TINJAUAN TEORI
3
2.1.3. Tipe Keluarga
1. Tradisional
a. Nuclear family adalah keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Extended family adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga
lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek,
paman-bibi)
2. Non Tradisional
a. Tradisional nuclear adalah keluarga inti tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi – sanksi legak dalam satu ikatan
perkawinan.
b. Reconstituted Nuclearadalah pembentukan baru dari keluarga inti
melalui perkawinan kembali suami/istri tinggal dalam
pembentukan satu rumah dengan anak – anaknya.
c. Middle age/ Aging couple adalah Keluarga yang terdiri dari suami
dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
d. Dyadic nuclear adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan
yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
e. Single parent adalah Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah
atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan).
f. Dual carrieryaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak.
g. Commuter married yaitu kedua orangtua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan
orangtua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat “weekend” atau waktu – waktu tertentu.
h. Single adult yaitu keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang
hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau
ditinggal mati).
4
i. Three generation yaitu tiga geberasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah.
j. Institusional yatitu anak – anak atau orang – orang dewasa tinggal
dalam satu panti – panti.
k. Comunal yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi
anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak
bersama.
l. Group marriage yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu
adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari
anak - anak
m. Unmaried parent and child adalah ibu dan anak dimana
perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
n. Cohibing couple adalah Orang dewasa yang hidup bersama di luar
ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu.
o. Gay and lesbian family adalah keluarga yang dibentuk oleh
pasangan yang berjenis kelamin sama
(Setiadi, 2008)
2.1.4. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri atas :
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen
komunikasi seperti : sender, channel-media, message, environment dan
receiver.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapakn sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status
adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai
istri/suami atau anak.
5
Perilaku peran :
a. Peranan ayah : pancari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
c. Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
3. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku
oranglain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan :
1. Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orangtua
terhadap anak)
2. Referent power (seseorang yang ditiru)
3. Resource or expert power (pendapat ahli)
4. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang
akan diterima)
5. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi
dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses
dalam pengambilan keputusan dalam keluarga seperti :
1. Konsensus
2. Tawar menawar atau akomodasi
3. Kompromi atau de facto
4. Paksaan
6
4. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang
baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
7
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan
mekanisme koping, memberikan feedback dan memberikan petunjuk
dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan
kepentingan di masyarakat
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Keluarga mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
8
2.1.7. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall (2008) yaitu :
a. Keluarga baru (berganning family)
Pasanganbaru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua
6) Memahami parental care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (child bearing)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran. Interaksi, seksual dan
kegiatan).
2) Mempertahankan hubngan yang memuaskan dengan pasanagan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab.
4) Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu
6) Menata ruang untuk anak.
7) Biaya / dana child bearing
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan
kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisai anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
9
2) Mendorong anka untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktifitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktifitas komuniti denga mengikutsertakan
anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan
dan kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja
2) Memelihara komunikasi terbuka
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri,
kakek dan nenek.
g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebeasan dalam mengelola
minat sosial dan waktu santai
2) Memulihkan hubungan atara generasi muda tua
3) Keakraban dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan keluarga
5) Persiapan masa tua/pensiun
h. Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan
kematian.
10
3) Mempertahankan keakraban pasanagn dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
11
ada di rumah. Perawat hanya memberikan perawata dalam waktu yang
terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung
jawab dari keluarga dari pada perawat. Oleh karena itu pendidikan
kesehatan menjadi intervensi yang utama dalam perawatan di rumah.
2) Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dialaminya.
3) Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional
lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran
perawat yang yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk
mengkaji kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi
cara untuk mememuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan
rencana yang disusun.
4) Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan
selama periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah
lamanya waktu perawatan yang dilakukan di rumah.
5) Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini
adalah peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan
dengan masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang
diberikan.
12
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal
yang dikaji dalam keluarga adalah :
1) Data umum :
(1) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status
imunisasi dari masing – masing anggota keluarga serta genogram.
(2) Tipe keluarga.
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
(3) Suku bangsa.
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
(4) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
(5) Status sosial ekonomi keluarga
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki
oleh keluarga.
(6) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
13
(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
(3) Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga.
3) Pengkajian lingkungan
(1) Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan,
peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
(2) Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga
dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
(3) Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
(5) Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis,
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat.
4) Struktur keluarga
(1) Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi
antar anggota keluarga.
(2) Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah
perilaku.
(3) Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing anggota
14
keluarga baik secara formal maupun informal.
(4) Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang
dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
(1) Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga dan keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
(2) Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam
keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma
atau budaya dan perilaku.
(3) Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit.
Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal
fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan
gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga
terhadap masalah.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang
dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap
negative terhadap masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas
kesehatan yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan
mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber –
sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
15
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana
mengetahui sumber – sumbver keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui
pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota
keluarga.
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat :
apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan,
tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan
fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
(4) Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan
jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga
dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.
(5) Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan
keluarga.
6) Stres dan koping keluarga
(1) Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka
panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
(2) Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor.
Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor.
(3) Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
(4) Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
16
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
17
KRITERIA SKORE BOBOT
Potensial Masalah untuk 3 : Tinggi
dicegah 2 : Cukup 1
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah 2 : Berat, segera
ditangani 1
1 : Tidak perlu segera
ditangani
0 : Tidak dirasakan
Total
19
2.1.10.3 Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan Kriteria dan
Standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang
ditetapkan.
(1) Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan,
mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga dan
mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat
dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber – sumber
yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
2.1.10.4 Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam
20
satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan
secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan
selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.
2.2.2. Etiologi
Diabetes Mellitus disebabkan oleh penurunan produksi insulin oleh sel –sel
beta pulau langerhans. Jenis juvenilis (usia muda) disebabkan oleh predisposisi
herediter terhadap perkembangan anti bodi yang merusak sel-sel beta atau
degenerasi sel-sel beta. Diabetes jenis awitan maturitas disebabkan oleh degenasi
sel-sel beta akibat penuaan dan akibat kegemukan/obesitas. Tipe ini jelas
disebabkan oleh degenarasi sel-sel beta sebagai akibat penuaan yang cepat pada
orang yang rentan dan obesitas mempredisposisi terhadap jenis obesitas ini karena
diperlukan insulin dalam jumlah besar untuk pengolahan metabolisme pada orang
kegemukan dibandingkan orang normal.
Penyebab resistensi insulin pada diabetes sebenarnya tidak begitu jelas,
tetapi faktor yang banyak berperan antara lain:
1. Kelainan Genetik
Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes. Ini terjadi karena DNA pada orang diabetes mellitus akan ikut
21
di informasikan pada gen berikutnya terkait dengan penurunan produksi
insulin.
2. Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara
dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan
ini akan berisiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
memproduksi insulin.
3. Gaya hidup stres
Stres kronis cnderung membuat mencari makanan yang cepat saji yang
kaya pengewet, lemak dan gula Makanan in berpengaruh besar terhadap
kerja pancreas. Stress juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan
meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan
sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas. Beban
yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada
pemerunan insulin.
4. Pola makan yang salah
Kurang gizi atau kelebihan berat sama sama meningkatkan risiko
terkena diabetes. Malnutrisi dapat merusak pakreas, sedangkat obesitas
meningkatkan gangguan kerja atau resisten insulin. Pola makan yang
tidak teratur dan cenderung terlambat juga akan berperan pada
ketidakstabilan kerja pankreas.
5. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pancreas mengalami hipertropi
yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin.Hipertropi
pancreas disebabkan karena peningkatan beban metabolisme glukosa
pada penderita obesitas untuk mencukupi energi sel yang terlalu banyak
6. Infeksi
Masuknya bakteri atau virus ke dalam pancreas akan berakibat rusaknya
sel-sel pancreas. Kerusakan ini berakibat pada penurunan fungsi
pancreas
22
2.2.3. Patofisiologi
Defisiensi Insulin
glukoneogenesis
Hiperglikemia
Asidosis Trombosis
Ketidakseimbanga
n Nutrisi Kurang Aterosklerosis
dari Kebutuhan 1. Koma
2. Kematian
Tubuh
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Retina Ginjal
Jantung
Serebral Ekstremitas
Gangguan Gagal
Ggn.
Integritas Kulit Ginjal
Penglihatan
23
2.2.4. Klasifikasi Diabetus Melitus
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri;
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke
arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan
pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal
dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah
sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau
Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
Faktor-faktor resiko :
1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65
th)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga
3. Diabetes karena malnutrisi
24
Golongan diabetes ini terjadi akibat malnutrisi, biasanya pada
penduduk yang miskin. Diabetes ini dapat ditegakkan bila ada 3 gejala
dari gejala yang mungkin yaitu :
1) Adanya gejala malnutrisi seperti badan kurus, berat badan kurang
dari 80% berat badan ideal
2) Adanya tanda-tanda malabsorpsi makanan
3) Usia antara 15-40 tahun
4) Memerlukan insulin untuk regulasi DM dan menaikkan berat
badan
5) Nyeri perut berulang
4. Diabetes sekunder
Diabetes sekunder yaitu DM yang berhubungan dengan keadaan atau
penyakit tertentu. Misalnya, penyakit pancreas (pankreatitis,
neoplasma, trauma/panreatectomy), endokrinopati (akromegali,
cushing’s syndrome, pheochromacytoma, hypertyroidism), obat-
obatan atau zat kimia (glukokortikoid, hormon tiroid, dilantin,
nicotinic acid), penyakit infeksi seperti kongineta rubella, infeksi
cytomegalovirus, serta syndrome genetic diabetes seperti Down
Syndrome.
5. Diabetes melitus gestasional
Diabetes mellitus gestasional yaitu DM yang terjadi pada masa
kehamilan, dapat didiagnosa menggunakan tus toleran glukosa, terjadi
pada kira-kira 24 minggu kehamilan. Individu dengan DM gestasional
25% akan berkembang menjadi DM.
2.2.5. Manifestasi klinis
1. Fase akut
1. Gejala 3P yaitu :
(1) Poly fagia
(2) Poly uria
(3) Poly dipsi
2. Berat badan meningkat
2. Fase lanjut
25
1) Gejala 2p
2) BB menurun
3) Keadaan lain
(1) Mudah lelah
(2) Mual
(3) Kesemutan
(4) Gatal
4) Mata kabur
5) Nyeri sendi
6) Impotensi pada pria
7) Pruritus vulva pada wanita
2.2.6. Komplikasi
1) Akut
(1) Koma hipoglikemia
(2) Ketoasidosis
(3) Koma hiperosmolar nonketotik
2) Kronik
(1) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah jantung, pembuluh
darah besar, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak
(2) Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah kecil, retinopati
diabetik nefropati diabetik
(3) Neuropati diabetik
(4) Rentan infeksi
(5) Kaki diabetic
2.2.7. Pemeriksaan penunjang
26
Bukan DM Belum pasti DM DM
- Plasma vena
- Darah kapiler
<110 110-120 >126
Dalam penatalaksanaan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
1. Motivasi
Pasien diberitahu bahwa penyakit DM tidak dapat disembuhkan , tapi
kadar gula darah dapat diturunkan, jadi harus ada kerja sama dengan
pasien dengan cara memberikan healt education tentang :
1) Diit
Tujuan Diit adalah mengakibatkan pertumbuhan yang normal,
mengarahkan BB normal, mempertahankan GD normal, dan
mencegah/menunda komplikasi.
2) Pedoman Diit
(1) Jumlah
Relatif body wheight (RBW)
3. Jenis
Jenis bahan makanan yang boleh diberikan adalah golongan B yaitu apel,
pisang kopok, pepaya, kedondong, dan tomat.
2) Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki, penyembuhan lama.
28
Tanda : Takikardi,perubahan tekanan darah postural, hipertensi,
nadi yang menurun / tak ada, kulit panas, kering dan kemerahan, bola
mata cekung.
3) Integritas Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finanial yang
berhubungan dengan kondisi
4) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( polyuria ) nokturia rasa nyeri /
terbakar, kesulitan berkemih, ( infeksi ), ISK baru atau berulang, nyeri
tekan abdomen,diare.
6) Neuro sensori
Gejala : Pusing atau pening sakit kepala kesemutan , kebas,
kelemahan pada otot, parestesia gangguan penglihatan
29
tendon dalam ( RTD ) menurun ( koma) aktifitas kejang ( tahap lanjut
dari DKA )
8) Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanps sputum
purulen ( tergantung adanya infeksi atau tidak )
9) Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
10) Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi ) masalah impoten pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita
Definisi : rentan terhadap variasi kadar glukosa/gula darah dari rentan normal,
yang dapat menggangu kesehatan.
30
2. Tidak menerima diagnosis kognitif
3. Strees berlebihan 4. Periode pertumbuhan cepat
4. Penambahan berat badan berlebihan
5. Penurunan berat badan berlebihan
6. Pemantauan glukosa darah tidak
adekuat
7. Manajemen medikasi tidak efektif
8. Manajemen diabetes tidak efektif Kondisi terkait :
9. Asupan diet kurang
1. Kehamilan
10. Kurang pengetahuan tentang
manajemen penyakit
11. Kurang pengetahuan tentang factor
yang dapat diubah
12. Kurang kepatuhan pada rencana
manajemen diabetes
NOC
Definisi: tingkat kadar glukosa dalam plasma dan urin yang berada dalam rentang
normal
SKALA OUTCOME 1 2 3 4 5
KESELURUHAN
INDIKATOR
230004 Hemoglobin 1 2 3 4 5 NA
glikosilat
31
230005 fruktosamin 1 2 3 4 5 NA
NOC
Keparahan hiperglikemia
Definisi : keparahan tanda dan gejala karena peningkatan kadar glukosa darah
SKALA OUTCOME 1 2 3 4 5
KESELURUHAN
INDIKATOR
211101 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
urin output
211102 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
haus
211103 Lapar 1 2 3 4 5 NA
berlebihan
211104 Malaise 1 2 3 4 5 NA
211105 Kelelahan 1 2 3 4 5 NA
211107 Pandangan 1 2 3 4 5 NA
kabur
211108 Kehilangan 1 2 3 4 5 NA
berat badan
yang tidak bisa
dijelaskan
211109 Kehilangan 1 2 3 4 5 NA
nafsu makan
211110 Mual 1 2 3 4 5 NA
32
211111 Mulut kering 1 2 3 4 5 NA
211114 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
elektrolit
211115 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
konsentrasi
211116 Perubahan 1 2 3 4 5 NA
status mental
211117 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
glukosa darah
211118 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
A1C (glycated
hemoglobin)
NOC
Keparahan hipoglikemia
Definisi : keparahan tanda dan gejala karena penurunan kadar glukosa darah
SKALA OUTCOME 1 2 3 4 5
KESELURUHAN
INDIKATOR
211301 Gemetar 1 2 3 4 5 NA
211302 Berkeringat 1 2 3 4 5 NA
211303 Gugup 1 2 3 4 5 NA
211304 Palpitasi 1 2 3 4 5 NA
jantung
33
211305 Merasa 1 2 3 4 5 NA
melayang
211306 Kelaparan 1 2 3 4 5 NA
211307 Kelemahan 1 2 3 4 5 NA
211308 Pusing 1 2 3 4 5 NA
211309 Mengantuk 1 2 3 4 5 NA
211310 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
penglihatan
211312 Iritabilitas 1 2 3 4 5 NA
211313 Kelelahan 1 2 3 4 5 NA
211315 Parastesia 1 2 3 4 5 NA
211317 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
konsentrasi
211318 Perilaku 1 2 3 4 5 NA
abnormal
211319 Konfusi 1 2 3 4 5 NA
211320 Seizure 1 2 3 4 5 NA
(kejang)
211321 Koma 1 2 3 4 5 NA
211322 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
kadar glukosa
darah
NIC
Manajemen hiperglikemi
34
Definisi : pencegahan dan perawatan kadar glukosa diatas nilai normal
Aktivitas aktivitas :
00002
36
NOC
Status Nutrisi
Kode: 1004
Definisi : sejauh mana nutrisi dicerna dan diserap untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
INDIKATOR
37
NOC
NIC
38
Manajemen Gangguan Makan 1030
Definisi : pencegahan dan perawatan terhadap pembatasan diet ketat dan olahraga yang
berlebihan atau perilaku memuntahkan makanana dan cairan
Aktivitas-aktivitas
15. Berikan dukungan terhadap
1. Kolaborasi dengn tim kesehatan lain
peningkatan berat badan dan perilaku
utnuk mengembangkan rencana
yang meningkatkan berat badan
perwatan dengan melibatkan klien dan
16. Batasi aktivitas fisik sesuai
oragn – orang terdekatnya dengn tepat
kebutuhanuntuk meningkatkan berat
2. Rundingkan dengan tim dan klien
badan
untuk mengatur target pencapaian
berat badan klien tidak berada dalam
17. Sediakan program latihan di bawah
rentang berat badan yang
observasi jika diperlukan
direkomendasikan sesuai umur dan
18. Beri kesempatan untuk membatasi
bentuk tubuh
pilihn maknan dan latihan untuk
3. Tentuka pwncapaian berat badan
meningkatkn berat badan
harian sesuai keinginan
sebagaimana berat badan meningkat
4. Rundingkan dengan ahli gizi dalam
sesuai dengan yang diinginkan
menentukan asupan kalori harian yang
19. Bantu klien (dan orang-orang terdekat
diperlukan untuk mempertahankan
klien dengna tepat) untuk mengkaji
berat badan yang sudah ditentukan
dan memcahkan masalah personal
5. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi
yang berkontribusi terhadap
yang baik dengan klien (dapat orang
terjadinya gangguan makanan
terdekat klien dengan tepat)
20. Rundingkan dengan tim keshatan lain
6. Dorong klien untuk mendiskusikan
setaip hari terkait perkembangan klien
makanan yang disukai bersama dengan
21. Monitor berat badan klien sesuai
ahli gizi
secara rutin
7. Kembangkan hubungan yang
22. Bantu klien untuk mengevaluasi
mendukung dengan klien
kesesuaian /konsekuensi pilihan
8. Monitor tanda – tanda fisiologis
makanana dan aktivitas fisik
(tanda-tanda vital, elektrolit), jika
23. Observasi klien selama dan setelah
diperlukan
39
Manajemen Gangguan Makan 1030
9. Timbang berat badan klien secara rutin pemberian makan/ makanan ringan
(pada hari yang sama setelah untuk meyakinkan bahwa intake /
BAB/BAK) asupan maknan yang cukup tercapai
10. Monitor intake /asupan dan asupan dan dipertahankan
cairan secara tepat 24. Batasi waktu klien dikamar mandi
11. Monitor asupan kalori makanan harian selama waktu klien tidak dalam
12. Dorong klien untuk memonitor sendiri observasi
asupan makanan harian dan 25. Monitor perilaku klien yang
menimbang berat badan secara tepat berhubungan dengan pola makan,
13. Bangun harapan terkait dengan penambahan dan kehilangan berat
perilaku makanan yang baik, intake/ badan
asupan maknana/cairan dan jumlah 26. Berikan dukungan dan arahan jika
aktivitas fisik diperlukan
14. Batasi makanan sesuai dengan jadwal,
makanan pembuka dan makanan
ringan
40