A. Pengertian Keluarga
Menurut UU no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya
atau ibu dan anaknya (Hairunnisa, 2007). Keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1998).
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi social, peran
dan tugas (Spredley, 1996 dalam Murwani, 2008). Keluarga sebagai dua atau
lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam
peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya (Bailon 1978 dalam
Achjar, 2010).
Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012). Menurut Sutanto (2012) yang
dikutip dari Bailon dan Maglaya (1997) keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup
dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya
dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau
lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup
dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu
sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan
Keperawatan Keluarga
C. Tipe Keluarga
Tipe-tipe keluarga, yaitu (Allender dan Spradley, 2001):
1. Keluarga tradisional
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat
b. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek,
paman, dan bibi
c. Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
d. Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau
kematian.
e. Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorang dewasa
saja
f. Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang
berusia lanjut.
2. Keluarga non tradisional
Keperawatan Keluarga
a.
Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah
b.
hidup serumah.
Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
c.
D. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri atas (Harmoko, 2012):
1.
Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui garis keturunan
ayah.
2.
3.
4.
5.
1.
Keperawatan Keluarga
2.
3.
Keperawatan Keluarga
dalam satu budaya. Nilai keluarga merupakan suatu pedoman perilaku dan
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola prilaku
yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
4. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga merupakan kemampuan baik aktual maupun potensial dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi perilaku orang lain berubah
kearah positif. Tipe struktur kekuatan dalam keluarga antara lain: hak untuk
mengontrol seperti
seseorang yang ditiru (referent power), pendapat, ahli dan lain-lain (resource or
expert power), pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima
(reward power), pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya (coercive
power), pengaruh yang dilalui dengan persuasi (informational power),
pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya
hubungan seksual (affective power).
E. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga
untuk mencapaitujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara
anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan
penggunaan sumber dari internal maupun eksternal. Tujuan reproduksi, seksual,
ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan secara
psikologiantar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan
maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan
perilaku yang menyimpang. Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah
dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi
tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah
(Ginintasasi, 2008).
Keperawatan Keluarga
membantu
anggota
dalam
membentuk
identitas
dan
menyekolahkan
anak,
bagaimana
keluarga
Keperawatan Keluarga
F. Tugas Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai
paparan etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan
tahap II bila ditemui data maladaptif pada keluarga. Lima tugas keluarga yang
dimaksud adalah:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi
keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami
keluarga.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana
keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah
dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi,
adakah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat negatif dari keluarga
terhadap masalah kesehatan, bagaimana system pengambilan keputusan yag
dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti
bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan
perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta
sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya
hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan
keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga,
kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan
lingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga.
Keperawatan Keluarga
Keperawatan Keluarga
Keperawatan Keluarga
jawab & kebebasan yang lebih optimal bagi remaja untuk menjadi dewasa
muda. Konflik perkembangan: menjadi tantangan perawat, yaitu:
a. Otonomi yg meningkat (kebebasan anak remaja)
b. Budaya anak remaja (perkembangan dengan teman sebaya)
c. Kesenjangan antar generasi (beda nilai-nilai dengan orang tua)
Tugas perkembangan :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. menfokuskan hubungan perkawinan
c. berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak-anak
Masalah Kesehatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
6. Tahap VI: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah).Tahap ini bisa
singkat bisa lama,tergantung jumlah anak (biasa berlangsung 6-7 tahun).
Faktor ekonomi bisa menjadi kendala dalam tahap perkembangan ini. Tugas
perkembangan:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru
dari perkawinan anak-anaknya.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui & menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
Keperawatan Keluarga
c. membantu orang tua lansia yang sakit-sakitan dari pihak suami maupun
istri.
d. Membantu kemandirian keluarga.
Masalah komunikasi anak dengan orang tua (jarak), perawatan usia lanjut,
masalah penyakit kronis: Hipertensi, Kolesterol, Obesitas, Menopause, DM,
dll.
7. Tahap VII: Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan). Dimulai
anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun atau kematian pasangan.
Biasanya dimulai saat orang tua usia 45-55 tahun & berakhir saat masuk
pensiun 16-18 tahun kemudian. Tugas perkembangan:
a.
b.
c.
Masalah kesehatan:
a. Kebutuhan Promosi Kesehatan: istirahat cukup, kegiatan waktu luang &
tidur, nutrisi, olahraga teratur, BB harus ideal, no smoking, pemeriksaan
berkala.
b. Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak & teman
sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri.
8. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia. Dimulai salah
satu/keduanya pensiun sampai salah satu /keduanya meninggal. Kehilangan
yang lazim pada usia ini: ekonomi & pekerjaan (pensiun), perumahan (pindah
ikut anak/panti), sosial (kematian pasangan & teman-temannya), kesehatan
(penurunan kemampuan fisik). Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi
hidup)
Keperawatan Keluarga
Keperawatan Keluarga
Kemandirian
keluarga
adalah
sikap
mental
dalam
hal
berupaya
membantu
keluarga
meningkatkan
kesanggupan
untuk
Keperawatan Keluarga
J. Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien.Data yang dikumpulkan meliputi data biologis,
psikologis, social, dan spiritual.Kemampuan perawat yang diharapkan dalam
melakukan pengkajian adalah mempunyai kesadaran/tilik diri, kemampuan
mengobservasi dengan akurat, kemampuan berkomunikasi terapeutik dan
senantiasa mampu berespon secara efektif.Pada dasarnya tujuan pengkajian
adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien.Adapun data yang
terkumpul
mencakup
klien,
keluarga,
masyarakat,
lingkungan,
atau
kebudayaan.
Pada klien yang ada di keluarga, maka perlu dilakukan pengkajian secara
holistik terhadap keluarga, karena keluarga merupakan sekumpulan orang
dengan
ikatan
menciptakan
perkawinan,
dan
adopsi,
mempertahankan
kelahiran
kebudayaan
yang
bertujuan
umum,
untuk
meningkatkan
Keperawatan Keluarga
Keperawatan Keluarga
kesehatan yang
3) Budaya
(c) Mobilitas geografis keluarga
(d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
(e) Sistem pendukung keluarga
4) Struktur keluarga
(a) Pola/cara komunikasi keluarga
(b) Struktur kekuatan keluarga
(c) Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga)
(d) Nilai dan norma keluarga
Keperawatan Keluarga
5) Fungsi Keluarga
(a) Fungsi afektif
(b) Fungsi sosialisasi: kerukunan hidup dalam keluarga, interaksi dan
hubungan
dalam,
anggota
keluarga
yang
dominan
dalam
6)
7)
8)
9)
keluarga
menggunakan
fasilitas
kesehatan
di
masyarakat
(d) Fungsi reproduksi
(e) Fungsi ekonomi
Stres dan koping keluarga
(a) Stressor jangka pendek
(b) Stressor jangka panjang
(c) Kemampuan keluargaberespon terhadap situasi atau stresor
(d) Strategi koping yang digunakan
(e) Strategi adaptasi disfungsional
Keadaan gizi keluarga
Pemeriksaan fisik keluarga
Harapan keluarga : terhadap masalah kesehatannya dan harapan terhadap
Keperawatan Keluarga
14)
2012):
15)
16) Skoring :
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan skore tertinggi dan dikalikan bobot
c. Skor yang diperoleh x Bobot
17) Skor tertinggi
d. Jumlahkan skore untuk semua kriteria
e. Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor
tertinggi dan di susun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.
18)
3. Intervensi
19)
Keperawatan Keluarga
20)
21)
tujuan yang jelas baik itu tujuan jangka panjangmaunpun tujuan jangka
pendek. Tujuan jangka panjang (umum) adalah tujuan yang lebih
menekankan pada pencapaian akhir sebuah masalah. Lebih mengarah pada
kemandirian
klien
dan
keluarga
sebagai
sasaran
asuhan
keperawatan
Keperawatan Keluarga
keluarga
janganlah
terlupakan
dengan
disusun
dengan
menggunakan
SOAP secara
28)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
29)
Keperawatan Keluarga
30)
31)
1. Duka Cita
32)
Periode duka cita adalah periode yg sangat rawan karena memicu
gangguan kesehatan. Dua tahun pertama setelah ditinggal pasangan biarkan
lansia mengekspresikan duka citanya. Duka cita sering diawali perasaan
kosong jika berlanjut akan menjadi depresi.
2. Instabilitas dan jatuh
33)
Ketidakstabilan berjalan dan jatuh sering terjadi pada lansia, dan
tidak jarang menyebabkan perlunya perawatan di RS bahkan dapat
menimbulkan kematian. Faktor yang sering menimbulkan jatuh:
34)
Faktor intrinsik:
35)
36)
37)
karena ketuaan.
38)
Faktor Ekstrinsik :
39)
- Obat-obatan
40)
41)
- Lingkungan yg membahayakan
42)
Komplikasi Jatuh:
43)
44)
- Subdural hematom
Keperawatan Keluarga
a)
b)
c)
d)
e)
f)
- Genogram
49)
50)
Perumusan
Diagnosa
(Indarwati, 2009):
Keperawatan Keluarga
Keperawatan
lansia
dalam
keluarga
70) 1. Aktual
71) 2. Resiko/ Ancaman kesehatan
72) 3. Potensial/ keadaan sejahtera/ wellness
73)
74) Contoh Diagnosa Keperawatan (Indarwati, 2009)
1.
2.
3.
4.
1. Gangguan konsep diri (kehilangan peran kerja ) b/d KMK mengenal masalah
kesehatan.
76)
Tujuan Umum: Setelah dilakukan kunjungan rumah 3x diharapkan
78)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
81)
82) Achjar, K.A. Aplikasi praktis asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: Sagung
Seto, 2010.
Keperawatan Keluarga
83)
84)
85)
86)
87)
88)
89)
90)
91)
92)
93)
94)
95)
96) Murwani, Arita. Asuhan keperawatan keluarga: konsep dan aplikasi kasus.
Jogjakarta: Mitra Cendikia, 2008.
97)
98)
99)
100)
Keperawatan Keluarga
101)
Keperawatan Keluarga