Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA TN.

A
DI PUSKESMAS PERAWATAN BARU ULU
KOTA BALIKAPAN
2023

OLEH

RIZKI ANUGRAH PUTRA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PERAWATAN BARU ULU
Jl. WolterMonginsidi RT.47 NO.85 BaruUlu Balikpapan Barat 76133
Email : pkm.baru_ulu@yahoo.com
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi
satu sama lain (Mubarak dkk, 2011 ). BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2012)
menyatakan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk
berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya. Sedangkan menurut Wall, (1986) dalam Friedman (2010)
menyatakan bahwa keluarga adalah sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri
dan terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang
dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun
berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai
keluarga.
2. Ciri-Ciri Keluarga
Setiadi (2008) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.
3. Tipe Keluarga
Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :
a. Secara Tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek-nenek,
paman-bibi)
b. Secara Modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka
pengelompokkan tipe keluarga selain di atas adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja di luar rumah.
3) Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawinan/ meniti karier.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
5) Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
6) Dual Carrier
Yaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk kawin.
9) Three Generation
Yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
11) Comunal
Yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
12) Group Marriage
Yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain
dan semua adalah orang tua dari anak-anak.
13) Unmaried Parent and Child
Yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
14) Cohibing Couple
Yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
15) Gay and Lesbian Family
Yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur peran,
struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma (Mubarak dkk, 2011)
menggambarkan sebagai berikut :
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan.
b. Struktur peran
Yang dimaksud struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi sosial yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat
formal atau informal.
c. Struktur kekuatan
Yang dimaksud adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol atau
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain : legitimate power (hak),
referent power (ditiru), expert power (keahlian), reward power (hadiah),
coercive power (paksa) dan affective power.
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima
pada lingkungan sosil tertentu berarti disini adalah lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
5. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010), yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun
untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif
merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting.Peran utama orang
dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan
persepsi keluarga dan kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua
anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan
dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak tentang cara
menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti peran
yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian status
adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak
berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi saat ini
tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat yaitu
menyediakan angagota baru untuk masyarakat.
d. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan,
pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap kesehatan dan perlindungan
terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan adalah fungsi keluarga
yang paling relafan bagi perawat keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses
pengambilan keputusan.
6. Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi (Friedman, 2010) :
a. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga barudengan
pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan intim yang
baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas perkembangan
keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu
sama lain, berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan dan
perencanaan keluarga.
b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam
siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan keluarga disini adalah
setelah hadirnya anak pertama, keluarga memiliki beberapa tugas
perkembangan penting. Suami, istri, dan anak harus memepelajari peran
barunya, sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan fungsi dan
tanggung jawab.
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia
2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saatini dapat
terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-
ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara perempuan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini berkembang baik secara jumlah maupun
kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan anak kecil lainnya untuk
mengekplorasi dunia di sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi
diri, membuat rumah
dan jarak yang adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan fasilitas juga
harus aman untuk anak-anak.
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with schoolchildren)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu
penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas,
sekitar
13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga yang
maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat
mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi sekolah dan
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan.
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers) Ketika
anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan
kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam
atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia
lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utamapada keluarga pada tahap anak
remaja adalah melonggarkan ikatankeluarga untuk meberikan tanggung
jawab dan kebebasan remaja yanglebih besar dalam mempersiapkan diri
menjadi seorang dewasa mudah.
Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada tahap ini adalah
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan
kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi. Tugas
perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua untuk
memfokuskan kembali hubungan pernikahan mereka.
Sedangkan tugas perkembangan keluarga yang ketiga adalah untuk anggota
keluarga,terutama orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara
terbukasatu sama lain.
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching
centerfamilies)
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak
pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”,
ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup
singkat atau
cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak
yang belum menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka menyelesaikan
SMU atau kuliahnya. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar, orang tua juga
terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu membantu mereka menjadi mandiri.
g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika
anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika orang tua berusia
sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan persiunannya
pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian.
Tugas keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan
kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian dan
sebagai pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk lebih
mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat.
h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat
pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah
satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap terakhir ini adalah
mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan dan kembali
kerumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi
problematik.
7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998)
dalam Dion & Betan (2013) adalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota
keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua.
Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab yang
mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah
kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga
tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan
perawatannya).
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, sumber keuangan dan financial, fasilitas
fisik,psikososial).
5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Pentingnya hiegine sanitasi.
4) Upaya pencegahan penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat Ketika
merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui
hal-hal sebagai berikut :
1) Keberadaan fasilitas keluarga.
2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.
3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
8. Peran Perawat Keluarga
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah sebagai
berikut :
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada
keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang
komprehensif. Pelayanan keperawatan yang bersinambungan diberikan untuk
menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak
pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah
kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi
“entry point” bagi perawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui
kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi
maupun yang tidak.Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan terlebih
dahulu atau secara mendadak, sehingga perawat mengetahui apakah keluarga
menerapkan asuhan yang diberikan oleh perawat.
e. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hakhak
keluarga klien.Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan serta
memodifikasi system pada perawatan yang diberikan untuk memenuhi hak
dan kebutuhan keluarga.Pemahaman yang baik oleh keluarga terhadap hak
dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah tugas perawat untuk
memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat
untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi
sehari-hari serta dapat membantu jalan keluar dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan yang
muncul didalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang
dipraktikkan keluarga.
9. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai
tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau
perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga-
keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain
adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
:
a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga
dengan penyakit keturunan.
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
b) Menderita kekurangan gizi (anemia).
c) Menderita hipertensi.
d) Primipara dan Multipara.
e) Riwayat persalinan atau komplikasi
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
a) Lahir prematur (BBLR).
b) Berat badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk
digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbul cekcok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit
d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkan rumah.

B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya
tekanan/tegangan, jadi hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran
darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal
2. Etiologi
Ada 2 macam hipertensi menurut (Musakkar & Djafar, 2021) yaitu :
a. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya. Sekitar 10-16% orang dewasa yang mengidap penyakit tekanan
darah tinggi ini.
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya. Sekitar 10
% orang yang menderita hipertensi jenis ini
3. Manifestasi Klinis
a. Sakit kepala (biasanya pada pagi hari sewaktu bangun tidur)
b. Bising (bunyi “nging”) di telinga
c. Jantung berdebar-debar
d. Pengelihatan kabur
e. Mimisan
f. Tidak ada perbedaan tekanan darah walaupun berubah posisi.
4. Komplikasi
a. Payah jantung
Kondisi jantung yang tidak lagi mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan pada otot jantung atau
sistem listrik jantung.
b. Stroke
Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan pembuluh darah yang
sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah otak makan akan
terjadi pendarahan pada otak dan mengakibatkan kematian. Stroke bisa juga
terjadi karena sumbatan dari gumpalan darah di pembuluh darah yang
menyempit.
c. Kerusakan ginjal
Menyempit dan menebalnya aliran darah menuju ginjal akibat hipertensi
dapat mengganggu fungsi ginjal untuk menyaring cairan menjadi lebih
sedikit sehingga membuang kotoran kembali ke darah.
a. Kerusakan pengelihatan
Pecahnya pembuluh darah pada pembuluh darah di mata karena
hipertensi dapat mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur, selain itu
kerusakan yang terjadi pada organ lain dapat menyebabkan kerusakan pada
pandangan yang menjadi kabur.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari
kenaikan. tekanan darah pada organ atau karena efek tidak langsung. Dampak
terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup penderita menjadi rendah dan
kemungkinan terburuknya adalah terjadinya kematian penderita akibat
komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
5. Fokus Pengkajian
Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang diaplikasikan ke kasus
dengan masalah utama hipertensi meliputi :
a. Data umum
Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin,umur,
pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
3) Status sosial ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga ini.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk status
imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
dan pengalaman terhadapa pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami
dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,jumlah
ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tankdengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan, tanda catyang sudah mengelupas, serta
dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010).
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa
empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010).
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta
memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010).
3) Fungsi keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang
dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan
dan tujuan kesehatan keluarga (Friedman, 2010).
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yangdirasa :
keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang
membuat kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol
kesehatan (Friedman, 2010).
c) Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber makanan yang
dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang
dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan
kudapan (Friedman, 2010).
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang
dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan
penyakit, perawatan keluarga dirumah dan keyakinan keluarga
dalam perawatan dirumah (Friedman, 2010).
e) Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak,
kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010).

4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah
anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga (Padila, 2012).
5) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi
sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan peningkatan status
kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.
6. Fokus Diagnosa keperawatan Keluarga
a. Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke system
keluarga dan subsitemnya serta merupakan hasil pengkajian keperawatan.
Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan
potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan
mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan
pengalaman ( Friedman, 2010). Tipologi dari diagnosa keperawatan adalah:
1) Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan
kesehatan).
2) Diagnosa keperwatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila
sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
3) Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu
kedaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan
masalah hipertensi adalah:
1) Penurunan curah jantung
2) Intoleransi aktivitas
3) Nyeri (sakit kepala)
4) Kelebihan volume cairan
5) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
6) Ketidakefektifan koping
7) Defisiensi pengetahuan
8) Ansietas
9) Resiko cidera
b. Skala Prioritas Masalah
Table 2.3 Skala Prioritas Masalah Keluarga
Kriteria Skor Bobot
1) Sifat masalah :
a) Aktual (tidak/kurang sehat) 3
b) Ancaman kesehatan 2 1
c) Keadaan sejahtera 1
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
a) Mudah 2
b) Sebagian 1 2
c) Tidak dapat 0
3) Potensi masalah untuk dicegah :
a) Tinggi 3
b) Cukup 2 1
c) Rendah 1
4) Menonjolnya masalah:
a. Masalah dirasakan dan perlu segera ditangani 2 1
b. Masalah dirasakan tapi tidak perlu segera ditangani 1
c. Masalah tidak dirasakan 0
Total Skore

Sumber : Baylon & Maglaya (1978) dalam Padila (2012)


Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai angka
tertinggi dalam skor
Cara melakukan Skoring adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua criteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa
keperawatan keluarga.
7. Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis
keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan merumuskan
tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber, serta
menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi
dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja
(Friedman, 2010).
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. A
2. Alamat dan Telepon : JL. Wolter Monginsidi No 78 Rt 47
3. Komposisi Keluarga :

No. Nama L/P Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Genogram


Dengan KK terakhir
1. Tn. A L 60 Tahun kk SMP Tidak
Bekerja
2 An. N P 58 Tahun Istri SMP IRT
3 An. A L 26 Tahun Laki-Laki swasta
SMA

Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal Laki-laki
: Meninggal Perempuan
: Tinggal 1 rumah
: Klien

Tn. A (60 Tahun) tinggal bersama istri dan kedua anaknya. dari pernikahan Tn.
A dan Ny. N, dikaruniai anak laki-laki berusia 26 tahun, dan sudah bekerja
4. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. A adalah keluarga dengan tipe Keluarga Inti. Keluarga yang
terdiri dari ibu dan anak yang sudah sekolah.
5. Suku
Keluarga Tn. A memiliki latar belakang budaya sulawesi. Keluarga Tn. A
tidak terlalu membawa budaya untuk mengatur kehidupan kesehatan
keluarganya.
6. Agama
Keluarga menganut agama Islam dan menjalankan Ibadah rutin sholat 5 waktu
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Secara ekonomo ekonomi Tn. A cukup sederhana.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga tidak memiliki kebiasaan rutin untuk berekreasi. Biasanya keluarga
hanya menghabiskan liburan dirumah dengan menonton televisi.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga dengan tahap
anak dewas. Tahab perkembangan keluarga ini dimulai saat anak pertama
memutuskan keluar dari rumah orang tu, misalnya untuk kuliah atau bekerja.
Orang tuapun membantu anak untuk hidup mandiri sesuai kapasitasnya.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi,
namun, sebagai ayah sekaligus sebagai kepala keluarga Tn. A tugas keluarga
yang belum tercapai saat ini adalah kurangnya pemeliharaan komunikasi yang
terbuka, memelihara hubungan intim dalam keluarga, dan mempersiapkan
perubahan system peran.
3. Riwayat keluarga sebelumnya
 Riwayat kesehatan keluarga dari pihak Tn. A : Kedua orang tua Tn. A juga
sudah meninggal namun tidak mengidap penyakit apa-apa, kakak kedua
Tn.A meninggal karna penyakit jantung
 Riwayat kesehatan keluarga dari pihak Ny.N : mengatakan tidak
mengetahui riwayat kesahatan
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. A saat ini adalah rumah pribadi. Penataan
peralatan rumah tangga terlihat cukup rapih. Ventilasi ada dan pencahayaan
rumah memenuhi standar kesehatan. Kamar mandi berada di dalam rumah
dengan lantai keramik. sumber air berasal dari PDAM. Air tersebut digunakan
untuk masak, mandi dan mencuci. Air tidak berasa, tidak berbau dan tidak
berwarna, air dalam keadaan bersih.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RT
RT 47 merupakan pemukiman padat penduduk. Sebagian besar warga RT 47
berprofesi sebagai swasta. Kehidupan antar tetangga terjalin akrab dan saling
menghargai satu sama lain.
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. A aktif dalam kegiatan yang ada diwilayahnya seperti gotong royong,
postandu PTM, namun selama pandemi kegiatannya dihentikan sementara
4. System pendukung keluarga
Tn. A mengatakan selalu membicarakan segalanya dengan Ny. N, termasuk
kondisinya saat ini, sehingga segalanya terbuka dan tidak ada yang ditutup-
tutupi
IV. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dilakukan secara terbuka, bahasa yang digunakan setiap hari
adalah bahasa Indonesia. Frekuensi komunikasi antar keluarga cukup baik, jika
ada sesuatu hal dan masalah mereka langsung membicarakannya secara terbuka
dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Komunikasi tercipta dua arah
dan biasa yang mengambil keputusan adalah Tn. A. dalam masalah ini Anggota
keluarga mengatakan sudah membuujuk Tn. A untuk berobat rutin tekanan
darah tetapi Tn A mengatakan kondisinya sehat dan mampu beraktivitas seperti
biasa Tn. A mengatakan program pengobatan di faskes antrinya lama.
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn. A berusaha mengajarkan anak-anaknya untuk saling membantu, saling
berbagi dan saling menghargai.
3. Struktur peran
Tn. A dalam keluarga berperan sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah.
4. Nilai dan norma budaya
Tn. A menerapkan aturan yang sesuai dengan ajaran agama Kristen dan
mengharapkan anaknya menjadi orang yang taat akan agama. Tn A juga masih
sering berkumpul dan menerapkan tradisi suku Toraja, tetapi saat pandemi
covid- 19 ini kegiatan untuk sementara di \tiadakan.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn. A saling menyayangi satu sama lain. Tn. A mengatakan semua tetangga
yang dekat dengan rumahnya sangat peduli terhadap keluarganya.
2. Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Tn. A terlihat saling menyayangi dan rukun dengan anaknya.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Tn. A berkata bahwa beliau sering berkomunikasi dengan anaknya.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Tn. A merupakan kepala keluarga dan pengambil keputusan.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang
Tidak banyak kegiatan yang dilakukan keluarga Tn. A sewaktu senggang
hanya menonton TV.
3. Fungsi perawatan keluarga
Pada saat kunjungan pertama dilakukan ke keluarga Tn. A, didapatkan data TD :
180/90 mmHg, N : 80 x/menit, RR 20x/menit, T 37 oC BB : ±57 Kg, GDS:
134mg/dl. AU : 4,2 mg/dl. Saat perawat berkomunikasi aktif dengan Tn A, hasil
menunjukkan persepsi yang salah terhadap masalah kesehatan sehingga Tn. A
bertanya seputar masalah kesehatannya, komplikasi hipertensi, program
perawatan dan pengobatan hipertensi.
VI. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek
Tn.A mengatakan yang menjadi beban pikiran saat ini adalah sebagai tulang
punggung untuk anaknya yang masih bersekolah.
2. Stressor jangka panjang
Tn. A mengatakan yang menjadi beban pikiran dikarenakan anaknya yang masih
bersekolah dan praseklah untuk mempersiapkan untuk pendidikan selanjutnya.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Dalam menghadapi setiap masalah dalam kehidupannya, Tn. A dan anaknya
bersama-sama mencari solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.
4. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah Tn. A membicarakannya dengan anaknya untuk di
musyawarahkan.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Jika menghadapi masalah selalu mencari solusi/jalan, tidak mau
berlarut/masalah bertambah panjang.
VII. Harapan Keluarga
Tn. A mengatakan sangat senang dan tampak antusias melemparkan pertanyaan
kepada mahasiswa yang datang untuk berkunjung dan memerhatikan kondisi
kesehatan keluarganya. Harapan beliau semoga dengan adanya mahasiswa yang
telah mengetahui kondisi kesehatan keluarga serta memberikan banyak saran kepada
keluarga, Tn. A berharap semoga keluarga selalu dalam keadaan sehat
VIII. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
Jenis
No Tn. A Ny. N An. A
Pemeriksaan
Keadaan
1
umum : Baik Baik Baik
Tekanan darah TD 180/90mmhg 120/70MmHg, 110/70MmHg,
Nadi N 80 x/mnt, N 90 x/mnt N 80 x/mnt
Suhu S 37 0C S 36,50C, S 36,30C,
Respirasi RR 20 x/mnt, RR 20x/mnt RR 18x/mnt
Berat badan BB 57 kg 56 kg 58 kg
Tinggi badan 168 cm 158 163
Lingkar perut 94 cm 90 cm 83 cm
Lingkar 36 cm 35 cm 30 cm
lengan
Kepala :
2
Bentuk Oval Oval Oval
Kulit kepala Bersih Bersih Bersih
Warna rambut Hitam Hitam Hitam
Luka Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Mata :
3
Penglihatan Jelas Jelas Jelas
Bentuk Simetris Simetris Simetris
Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik Tidak ikterik
Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis Tidak anemis
Telinga :
4
Bentuk Simetris Simetris Simetris
Ada cairan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pendengaran Baik Baik Baik
Hidung :
5
Bentuk Simetris Simetris Simetris
Polip Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kelainan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Mulut :
6
Mukosa bibir Lembab Lembab Lembab
Gigi Tidak ada gigi Tidak ada Tidak ada gigi
Kebersihan palsu gigi palsu palsu
Kelainan Bersih Bersih Bersih
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Leher :
7
Kelenjar tiroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pembesaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kelenjar tiroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Lesi/ nyeri
Paru :
8
Bentuk Simetris Simetris Simetris
Suara nafas Vasikuler Vasikuler Vasikuler
Abdomen :
9
Bentuk dada Simetris Simetris Simetris
Turgor Elastis,<2 detik Elastis,<2 detik Elastis,<2 detik
Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Asites Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Pembesaran Tidak ada Tidak ada Tidak ada
hepar Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan
Ekstermitas :
10
Turgor Elastis,<2 detik Elastis,<2 detik Elastis,<2 detik
Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Sianosis Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kaki Normal Normal Normal
Kekuatan otot 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5
IX. Analisa Data

NO DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN


Data subjektif : Manajemen kesehatan keluarga tidak
1
a. Tn. A mengatakan sudah efektif b.d kompleksitas sistem
menderita tekanan darah pelayanan kesehatan d.d Tn. A
tinggi sejak 3 tahun yang minum obat tekanan darah tinggi
lalu tidak rutin
b. Tn. A mengatakan
minum obat tekanan
sesekali saja saat sakit
kepala dan tengkuk
c. Tn.A mengatakan kontrol
tekanan darah tidak rutin,
saat itu tekanan 180/90
mmhg
d. Tn. A mengatakan rasa
tidak nyaman di tengkuk
e. Anggota keluarga
mengatakan sudah
membuujuk tn. A untuk
berobat rutin tekanan darah
tetapi tn A mengatakan
kondisinya sehat dan
mampu beraktivitas seperti
biasa
f. Tn. A mengatakan
program pengobatan di
faskes antrinya lama
Data objektif :
TD 180/90 mmhg
Data subjektif : Defisit pengetahuan tentang manajemen
2
a. Tn. A mengatakan meskipun hipertensi b.d kurang terpapar informasi
ketika sakit kepala dan nyeri d.d menunjukkan persepsi yang salah
tengkuk dan tekanan darah terhadap masalah kesehatan
tinggi naik, saya masih bisa
beraktivitas seperti biasa
Data objektif :
a. Tn.A menunjukkan persepsi
yang salah terhadap masalah
kesehatan
b. Tn.A berkomunikasi aktif dan
bertanya seputar masalah
kesehatannya
c. Tn.A tidak tahu komplikasi
hipertensi
d. Tn.A tidak mengetahu
tentang program pengobatan
hipertensi
e. Tn.A tidak mengetahui
tentang perawatan hipertensi
X. Skoring Dan Prioritas Masalah
Masalah : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas sistem
pelayanan kesehatan d.d Tn. A minum obat tekanan darah tinggi tidak rutin

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


Sifat Masalah 3 1 3/3x1=1 Jika dibiarkan akan
: tidak sehat membawa maslah serius
dalam keluarga sehingga
segera harus diatasi
Kemungkinan 2 2 2/2x2=2 Tn. A mendapatkan
masalah dapat dukungan dari semua
diubah anggota keluarga
: Mudah
Potensial masalah 2 1 2/3x1=0,7 Tn. A mendapatkan
untuk dicegah dukungan dari semua
: Cukup anggota keluarga dan
memantapkan komitmen
Tn A.
Menonjol masalah 2 1 2/2x1=1 Keluarga akan
: masalah harus mendukung pengobatan
segera harus dan perawatan, karena
ditangani dikhawatirkan
komplikasi yang akan
terjadi
TOTAL 4,7

Masalah : Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b.d kurang terpapar


informasi d.d menunjukkan persepsi yang salah terhadap masalah kesehatan

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


Sifat Masalah 2 1 2/3x1=0,7 Pengetahuan yang salah
: Ancaman dan kurang karena tidak
kesehatan terpapar informasi yang
tepat akan
mengakibatkan salah
pengambilan keputusan
sehingga mengancam
kesehatan
Kemungkinan 2 2 2/2x2=2 Keluarga memiliki
masalah dapat tingkat pendidikan tinggi
diubah sehingga akan mudah
: Mudah menerima informasi
Potensial masalah 3 1 3/3x1=1 Keluarga berpola pikir
untuk dicegah terbuka sehingga akan
: Tinggi mudah merubah sikap
dan perilaku keluarga
Menonjol masalah 2 1 2/2x1=1 Keluarga menunjukkan
: masalah harus ketertarikan terhadap
segera harus informasi yang
ditangani disampikan perawat
TOTAL 4,7

XI. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


1. Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b.d kurang terpapar informasi
d.d menunjukkan persepsi yang salah terhadap masalah kesehatan
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d kompleksitas sistem pelayanan
kesehatan d.d Tn. A minum obat tekanan darah tinggi tidak rutin
XII. Rencana Keperawatan Keluarga
Tujuan Evaluasi
No Diagnosa Intervensi
Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Standar
Defisit pengetahuan Setelah dilakukan a. Perilaku sesuai Verbal a. Keluarga dan 1.1 Identifikasi kesiapan
1
tentang manajemen tindakan anjuran Tn.A mampu dan kemampuan
hipertensi b.d kurang keperawatan 1 2 3 4 5 Psikomotor menyebutkan menerima informasi
terpapar informasi selama 1 x 30 perawatan 1.2 Identifikasi faktor-
d.d menunjukkan menit bersihan b. Kemampuan hipertensi di faktor yang dapat
persepsi yang salah tingkat menjelaskan rumah meningkatkan dan
terhadap masalah pengetahuan pengetahuan suatu b. Keluarga dan menurunkan motivasi
kesehatan membaik topik Tn. A perilaku perilaku hidup
1 2 3 4 5 mampu bersih dan sehat
menyebutkan 1.3 Sediakan materi dan
c. Persepsi yang keliru program media pendidikan
terhadap masalah pengobatan kesehatan
1 2 3 4 5 hipertensi di 1.4 Jadwalkan pendidikan
rumah kesehatan sesuai
d. Pertanyaan tentang c. Keluarga dan kesepakatan
masalah yang Tn. A 1.5 Berikan kesempatan
dihadapi mampu untuk bertanya
1 2 3 4 5 komplikasi 1.6 Jelaskan faktor risiko
hipertensi
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
1.8 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
1.9 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

Manajemen keluarga Setelah dilakukan a. Kemampuan Verbal a. Keluarga dan 1.1 Identifikasi respon
2
kesehatan tidak tindakan menjelaskan maslah Tn. A emosional terhadap
Psikomotor
efektif b.d keperawatan kesehatan yang komitmen kondisi saat ini
kompleksitas sistem diharapkan dialami pengobatan dan 1.2 Identifikasi beban
pelayanan kesehatan manajemen 1 2 3 4 5 perawatan prognosis secara
d.d Tn. A minum kesehatan keluarga hipertensi di psikologis
obat tekanan darah meningkat rumah 1.3 Dengarkan masalah,
b. Aktivitas keluarga
tinggi tidak rutin b. Keluarga perasaan dan
mengatasi masalah
memberikan pertanyaan keluarga
kesehatan tepat
dukungan 1.4 Terima nilai-nilai
1 2 3 4 5
pengobatan dan keluarga dengan cara
perawatan untuk
akses layanan yang tidak menghakimi
c. Partisipasi dalam
kesehatan di 1.4 Diskusikan rencana
program kesehatan
komunitas atau medis dan perawatan
komunitas
fasyankes 1.5 Informasikan fasilitas
1 2 3 4 5
perawatan kesehatan
yang tersedia

d. Verbalisasi
kesulitan
menjalankan
perawatan yang
ditetapkan
1 2 3 4 5
XIII. Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga

Nomor
Tanggal dan
Diagnosa Implementasi Evaluasi
waktu
Keperawatan
I Rabu, 15 1.1 Mengidentifikasi S:
Feb 2023 kesiapan dan a. Keluarga dan Tn. A
kemampuan menerima komitmen menjalankan
informasi program perawatan dan
1.2 Mengidentifikasi faktor- pengobatan hipertensi
faktor yang dapat O:
meningkatkan dan a. Keluarga dan Tn. A benar
menurunkan motivasi menyebutkan cara
perilaku perilaku hidup perawatan dan pengobatan
bersih dan sehat hipertensi selama di
1.3 Menyediaakan materi rumah
dan media pendidikan b. Pertanyaan seputar
kesehatan hipertensi menurun
1.4 Menjadwalkan A:
pendidikan kesehatan Masalah telah teratasi
sesuai kesepakatan P : Pertahankan intervensi
1.5 Memberikan 1.5 Berikan kesempatan
kesempatan untuk untuk bertanya
bertanya
1.6 Menjelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
1.8 Mengajarkan perilaku
hidup bersih dan sehat
1.9 Mengajarkan strategi
yang dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat

II Rabu, 15 1.1 Mengidentifikasi respon S :


Febuari emosional terhadap a. Keluarga dan Tn. A
2023 kondisi saat ini menyatakan komitmen
1.2 Mengidentifikasi beban menjalankan program
prognosis secara perawatan dan
psikologis pengobatan hipertensi
1.3 Mendengarkan masalah, b. Keluarga dan Tn.A
perasaan dan pertanyaan menyatakan komitmen
keluarga berpartisipasi dalam
1.4 Menerima nilai-nilai program kesehatan
keluarga dengan cara komunitas
yang tidak menghakimi O:
1.4 Mendiskusikan rencana a. Kemampuan
medis dan perawatan menjelaskan maslah
1.5 menginformasikan kesehatan yang dialami
fasilitas perawatan meningkat
kesehatan yang tersedia b. Keluarga tepat dalam
mengambil kesimpulan
program pengobatan
A:
Masalah telah teratasi
P : Pertahankan intervensi
1.3 Dengarkan masalah,
perasaan dan pertanyaan
keluarga
Hipertensi adalah : Tanda & Gejala

 Tekanan darah sistolik ≥ 140  Sakit kepala (biasanya


mmHg dan tekanan darah pada pagi hari sewaktu
APA ITU HIPERTENSI ? diastolik ≥ 90 mmHg bangun tidur)
 Suatu peningkatan tekanan darah  Bising (bunyi “nging”) di
sistolik dan / atau diastolik yang telinga
tidak normal  Jantung berdebar-debar
 Pengelihatan kabur
Penyebab  Mimisan
 Tidak ada perbedaan
1. Tidak diketahui penyebabnya / tekanan darah walaupun
keturunan (hypertensi primer) berubah posisi.
Faktor resiko antar lain :
 Umur
 Kegemukan
 Asupan garam yang tinggi
HIPERTENSI  Riwayat hypertensi dalam
( TEKANAN DARAH TINGGI ) keluarga
 Stres
 Merokok
 Banyak minum alkohol
2. Disebabkan oleh penyakit lain
(hypertensi sekunder)
Antara lain penyakit :
 Ginjal
 Saraf
 Tumor
 Keracunan
Pengelolaan & Pencegahan
Perubahan Gaya hidup antara lain :
Pengobatan HIPERTENSI
Berobat / kontrol secara teratur ke (Tekanan Darah tinggi)
 Penurunan berat badan (bila
fasilitas kesehatan (puskesmas, Rumah
kegemukan)
Sakit, Dokter Praktek)
 Pengurangan asupan garam (diet
rendah garam)
 Menghindari faktor resiko :
Komplikasi
merokok, minum alkohol,
makanan berlemak, stres
 Gangguan Jantung
 Aktifitas fisik / jalan sehat
 Gangguan Otak
 Gangguan Penglihatan
 Gangguan Ginjal
 Stroke

UPTD PUSKESMAS BARU ULU


KOTA BALIKPAPAN
2023

Anda mungkin juga menyukai