannya yaitu (Ernawati, 2012):
a. Bina hubungan baik: komunikasi, tujuan,meyakinkan, tim kesehatan
b. Penjajakan I: data diunit yankes/kader, masalah kesehatan
c. Penjajakan II: fokus pada ketidakmampuan keluarga dalam
ketidakmampuan menghadapi masalah kesehatan
Data Pengkajian Keluarga
1) Data umum: mencakup tentang:
(a) kepala keluarga (KK), umur, alamat, pekerjaan, pendidikan. komposisi
keluarga
(b) Genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi)
(c) Tipe keluarga
(d) Latar belakang budaya (Etnis)
(e) Identifikasi religiuus
(f) Status ekonomi
(g) Aktivitas rekrasi atau waktu luang
2) Riwayat & tahap perkembangan keluarga
(a) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan oleh anak tertua)
(b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
(c) Riwayat kesehatan keluarga inti: riwayat kesehatan keluarga saat ini,
riwayat penyakit keturunan, sumber pelayanan
dimanfaatkan
(d) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
3) Data lingkungan
(a) Karakteristik rumah
1) Luas rumah
2) Tipe rumah
3) Kepemilikan
4) Jumlah dan rasio kamar/ruangan
5) Ventilasi/jendela
6) Pemanfaatan
7) Septic tank
8) Sumber air minum
9) Kamar mandi/WC
10) Sampah dan Limbah RT
11) Kebersihan lingkungan
12) Denah rumah
(b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
1) Kebiasaan dimasyrakat
2) Aturan/kesepakatan

Keperawatan Keluarga

kesehatan yang

3) Budaya
(c) Mobilitas geografis keluarga
(d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
(e) Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
(a) Pola/cara komunikasi keluarga
(b) Struktur kekuatan keluarga
(c) Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga)
(d) Nilai dan norma keluarga

Keperawatan Keluarga

5) Fungsi Keluarga
(a) Fungsi afektif
(b) Fungsi sosialisasi: kerukunan hidup dalam keluarga, interaksi dan
hubungan

dalam,

anggota

keluarga

yang

dominan

dalam

mengambilan keputusan, kegiatan keluarga waktu senggang,


partisipasi dalam kegiatan sosial
(c) Fungsi perawatan kesehatan: pengetahuan dan persepsi keluarga
tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya, kemampuan
keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat,
kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat ,
kemampuan

6)

7)
8)
9)

keluarga

menggunakan

fasilitas

kesehatan

di

masyarakat
(d) Fungsi reproduksi
(e) Fungsi ekonomi
Stres dan koping keluarga
(a) Stressor jangka pendek
(b) Stressor jangka panjang
(c) Kemampuan keluargaberespon terhadap situasi atau stresor
(d) Strategi koping yang digunakan
(e) Strategi adaptasi disfungsional
Keadaan gizi keluarga
Pemeriksaan fisik keluarga
Harapan keluarga : terhadap masalah kesehatannya dan harapan terhadap

petugas kesehatan yang ada.


10)
2. Diagnosa
11)

Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil

pengkajian terhadap adanya masalah dalam perkembangan keluarga,


lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping
keluarga. Baik yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana
perawat memiliki kewanangan dan tanggung jawab untuk melakukan
tindakan keperawatan bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan
kemampuan dan sumber daya keluarga (Ernawati, 2012):
12)
13)

Keperawatan Keluarga

14)

Skoring prioritas diagnosa keperawatan keluarga (Ernawati,

2012):
15)

16) Skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan skore tertinggi dan dikalikan bobot
c. Skor yang diperoleh x Bobot
17) Skor tertinggi
d. Jumlahkan skore untuk semua kriteria
e. Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor
tertinggi dan di susun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.
18)
3. Intervensi
19)

Contoh format intervensi keperawatan:

Keperawatan Keluarga

20)

21)

Intervensi keperawatan yang diberikan harus mempunyai

tujuan yang jelas baik itu tujuan jangka panjangmaunpun tujuan jangka
pendek. Tujuan jangka panjang (umum) adalah tujuan yang lebih
menekankan pada pencapaian akhir sebuah masalah. Lebih mengarah pada
kemandirian

klien

dan

keluarga

sebagai

sasaran

asuhan

keperawatan.Tujuan jangka pendek (khusus) adalah tujuan khusus lebih


menekankan pada pencapaian hasil dari masing-masing kegiatan.
Hambatan dalam yang mungkin ditemukan dalam intervensi (Ernawati,
2012):
a) Kurangnya informasi yang diperoleh keluarga.
b) Tidak menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga.
c) Informasi yang diperoleh keluarga tidak dikaitkan dengan masalah yang
dihadapi.
d) Keluarga tidak mau menghadapi situasi.
e) Keluarga berusaha mempertahankan pola kebiasaan yang sudah ada.
f) Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga.
g) Kurang percaya pada tindakan yang diusulkan.
22)
4. Implementasi
23)

Implementasi mengacu pada rencana perawatan yang

dibuat. Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas


masalah. Kekuatankekuatan keluarga berupa finansial, motivasi dan
sumber-sumber pendukung lainnya jangan diabaikan. Pendokumentasian
implementasi

keperawatan

Keperawatan Keluarga

keluarga

janganlah

terlupakan

dengan

menyertakan tandatangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan


tanggung jawab profesi (Ernawati, 2012).
24)
5. Evaluasi
25)
kesehatan

Menilai keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas


Evaluasi

disusun

dengan

menggunakan

SOAP secara

operasional, yaitu (Ernawati, 2012):


a) Subyektif: Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
perubahan yang dirasakan baik kemajuan ataupun kemunduran setelah
diberikan tindakan keperawatan.
b) Obyektif: Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi,
palpasi, perkusi dan auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan atau
kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan
tindakan.
c) Analisa: Pernyataan yang menunjukan sejauhmana masalah keperawatan
dapat tertanggulangi.
d) Planning: Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana
tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.
26)
K. Asuhan Keperawatan Keluarga Tahap Lansia
27)

Lansia bukan suatu penyakit tapi tahap lanjut dari proses


kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stres. Walaupun bukan penyakit tetapi kondisi ini
dapat menimbulkan masalah fisik, sosial dan mental (Indarwati, 2009).

28)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
29)

Tugas Keluarga Tahap Lansia (Duval) (Indarwati, 2009):


Meningkatkan kehidupan beragama
Menjaga komunikasi dengan anak, cucu
Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu
Memperhatikan kesehatan masing 2x
Menyesuaikan diri dengan pendapatan
Menghadapi kehilangan
Menemukan makna hidup
Konfigurasi Keluarga dan Masalah (Indarwati, 2009):

Keperawatan Keluarga

30)

31)

Masalah-masalah pada lansia (Indarwati, 2009):

1. Duka Cita
32)
Periode duka cita adalah periode yg sangat rawan karena memicu
gangguan kesehatan. Dua tahun pertama setelah ditinggal pasangan biarkan
lansia mengekspresikan duka citanya. Duka cita sering diawali perasaan
kosong jika berlanjut akan menjadi depresi.
2. Instabilitas dan jatuh
33)
Ketidakstabilan berjalan dan jatuh sering terjadi pada lansia, dan
tidak jarang menyebabkan perlunya perawatan di RS bahkan dapat
menimbulkan kematian. Faktor yang sering menimbulkan jatuh:
34)
Faktor intrinsik:
35)

- Kondisi medik & neuropsikiatri

36)

- Gangguan penglihatan & pendengaran

37)

- Perubahan fungsi neuromuskuler pd jalan & reflek postural

karena ketuaan.
38)

Faktor Ekstrinsik :

39)

- Obat-obatan

40)

- Pemakaian alat bantu untuk ambulasi yg tidak tepat

41)

- Lingkungan yg membahayakan

42)

Komplikasi Jatuh:

43)

- Nyeri pada jaringan

44)

Fraktur pada panggul, paha, lengan bawah, pergelangan

tangan, tulang rusuk


45)

- Subdural hematom

3. Psikologis & seksual pada lansia

Keperawatan Keluarga

a)
b)
c)
d)
e)
f)

Jatuh cinta di usia senja


Kesepian
Menopouse
Andropouse
Ejakulasi dini
Impotensi
46)
47) Pengkajian lansia dalam keluarga (Indarwati, 2009)

1. Lansia mempunyai peran apa dalam keluarga


2. Tipe & bentuk keluarga
3. Riwayat & tahap perkembangan keluarga
48)

- Genogram

49)

- Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

50)

- Pelayanan kes yang pernah digunakan

51) Pengkajian lingkungan


52) - Karakteristik rumah
53) - Karakteristik tetangga dan masyarakat RW
54) - Mobilitas Keluarga
55) - Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
56) - Sistem pendukung keluarga
57) Struktur keluarga
58) - Garis keturunan (patrilineal / matrilokal)
59) - Tempat tinggal (patrilokal/ matrilokal)
60) - Pola komunikasi keluarga
61) - Struktur kekuatan keluarga
62) - Struktur peran
63) - Nilai ata norma keluarga
64) Analisa Data (Indarwati, 2009):
65) - Subyektif
66) - Obyektif
67) - Problem
68) - Etiologi
69)

Perumusan

Diagnosa

(Indarwati, 2009):

Keperawatan Keluarga

Keperawatan

lansia

dalam

keluarga

70) 1. Aktual
71) 2. Resiko/ Ancaman kesehatan
72) 3. Potensial/ keadaan sejahtera/ wellness
73)
74) Contoh Diagnosa Keperawatan (Indarwati, 2009)
1.
2.
3.
4.

Duka cita maladaptif


Distress spiritual
Koping individu inefektif
Gangguan konsep diri (kehilangan peran kerja)
75) Perencanaan (Indarwati, 2009)

1. Gangguan konsep diri (kehilangan peran kerja ) b/d KMK mengenal masalah
kesehatan.
76)
Tujuan Umum: Setelah dilakukan kunjungan rumah 3x diharapkan

78)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.

keluarga dapat mengenal masalah kesehatan yang dialami lansia.


77)
Tujuan Khusus: Keluarga dapat
a) Menyebutkan kembali penyebab gangguan konsep diri
b) Merencanakan pengelolaan gangguan konsep diri
b) Memberikan tindakan mengatasi gangguan konsep diri
Implementasi (Indarwati, 2009)
Mencari teman yang tidak b/d pekerjaan
Menyusun rutinitas baru
Membentuk kelompok untuk sosialisasi
Introspeksi diri
Pengobatan terhadap trauma fisik
Mengatasi faktor penyebab
Terapi fisik edukasi
a) Latihan berjalan
b) Penguatan otot untuk memelihara & meningkatkan kekuatan otot
c) Alat bantu untuk ambulasi seperti tongkat ketiak, kursi roda, dll
d) Penyesuaian kebiasaan (misalnya membiasakan jalan berpegangan)
Penyesuaian lingkungan :
a) Menyesuaikan ukuran perabotan
b) Menyediakan penerangan yang cukup pada kamar, rumah dan luar rumah
c) Menyediakan pegangan pada tangga, jalan dan kamar mandi
79)
80) DAFTAR PUSTAKA

81)
82) Achjar, K.A. Aplikasi praktis asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: Sagung
Seto, 2010.

Keperawatan Keluarga

83)
84)

Allender, JA & Spradley, B. W. Community as partner, theory and practice


nursing. Philadelpia: Lippincott, 2001.

85)
86)

Ernawati N. Proses asuhan keperawatan keluarga. Program Studi Ilmu


Keperawatan FK Universitas Lambung Mangkurat, 2012.

87)
88)

Ginintasasi R. Makalah keluarga. 2008. Diakses pada 23 Februari 2014.


Melalui
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032RA
HAYU GININTASASI/MAKALAH_KELUARGA.pdf.

89)
90)

Hairunnisa. Konsep dasar keperawatan keluarga. Jakarta: Pusat Pendidikan


Tenaga Kesehatan Yayasan RS Islam, 2007.

91)
92)

Harmoko. Asuhan keperawatan keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar,


2012.

93)
94)

Indarwati R. Askep keluarga tahap lansia. Surabaya: Tim Keperawatan


Gerontik PSIK FKp UNAIR, 2009.

95)
96) Murwani, Arita. Asuhan keperawatan keluarga: konsep dan aplikasi kasus.
Jogjakarta: Mitra Cendikia, 2008.
97)
98)

Susanto, T. 2012. Buku ajar keperawatan keluarga: aplikasi teori pada


praktik asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: Trans Info Media.

99)
100)

Keperawatan Keluarga

101)

Keperawatan Keluarga

Anda mungkin juga menyukai