Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KELUARGA Tn.S TERUTAMA

PADA Tn.S DENGAN MASALAH UTAMA ASAM URAT

DIWILAYAH PUKESMAS PULOKULON I

DISUSUN OLEH :

SITI IS DWI RAHAYU

2019012437

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
TA 2022
I. KONSEP KELUARGA
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah suatu ikatan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan hukum
dan undang-undang perkawinan yang sah hidup bersama dalam keterikatan aturan
dari keluarga. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari keluarga
(Friedman, 2013).
menjelaskan keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan satu budaya. Menurut undang-undang no. 10
tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami isteri
atau suami isteri dan anaknya atau, ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya (Setiadi,
2008).
B. Tipe Keluarga
Menurut Friedman, Bowden dan Jones (2010) dalam Susanto (2012) ada dua tipe
keluarga yaitu :
1. Tradisional.
a. The Nuclear Family
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The Dyad Family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga Usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
sudah memisahkan diri.
d. The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
e. The Extended Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek nenek)
dan keponakan.
f. Commuter Family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bias
berkumpul dengan anggota keluarga pada saat akhir pekan atau pada waktu-
waktu tertentu.
g. The Single Parent Family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
h. Multigenerational Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama.
Contoh : Dapur, kamar mandi, telepon dan lain-lain.
j. Blended Family
Duda atau janda karena perceraian yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau hasil perkawinan sebelumnya.
k. The Single Adult Family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non Tradisional
a. The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b. The Step-parent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah. Sosialisasi anak dengan
aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e. Gay and Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan orientasi seksual hidup bersama
sebagaimana marital partners
f. Cohabitating Family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
g. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
h. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
sementara waktu, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
C. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2010) dalam Harmoko (2012) menyatakan struktur keluarga
antara lain :
1. Struktur Peran Keluarga
Peran didasarkan pada preskripsi dan harapan peran yang menerangkan apa
yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain yang
menyangkut peran-peran tersebut.
2. Sistem Nilai dalam Keluarga
Nilai-nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap dan
kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara sadar
maupun tidak sadar mengikat bersama-sama seluruh anggota keluarga dalam
suatu budaya yang lazim.
3. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk
menciptakan dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga.
4. Strukur Kekuasaan dalam Keluarga
Kekuasaan keluarga sebagai sebuah karakteristik dari sistem keluarga adalah
kemampuan, baik potensial maupun aktual dari seorang individu untuk mengubah
tingkah laku anggota keluarga.
D. Fungsi Keluarga
Menurut Allender & Spardley (2001) dalam Susanto (2012), fungsi keluarga
adalah
1. Affection
a. Menciptakan suasana persaudaraan/menjaga perasaan.
b. Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual.
c. Menambah anggota baru.
2. Security and Acceptance
a. Mempertahankan kebutuhan fisik.
b. Menerima individu sebagai anggota.
3. Identity and Satisfaction
a. Mempertahankan motivasi.
b. Mengembangkan peran dan self-image.
4. Affiliation and companionship
a. Mengembangkan pola komunikasi.
b. Mempertahankan hubungan yang harmonis.

5. Sosialization
a. Mengenal kultur (nilai dan perilaku).
b. Aturan/pedoman hubungan internal dan eksternal.
c. Melepas anggota.
6. Controls
a. Mempertahankan kontrol sosial.
b. Adanya pembagian kerja.
c. Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada
E. Peran Keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan


yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan
masyarakat (Friedman, 2010) Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat
diklasifikasi menjadi dua kategori, yaitu peran formal dan peran informal. Peran
formal adalah peran eksplisit yang terkadung dalam struktur peran keluarga. Peran
informal bersifat tidak tampak dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional
keluarga dan memelihara keseimbangan keluarga. Berbagai peranan yang terdapat
dalam keluaraga adalah :

a. Peran formal

Peran parental dan pernikahan, diidetifikasi menjadi delapan peran yaitu peran
sebagai provider (penyedia), peran sebagai pengatur rumah tangga, peran
perawatan anak, peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran persaudaraan
(kindship), peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif), dan peran seksual.

b. Peran informal

Terdapat berbagai peran informal yaitu peran pendorong, pengharmonis, insiator-


kontributor, pendamai, pioner keluarga, penghibur, pengasuh keluarga, dan
perantara keluarga.

Sedangkan Effendi (2002) membagi peran keluarga sebagai berikut:

1) Peranan ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberian rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
keluarga masyarakat dari lingkungannya.

2) Peranan ibu

Ibu sebagai istri dari suami dan anak-anaknya. Mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3) Peranan anak
Anak-anaknya melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, sosial, dan spiritual.
F. Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Menurut Friedman (2010) dalam


Harmoko (2012) tahap dan tugas perkembangan keluarga dibagi menjadi :

1. Tahap I : Keluarga Pemula


a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
c. Keluarga berencana (keputusan kedudukan sebagai orangtua).
2. Tahap II : Keluarga Sedang Mengasuh Anak
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).
b. Rekonsiliasi tugas-tugas yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambah peran-
peran orangtua dan kakek-nenek.

3. Tahap III : Keluarga dengan Anak Usia Pra Sekolah


a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi,
dan keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-
anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan di luar keluarga (keluarga
besar dan komunitas).
4. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
a. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
5. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak.
6. Tahap VI : Keluarga yang Melepaskan Anak Usia Dewasa Muda
a. Memperluas siklus keluarga dengan memuaskan anggota keluarga yang baru
didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri.
7. Tahap VII : Keluarga dengan Orang Tua Usia Pertengahan
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak.
c. Memperkokoh hubungan perkawinan.

8. Tahap VIII : Keluarga dalam Masa Pensiun dan Lanjut Usia


a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi
hidup).

II. Konsep Teori Lansia


1. Pengertian Lansia
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia
adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis (Effendi, 2009). Lansia adalah
seseorang yang telah berusia >60 tahun dan tidak berdaya mencari nafkah sendiri
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari (Ratnawati, 2017).
Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa lansia adalah seseorang yang
telah berusia > 60 tahun, mengalami penurunan kemampuan beradaptasi, dan tidak
berdaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seorang diri.
2. Batasan lansia
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) antara 60-74 tahun.
c. Lanjut usia tua (old) antara 75-90 tahun.
d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
3. Proses menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua
(Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis.
Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih,
penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai
fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak
harusmenimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal
inidiartikan:
a. Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
b. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
c. Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo, 1996)
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan-perubahan
yangmenuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus-menerus. Apabila
proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah
berbagai masalah.Hurlock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto
(1994) menyebutkan masalah-masalah yang menyertai lansia yaitu:
1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain.
2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola
hidupnya.
3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal
atau pindah
4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah
banyak dan
5) Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa.
Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan
fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.Lanjut usia juga mengalami
perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah. Kedua
minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadapuang
semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan-kegiatan rekreasi tak
berubahhanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang
tinggi pada diri usialanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap
sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik
secara benar dan teratur untukmeningkatkan kebugaran fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa
perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya
terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya.
Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak
memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan
pengalaman pribadinya. Perubahan yang diminati oleh para lanjut usia adalah
perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan,
ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein, 1992). Dalam menghadapi
perubahan tersebut diperlukan penyesuaian.
4. Teori Menua
a. Teori-teori Biologia
Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory). Menurut teori ini menua
telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi
sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul /
DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang
khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional
sel).
1) Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel.
2) sel tubuh lelah (rusak)
3) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory). Di dalam proses
metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh
menjadi lemah dan sakit.
4) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus
kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
5) Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
6) Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak
stabilnya radikal bebas(kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen
bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
7) Teori rantai silang Sel-sel yang tua atau usang. reaksi kimianya menyebabkan
ikatan yang kuat,khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan
kurangnya elastis, kekacauandan hilangnya fungsi.
8) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah
sel-sel tersebut mati.
9) Teori Kejiwaan Sosial
a) Aktivitas atau kegiatan (activity theory) Ketentuan akan meningkatnya
pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan
bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak
dalam kegiatan sosial. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara
hidup dari lanjut usia.Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan
individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia
b) Kepribadian berlanjut (continuity theory) Dasar kepribadian atau tingkah
laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori inimerupakan gabungan dari
teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahanyang terjadi pada
seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang
dimiliki.
c) Teori pembebasan (disengagement theory)Teori ini menyatakan bahwa
dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan inimengakibatkan
interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupunkuantitas
sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss).
5. Teori proses menua
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut
usia,antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)
a. Permasalahan umum
1) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia
lanjutkurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
3) Lahirnya kelompok masyarakat industri.
4) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut
usia.
5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan
lansia.
b. Permasalahan khusus :
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,
mentalmaupun sosial.
2) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
3) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
4) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggukesehatan fisik lansia
7) Permasalahan yang terjadi pada lansia
8) Faktor-faktor yang mempengaruhi proses menua
9) Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia
10) Penyakit yang sering diderita lansia

III. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Konsep Penyakit Osteoarthritis
1. Pengertian Osteoarthritis
Penyakit osteoarthritis atau gout (asam urat) merupakan penyakit sendi yang disebabkan
karena adanya kandungan asam urat yang masuk dan tersimpan di dalam sendi.
Masuknya asam urat ke dalam sendi terjadi apabila kadarnya melebihi batas normal.
Nilai batas normal asam urat bagi perempuan: 2-6 mg/dL dan laki-laki: 2-5,7 mg/dL.
Sendi-sendi yang menjadi sasaran asam urat biasanya adalah sendi-sendi seperti jempol
jari kaki, pangkal jari kaki, pergelangan kaki, terkadang sendi-sendi lain seperti lutut,
tangan, siku, dan bahu (Setiabudi, 2012).Kelebihan zat asam urat ini akhirnya menumpuk
dan tertimbun pada persendian-persendian termasuk di ginjal dalam bentuk kristal-kristal,
penumpukan kristal-kristal asam urat pada persendian inilah yang akhirnya menyebabkan
persendian menjadi nyeri (Sandjaya,2014).
2. Etiologi
Menurut Setiabudi (2013) faktor–faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah
faktor yang menyebabkan terjadinya hiperurisemia diantaranya adalah: Gangguan
konsentrasi pembentukan asam urat yang berlebih Pengaruh obat-obatan terhadap kadar
asam urat dengan efek yang ditimbulkannya dapat menghambat ekskresi asam urat dalam
ginjal (seperti: aspirin,diuretik).
3. Gejala
Menurut Widyanto (2014) Serangan gout pertama biasanya hanya mengenahi satu sendi
dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalnya menghilangnya secara bertahap, dimana
sendi kembali berfungsi dan tidak timbul gejala sampai terjadi serangan berikutnya.
Namun gout cenderung akan semakin memburuk, dan serangan yang tidak diobati akan
berlangsung lebih lama, lebih sering terjadi, dan mengenahi beberapa sendi. Sendi yang
terkena dapat mengalami kerusakan yang permanen. Serangan lazimnya di kaki
(monoartritis). Namun, 3-14 % serangan dapat terjadi pada banyak sendi (poliartritis).
Pada serangan ulangan biasanya poliartritis, dengan urutan sendi yang terkena adalah ibu
jari kaki (podogra), sendi tarsal kaki, pergelangan kaki, sendi kaki belakang, pergelangan
tangan, lutut, dan siku.
Nyeri hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa sendi. Sering kali serangan
terjadi pada malam hari. Biasanya hari sebelumnya penderita tampak segar bugar tanpa
gejala atau keluhan. Tiba- tiba pada tengah malem menjelang pagi terbangun karena
adanya rasa sakit yang hebat dan nyeri yang semakin memburuk dan tak
tertahankan.Sendi yang terserang membengkak dan kulit diatasnya tampak merah atau
keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat. Menyentuh kulit diatas sendi yang
terkena dapat menimbulkan nyeri yang luar biasa. Rasa nyeri ini akan berlangsung
beberapa hari sampai sekitar satu minggu, lalu menghilang. Kristal dapat terbentuk di
sendi- sendi perifer karena persendian tersebut lebih dingin dibandingkan persendian
ditubuh lainnya, oleh karena itu asam urat cenderung membeku pada suhu dingin. Gout
jarang terjadi pada tulang belakang, tulang panggul maupun bahu (Widyanto,2014).
Gejala lain dari arthritis gout akut adalah demam, menggigil, tidak enak badan,dan
denyut jantung cepat. Serangan gout cenderung lebih berat pada penderita yang berusia
muda dibawah 30 tahun. Biasannya pada laki-laki gout timbul pada usia pertengahan,
sedangkan pada wanita gout muncul pada saat pascamenopause. Gout bisa menahun dan
berat, yang menyebabkan terjadinnya kelainan bentuksendi.
4. Patofisiologi
Pada keadaan normal kadar urat serum pada laki-laki mulai meningkat setelah pubertas.
Pada perempuan kadar urat serum tidak meningkat sampai setelah menopause karena
estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause, kadar urat
serum pada perempuan meningkat sama seperti pada laki-laki, akan tetapi penderita gout
jarang ditemukan pada perempuan. Sekitar 95% kasus menderita gout menyerang pada
laki-laki (Widyanto, 2014).
Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit gout yang tidak diobati.Tahap
pertama adalah hiperurisemia asimtomatik, dalam tahap ini pasien tidak menunjukan
gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat serum.Tahap kedua adalah arthritisgout
akut pada tahap ini terjadi awal mendadak pembengkakan dan nyeri yang luar biasa,
biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Arthritis bersifat
monoartikuler dan menunjukan tanda-tanda peradangan lokal, demam dan peningkatan
jumlah leukosit. Serangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat-obatan, alkohol,
atau stress emosional.Sendi-sendi lain dapat terserang, termasuk sendi jari-jari tangan,
lutut, mata kaki, pergelangan tangan, dan siku.Tahap ketiga adalah stadium interkritikal,
gout interkritikal (atau interval) menujukan periode setelah serangan gout akut mereda
dan pasien asimtomatik.Tahap keempat adalah stadium arthritis gout menahun.Stadium
ini umumnya pada pasien yang mengobatisendiri, sehingga dalam waktu lama tidak
berobat teratur pada dokter.Arthritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan
terdapat poliartikular.Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat, yang kadang-
kadang dapat timbul infeksi sekunder (Wahyuningsih, 2013).
5. Klasifikasi
Penggolongan gout didasarkan pada penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu gout primer
(produksi asam urat berlebihan atau ekskresinya berkurang) dan gout sekunder
(disebabkan oleh toksin atau obat yang mengakibatkan ekskresi asam urat menurun dan
mencetuskan serangan akut seperti obat-obatan golongan salisilat, diuretic dan timah).
6. Komplikasi
Abiyoga (2016), menyatakan bahwa Komplikasi yang muncul akibat gout arthritis (pirai)
antara lain:
Gout kronikbertophus Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi)
disekitar sendi yang sering meradang.Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat di
sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon. Tofi bisa
juga ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub mitral jantung, retina mata,
pangkal tenggorokan.
Nefropati goutkronik
Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia.terjadi akibat dari
pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal.
Pada jaringan ginjal bisa terbentuk mikrotofi yang menyumbat dan merusak glomerulus.
Nefrolitiasis asam urat (batuginjal)
Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam ginjal, bisa menyebabkan nyeri,
pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air kemih jenuh dengan garam-
garam yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat, sistin dan mineral struvit
(campuran magnesium, ammonium, fosfat). Persendian menjadi rusak hingga
menyebabkan pincang.
7. Penatalaksanaan
Menurut Majority dalam Dianatia (2013) Terapi untuk serangan gout yaitu: Kolkisin
Dosis: 0,5–0,6 mg tiap satu jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal dan diikuti 0,5–0,6 mg
tiap dua jam sampai gejala penyakit hilang atau mulai timbul gejala saluran cerna,
misalnya muntah dan diare. Dapat diberikan dosis maksimum sampai 7–8 mg tetapi tidak
melebihi 7,5 mg dalam waktu 24 jam. Untuk profilaksis diberikan 0,5–1,0 mg sehari.
Obat Anti Inflamasi Non Steroid(OAINS) Contohnya: indometasin, fenilbutazon Obat
urikosurik/antihiperurisemi Contohnya: alopurinol, probenesid, sulfinpirazon, dan
febuxostat.
8. Kortikosteroid
Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan akan
mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang
dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID.Jika goutnya monarticular, pemberian
antra-articular yang paling efektif. Contohnmya: dexametason, hidrokortison, prednisone.
9. Pendidikankesehatan
Pendidikan kesehatan yang dilakukan yaitu tentang pola makan nutrisi osteoarthritis yang
baik (mengendalikan pola makan yang baik dan kadar purin yang normal).
IV. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA
A. PENGKAJIAN
1. Data umum
a. Kepala keluarga (KK) :
b. umur :
c. Alamat :
d. Pekerjaan KK :
e. Pendidikan keluarga KK :
f. Komposisi keluarga : 6.1. Tabel Komposisi Keluarga

Status Imunisasi
Je
Polio DPT Hepatitis
nis Hu C
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
N Na Ke b Pendidi a Ket
o ma la Kel kan B m
mi KK C
p
n G a
k

a) Status Imunisasi
Bila status imunisasi tidak lengkap atau belum memasuki jadwal
imunisasi sesuai usianya, lanjutkan dengan pengkajian berikut
ini.
1) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan perilaku
pencegahan penyakit infeksi
2) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan pengenalan
terhadap kemungkinan masalah terkait imunisasi
3) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan pengenalan
tentang pemberian imunisasi
4) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan status
imunisasi
5) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang standart imunisasi
b) Genogram: minimal 3 garis keturunan
g. Tipe keluarga
Tipe Keluarga Batasan
The Nuclear Familly Keluarga yang terdiri dari suami, istri
(keluarga inti) dan anak (kandung/angkat)
The Extended Familly Keluarga yang terdiri dari 3 generasi
(keluarga besar) atau lebih yang hidup bersama dalam 1
rumah seperti keluarga inti
ditambah ;nenek, kakek, paman,
keponakan dll
The Dyad Familly Keluarga yang terdiri dari suami istri
(keluarga tanpa anak) (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
1 rumah
The single perant Keluarga yang terdiri dari satu orang
Familly (ayah/ibu) d engan anak, hal ini terjadi
karena perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
Blanded familly Keluarga yang terbentuk oleh duda dan
janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya
Dan lain-lain.....

h. Suku/ bangsa
Asal suku bangsa
Pengaruh suku terhadap keyakinan-keyakinan yang tidak sesuai
norma kesehatan (baik kebiasaan perilaku, makanan dll)
Apakah keluarga menggunakan jasa-jasa pelayanan kesehatan
tradisional, atau memiliki kepercayaan tradisional yang ada
kaitannya dengan kesehatan
Apakah semua anggota keluarga mengguanakan bahasa indonesia/
bahasa daerah
Apakah perilaku dan kebiasan tersebut beresiko munculnya masalah
kesehatan
i. Agama
Agama kepala keluarga : bila, agama kepala keluarga adalah islam,
lanjutkan pertanyaan dibawah ini ;
Apakah keluarga aktif dalam kegiatan ibadah di masjid dan kegiatan
keagamaan lainnya
Mengungkapkan kesulitan mematuhi keyakinan agama yang
diprogramkan
Mengungkapkan kesulitan dalam mematuhi ritual keagamaan yang
diprogramkan (mis: sholat lima waktu berjamaah dimasjid atau
dirumah, membaca alquran)
j. Status social ekonomi keluarga
Pendapatan / gaji kepala keluarga atau anggota keluarga yang lain
(dalam 1 bulan)
Pengeluaran kebutuhan sehari-hari apakah mencukupi dengan
pendapatan perbulan yang dimiliki (dihitung out-input)
Bila anggota keluarga sakit : dari mana biaya yang digunakan
keluarga untuk mengobati sakitnya (askes, BPJS,tabungan dll)
Data diatas dikaitkan dengan fungsi ekonomi, dan dipakai untuk
menunjang diagnosa atau diagnosa lain yang relevan dengan faktor
ekonomi atau yang berkaitan dengan etiologi
k. Aktivitas rekreasi keluarga
 Bentuk kegiatan rekreasi atau waktu luang : nonton TV,
mendengarkan radio, mendengarkan musik, memancing dll
Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi secara aktif sangat
dibutuhkan untuk kesehatan
Bila nggota keluarga mengalami masalah apakah aktifitas rekreasi
dapat membantu (gali perasaan anggota keluarga)

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap Tahap Perkembangan Batasan
I Pasangan Dimulai saat individu lk/pr
baru/keluarga baru membentuk keluarga melalui
perkawinan, meninggalkan
keluarga mereka masing-masing
baik fisik/ psikologi.
II Keluarga kelahiran Keluarga menanti kelahiran dari
anak pertama kehamilan sampai kelahiran
anak pertama sampai anak
pertama
berusia 30 bulan (2,5 tahun)
III Keluarga anak pra Dimulai saat anak pertama
sekolah berusia 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun
IV Keluarga anak sekolah Dimulai saat anak pertama
masuk sekolah pada usia 6 tahun
dan berakhir saat anak pada usia
12 tahun
V Keluarga anak remaja Dimulai saat anak pertama
meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah
satu pasangan meninggal
VI Keluarga anak dewasa Dimulai saat anak pertama
(pelepasan) meninggalkan rumah dan
berakhir saat anak terakhir
meninggalkan rumah
VII Keluarga usia Dimulai saat anak terakhir
pertengahan meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah
satu pasangan meninggal.
VIII Keluarga usia lanjut Dimulai saat salah satu pasangan
pensiun sampai salah satu atau
kedua-duanya meninggal.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap Tahap perkembangan Tugas perkembangan
I Pasangan Membina hubungan intim yang
baru/keluarga baru memuaskan
Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman, kelompok
sosial
Mendiskusikan rencana
memiliki anak (KB)
II Keluarga kelahiran Persiapan menjadi orang tua
anak pertama Adaptasi dengan perubahan
anggota keluarga : peran,
interaksi,hubungan sexual
kegiatan lain
Mempertahankan hubungan
yang memuaskan dengan
pasangan
III Keluarga anak pra Memenuhi kebutuhan anggota
sekolah keluarga seperti : kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa
aman
Membantu anak bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang
baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus
terpenuhi
Mempertahankan hubungan
yang sehat baik di dalam/ di
luar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan)
Pembagian waktu untuk
individu, pasangan dan anak
Pembagian tanggung jawab
anggota keluarga
Kegiatan dan waktu lain untuk
simulasi tumbang
IV Keluarga anak sekolah Membantu sosialisasi anak pada
lingkungan, sekolah dan
tetangga
Mempertahankan keintiman
pasangan
Memenuhi kebutuhan dan biaya
hidup yang meningkat termasuk
kebutuhan akan kesehatan
V Keluarga anak remaja Memberikan kebebasan
seimbang dengan tanggung
jawab mengingat remaja yang
sudah bertambah dewasa
danmeningkat otonominya
Mempertahankan hubungan
intim dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi
terbuka antara anak dan ortu
Hindari perdebatan , kecurigaan
dan permusuhan
Perubahan sistem peran dan
peraturanuntuk tumbuh
kembang keluarga
VI Keluarga anak dewasa Memperluas keluarga inti
(pelepasan) menjadi keluarga besar
Mempertahankan keintiman
pasangan
Membantu orang tua suami/istri
yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
Membantu anak untuk mandiri
di masyarakat
Penataan kembali peran dan
kegiatan rumah tangga
VII Keluarga usia Mempertahankan kesehatan
pertengahan Mempertahankan hubungan
yang memuaskan dengan teman
lansia dan anak-anak
meningkatkan keakraban
pasangan
VIII Keluarga usia lanjut Mempertahankan suasana rumah
yang menyenangkan
Adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
Mempertahankan keagrapan
suami istri dan saling merawat
Mempertahankan hubungan
dengan anak dan sosial
masyarakat
Melakukan life review

3. Riwayat kesehatan inti


Riwayat kesehatan KK : Penyakit yang pernah diderita, dirawat,
kondisi kesehatan yang sering dirasakan, bantuan kesehatan yang
sering digunakan, pengetahuan tentang pencegahan penyakit yang
sering dirasakan, sikap terhadap kondisi kesehatan
Riwayat kesehatan istri : Penyakit yang pernah diderita, dirawat,
kondisi kesehatan yang sering dirasakan, bantuan kesehatan yang
sering digunakan, pengetahuan tentang pencegahan penyakit yang
sering dirasakan, sikap terhadap kondisi kesehatan
Riwayat kesehatan anak : penyakit yang pernah diderita, penyakit
infeksi yang berulang (berapa kali dalam 1 tahun), pengetahuan
orang tua terhadap pertolongan pertama pada kondisi kesehatan anak,
riwayat kondisi gizi anak, riwayat tumbuh kembang anak.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumya
 Penyakit yang pernah diderita, dirawat, bantuan kesehatan yang
pernah digunakan, penyakit yang diturunkan dari KK maupun istri.

C. Data lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Denah rumah
b. Karakteristik lingkungan rumah
Data obyektif: terdapat gangguan lingkungan rumah (dijelaskan:
kebisingan, ventilasi tidak sesuai, lantai tanah licin atau tidak,
listrik tidak aman, polusi udara, adakah anggota keluarga yang
merokok dan anggota keluarga terpapar asap rokok dll),
ketidaktepatan suhu tempat tinggal, terdapat bau di dalam rumah
yang menyengat, jumlah anggota kelurga terlalu besar, adanya
hewan-hewan pembawa penyakit didalam rumah (nyamuk, kecoa,
lalat, tikus dll), terdapat gangguan yang berulang karena
ketidakhigienisan, infeksi pada anggota keluarga karena
ketidakhigienisan (riwayat atau aktual), lingkungan rumah yang
tidak bersih.
Data subyektif :anggota rumah tangga mengekspresikan kesulitan
dalam mempertahankan rumah mereka dalam keadaan bersih
dengan menggunakan cara nyaman, anggota rumah tangga meminta
bantuan dalam pemeliharaan rumah
2. Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Type lingkungan (desa/kelurahan atau kota) type tempat tinggal
(hunian, industri atau agraris), jalan
(baik/rusak/diperbaiki)
Bila lingkungan industri (polusi udara, kebisingan) sanitasi saluran
pembuangan air sepanjang jalan
Pelayanan kesehatan dasar yang ada: puskesmas, poliklinik, dokter,
bidan praktik, apotek, pasar dll
3. Mobilitas geografis keluarga
Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah ini
Bagaimana riwayat mobilitas geografisnya
Dari mana keluarga tersebut berasal atau pindah
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Bagaimana keluarga memandang komunitasnya, bagaimana keluarga
menjalin interaksi dengan komunitasnya
Apakah keluarga menyadari pentingnya peran komunitas dan
pelayanan yang relevan dengan masalah kesehatan (misal
transportasi dd)
5. system pendukung keluarga
siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan
bantuan kesehatan maupun bantuan yang lain (misal yang menjaga
anak, yang mengantar keluarga periksa, mengantar anak sekolah dll)
sistem informal (teman, tetangga, kerabat, kelompokkelompok sosial,
majikan dll)
sistem pendukung formal (pelayanan kesehatan, konseling dll)

D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Bagaimana komunikasi keluarga yang fungsional
Adakah komunikasi disfungsional (komunikasi kontradiktif,
mengendalikan, mengkritik, menghakimi diri sendiri atau keluarga,
ketidakmampuan mengekpresikan perasaan, berbohong, sistem
komunikasi yang tertutup, ketidakefektifan komunikasi dengan
pasangan )
2. Sruktur kekuatan keluarga
Siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga, bila menghadapi
masalah
Siapa yang mengatur dan mengelola keuangan keluarga, siapa yang
menentukan pilihan-pilihan dalam keluarga (misal:
dimana anak diperiksa, disekolahkan, dinikahkan dll)
Tehnik pengambilan keputusan
3. Struktur peran
Jelaskan posisis dan peran formal dan informal setiap anggota
keluarga, gambarkan bagaimana mereka melaksanakan perannya.
(apa tujuan peran informal itu ada?)
Menunjukkan gangguan pada rutinitas pengasuhan, pengungkapan
tidak adekuat memenuhi kebutuhan anak
Enggan berpartisipasi di dalam aktivitas pengasuhan yang biasa
dilakukan
Takut dan cemas, mengungkapkan perasaan frustasi, mengungkapkan
perasaan bersalah
Menyatakan prihatin tentang perubahan peran orang tua
(misal: fungsi, komunikasi dan kesehatan)
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma dalam keluarga (misal: nilai kesopanan, nilai
kejujuran, nilai kebersihan, nilai keindahan dll)
Apakah ada nilai keluarga yang tidak sesuai dengan nilai yang
berlaku dikomunitasnya
Bagaimana nilai nilai itu mempengaruhi status kesehatan keluarga.

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Apakah keluarga telah memenuhi kebutuhan anggota keluarga
Apakah keluarga telah memberikan perhatian, perasaan akrab, intim
dan menunjukkan kasih sayang antara satu dengan yang lainnya
Apakah anggota keluarga saling mendukung satu dengan yang
lainnya.
2. Fungsi sosial
Bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga ini untuk
mendapatkan fungsi sosialisasi
Keyakinan-keyakinan budaya apa yang mempengaruhi pola
membesarkan anak, bagaimana faktor sosial berpengaruh
Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk
bermain.
3. Fungsi perawatan keluarga
a. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
1) Mengenal masalah kesehatan
Menunjukkan kurang pengetahuan tentang praktik kesehatan
dasar
Hambatan system pendukung pribadi
Mengungkapkan keinginan untuk mengatasi penyakit
Mengungkapkan kesulitan dalam regimen yang ditetapkan
Mengungkapkan keinginan untuk menangani
penyakit
Mengungkapkan kesulitan dengan regimen yang ditetapkan
Kurang perhatian pada penyakit
Menggambarkan penurunan faktor resiko
Mengekpresikan keinginan untuk menangani penyakit (misal :
pengobatan, pencegahan )
Mengekpresikan sedikit kesulitan dengan regimen yang
ditetapkan
Tidak ada akselerasi yang tidak terduga tentang gejala
penyakit
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Kurang menunjukkan minat pada perbaikan perilaku sehat
Membuat pilihan dalam ketidakefektifan hidup seharihari
untuk memenuhi tujuan kesehatan
 Pilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi kebutuhan
(misal: pengobatan, pencegahan)
Menunjukkan penolakan terhadap perubahab status kesehatan

3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit


Ketidakmampuan bertanggung jawab untuk memenuhi praktik
kesehatan dasar
Kegagalan untuk mencakupkan kebiasaan pengobatan dalam
kehidupan sehari-hari
Kegagalan untuk melakukan tindakan untuk
mengurangi faktor risiko
Ketidaktepatan aktivitas keluarga untuk memenuhi tujuan
keluarga
Kegagalan untuk melakukan tindakan untuk
mengurangi fakyor resiko
Gagal mencapai pengendalian yang optimal

4) Kemampuankeluarga dalam memelihara lingkungan yang sehat


Menunjukkan kurang perilaku adaptif terhadap perubahan
lingkungan
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan
Riwat kurang perilaku mencari bantuan kesehatan
b. Kebutuhan nutrisi kelurga
 Mengkonsumsi asupan makanan pada malam hari,
terlihat penggunaan makanan sebagai tindakan
menyenangkan
 Melakukan aktivitas dibarengi dengan makan
(nonton tv, belajar, dll, adanya gaya hidup
monoton
 Transisi yang cepat melewati batas normal BB
pada anak dan anggota kelurga
 Kurang pengetahuan tentang management
diabetes,pemantauan glukosa darah tidak tepat,
asupan diet , kurang penerimaan terhadap
diagnostik, kurang patuh terhadap rencana
managemen diabetik
 Tingkat aktivitas, status kesehatan fisik,
kehamilan, stress, penambahan berat badan atau
penurunan berat badan
 Perilaku makan pada anggota keluarga yang mal
adaptif (sulit makan atau makan berlebihan/ selera
makan yang berlebihan ), perilaku memberikan
makan oleh orang tua/ pengasuh yang mal adaptif
 Terdapat tanda-tanda adanya mal nutrisi pada
nggota
keluarga
c. Kebiasaan tidur, istirahat dan latihan
Adakah anggota yang mengeluh perubahan pola tidurnya,
merasatidak puas terhadap kebutuhan tidur, menyatakan sering
terjaga tidurnya, merasa tidak cukup tidur
Kebiasaan olah raga dari keluarga : jalan sehat, bersepeda, renang
dan lain-lain, berapa kali kebiasaan olah raga dilakukan oleh
keluarga dan anggotanya
Bila keluarga tidak memiliki kebiasaan olah raga teratur :
ditanyakan kenapa/, tahukah keluarga manfaat olah raga, berapa
sering seharusnya keluarga melakukan olah raga? Aktivitas
latihan/olah raga yang tidak dilakukan diarahkan pada masalah
kesehatan yang bisa muncul akibat kurang olah raga.
4. Fungsi reproduksi
Melakukan kunjungan prenatal secara teratur, menunjukkan respek
pada bayi yang dikandungnya
Melaporkan ketersediaan sistem pendukung, melaporkan penangann
gejala kehamilan yang mengganggu rasa nyaman
Mencari pengetahuan yang penting tentang persalinan dan perawatan
bayi baru lahir
 Kunjungan prenatal tidak teratur
Kurang pengetahuan tentang persalinan, melahirkan dan perawatan
bayi baru lahir
Kurang percaya diri, kehamilan yang tidak nyaman, kehamilan yang
tidak diinginkan
Nutrisi ibu kurang optimal, kurang perencanaan kelahiran yang
realistik

5. Fungsi ekonomi
Anggota rumah tangga menggambarkan krisis financial, anggota
rumah tangga menggambarkan pengeluaran lebih besar dari
pemasukan

F. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka jangka pendek dan jangka panjang
Apakah keluarga memiliki masalah (stressor) yang sedang dihadapi
keluarga yang mengakibatkan stress jangka pendek (masalah dapat
diselesaikan dalam waktu kurang dari 6 bulan)
Apakah keluarga memiliki masalah (stressor) yang sedang dihadapi
yang mengakibatkan stress jangka panjang (masalah memerlukan
waktu yang panjang, mungkin bisa lebih dari 6 bulan)
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Apakah keluarga memilih atau mengidentifikasi pengalaman yang
mengoptimalkan kesejahteraan untuk mengatasi stress.
Anggota keluarga berupaya menjelaskan dampak stress atau
masalah yang dihadapi terhadap pertumbuhan keluarga
Keluarga menghendaki promosi kesehatan dalam menyelesaikan
masalah
Keluarga mencoba mencari kelompok yang mengalami masalah
yang sama
3. Strategi koping yang digunakan
Tidak menghormati kebutuhan klien, gangguan realitas mengenai
masalah kesehatan klien, penolakan
Perawatan yang mengabaikan klien dalam kebutuhan dasar
manusia, mengabaikan dalam hal pengobatan
Terlalu khawatir terus-menerus terhadap kondisi klien
4. Startegi adaptasi disfungsional
Adakah keluarga menggunakan strategi adaptasi yang disfungsional
seperti : kekerasan keluarga (pasangan, anak, saudara) perlakuan
kejam terhadap anak, menggunakan ancaman, pengabaian anak,
otoriter (tunduk kepada dominasi yang menonjol)

G. Pemeriksaan fisik tiap individu anggota keluarga


………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………

H. Harapan keluarga
Keluarga berharap memahami masalah kesehatan keluarga yang
dihadapi
Keluarga berharap mendapatkan jalan keluar untuk menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga
Keluarga berharap mendapatkan bantuan (tenaga kesehatan/ mahasiswa
dan pelayanan kesehatan ) dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang dihadapi.

PENGKAJIAN TAMBAHAN KHUSUS GERONTIK

A. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum
Postur tulang belakang lansia : (1) Tegap (2) Membungkuk (3)
Kifosis (4) Skoliosis (5) Lordosis
a. TD : ..............mmHg
b. Suhu : ..............°C
c. Nadi : ..............x/mnt (kuat/lemah); (reguler/ireguler)
d. RR : ..............x/mnt (dalam/dangkal); (reguler/ireguler)
e. Kesadaran:
GCS motorik: ...... verbal: ...... eye: ......
2. Respiratori
a. Batuk : ya/tidak produktif/tidak produktif
b. Napas bunyi : vesikuler/lainnya, jelaskan
c. Sesak napas saat
1 Ekspirasi 3 Istirahat
2 Inspirasi 4 Aktivitas
d. Tipe pernapasan
1 Perut Kussmaul
2 Dada Cynestokes
3 Biot Lainnya: …………………………..
e. Sianosis: (ya/tidak), jelaskan
f. Perokok ( ) Ya( ) Tidak, berapa lama……., habis berapa……./hari
g. Perkusi paru: (resonan/ sonor, hipereronan/hipersonor, dullness/redup)
Letak:……
h. Bunyi napas: ………………..
i. Fungsi mental/gelisah:……………..

3. Kardiovaskular
a. Riwayat penyakit hipertensi/masalah jantung: …
b. Nyeri dada ( ) Ya ( )
Tidak Provokatif / P:
Qualty/ Q:
Region/ R: Skala /S:
Timing /T:
Kesemutan:………….
Palpitasi ( ) Ya ( ) Tidak
Pusing ( ) Ya ( ) Tidak
Pingsan ( ) Ya ( ) Tidak
Keluhan lainnya,
jelaskan…………………………………………………
Perdarahan, lokasi..............
Edema, lokasi..............grade: ..............
Hematoma, lokasi..............
4. Neurologis GCS:
a. Riwayat kecelakanan/ penyakit cedera serebral/ cidera kepala dan
medulla spinalis ( ) Ya ( ) Tidak, Fraktur…………., Kapan:
……………….
Kondisi:…………………
Pengobatan:……………….
Sembuh:……………………………
b. Pupil : isokor/unisokor
c. Reflek cahaya :
1) Sinistra : cepat/lambat
+/-
2) Dextra : cepat/lambat
+/-
d. Bicara:
1)Komunikatif 2) Mencong
3) Aphasia 4) Pelo
e. Keluhan lain
1) Kesemutan 2) Gelisah
3) Bingung 4) Kejang
5) Tremor
f. Koordinasi ekstrimitas
1) Normal
2) Paralisis, lokasi__________
3) Plegia, lokasi_______
Keluhan lain:…………………………………………

5. Integumen
a. Warna kulit: 1Kemerahan 2 Jaundice 3 Pucat 4
Sianosis 5 Normal
b. Kelembaban
1 Lembab
2 Kering
c. Turgor 1 > 2 dt 2 < 2 dt
d. Nyeri ( ) Ya ( ) Tidak Provokatif / P:
Qualty/ Q:
Region/ R: Skala /S:
Timing /T:
e. Gatal ( ) Ya ( ) Tidak
f. Panas ( ) Ya ( ) Tidak
g. Lesi/luka/eritema: ( ) Ya ( ) Tidak Lokasi:………………………
Jumlah:……………..
Ukuran:………………… Warna dasar:…………..
Stadium:……… Tanda-tanda infeksi:………
h. Abnormalitas kuku:………………………
i. Keluhan lain, jelaskan…………………. …………………
Lokasi…………………………………………………….

6. Muskuloskeletal
a. Nyeri otot/tulang ( ) Ya ( ) Tidak Provokatif / P:
Qualty/ Q:
Region/ R: Skala /S:
Timing /T:
b. Kaku sendi, ( ) Ya ( ) Tidak
Lokasi:…………………………..
c. Bengkak sendi, ( ) Ya ( ) Tidal Lokasi:…………………………….
d. Fraktur (terbuka/tertutup), ( ) Ya ( ) Tidak
Lokasi:………………………..
e. Alat bantu, ( ) Ya ( ) Tidak
Jelaskan:…………………………
f. Pergerakan terbatas, ( ) Ya ( ) Tidak
Jelaskan:……………………………
g. Keluhan lain, jelaskan…………………………………

7.Pendengaran dan pengelihata


a.Riwayat trauma mata/telinga ( ) Ya ( ) Tidak
Kapan:………………….
b.Riwayat infeksi mata/telinga ( ) Ya ( ) Tidak
Kapan:…………………
c.Riwayat katarak ( ) Ya ( )
TidakKapan:………………….
d.Riwayat gloukoma ( ) Ya ( )
TidakKapan:………………….
e.Penglihatan
1 Berkurang 3 Kabur 2 Ganda 4 Buta/gelap
f.Pendengaran
1. Normal
2. Berdengung
3. Berkurang
4. Dengan alat bantu
5. Tuli

g. Visus :……………………….

h. Sklera ikterik : (ya/tidak)


i.Konjungtiva : (anemis/merah muda)

j.Nyeri : (ya/tidak), intensitas

k.Kornea : jernih/keruh/berbintik
l. Alat bantu : tidak ada/lensa kontak/kaca mata
m. Keluhan lain :……………………………………..
8. Nutrisi
Antropometri (BB, TB, LiLA,) :
a. Indek Massa Tubuh Tinggi badan :……cm Berat badan : ….Kg
Berdasarkan IMT, status gizi:
1. Sangat Kurus 4. Gemuk
2. Kurus 5. Obesitas
3. Normal
Biokimia (Lab) : Clinical
(kondisi umum, GCS) : Dietary (recall
intake makanan) :
b. Pola makan
Frekuensi…………x/hr
Mampu menghabiskan ……. Porsi makan/hari
c. Nafsu makan: a Baik b Sedang c Tidak ada
d. Berlebihan
e. Makanan yang disukai : …………
f. Makanan yang tidak disukai : …………
g. Alergi : …………
h. Pantangan : …………
i. Pola minum : ……………. gelas besar/hari Jenis:…………
Minuman yang disukai:…………
j. Konsumsi kopi: ( ) Ya ( ) Tidak, ………..gelas kecil/hari
k. Konsumsi soda: ( ) Ya( ) Tidak, ………..gelas kecil/hari
l. Konsumsi minuman alkohol: ( ) Ya ( ) Tidak,….gelas kecil/hari
m. Keluhan
1 Mual 3 Sakit menelan
2 Muntah 4 Sulit menelan
n. Diet khusus : …………
o. Keluhan lain : …………

9. Perkemihan
a. Riwayat gangguan ginjal( ) Ya ( ) Tidak
b. Riwayat penggunaan obat diuretik ( ) Ya ( ) Tidak
c. Rasa nyeri/terbakar saat kencing ( ) Ya ( ) Tidak
d. Nyeri pinggang: ( ) Ya ( ) Tidak
Provokatif / P:
Qualty/ Q:
Region/ R:
Skala /S:
Timing /T:
e. Buang air kecil
1 Lancar 4 Menetes
2 Inkontinensia 5 Retensi
3 Menggunaan kateter ukuran…………,jenis…………. sejak………...
f. Warna urine : ………………………………
g. Frekuensi urine: …………x/hari
h. Benjolan : (ya/tidak), lokasi: …………
i. Kesulitan BAK ( ) Ya ( ) Tidak
j. Frekuensi BAK……/hari
k. Karakter feses : warna:………… konsistensi:…………
l. Keluhan lain: ………………………………

10. Istirahat dan tidur


a. Pola tidur malam : lamanya…………jam; pukul……s/d………
b. Pola tidur siang : lamanya…………jam; pukul…………s/d………

c. Kualitas tidur:
1. Nyenyak
2. Sering terbangun
3. Menggunakan obat tidur: (ya/tidak)
d. Kebiasan sebelum tidur: ………………………………
e. Kelopak mata berwarna gelap ( ) Ya ( ) Tidak
f. Mata merah ( ) Ya ( ) Tidak
g. Terlihat menguap ( ) Ya ( ) Tidak

11. Kebersihan diri


a. Mandi : …………x/hari Dengan sabun : ………… ( ) Ya ( )
Tidak
b. Ganti baju : …………x/hari
c. Cuci rambut : …………x/minggu
d. Gosok gigi : …………x/hari
e. Keluhan lain : ………………………………………
Bau badan ( ) Ya ( ) Tidak
Kebersihan diri (bersih/tidak bersih)
Kuku (bersih/kotor, pendek/panjang)
Kulit kepala (bersih/tidak bersih) Kutu ( ) Ya ( ) Tidak

12. Reproduksi
a. Aktif dalam melakukan hubungan intim ( ) Ya ( ) Tidak
b. Pengunaan kondom saat hubungan intim ( ) Ya ( ) Tidak
c. Masalah/kesulitan dalam berhubungan intim( ) Ya( ) Tidak

Laki-laki
1) Kemerahan, lokasi
2) Gatal-gatal, lokasi
3) Kelainan kongenital, jelaskan
4) Lainnya

Wanita
1) Kemerahan, lokasi
2) Gatal-gatal, lokasi
3) Pengeluaran cairan
4) Kotor
5) Berbau
6) Payudara : (puting menonjol/inferted/datar/lecet)
7) Mastitis : …………
8) Benjolan: ya/tidak Lokasi: …………

13. Psikososial
a.Status pernikahan
1 Menikah
2 Tidak menikah
3 Cerai
b. Jumlah anak kandung: …………anak
c. Penampilan
1 Rapi 2 Tidak rapi
d.Bicara
1 Cepat 3 Membisu
2 Lambat 4 Kontak mata minimal
e.Gangguan orientasi (waktu, tempat, orang)
1 Ada 2 Tidak
f. Lainnya………………………………………
g. Suasana hati
1. Sedih
2. Tidak punya harapan
3. Takut
4. Cemas
5. Lainnya, jelaskan
h. Faktor stress:…………………………………………….
i. Cara mengatasi stress: ………………………………..
j. Masalah finansial: ………………………………………
k. Mekanisme koping
1.Adaptif Sebutkan:
2.Mal adaptif Sebutkan:
l. Peran dalam keluarga: …………………………………
m. Orang yang berarti
1. Suami/istri 3. Orang tua
2. Anak 4. Teman
n. Hubungan dengan orang lain
1. Baik
2. Tidak baik
o. Aktivitas motorik
 Lemah  Amuk
 Tegang  Mondar-mandir
 Agitasi  Lainnya,………
 Compulsive 

14. Pembelajaran
a. Bahasa dominan………………………………………,
b. Buta huruf………………………..
c. Tingkat pendidikan……………………………
d. Mempunyai pengetahuan tentang permasalahan kesehatan yang
sedang di alami dan perawatan yang perlu dilakukan:
( ) Ya ( ) Tidak
e. Harapan terhadap tim kesehatan:………………………………………

15. Spiritual
a. Percaya dengan Tuhan 1 Ya 2 Tidak
b. Kegiatan beribadah
1 Selalu 2 Kadang-kadang 3 Tidak pernah

B. Pemeriksaan diagnostik/ Laboratorium (bila ada):


Nilai Keterang
No Tanggal/Hari Pemeriksaan Hasil
Normal an
1.
2

C. Terapi medikasi (bila ada):


No Tanggal/Hari Nama Obat Dosis Alasan
1.
2.

D. Pengkajian Khusus (format terlampir)


1. Status sosial (APGAR keluarga) :
2. Resiko jatuh (Screening Fall) :
3. Status fungsional (Katz Indeks) :
4. Status psikologis (Skala Depresi) :
5. Fungsi kognitif MMSE :
6. Fungsi kognitif SPMSQ :
7. Potensi dekubitus (Skala Norton) :

E. PEMERIKSAAN APGAR KELUARGA


SELALU KADANG- TIDAK
NO ITEMS PENILAIAN (2) KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat
menyesuaikan diri dan
diterima keluarga (teman-
teman) saat saya mengalami
kesusahan
2 P : Partnership
Saya puas saat keluarga
(teman- teman)
memberitaukan dan
mengingatkan saya tentang
masalah saya.
3 G : Growth
Saya puas keluarga
(teman- teman) menerima
& mendukung keinginan
saya untuk melakukan
aktifitas baru
4 A : Afek
Saya puas dengan cara
keluarga (teman- teman)
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah,
sedih atau mencintai
5 R : Resolve
Saya puas dengan cara
temanteman saya
menyediakan waktu untuk
bersama- ssma
JUMLAH
Penilaian :
Nilai 0-4 : fungsi sosial kurang/suka menyendiri atau disfungsi
keluarga tinggi
Nilai 5-7 : fungsi sosial cukup atau disfungsi keluarga sedang
Nilai 8-19 : fungsi sosial normal atau disfungsi keluarga rendah

2.SCREENING FAAL:
FUNGTIONAL REACH (FR) TEST
N Kegiatan
O
1 Minta pasien berdiri di sisi tembok dengan tangan
direntangkan kedepan
2 Beri tanda letak tangan start yang sejajar dengan garis O inci
3 Minta pasien condong kedepan tanpa melangkah selama 1-2
menit, dengan tangan direntangkan ke depan
4 Beri tanda letak tangan ke yang mencapai batas maximalpada
saat condong dengan pengaris menunjukkan batas end
5 Ukur jarak antara tanda tangan start& batas end
Interpretasi : Usia Lebih 70 Tahun : Kurang 6 Inchi : Resiko Jatuh

THE TIMED UP AND GO (TUG) TEST


NO Kegiatan
1 Posisi pasien duduk dikursi
2 Minta pasienberdiri dari kursi, berjalan 10
langkah(3meter), kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik
Interpretasi :
≤ 10 detik : resiko rendah jatuh
11- 19 detik : resiko sedang jatuh
20– 29 detik : resiko tinggi jatuh
≥ 30 detik : kerusakan/gangguan mobilisas

3.PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL (Indeks Kemandirian Katz)


Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien
N AKTIVITAS MANDI TERGANTUN
O RI G
1 Mandi
• Mandiri : Bantuan hanya pada
satu bagian mandi (seperti
punggung atau ekstremitas
yang tidak mampu) ataumandi
sendiri sepenuhnya
• Tergantung : Bantuan mandi
lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari
bak mandi, serta tidak
mandisendiri
2 Berpakaian
• Mandiri : Mengambil baju dari
lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat
pakaian.
• Tergantung : Tidak dapat
memakai baju sendiri atau
hanya sebagian
3 Ke Kamar Kecil
• Mandiri : Masuk dan keluar
dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia
sendiri
• Tergantung : Menerima
bantuan untuk masuk ke
kamar kecil dan
menggunakan pispot
4 Berpindah
• Mandiri : Berpindah ke dan
dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri
• Bergantung : Bantuan dalam
naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak
melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5 Kontinen
• Mandiri : BAK dan BAB
seluruhnya dikontrol sendiri
• Tergantung : Inkontinensia
parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan
pembalut
(pampers)
6 Makan
• Mandiri : Mengambil makanan
dari piring dan menyuapinya
sendiri
• Bergantung : Bantuan dalam
hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak
makan sama sekali, dan makan
parenteral (NGT)
ANALISA
1. Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAK/BAB),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
2. Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi
tersebut
3. Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
4. Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
berpakaian, dan satu fungsi tambahan
5. Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
6. Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
7. Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

4.GERIATRIC DEPRESSION SCALE (SKALA DEPRESI)


NO PERTANYAAN Tidak Iya
Apakah anda sebenarnya puas dengan
1 kehidupan anda? TIDAK
Apakah anda telah meninggalkan banyak
2 kegiatan dan minat/kesenangan anda YA
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? YA
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA
Apakah anda mempunyai semangat yang baik
5 setiap saat? TIDAK
Apakah anda merasa takut sesuatu yang
6 buruk akan terjadi pada anda? YA
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian
7 besar hidup anda? TIDAK
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? YA
Apakah anda lebih sering di rumah daripada
pergi keluar dan mengerjakan sesuatu hal
9 yang baru? YA
Apakah anda merasa mempunyai banyak
10 masalah dengan daya ingat anda YA
dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda
11 sekarang menyenangkan? TIDAK
Apakah anda merasa tidak berharga seperti
12 perasaan anda saat ini? YA
13 Apakah anda merasa penuh semangat? TIDAK
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda
14 tidak ada harapan? YA
Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih
15 baik keadaannya daripada anda? YA
JUMLAH
INTERPRETASI
Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor “1 “
( satu ) :
Skor 5-9 : kemungkinan depresi
Skor 10 atau lebih : depresi

5.FORMAT PENGKAJIAN MMSE


NO ITEM PENILAIAN BENAR SALAH
(1) (0)
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang?
2. Musim apa sekarang ?
3. Tanggal berapa sekarang ?
4. Hari apa sekarang ?
5. Bulan apa sekarang ?
6. Dinegara mana anda tinggal ?
7. Di Provinsi mana anda tinggal ?
8. Di kabupaten mana anda tinggal ?
9. Di kecamatan mana anda tinggal ?
10. Di desa mana anda tinggal ?
2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga obyek
11.
…………………………………………..
12. ……………………………………….
13. ……………………………………….
3 PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari
belakang, misal” BAPAK “
14. K
15. A
16. P
17. A
18. B
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang nama 3
obyek
19.

…………………………………………….
.
20.

……………………………………………

21.

…………………………………………….
.
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan :
22. Jam tangan
23. Pensil
b. Pengulangan
Minta klien mengulangi tiga kalimat
berikut
24. “Tak ada jika, dan, atau tetapi “
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas !
26. Lipat dua !
27. Taruh dilantai !
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata
29. Tulis satu kalimat
30. Salin gambar
JUMLAH
Analisa Hasil < 21 point = kerusakan kognitif

6. PENGKAJIAN FUNGSI KOGNITIF (SPMSQ)


N Pertanyaan BENA SALA
O R H
1 Jam berapa sekarang?
Jawab……………………..
2 Tahun berapa sekarang?
Jawab……………………..
3 Kapan Bapak/Ibu lahir?
Jawab……………………..
4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang?
Jawab……………………..
5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang?
Jawab……………………..
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang
tinggal bersama Bapak/Ibu?
Jawab……………………..
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal
bersama Bapak/Ibu?
Jawab……………………..
8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan
Indonesia? Jawab……………………..
9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia
sekarang? Jawab……………………..
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1?
Jawab……………………..
JUMLAH
Analisa hasil
Skor Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Skor Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan
Skor Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang
Skor Salah :8-10 : Kerusakan intelektual Berat
Kondisi umum 7. SKOR NORTON (untuk
Baik 4 menilai potensi
Lumayan 3 dekubitus) Lingkari
Buruk 2 jawaban yang sesuai.
Sangat buruk 1
Kesadaran
Komposmentis 4
Apati 3
Konfus/soporuss 2
Stupor/koma 1
Aktifitas
Ambulan 4
Ambulan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 2
Tiduran 1
Mobilisasi
Bergerak terbatas 4
Sedikit bergerak 3
Sangat terbatas 2
Tidak bisa bergerak 1
Inkontinitas
Tidak 4
Kadang-kadang 3
Sering inkontinesia urin 2
inkontinesia urin 1
Intrepertasi:
15-20 : tidak terjadi/kecil
terjadi
12-15: kemungkinan kecil
terjadi
< 12: kemungkinan besar
terjadi
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
DS:
1
DO:
DS:
2
DO:

3. Diagnosa keperawata
Diagnosa yang mungkin timbul pada pasien DM:
1. Ketidakmampuan keluarga menganal masalah kesehatan keluargaberhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit diabetus mellitus seperti pengertian,
penyebab, tanda dan gejala.
2. Resiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada klien berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
3. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan yang dapat meningkatkan
kesehatan berhubungan dengan kurang mengatur keuntungan dan pemeliharaan
rumah yang sehat.

4. Intervensi
DP Tujuan Intervensi Rasional

Ketidak mampuan Setelah Kaji pengetahuan keluarga Menetahui


keluarga mengenal dilakuakan tentang pengertian DM, tingkat
masalah kesehatan tindakan penyebab DM, tanda dan pengetahuan
keluarga berhubungan keperawatan gejala DM. keluarga
dengan kurangnya selama I tentang DM.
Jelaskan pada keluarga
pengetahuan tentang Minggu
tentang pengartian DM,
penyakit diabetus keluarga mampu
penyebab DM, tanda dan
mellitus seperti mengenal
gejala DM.
pengertian, penyebab, masalah
kesehatan yang Beri kesempatan pada
tanda dan gejala. terjadi pada keluarga untuk
klien dan mengungkapkan.
keluarga mampu
:

Menyebutkan
pengertian DM.

Menyebutkan
penyebab DM.

Menyebutkan
tanda dan gejala
DM.

Kaji pengetahuan keluarga


Resiko terjadi Setelah Agar keluarga
tentang koplikasi DM,
komplikasi lebih lanjut dilakukan mengetahui
penanganan DM, makanan
pada klien tindakan komplikasi
yang tidak boleh
berhubungan dengan keperawatan DM.
dimakan/bebas dimakan dan
ketidakmampuan selama I boleh tapi dibatasi. Keluarga
keluarga merawat Minggu
mampu
Jelaskan pada keluarga
anggota keluarga yang keluarga mampu
melakukan
tentang komplikasi DM,
sakit.
merawat penanganan DM dan perawatan
anggota makanan yang tidak boleh mandiri pada
keluarga yang dimakan/bebas dimakan dan DM.
sakit untuk boleh tapi dibatasi.
mencegah
Berikesempatan pada
komplikasi,
keluarga untuk
keluarga juga
mengungkapkan.
mampu :
Beri reiforcement positif
Menyebutkan
pada keluarga atas jawaban
komplikasi DM.
yang benar.
Menyebutkan
cara penanganan
DM. Kaji pengetahuan keluarga
tentang arti rumah sehat dan
Menyebutkan
ciri rumah sehat.
makanan yang
tidak boleh di
makan/bebas Suport keluarga untuk
dimakan, boleh menjaga kebersihan
dimakan tapi lingkungan rumah.
dibatasi.

Agar
Ketidakmampuan Jelaskan pada keluarga
Keluarga
keluarga dalam tentang pentingnya
dapat hidup
memelihara Setelah lingkungan yang sehat bagi
dilingkungan
lingkungan yang dapat dilakukan peningkatan derajat
yang sehat
meningkatkan tindakan kesehatan.
kesehatan berhubungan keperawatan
dengan kurang selama I
mengetahui
keuntungan dan Minggu
pemeliharaan rumah keluarga mampu
yang sehat. memelihara
lingkungan yang
dapat
meningkatkan
kesehatan,
keluarga juga
mampu :

Menyebutkan
arti rumah sehat.

Menyebutkan
ciri rumah sehat.

Memodifikasi
dan memelihara
lingkungan yang
sehat.

5. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana


keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi (Wartonah,
2015).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017).
Jenis Implementasi Keperawatan Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi
keperawatan, yaitu:
a. Independent Implementations adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh
perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan,
misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL), memberikan
perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik,
memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-kultural, dan lain-
lain.
b. Interdependen/Collaborative Implementations Adalah tindakan keperawatan atas dasar
kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter.
Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric
tube (NGT), dan lain-lain.
c. Dependent Implementations Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari
profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam
hal: pemberian nutrisi pada pasien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi,
latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.

6. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah proses keberhasilan tindakan keperawatan yang membandingkan


antara proses dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan menilai efektif tidaknya dari
proses keperawatan yang dilaksanakan serta hasil dari penilaian keperawatan tersebut
digunakan untuk bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. Evaluasi
keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan guna tujuan dari
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi
keperawatan mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti &Muryanti, 2017) Menurut
(Asmadi, 2008) terdapat 2 jenis evaluasi :

a. Evaluasi formatif (proses)


Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanaan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat
komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan
klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data dengan
teori) dan perencanaan.
Komponen catatan perkembangan, antara lain sebagai berikut: Kartu SOAP (data
subjektif, data objektif, analisis/assessment, dan perencanaan/plan) dapat dipakai
untuk mendokumentasikan evaluasi dan pengkajian ulang.
S ( Subjektif ): data subjektif yang diambil dari keluhan klien, kecuali pada klien yang
afasia.
O (Objektif): data objektif yang siperoleh dari hasil observasi perawat, misalnya tanda-
tanda akibat penyimpangan fungsi fisik, tindakan keperawatan, atau akibat pengobatan.
A (Analisis/assessment): Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan
yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, dimana analisis ada
3, yaitu (teratasi, tidak teratasi, dan sebagian teratasi) sehingga perlu tidaknya dilakukan
tindakan segera. Oleh karena itu, seing memerlukan pengkajian ulang untuk menentukan
perubahan diagnosis, rencana, dan tindakan
P (Perencanaan/planning): perencanaan kembali tentang pengembangan tindakan
keperawatan, baik yang sekarang maupun yang akan dating (hasil modifikasi rencana
keperawatan) dengan tujuan memperbaiki keadaan kesehatan klien. Proses ini
berdasarkan kriteria tujuan yang spesifik dan priode yang telah ditentukan.
b. Evaluasi Sumatif (Hasil) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah
semua aktivitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan
menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang
dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada akhir
pelayanan, menanyakan respon klien dan keluarga terkait pelayanan keperawatan,
mengadakan pertemuan pada akhir layanan. Adapun tiga kemungkinan hasil evaluasi
yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan pada tahap evaluasi meliputi:
Tujuan tercapai/masalah teratasi : jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan tujuan
dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
Tujuan tercapai sebagian/masalah sebagian teratasi : jika klien menunjukan perubahan
sebagian dari kriteria hasil yang telah ditetapkan.
Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi : jika klien tidak menunjukan perubahan dan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. (2002). Text book of Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.

Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans. Guidelines
for planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa,
Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta.

Prince A Sylvia. (1995). (patofisiologi). Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah EGC.
Jakarta.

Carpenito, L.J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Sjaifoellah, N. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Smeltzer, S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Long, B.C. (1996). Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Alih
Bahasa, Yayasan Ikatan Alumni pendidikan Keperawatan Padjadjaran.
Bandung: YPKAI.

Anda mungkin juga menyukai