Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Definisi Keluarga
a. Menurut Who, 1969 (dikutip dari Dion & yasinta Betan, 2013) keluarga
adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melaui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan.
b. Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan
atara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga, Sayekti,1994 (dikutip dari Dion & yasinta Betan, 2013).
c. Depkes RI (1988), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
d. Bailon dan Maglaya (1989), keluarga adalah dua atau lebih individu yang
tergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi, dalam satu rumah
tangga berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
e. UU No.10 tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya
atau ibu dan anaknya
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara umum
bahwa keluarga itu terjadi jika ada:
 Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan)
 Hubungan (darah/adopsi/kesepakatan)
 Tinggal bersama dalam satu atap (serumah)
 Ada peran masing-masing anggota keluarga
 Ikatan emosional

2. Ciri Dan Sifat Keluarga


a) Menurut Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton, (dikutip dari Dion
& Yasinta Betan, 2013), yaitu:
 Keluarga merupakan hubungan perkawinan
 Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
 Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan
 Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak
 Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, atau rumah tangga
b) Menurut Stuart , 2001 (dikutip dari Dion & yasinta Betan, 2013), lima sifat
keluarga yang dijabarkan adalah sebagai berikut:
 Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu system
 Keluarga mempertahankan fungsinya secara konsisten terhadap
perlindungan, makanan, dan sosialisasi anggotanya
 Dalam keluarga ada komitmen saling melengkapi antar anggota
keluarga
 Setiap anggota keluarga dapat atau tidak dapat saling berhubungan atau
tidak dapat tinggal dalam satu atap
 Keluarga bias memiliki anak atau tidak.
c) Ciri keluarga Indonesia
Menurut Dion & yasinta Betan (2013), ada beberapa cirri keluarga
Indonesia secara menyeluruh, sebagai berikut:
 Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong
royong
 Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
 Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan silakukan
secara musyawarah

3. Tipe keluarga
a. Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
 Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
 Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek,
paman-bibi).
b. Secara modern
(Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme)
maka pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah:

 Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
 Reconstituted Nuclear
Pembentukan keluarga baru dari keluarga inti melalui perkawinan
kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
 Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/meniti karier.
 Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
 Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
 Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
 Commuter married
Suami istri atau keduanya orang orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
 Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
 Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
 Institusional
Anak-anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
 Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
 Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan
semua adalah orang tua dari anak-anak.
 Unmaried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
 Cohibing Coiple
Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
 Gay and lesbian family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

4. Peran dan fungsi pokok keluarga


 Peran formal dalam keluarga adalah:
a. Peranan Ayah: sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman.
Juga sebagai kepala keluarga, sebagai angggota dari kelompok sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu: sebagai sitri dari suami dari ibu dari anak-anak berperan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi
anak-anaknya, pelindung dari salah satu anggota kelompok sosial, serta
sebagai anggota masyarakat di lingkungan disamping dapat berperan
pula sebagai pencari nafkah tambahan keluarga.
c. Peranana Anak: adalah melaksanakan tugas peranana psikologis sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fiisk, mental, sosial dan spiritual.
 Menurut Friedman,1998 (dikutip dari Suprajitno, 2004), secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi afektif (the affective function)
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial
anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placement function)
adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi (the reproductive function)
adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi (the economic function)
Yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health are function)
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

5. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan


Ada 5 tugas pokok keluarga yang dijabarkan oleh Friedman (1998) yang
sampai saat ini masih dipakai dalam asuhan keperawatan keluarga. Tugas
kesehatan keluarga menurut Friedman (1998) dalam Effendi & Makhfudli
(2009), dikutip dalam Dion & Yasinta Betan (2013), adalah:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dank arena
kesehatanlah kadang – kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana akan
habis. Orang tua perlu mengenal masalah keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan
tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu
segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa
besar perubahannya.
2. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan
tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan maka meminta bantuan
orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga keluarganya
yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan
perawatannya)
b. Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
c. Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan
d. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang
berttanggung jawab, sumber keuangan atau financial, fasilitas fisik,
psikososial)
e. Sikap keluarga terhadap sakit
4. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau mncipttakan suasana rumah yang
sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga
b. Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan
c. Pentingnya hygiene sanitasi
d. Upaya pencegahan penyakit
e. Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene dan sanitasi
f. Kekompkana antar anggota keluarga
5. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus
mengetahui hal-hal berikut ini:
a. Keberadaan fasilitas keluarga
b. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan
c. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
d. Pengalaman yang kurang bbaik terhadap petugas kesehatan
e. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

6. Tahap-tahap perkembangan keluarga


a) Tahap I: Pasangan keluarga baru / keluarga pemula
Dimulai saat individu
Tugas perkembangannya adalah:
 Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru
 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan lain-lain
 Keluarga berencana
Masalah kesehatan utama yang muncul: penyesuaian seksual dan peran
perkawinan, kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit kehamilan, Kb,
konseling prenatal dan komunikasi.

b) Tahap II: keluarga anak pertama/child bearing


Tahap ini dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30
bulan. Merupakan masa transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga
Tugas perkembangannya adalah:
 Adapatasi perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, seksual dan
kegiatan
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
 Membagi peran dan tanggung jawab
 Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
 Menata ruang untuk anak
 Biaya/dana child bearing
 Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
Masalah kesehatan uatana yaitu pendidikan materniatas yang berpusat pada
bayi, pengenalan dan pemahaman masalah fisik secara dini, peningkatan
kesehatan umum, imunisasi, tumbuh kembang anak dan masalah transisi
peran orang tua.

c) Tahap III:keluarga dengan anak usia pra-sekolah


Tahap ini dimulai dari anak pertama berusia 2.5 tahun sampai 5 tahun.
Tugas perkembangannya:
 Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
 Membantu anak bersosialisasi
 Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi
 Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga
 Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
 Pembagian tanggungjawab
 Merencanakan kegiatan dalam waktu stimulasi tumbuh dan kembang
anak
Masalah kesehatan utama yang muncul yaitu masalah kesehatan fisik,
masalah kesehatan psikologis seperti perceraian,pergaulan dan persaingan
antar kakak beradik dan pengasuhan anak.

d) Tahap IV: keluarga dengan anak usia sekolah


Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahuan dan mulai sekolah
dasar dan berakhir pada usia 13 tahun dimana merupakan awal dari masa
remaja.
Tugas perkembangannya:
 Keluarga beradaptasi terhadap pengaruh teman dan sekolah anak
 Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan diluar rumah, sekolah,
dan lingkungan yang lebih leuas
 Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
 Menyediakan aktivitas untuk anak
 Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga
 Meningkatkan komunikasi terbuka.
e) Tahap V: keluarga dengan anak remaja
Tahap ini dimulasi sejak usia 13 tahun sampai dengann 20 tahun.
Tugas perkembangan keluarganya yaitu:
 Pengembangan terhadap remaja
 Memelihara komunikasi terbuka
 Memelihara hubungan intim dalam keluarga
 Mempesiapkan perubahan sistem peraan dan peraturan anggota keluarga
Masalah kesehatan yang muncul: patah tulang, cedera, penyalahgunaan obat-
obatan terlarang.

f) Tahap VI: keluarga dengan anak dewasa muda/tahap pelepasan


Tahap ini dimulasi sejak anak pertama meningggalkan rumah orang tua
sampai dengan anak terakhir
Tugas perkembangan keluarga:
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan
 Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya
 Membantu orang tua atau suami / istri yang sedang sakit atau memasuki
masa tua
 Orang tua berperan suami dan istri, kakek, nenek
 Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
masyarakat.
Maslah kesehatan yang muncul: masalah komunikasi dewasa muda dengan
orang tua, masalah transisi peran suami/istri, masalah orang yang
memberikan perawatan bagi orang tua, munculnya pe nyaki-penyakit kronis.

g) Tahap VII: keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulasi ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal
Tugas perkembangan keluarga:
 Mempertahankan kesehatan
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
 Meningkatkan keakraban pasangan
 Mempertahankan kesehatan dengan ilahraga pengontrolan BB, diet
seimbang, istirahat yang cukup
 Mempunyai lebih banyak waktu dalam mengolah minat sosial dan waktu
santai
 Memulihkan hubungan antara generasi muda dan tua
 Keakraban dengan pasangan
 Memulihkan hubungan dengan anak dan keluarga
 Persiapan masa tu
Masalah kesehatan yang muncul: masalah hubungan perkawinan,
komunikasi hubungan dengan anak-cucu, masalah hubungan perawatan
orang tua yang sudah lansia atau tidak mampu merawat diri.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT GASTRITIS


1. Pengertian
a. Gastritis adalah peradangan umum dari mukosa lambung. Gastritis dapat
berupa akut atau kronis (Wilson Thompson, 1990).
b. Gastritis adalah peradangan yang terjadi dilambung akibat meningkatnya
sekresi asam lambung mengakibatkan iritasi/perlukaan pada lambung
(Brunner &Suddart, 2002).
2. Etiologi
Gastritis akut adalah peradangan sementara yang dapat disebabkan oleh
sejumlah faktor: alkohol, aspirin, obat antiinflamasi dan kortikosteroid,
gangguan metabolisme (misalnya uremia), stres fisiologis (misalnya trauma),
refluks garam empedu, diet yang sembrono (makan terlalu banyak atau sedikit),
atau terapi radiasi.
Gastritis kronis adalah suatu kondisi progesive dan menahun. Dapat
sebagai tipe A gastritis (fundus) atau tipe B (antral) gastritis. Gastritis fundus A
juga dikenal sebagai gastritis atrhophic adalah jenis yang paling parah ditandai
degenerasi dari mukosa baik di tubuh dan fundus dari lambung dengan
perubahan subsequen pada gastrik function. Penyebab faktor intrinsik dalam
serum penderita banyak (60%) dengan atrhopic gastristis dan kondisi autoimun
lain seperti penyakit tiroid, diabetes melitus, dan gastritis insuffiency, sering
pula dikaitkan dengan anemia pernisiosa. Tipe B (antral) gastritis adalah jauh
lebih umum dan kurang parah dari gastritis fundus. Antral gastritis terbatas pada
daerah antral perut dan ditandai oleh peradangan mukosa, namun tidak seperti
gastritis fundus, jarang menyebabkan atrofi mukosa atau hilangnya fungsi
lambung. Parietal antibodi sel tidak terlihat, dan tidak ada hubungan dengan
anemia pernisiosa atau karsinoma lambung. Pada beberapa dekade terakhir
diketahui penyebabnya adalah kolonisasi helicobacter pylori, organisme ini
sering dikaitkan dengan gastritis antral dan ulkus duodenum.

3. Manifestasi klinis
Gartritis Akut:
a. Nyeri lambung
b. Mual muntah
c. Terjadi perdarahan pada saluran pencernaan
Gastritis Kronik:
a. Nyeri ulu hati
b. Mual muntah
c. Rasa asam di mulut
d. Tidak ada nafsu makan
e. Pusing
f. Lemah

4. Komplikasi

a. Terjadi perdarahan saluran pencernaan bagian atas berupa muntah darah


dan berak darah
b. Syok karena perdarahan
c. Anemia/ kurang darah
5. DIAGNOSTIK DAN TEMUAN STUDI
Gastritis akut
1. Nasogastris aspiriration : mungkin berisi darah
2. Endoskopi : Erosions ulseration superficial dan bledding terlihat
3. Barium studi : menunjukkan ulserasi, tetapi lesi suprvicial biasanya tidak
terlihat
4. Angiography : mengidentifikasi bledding spesifik pada perdarahan
gastric.
5. CBC : mungkin terlihat Hb, Hct, MCV, MCH dan MCHC berkurang
Gastritis kronis
1. Endoskopi : menunjukkan choronic inflamasi dan atrofi gastirc
2. Biopsi : kehilangan kelenjar lambung normal; atrhopy dari degenerasi
otot lapisan mukosa dan sturcturesnya; juga untuk menyingkirkan
gastirk karsinoma, yang berhubungan dengan gastristis athropic, dapat
digunakan
untuk mengidentifikasi C.pylori, yang mungkin ada dalam antral (tipe
B) gastristis.
3. Serum gastrin : Elevated dalam tipe A (fundus) gastristis: normal atau
rendah dalam tipe B (antral) gastristis.
4. Serum antibodi terhadap sel parietal dan faktor intrinsik (IF) :
Presence pada gastrists atrofik tipe A.
5. Serum vitamin B12 levels : rendah, menunjukkan anemia pernisiosa,
yang berhubungan dengan tipe A gastristis.
6. Schlling tes : rendah, menunjukkan anemia pernisiosa, yang
berhubungan dengan tipe A gastristis.

6. MANAJEMEN MEDIK
MANAJEMEN UMUM :
 Eliminasi dari iritans lambung (alcohol, aspirin, cortikosteroid, agen
antiinflamasi) Nasogastric (N / G) dengan tabung isap untuk dekompresi
gastirc dan pemantauan selama episode akut bledding, acid saline lavage
untuk mengontrol bledding, cairan intravena untuk mempertahankan
volume plasma untuk menggantikan intake , counseling untuk pasien
dengan stres emosional yang signifikan.
 Survellance untuk pengembangan anemia pernisiosa atau kanker lambung
(endoskopi dan pemantauan serum kadar vitamin B12).
TERAPI OBAT :
 Antasida (misal Maalox) untuk menjaga PH lambung
 H2 reseptor antagonis (misalnya simetidin, 300 mg IV atau IM 300 mg;
ranitidin, 50 mg IV atau IM atau 300 mg) untuk mengurangi sekresi asam
lambung.
 Vasopresin (IV atau dengan anglographyc caheter) untuk menginduksi
vasocontriction yang mengurangi bledding.
 Antibiotik untuk pasien dengan C. pylort infection; antacida untuk
mengontrol epigastrium distress; antimutics untuk mengontrol nausea;
vitamin dan mineral suplements vitamin B12 injeksi untuk pasien dengan
perniceuosa anemia.
BEDAH :
 Laser koagulasi pada bledding,
 Gasterctomy sebagian atau total jika manajemen medis tidak efektif dalam
mengendalikan bledding.
 Vagotomy dan phyloroplasty: vagotomy mengurangi stimulus untuk
produksi asam, mengurangi motilitas lambung, memperbesar pilorus
membantu mencegah obstruksi pilorus.

7. Penatalaksanaan
a. Hindari jauhkan bahan–bahan penyebab iritasi pada lambung (alkohol,
obat–obatan, stress)
b. Beri makanan lunak selama perdarahan masih terjadi
c. Kaji stress emosional pasien, kalau perlu konsultasi pada ahlinya
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses yang kompleks bersifat
dinamis, menggunakan pendekatan yang sistematis pada keluarga dan anggota
keluarga dengan menggunakan metode ilmiah. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah:

1. Pengkajian.
Proses pengkajian merupakan pengumpulan informasi yang berkesinambungan,
dianalisa dan diinterprestasikan serta diidentifikasi secara mendalam. Sumber
data pengkajian diperoleh dari mengamatan atau observasi, pemeriksaaan fisik
anggota keluarga dan data lain yang ada seperti hasil pemeriksaan kesehatan
KMS.
Data pengkajian mencakup :
a. Data Demografi
1). Identitas kepala keluarga yang menjadi penanggung jawab keluarga
2). Komposisi keluarga
3). Genogram
4). Tipe/bentuk keluarga : bentuk keluarga dan masalah yang muncul
berkaitan dengan bentuk keluarga tersebut
5). Latar belakang budaya :
a). Kebudayaan keluarga
b). Jaringan sosial yang diikuti keluarga
c). Lingkungan budaya tempat tinggal keluarga
d). Adaptasi keluarga terhadap kebudayaan yang berbeda dimana
keluarga tinggal
6). Kegiatan keagamaan dan keyakinan seluruh anggota keluarga dan nilai-
nilai yang menjadi prinsip dalam keluarga
7). Status sosial ekonomi keluarga . pencari nafkah utama dalam keluarga,
bagaiman cara pengaturannya di rumah tangga, dapat dilihat dari barang-
barang rumah tangga yang dimiliki
a). Kaji perabotan rumah tangga yang dimiliki keluarga dan cara
pengaturannya
b). Kaji perasaan keluarga terhadap rumah tinggalnya dan kebutuhan
privacy seluruh anggota keluarga
8). Denah rumah : apakah proposional dengan jumlah anggota keluarga
9). Karakteristik lingkungan rumah
a). Kaji tipe lingkungan rumah, apakah daerah kumuh, kota, pedesaan
dan tipe tempat tinggal (hunian, industri, pertanian)
b). Kaji keadaan lingkungan tempat tinggal, apakah dekat dengan
industri dan bagaimana keadaan geografis dan fasilitas yang tersedia
di lingkungan tempat tinggal termasuk fasilitas pelayanan kesehatan
c). Kaji kondisi kemanan tempat tinggal keluarga terhadap kejahatan
10). Modifikasi geografi keluarga. Kaji berapa lama tinggal dilingkungan
tersebut, dan riwayat geografis keluarga apakah berpindah – pindah?
11). Asosiasi dan transaksi keluarga denga komunitas. Kaji sejauh mana
keluarga memandang komunitasnya dan penggunaan fasilitas kesehatan
yang ada serta bagaimana keluarga menadang kegiatan yang ada di
lingkungannya
12). Jaringan dukungan sosial keluarga. Kaji jaringan informasi dan formal
yang mambantu keluarga bila ada masalah dan bagaimana hubungannya
terhadap orang atau lembaga-lembaga di lingkungannya

b. Struktur Keluarga
1). Pola dan proses komunikasi keluarga
Kaji komunikasi dalam keluarga apakah fungsional atau disfungsional
dan apakah mempergunakan pola berulang-ulang serta bagaimana pesan-
pesan emosional disampaikan dalam keluarga.

2). Struktur kekuatan keluarga


Kaji siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga, teknik yang
digunakan, apakah ada yang dominan baik dalam masalah ekonomi
maupun sosial serta cara keluarga untuk merubah perilaku keluarganya

3). Struktur peran keluarga


Kaji peran formal dan informal setiap anggota keluarga yang bisa
mempengaruhi proses keluarga.
4). Nilai-nilai keluarga
Kaji nilai-nilai yang dianut keluarga, apakah ada konflik dengan nilai
yang dominan di lingkungan, serta adakah nilai yang mempengaruhi
status kesehatan keluarga

c. Fungsi-fungsi Keluarga
1). Fungsi afektif
Kaji gambaran dari anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan yang diciptakan keluarga dan bagaimana mengembangkan
sikap saling menghargai di antara anggota keluarga

2). Fungsi sosialisasi


Kaji bagaimana interaksi atau hubungannya dalam keluarga, sejauhmana
keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku

3). Fungsi perawatan kesehatan : kaji sejauh mana keluarga menyediakan:


a) Makanan : kaji berapa kali anggota keluarga makan dalam sehari,
menu makanannya, cara mempersiapkan, mengolah dan menyimpan
makanan, adakah makanan pantang atau yang dilarang agama dan
makanan yang disukai masing-masing anggota keluarga
b) Pakaian : kaji penampilan keluarga saat dikunjungi dan aksesoris
yang digunakan
c) Perawatan anggota keluarga yang sakit : kaji kebiasaan keluarga
tentang cara pengobatan bila ada anggota keluarga yang sakit,
apakah menggunakan sarana kesehatan yang tersedia, dan apa yang
dilakukan bila ada yang sakit
d) Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenal sehat-sakit, dan
kesanggupan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan
anggota keluarga :
 Keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
 Keluarga membuat keputusan tindakan yang tepat
 Keluarga memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
 Keluarga mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah
yang sehat
 Keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
dimasyarakat

4). Fungsi reproduksi : kaji berapa anak yang diinginkan, pengetahuan


keluarga tentang Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi yang
digunakan
5). Fungsi ekonomi : kaji sejauhmana keluarga memenuhi sandang, pangan,
papan, kesehatan dan sejauhmana keluarga memanfaatkan barang
kesejahteraan keluarga dan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat

d. Koping Keluarga
1). Kaji stresor keluarga jangka panjang dan jangka pendek
2). Kaji respon keluarga terhadap stresor
3). Kaji penggunaan strstegi koping dalam Keluarga
4). Kaji koping yang berhasil dilakukan oleh Keluarga
5). Kaji koping difungsional

1. Analisa Data
Setelah data dikumpulkan lalu dilakukan analisa data untuk :
a. Menyeleksi data terperinci seperti katagori yang lebih luas seperti katagori
yang berhubungan dengan status kesehatan atau praktek anggota-anggota
keluarga atau tentang rumah dan lingkungan
b. Mengelompokkan syarat-syarat yang berhubungan untuk menentukan
hubungan antara data tersebut
c. Membedakan atau memilah-milahkan data yang relevan dengan data yang
tidak relevan untuk memutuskan informasi apa yang berhubungan untuk
mengerti dengan situasi yang ada dan informasi apa yang tidak penting
d. Mengidentifikasi pola-pola seperti fungsi fisiologi, perkembangan
nutrisi/diet, koping atau pola komunikasi, perilaku dan gaya hidup
e. Membandingkan pola dengan norma-norma atau standar kesehatan fungsi
keluarga dan pendapat tentang tugas kesehatan
f. Mengintepretasikan hasil-hasil, lalu dibandingkan untuk menentukan
tanda-tanda atau gejala atau syarat-syarat defisit kesehatan yang spesifik,
pemeliharaan kesehatan atau krisis yang dapat diduga atau stres poin dan
membuat kesimpulan-kesimpulan atau menggambarkan kesimpulan-
kesimpulan tentang alasan-alasan adanya masalah kesehatan yang dapat
melengkapi untuk tidak menampilkan tugas kesehatan keluarga.

2. Diagnosa Keperawatan.
Masalah kesehatanasalah situasi atau kondisi yang berhubungan dengan promosi
dan atau pemeliharaan kesehatan dan pemulihan dari penyakit. Sedangkan
diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan menjadi diagnosa keperawatan.
Hal ini dijadikan gangguan bagi keluarga untuk melakukan tugas kesehatan yang
spesifik untuk masalah kesehatan khusus.
Adapaun jenis diagnosa keperawatan :

a. Aktual : sudah terjadi gangguan kesehatan pada keluarga.


b. Resiko : sudah ada data yang terjadi yang menunjang terjadinya masalah
kesehatan tetapi belum terjadi gangguan.
c. Potensial : keadaan sejahtera dimana keluarga dalam keadaan sejahtera
sehingga kesehatan dapat ditingkatkan sebagai komponen diagnosa
keperawatan: masalah, penyebab, tanda dan gejala.
Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga :

a. Memprioritaskan masalah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas masalah :

1). Kriteria I : sifat masalah (actual, potensial, resiko).


2). Kriteria II : kemungkinan yang dapat diubah yang dilihat dari aspek
pengetahuan yang ada, teknologi dan tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi masalah, sumber daya keluarga, sumber daya perawat, sumber
daya masyarakat.
3). Kriteria III : potensial untuk dicegah yang dilihat dari aspek kepelikan
masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah, lamanya
masalah, tindakan yang sedang dijalankan, kelompok resiko tinggi.
4). Kriteria IV : menonjolnya masalah yang dilihat dari persepsi keluarga
terhadap masalah.
Untuk mendapatkan masalah prioritas, nilai-nilai yang sudah didapat dari
4 kriteria yang ada di scoring menggunakan table perhitungan menurut
Bailon dan Malagya (1978) :
Skoring :

1). Tentukan skor untuk setiap kriteria


2). Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalian dengan bobot :
Skor x bobot

Angka tertinggi

3). Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5 =


seluruh.

Bobot :

No Kriteria Komponen Skor Bobot

1 Sifat masalah. Aktual 3 1

Potensial 2

Resiko 1

2 Kemungkinan Mudah 2 2
masalah dapat diubah.
Sebagian 1

Tidak dapat 0

3 Potensial masalah Tinggi 3 1


dapat dicegah.
Cukup 2

Rendah 1

4 Menonjolnya Berat, segera 2


masalah. ditangani.

Ada masalah, tidak


perlu segera 1
ditangani.

Tidak dirasakan ada


masalah
0

3. Rencana Keperawatan.
Rencana tindakan keperawatan keluarga untuk membantu keluarga menampilkan
tugas-tugas kesehatan :
a. Membantu keluarga menyadari adanya masalah kesehatan.
b. Membimbing keluarga memutuskan mengambil tindakan yang tepat bila ada
masalah.
c. Mengembangkan kemampuan keluarga dan senantiasa mengadakan
perawatan bagi anggota keluarganya.
d. Memperbaiki kemampuan keluarga agar tersedianya lingkungan rumah yang
kondusif untuk memelihara kesehatan dan perkembangan anggota keluarga.
e. Memfasilitasi kemampuan keluarga untuk memanfaatkan sumber daya
kesehatan yang ada dimasyarakat.
4. Tindakan Keperawatan.
Tindakan keperawatan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan
dimana perawat mendaptkan kesempatan untuk membangkitkan minat dari
keluarga untuk mengadakan kesempatan untuk mengadakan perbaikan ke arah
perilaku hidup sehat, yaitu :
a. Memberikan informasi.
b. Identifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
c. Identifikasi konsekuensi bila tidak melakukan tibdakan.
d. Motivasi sikap emosi sehat.
e. Identifikasi sumber yang dimiliki keluarga.
f. Konsekuensii tipe tindakan.
g. Demonstrasikan cara perawatan.
h. Gunakan alat dan fasilitaskesehatan yanga ada di rumah.
i. Mengawasi keluarga melakukan perawatan di rumah.
j. Menemukan sumber yang dapat digunakan keluarga.
k. Melakukan perubahan lingkungan seoptimal mungkin.
l. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.
m. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yanag ada.
5. Evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya, bila tidak atau belum berhasil pelu disusun rencana baru yang
sesuai. Terdapat 2 macam evaluasi yaitu :
a. Evaluasi Kuantitatif
Evaluasi yang dilaksanakan dengan melihat jumlah pelayanan atau kegiatan
yang telah dikerjakan. Pada evaluasi kuantitatif, jumlah kegiatan dianggap
dapat memberikan hasil yang memuaskan.
b. Evaluasi Kualitatif
Merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah satu dari 3
dimensi yang saling terkait yaitu :
1). Struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia atau bahan-bahan
yang diperlukan dalam pelaksanakan kegiatan dalam upaya keperawatan
hal ini menyangkut antara lain kecakapan atau kualifikasi perawat, minat
atau dorongan, waktu atau tenaga yang dipakai, dana yang tersedia.
2). Proses : berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan.
3). Hasil : difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

 Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2,

Jakarta,EGC,

Hamzah, : Ensiklopedia Artikel Indonesia, Surabaya

 Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku

Kedokteran, EGC,

 Goonasekera CDA, Dillon MJ, 2003. The child with hypertension. In: Webb NJA,

Postlethwaite RJ, editors. Clinical Paediatric Nephrology. 3rd edition. Oxford:

Oxford University Press

 Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second

Edition. New Jersey: Upper Saddle River

 Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second

Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Anda mungkin juga menyukai