Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keluarga merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan.
Keluarga menjadi tempat pertama seseorang memulai kehidupannya. Keluarga
membentuk suatu hubungan yang sangat erat antara ayah, ibu, maupun anak. Hubungan
tersebut terjadi dimana antar anggota keluarga saling berinteraksi. Interaksi tersebut
menjadikan suatu keakraban yang terjalin di dalam keluarga, dalam keadaan yang normal
maka lingkungan yang pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya,
saudara-saudaranya serta mungkin kerabat dekatnya yang tinggal serumah. Melalui
lingkungan itulah anak mulai mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan hidup yang
berlaku sehari-hari; melalui lingkungan itulah anak mengalami proses sosialisasi awal
(Soerjono, 2004: 70-71).
Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal
untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas menjadi
lebih baik. Sebab, di dalam keluarga internalisasi nilai-nilai dan norma-norma sosial jauh
lebih efektif dilakukan daripada melalui institusi lainnya di luar lembaga keluarga. Peran
aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat diperlukan terutama pada saat
mereka masih berada dibawah usia lima tahun. Seorang bayi yang baru lahir sangat
tergantung dengan lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga khususnya orang tua ayah dan
ibunya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertiap keluarga secara umum?
b. Apa tipe, peran, tugas, struktur, fungsi dan dinamika keluarga secara umum?
c. Pengertian keluarga menurut Islam?
d. Apa saja azas keluarga dan pembinaan keluarga dalam Islam?

C. Tujuan
a. Mengetahui pengertian keluarga secara umum.

1
b. Mengetahui tipe, peran, tugas, struktur, fungsi dan dinamika keluarga secara
umum.
c. Mengetahui pengertian keluarga menurut pandangan Islam.
d. Mengetahui azas dan pembinaan keluarga dalam agama Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR KELUARGA

A. Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya
dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan sekumpulan


orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota.Keluarga merupakan aspek
terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan, kesehatan anggota
keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling berhubungan, dan menempati posisi
antara individu dan masyarakat (Harmoko. 2012).

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian
darah, adopsi atau perkawinan. (WHO, dalam Harmoko 2012).

Keluarga adalah sekelompok manuasia yang tinggal dalam satu rumah tangga
dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. (Helvie, dalam Harmoko
2012).

3
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan
orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam satu
rumah.

B. Tipe Keluarga

Tipe keluarga menurut Harmoko (2012) yaitu sebagai berikut :

a. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah
di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/ keduanya
dapat bekerja di laur rumah.
b. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, pama, bibi, dan sebagainya.
c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri,
tinggal dalam pembentuan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
d. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang. Istri di rumah/ kedua-duanya bekerja di rumah, anak-
anak sudah meningglakan rumah karena sekolah/ perkawinan/meniti karier.
e. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur da tidak mempunyai anak, keduanya/slah satu
bekerja di rumah.
f. Single Parents
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/ kematian pasangannya dan anak-anaknya
dapat tinggal di rumah/ di luar rumah.
g. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h. Commuter Married

4
Suami istri/ keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
menikah.
j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suaru panti-panti.
l. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap indivisu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah
orang tua dari anak-anak.
n. Unmarried paret and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anakya di adopsi.
o. Cohibing Cauple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan. (Harmoko, hal
23; 2012)

C. Peranan Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam
situasi social tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan yang akan dicapai. Peran
keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks
keluarga. Sehingga Peranan Keluarga menggambarkan seperangkat perrilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 pasal 5
menyebutkan :”Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

5
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan”. Dari pasal
tersebut jelaslah bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
Peranan keluarga menggambarkan pola perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam situasi dan posisi tertentu. Adapun macam
peranan dalam keluarga antara lain (Istiati, 2010):
a. Peran Ayah
Sebagai seorang suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, ayah berperan sebagai
kepala keluarga, pendidik, pelindung, mencari nafkah, serta pemberi rasa aman bagi
anak dan istrinya dan juga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
b. Peran Ibu
Sebagai seorang istri dari suami dan ibu dari anak-anaknya, dimana peran ibu sangat
penting dalam keluarga antara lain sebagai pengasuh 6 dan pendidik anak-anaknya,
sebagai pelindung dari anak-anak saat ayahnya sedang tidak ada dirumah, mengurus
rumah tangga, serta dapat juga berperan sebagai pencari nafkah. Selain itu ibu juga
berperan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosial serta sebagai
anggota masyarakat di lingkungan di mana dia tinggal.
c. Peran Anak
Peran anak yaitu melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial maupun spiritual.

Secara umum peran keluarga (Friedman, 2010) adalah sebagai berikut :

1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain di
luar rumah.
2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan
tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah
untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.

6
4. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk
memeprtahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktifitas tinggi. Ini dikembangkan menjadi tugas di bidang kesehatan.

D. Tugas Keluarga
Pada dasarnya keluarga mempunyai delapan tugas pokok yaitu:

1. Memelihara fisik keluarga dan para anggota keluarga


2. Memelihara sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Membagi tugas masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya masing-masing
4. Bersosialisasi dengan anggota keluarga
5. Mengatur jumlah anggota keluarga
6. Memelihara ketertiban anggota keluarga
7. Menempatkan anggota keluarga didalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

Tugas dan tanggung jawab kedua orangtua terhadap anaknya menurut UU No.1 tahun 1974
tentang perkawinan dalam pasal 45 disebutkan sebagai berikut :

1. Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebak-baiknya
2. Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal 1 berlaku sampai anak itu
kawin atau berdiri sendiri, kewajiban berlaku meskipun perkawinan antara keduanya
putus.
Selain itu juga disebutkan dalam pasal 77 instruksi presiden RI No.1 tahun 1991
tentang kompilasi hokum Islam. Pada pasal itu disebutkan bahwa tugas dan tanggung
jawab kedua orang tua adalah : suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk
menegakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah yang menjadi
sendi dasar dari susunan masyarakat.

7
Selain mengacu kepada perundang-undangan yang berlaku, tugas orang tua
menurut Nizam (200:5) yakni memikul kewaiban untuk mengasuh dan memelihara
anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan fisik maupun perkembangan sosio-
emosionalnya.

E. Struktur Keluarga
Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan
dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa
sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan
harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam
keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau
merusak fungsi keluarga.
 Menurut Friedman (1988) struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bias
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : sender,
chanel-media, massage, environtment dan reciever. Komunikasi dalam keluarga yang
berfungsi adalah:
1) Karakteristik pengirim yang berfungsi
a) Yakin ketika menyampaikan pendapat
b) Jelas dan berkualitas
c) Meminta feedback
d) Menerima feedback
2) Pengirim yang tidak berfungsi
a) Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang
obyektif)
b) Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
c) Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu
yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar,
baik/buruk, normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel...”, ”kamu harus...”
d) Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
e) Komunikasi yang tidak sesuai
3) Karakteristik penerima yang berfungsi

8
a) Mendengar
b) Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
c) Memvalidasi
4) Penerima yang tidak berfungsi
a) Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
b) Diskualifikasi, contoh : ”iya dech.....tapi....”
c) Offensive (menyerang bersifat negatif)
d) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
e) Kurang memvalidasi
5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
a) Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
b) Komunikasi terbuka dan jujur
c) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
d) Konflik keluarga dan penyelesaiannya
6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
a) Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
b) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
c) Kurang empati
d) Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
e) Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
f) Komunikasi tertutup
g) Bersifat negative
h) Mengembangkan gossip
 Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi social yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat,
misalnya status sebagai istri/suami atau anak, diantaranya ada :
a) Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
sebaagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b) Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-naknya, pelindung
dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya sertasebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.

9
c) Peranan anak : melaksanakan peranan psiko sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual

F. Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga
tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi
konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal. Tujuan
reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan secara
psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan
menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi yang jelas
dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan konflikdan
pemecahan masalah.
Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et al., 2013) :
a) Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal, menanamankan dan
menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga bisa menjadi insan-insan
yang agamis, berakhlak baik dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
b) Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh anggota keluarganya
dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu
kesatuan.
c) Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan suami
dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak dengan anak, serta hubungan
kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi tempat utama bersemainya
kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.
d) Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam menumbuhkan rasa aman
dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota keluarganya.
e) Fungsi Reproduksi

10
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang sudah menjadi
fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat manusia secara universal.
f) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada keluarganya dalam
mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan kehidupannya di masa mendatang.
g) Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.
h) Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota keluarganya sehingga
dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan aturan dan daya
dukung alam dan lingkungan yang setiap saat selalu berubah secara dinamis.

Sementara menurut WHO fungsi keluarga terdiri dari (Ratnasari, 2011) :


a) Fungsi Biologis meliputi : fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga, serta memenuhi kebutuhan
gizi keluarga.
b) Fungsi Psikologi meliputi : fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa aman,
memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga,serta memberikan identitas keluarga.
c) Fungsi Sosialisasi meliputi : fungsi dalam membina sosialisasi pada anak, meneruskan
nilai-nilai keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
d) Fungsi Ekonomi meliputi : fungsi dalam mencari sumber-sumber penghasilan, mengatur
dalam pengunaan penghasilan keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga, serta
menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang.
e) Fungsi Pendidikan meliputi : fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya, menyekolahkan anak agar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, serta
mempersiapkan anak dalam mememuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk kehidupan
dewasa di masa yang akan datang.

B. KONSEP KELUARGA DALAM ISLAM

11
A. Pengertian Keluarga Dalam islam
Dalam islam, keluarga memiliki sebuah arti penting dimana keluarga merupakan bagian dari
masyarakat islam dan dalam keluargalah seseorang belajar mengenal islam sejak kecil.

 Dibangun dengan pondasi pernikahan syar’i


Keluarga dalam islam merupakan rumah tangga yang dibangun dari suatu pernikahan antara
seorang pria dan wanita yang dilaksanakan sesuai syariat agama islam yang memenuhi syarat
pernikahan dan rukun nikah yang ada. Pernikahan juga awal membangun rumah tangga
islam dan keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Adapun hal ini disebutkan dalam firman
Allah SWT berikut ini

َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ِ‫ق لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ْز َواجًا لِتَ ْس ُكنُوا إِلَ ْيهَا َو َج َع َل َب ْينَ ُك ْم َم َو َّدةً َو َرحْ َمةً إِ َّن فِي َذل‬
ٍ ‫ك آليَا‬ َ َ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أَ ْن َخل‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya, ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Qs.Ar-Ruum : 21)
 Keharmonisan dalam rumah tangga
Memiliki keluarga yang harmonis dan sesuai dengan ajaran agama islam adalah dambaan setiap
muslim dan untuk mewujudkannya ada beberapa cara menjaga keharmonisan rumah
tangga tersebut. Keluarga sakinah, mawaddah warahmah yang berarti keluarga yang penuh kasih
sayang, cinta dan ketentraman dibangun diatas nilai-nilai islam dan berawal dari pernikahan yang
hanya mengharap ridha Allah SWT. Dalam Alqur’an Allah SWt berfirman :
ً ‫اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ إِ َماما‬
ِ ‫َوالَّ ِذينَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أَ ْز َو‬

“Dan orang orang yang berkata : “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri
kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi
orang-orang yang bertakwa”. (QS Alfurqan : 74)

B. AZAS KELUARGA DALAM ISLAM


Pada dasarnya sumber hukum keluarga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sumber hukum tertulis dan tidak tertulis. Sumber hukum keluarga tertulis adalah sumber hukum
yang berasal dari berbagai peraturan perundang-undangan, yurisprudensi, dan traktat. Sedangkan
sumber hukum tak tertulis adalah sumber hukum yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
masyarakat.
Sumber hukum keluarga tertulis, dikemukakan berikut ini
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

12
2. Per aturan Perkawinan Campuran (Regelijk op de Gemengdehuwelijk),Stb.1898 Nomor 158
3. Ordonasi perkawinan Indonesia, Kristen, Jawa, Minahasa, dan Ambon, Stb.1933 Nomor 7
4. UU Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak, dan Rujuk (beragama Islam)
5. UU Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
6. PP Nomor  9 tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan
7. PP Nomor 10 Tahun 1983 jo.PP Nomor 45 Tahun 1990 tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil. Selain itu yang 7 ini yang menjadi sumber hukum
keluarga tertulis adalah Inpres Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di
Indonesia. Kompilasi Hukum Islam ini hanya berlaku bagi orang-orang yang beragama Islam
saja.
Asas-Asas Hukum keluarga Berdasarkan hasil analisis terhadap KUH Perdata dan UU Nomor 1
tahun 1974 dirumuskan beberapa asas yang cukup prinsip dalam Hukum Keluarga, yaitu:
a. Asas monogamy, asas ini mengandung makna bahwa seorang pria hanya boleh
mempunyai seorang istri, dan seorang istri hanya boleh mempunyai seorang suami.
b. Asas konsensual, yakni asas yang mengandung makna bahwa perkawinan dapat
dikatakan sah apabila terdapat persetujuan atau consensus antara calon suami-istri yang
akan melangsungkan perkawinan.
c. Asas persatuan bulat, yakni suatu asas dimana antara suami-istri terjadi persatuan harta
benda yang dimilikinya.(Pasal 119 KUHPerdata)
d. Asas proporsional,yaitu suatu asas dimana hak dan kedudukan istri adalah seimbang
dengan hak dan kewajiban suami dalam kehidupan rumah tangga dan di dalam pergaulan
masyarakat.( Pasal 31 UUNo.1 Tahun 1974 tentang perkawinan)
e. Asas tak dapat dibagi-bagi,yaitu suatu asas yang menegaskan bahwa dalam tiap
perwalian hanya terdapat seorang wali. Pengecualian dari asas ini adalah 1. Jika
perwalian itu dilakukan oleh ibu sebagai orang tua yang hidup lebih lama maka kalau ia
kawin lagi, suaminya menjadi wali serta/wali peserta 2. Jika sampai ditunjuk pelaksana
pengurusan yang mengurus barang-barang dari anak di bawah umur di luar Indonesia
f. Asas prinsip calon suami istri harus telah matang jiwa raganya.( Pasal 7 UU No.1 Tahun
1974)
g. Asas monogamy terbuka/poligami terbatas, asas yang mengandung makna bahwa
seorang suami dapat beristri lebih dari seorang dengan izin dari pengadilan setelah
mendapat izin dari istrinya dengan dipenuhhinya syarat-syarat yang ketat

13
h. Asas perkawinan agama, asas yang mengandung makna suatu perkawinan hanya sah
apabila dilaksanakan sesuai dengan hukum agama dan kepercayaannya masing-masing.
( Pasal 31 UUNo.1 Tahun 1974 tentang perkawinan)
i. Asas perkawinan sipil, asas yang mengandung makna bahwa perkawinan adalah sah
apabila dilaksanakan dan dicatat oleh pegawai pencatat sipil (kantor catatan sipil)
perkawinan secara agama belum berakibat sahnya suatu perkawinan.

C. Pembinaan Keluarga Menurut Perspektif Islam


Islammerupakan agama yang fitrah, agama yang selalu sesuai dengantabiat dan
dorongan batin manusia.Islam dapat memenuhi dorongan-doronganbatin manusia dengan
menempatkan dorongan-dorongan tersebut pada garis Syari’at Islam. Dorongan batin
untuk mengandakan kontak antar jenis laki-lakidan perempuan diaturSyari’atperkawinan.
Membina sebuahmahligairumah tangga atau hidup keluarga merupakanperintah
agama bagi setiap muslim dan muslimah. Melalui rumah tangga yangIslami,diharapkan
akan membentuk komunitas kecil didalam masyarakat Islam.Bila setiap keluarga dibina
dandididik dengan baik, sesuai dengan prinsip-prinsipajaranIslam, maka pada akhirnya
akan membentuk masyarakat yang Islami pula.Keluarga atau rumah tangga yangIslami,
dibangunatas iman dan takwa sebagai pondasinya,Syari’atatau aturanIslam sebagai
bentuk bangunannya, akhlak danbudi pekerti mulia sebagai hiasannya. Rumah tangga
seperti inilah yang akantetap kokoh dan tidak akan mudah rapuh dalam menghadapi
badai kehidupandashyat sekalipun.
Pendekatan Islam, keluarga adalah bisnis utama yang menjadi pondasi bangunan
komunikasi dan masyarakatIslam. Sehingga keluarga merupakanlinkunganyang
memberikan perhatian dan perawatanyang begitu signifikansidariAl-Qur’an. DalamAl-
Qur’anmendapat penjelasan untuk menata keluarga,melindungi dan membersihkan
darianarkismejahiliah. Dikaitkannya keluargadengan Allah dan ketakwaankepadanya
dalam setiap ayatAl-Qur’an, sambil mencaripancaran spiritual, sistem perundangan, dan
jaminan hukum dalam setiapkondisiya.
Sistem keluarga dalamIslamterpancar dari dan karakter alamiah yangmerupakan
basispenciptaan pertama manusia makhluk hidup. KonsepsiIslamtentang manusia yang
terpancar secara bertahap. Pertama-tama disebutkan,jiwapertama yang menjadi sumber
pasangan manusia yaitu adam dan hawa,kemuadian anak-anak keturunanselanjutnya
umat manusia secara keselruhan.
Keluarga merupakan pendidikan pertama bagi seseorang dan orang tuamerupakan
kunci. Pendidikan pertama berperan dalam mengembangkan watak,kepribadian, nilai-
nilai budaya, nilai-nilai keagamaan dan moral sertaketrampilansederhana. Al-Ghazali
menilai peranan keluarga yang terpenting dalam fungsididiknya,adalah sebagai jalur
pengembangan “ naluri beragama secara mendasar”pada saat anak-anak berusia balita,
seperti kesinambungan dari bawaan fitrahmereka.Pembiasaanibadah-ibadah ringan
bacaan doa sebelum dan sesudahmakan, setiap memulai dan permainan membaca

14
bismillah, serta menghormatikepada anggota yang lain yang lebih tuadan meyambung tali
silaturrahmi.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dankeluargamu dari apineraka
yang bahan bakarnya adalah manusia danbatu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidakmendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
merekadan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.(Q.S.At-Tahrim: 6)
Keluarga adalah tempat pengasuhalami yang melindungi anak yang barutumbuh
dan merawatnya, serta membangun fisik dan akalnya dan spiritualnya.Dalam naungan
keluarga, perasaan cinta, empati, dan solidaritas berpadu danmenyatu. Anak-anak pun
akan bertabiat yang biasadilengkapi sepanjanghidupnya.Laludengan petunjuk dan arahan
keluarga, anak-anak akan dapatmenyongsong hidup, mamahami makna hidup dan tujuan-
tujuannya, sertabagaimana berinteraksi dengan hidupnya.
Secara khusus keluarga memiliki 5 sifat yang penting:
a) Hubungan intim suami istri.
b) Bentuk perkawinan yang selalu dijaga dan dipelihara.
c) Penetapannamaanak-anak oleh suami istri yangbermakna/mengandung doa.
d) Cara memiliki dan memelihara harta keluarga/harta bersama.
e) Ingin memiliki tempat tinggal ataurumah sendiri.
Dari semua hal tersebut diatas memberi gambaran utama dalam mencapaitujuan hidup
berkeluarga, terutama dalam 3 hal:
1. Biologis, sebagai penyaluran kebutuhan fisik dengan makan, minum danseksual,
sarana dan prasarana.
2. Psikologis, sebagai dasar kemampuan dalam mengembangkan rasa danperasaan serta
melindungi/mempertahankan kasih sayang sebagai dasarkebutuhan hidup.
3. Rasa agama dengan kesadaran beragama dalam hidup dengan penuhkonsentrasi
dalam mendekatkan diri dengan beribadah kepada Allah SWTdalam segala gerak
kehidupan.

Dengan ketiga hal yang terakhir ini dapat dihayati maksud dan tujuannya,akan
memberi gambaran terhadap apa tujuan hidup yang dikejar. Karena dengankesadaran
hidup dalam beragama akan bangkitlah dalam dirinya tentangkebesaran Allah, yang akan
mempengaruhinya dalam gerak dan tindakan sertaperbuatannya untuk tidak melakukan
hal-hal yang melanggar dari ketentuanagama yang diwujudkan dalamIslam.

Seseorang yang berpikir atas doronganIslamdalam mewujudkan


danmenginginkan berkeluraga, ia akan memperhatikan dengan penuh kejelasan dan

15
mendapatkannya tanpa letih terhadapa berbagai tugas terpenting dan tujuankeluarga
menurutIslam, diantaranya sebagai berikut:

a. Kemuliaan keturunan
Berketurunan merupakanhal pkok oleh karena itu pernikahan dilakukanyang
dimaksudkan ialah menjaga ketuturan dan melestarikan jenis manusiadidunia.
b. Menjaga diri dari setan
Kemampuan seksual yang diciptakan pada manusia, laki-laki danperempuan untuk
mencapai tujuan yang muliayaitu berketurunan, beranak,memperbanyak anak dengan
tujuan melanjutkan keturunan jenis manusia.Disyari’atkan pernikahan dalam keluarga
oleh karena itu pernikahan menjadi sarana,keluarga menjadi wadah syari’i yang
bersih, dan mengarahkan pada jalan yangbenar.
c. Bekerja sama dalam menghadapi kesulitan hidup.
Ikatan pernikahan adalah ikatan selamanya, oleh karena itu pernikahantidak terbatas
karena suatu hal yang terhenti karenanya, pernikahan membentuk keluarga
selamanya. Tujuan keluarga adalah keteguhan dan ketenangan.Oleh karena itu,
bekerja sama dalam menanggung berbagai beban hidupantara suami istri termasuk
salah satu tujuan keluarga dalamIslam.
d. Menghibur jiwa dan menenangkannyadengan bersama-sama
Sesungguhnya kenyaman jiwa dan ketenangandengan bersama-sama,memandangdan
bermain-main menyegarkan hati, dan menguatkannya untukberibadah sebagai sesuatu
yang perintahkan. Jiwa yang gelisah menjadi engganpada kebenaran karena
kebenaran berseberangan dengan tabiat nafsu.
e. Melaksanakan hak-hakkeluarga
Melawan nafsu, melatihnya dengan tanggung jawab, kekuasaan,melaksanakan hak-
hak keluarga, sabar atas akhlak mereka, menanggungkeburukannya, beusaha
memperbaikinya, menunjukkan mereka pada jalan agama,bersungguh-sungguh
melakukan pekerjaan yanghalal, melaksanakan pendidikanbaginya dan bagi anak-
anaknya.Semua ini adalah perbuat yang mulia dan utama,amal-amal ini termasuk
amal-amal dan perwalian. Keluarga dan anak merupakanhal yang hrus dilindungi.
f. Pemindahan kewarisan

16
Tidak mungkin ada konsep perpindahan kekayaan dari generasi kegenerasi dengan
tanpa adanya yang memelihara nasab, kerabat, dan keturunan.Wadah ini adalah
keluarga, hal tersebut tidak akan kokoh dengan sempurna tanpa adanya hunungan
kekerabatan yang jelas dan batasan-batasan tertentu. Tanpaadanya aturan-aturan
seperti ini menjadikan hilangkan kekayaan dengan wafatnya pemilik kekayaan
Dalam hubungan ini Islam menunjukan beberapa langkah pembinaan:

i. Membimbing dan membiasakan kearah kebaikan. Hal ini memerlukansikap yang


interpatif, bukan sekedar indokrinatif.
ii. Keteladanan lingkungan sosial, mulai dari keluarga, teman sepermainan,dan
kelompok masyarakat.
iii. Ketaatan ibadah, yang keseluruhan perintah ibadah dalamIslam, dimaksuduntuk
membentuk pribadi yang bersih, takwa, sabar dan sopan.

Ungkapan sederhana diatas, dapat disimpulkan, bahwaIslam memandang


pendidikan merupakan cara berpengaruh dalam pembinaan kualitas manusia,
danmenurutIslampendidikan dalam keluarga bukan hanya transfer pengetahuantetapi juga
transfer nilai dan kebudayaan.

Berdasarkan dari penjelasan diatas pembinaan keluarga


menurutperspektifIslamsebuah keluarga yang dibangunberdasarkan pernikahan
yangsah,dengan tujuan untuk membina dan mendidik anggota keluarganyaberdasarkan
anjuranIslam, karena keluargaadalah pendidik yang paling utamamembina dan
membentuk keluarga kearah yang baik sesuai pandangan Islam.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga merupakan tempat dimana anak mendapatkan perlindungan dan kasih
sayang, Keluarga merupakan tempat yang pertama menerima anak lahir ke dunia.
Keluarga bertanggung jawab akan kehidupan anak. Keluarga mengajarkan anak berbagai
macam pendidikan yang menjadikan anak dapat hidup bermasyarakat dengan baik.
Sosialisasi dalam keluarga sangat dibutuhkan dalam rangka memenuhi fungsi keluarga
yang sekarang ini semakin berkurang. Kurangnya fungsi sosialisasi terjadi dikarenakan
orang tua sudah tidak mampu lagi memenuhi peran dan fungsi dalam keluarga. Hal
tersebut terjadi karena adanya banyak faktor. Sehingga untuk memenuhi peran dan fungsi
tersebut keluarga menjalin kerjasama satu sama lain.
Sakinah, mawaddah dan Warahmah merupakan sebuah pokok yang harus ada
dalam menjalin kehidupan keluarga. Agar kehidupan suami dan istri menjadi aman,
tentram dan damai. Kedua belah pihak diharuskan untuk saling pengertian, saling
mencintai, saling menjaga, saling memberi kepercayaan dan kasih sayang sepenuhnya.
Aspek-aspek ini merupakan hal yang harus digaris bawahi dan dijadikan sebagai
pedoman agar terciptanya keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah. Semoga kita
menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah dan termasuk orang-orang

18
yang memperoleh istri dan suami yang shaleh dan shalehah sehingga kehidupan dunia
dan akhirat menjadi nyaman, aman dan tentram. Aamiin.

19

Anda mungkin juga menyukai