Di Susun Oleh :
ASMAYANTI
3217021
( ) ( ) ( )
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA
SEKOLAH
A. Teori Keluarga
1. Definisi
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Jhonsons
dan Leny, 2010).
Duval dan Logan (1986) dalam Effendi dan Makhfudi (2009)
menyatakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman,
2010).
2. Tipe-Tipe Keluarga
Macam-macam tipe keluarga menurut Jhonsons dan Leny (2010)
Ada beberapa tipe keluarga yaitu:
a. Menyatakan bahwa tipe-tipe keluarga dibagi atas keluarga inti, keluarga
orientasi, keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang sudah
menikah, sebagai orang tua, atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri
dari suami istri dan anak mereka baik anak kandung ataupun anak
adopsi.
b. Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah)
dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari
salah satu atau dua pihak orang tua atau Keluarga orientasi (keluarga
asal) yaitu unit keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.
c. Selain itu terdapat juga keluarga luas atau keluarga besar yang ditarik
atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini
yaitu keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih
mempunyai hubungan darah meliputi hubungan antara paman, bibi,
keluarga kakek, dan keluarga nenek.
Pembagian tipe keluarga menurut Anderson Carter dalam Effendi dan
Makhfudi (2009) adalah:
a) Kelurga inti (nuclear family), keluarga yang terdiri atas ayah, ibu , dan anak.
b) Keluarga besar (extended family), keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, nenek, kakek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c) Keluarga berantai (serial family), kelurga yang terdiri atas wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d) Keluarga duda atau janda (single family), keluarga ini terjadi karena adanya
perceraian atau kematian.
e) Keluarga berkomposisi, keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama.
f) Keluarga kabitas, keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
Pembagian tipe keluarga menurut konteks keilmuan dan pengelompokkan
orang adalah (Effendi dan Makhfudi, 2009):
a) Nuclear Family: keluarga inti tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh
saksi-saksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
b) Reconstituted nuclear: pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan suatu rumah
dengan anak-anaknya, baik itu anak dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
c) Middle age atau aging couple: suami sebagai pencari uang, istri di rumah,
atau keduanya bekerja di luar rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah, perkawinan atau meniti karir.
d) Dyadic nuclear: pasangan suami istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyai anak. Keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
e) Single parent: keluarga dengan satu orang tua sebagai akibat perceraian atau
kematian pasangannya. Anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau di luar
rumah.
f) Dual career: suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g) Commuter married: pasangan suami istri atau keduanya sama-sama bekerja
dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada
waktu-waktu tertentu.
h) Single adult: wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.
i) Three generation: tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah.
j) Institusional: anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti.
k) Cummunal: satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama berbagi fasilitas.
l) Group marriage: satu rumah terdiri atas orang tua dan keturunannya di
dalam satu kesatuan keluarga.
m)Unmarried parent and child: ibu dan anak yang pernikahannya tidak
dikehendaki dan kemudian anaknya diadopsi.
n) Cohobitating couple: dua oarang atau satu pasangan yang bersama tanpa
menikah.
o) Extended family: nuclear family dengan anggota keluarga lain tinggal dalam
satu rumah dan berorientasi pada satu kepala keluarga.
3. Ciri –ciri Struktur Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter adalah:
a) Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota
keluarga.
b) Ada keterbatasan: setiap anggota memilki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
c) Ada perbedaan dan kekhususan: setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
Struktur keluarga atau komposisi keluarga terdiri atas individu,
masing-masing dengan status dan kedudukan sosial serta posisi yang
diketahui, yang saling berinteraksi dengan cara reguler, dan berulang
berdasarkan sanksi sosial (Wong et al, 2008).
4. Fungsi dan Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar
pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan
situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan
pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan
yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut (Jhonson dan Leny,
2010):
a) Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b) Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c) Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Lima fungsi keluarga menurut Friedman (2010) adalah:
a) Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif, perasaan
memilki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih sayang dan
reinforcement. Keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif maka
seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Perceraian, kenakalan anak, atau masalah keluarga sering timbul sebagai
akibat tidak terpenuhinya fungsi afektif.
b) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosial
Fungsi ini sebagai tempat untuk melatih anak dan mengembangkan
kemampuannya untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi antara anggota keluarga yang ditujukan dalam sosialisasi.
Anggota keluarga belajar tentang disiplin, norma-norma, budaya, dan
perilaku melalui hubungan dan iteraksi dalam keluarga.
c) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan dan menambah
sumber daya manusia. Adanya program keluarga berencana fungsi ini
sedikit terkontrol. Di sisi lain, banyak kelahiran yang tidak diharapkan
atau di luar ikatan perkawinan sehingga lahirlah keluarga baru dengan
satu orang tua.
d) Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan tempat
mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan penghasilan
dan memenuhi kebutuhan keluarga seperti makan, pakaian, dan rumah.
Fungsi ini sukar dipenuhi oleh keluarga di bawah garis kemiskinan.
e) Fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan
Fungsi ini untuk mempertahankan keadaan kesehatan keluarga agar tetap
memilki produktivitas yang tinggi. Kemampuan keluarga dalam
memberikan perawatan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Fungsi ini merupakan pertimbangan vital dalam pengkajian
keluarga. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan
mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan keluarga. Tingkat
pengetahuan keluarga tentang sehat sakit mempengaruhi perilaku
keluarga dalam masalah kesehatan keluarga.
B. TAHAP PERKEMBANGAN
1. Definisi
Perkembangan adalah proses pematangan atau maturasi fungsi organ
tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental intelegensia serta
perlakuan anak. Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah tertib dan
teratur, proses yang dapat diprediksi dari embrio dan berlanjut sampai
meninggal.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan
diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-
organ, dan sistemnya yang terorganisasi. Dengan demikian, aspek
perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi
dari masing-masing bagian tubuh. Hal ini diawali dengan berfungsinya
jantung untuk memompakan darah, kemampuan untuk bernafas, sampai
kemampuan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan, memungut benda-benda
di sekelilingnya serta kematangan dan sosial anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang
perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak
merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi
(0-1 tahun) usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia
sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berada antara
anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada
anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu
rentang cepat dan lambat.
Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif,
konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak
tidak mungkin pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi mempunyai
perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya perkembangan
kognitif juga mengalami perkembangan yang tidak sama. Hal tersebut juga
dapat dipengaruhi oleh latar belakang anak. Perkembangan konsep diri ini
sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan
mengalami perkembangan seiring dengan pertambahan usia pada anak.
Demikian juga pola koping yang dimiliki anak hampir sama dengan konsep
diri yang dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah terbentuk
mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi anak menangis.Salah satu
pola koping yang dimiliki anak adalah menangis seperti bagaimana anak
lapar, tidak sesuai dengan keinginannya, dan lain sebagainya. Kemudian
perilaku sosial pada anak juga mengalami perkembangan yang terbentuk
mulai bayi. Pada masa bayi perilaku social pada anak sudah dapat dilihat
seperti bagaimana anak mau diajak orang lain, dengan orang banyak dengan
menunjukkan keceriaan. Hal tersebut sudah mulai menunjukkan
terbentuknya perilaku social yang seiring dengan perkembangan usia.
Perubahan perilaku social juga dapat berubah sesuai dengan lingkungan
yang ada, seperti bagaimana anak sudah mau bermain dengan kelompoknya
yaitu anak-anak.
Tumbuh kembang, dianggap sebagai satu kesatuan yang
mencerminkan berbagai perubahan yang terjadi selama kehidupan.
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat
membelah diri dan mensisntesis protein baru yang menghasilkan
peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian bagian sel (Wong et al,
2008).
Tumbuh kembang pada manusia menurut Hamid (2008) terjadi
sepanjang kehidupan yang terdiri atas beberapa tahap yang
berkesinambungan yang mencakup masa neonatus, bayi, todler, prasekolah,
sekolah, remaja, dewasa muda, tengah baya, dan dewasa tua atau lansia.
Tahap tumbuh kembang ditinjau dari perkembangan fisik dan psikososial.
Aspek perkembangan psikososial meliputi perkembangan emosional dan
sosial, kognitif serta moral (Hamid, 2008).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram :
a) Nama / inisial
b) Jenis Kelamin
c) Tanggal lahir/umur
d) Hubungan dengan kepala keluarga
e) Pendidikan
Pekerjaan
6) Tipe keluarga
7) Latar belakang budaya
8) Identifikasi religious
9) Status ekonomi
10) Aktifitas rekreasi/waktu luang
b. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Mobilitas geografis keluarga
3) Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga.
c. Struktur keluarga.
1) Pola komunikasi keluarga.
2) Struktur Kekuatan keluarga.
3) Struktur Peran.
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi Afektif.
2) Fungsi Sosialisasi.
3) Fungsi ekonomi.
e. Stres dan koping keluarga.
1) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
2) Strategi koping yang diigunakan.
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan sesuaii
dengan tahap perkembangan saat ini.
3) Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini.
4) Riwayat keluarga sebelumnya.
Pengkajian fokus:
a. Review kembali catatan medis masalah kesehatan yang berkaitan
dengan gangguan pada perkembangan anak
b. Kaji pengetahuan keluarga akan penyakit/masalah yang berkaitan
dengan gangguan tumbang anak
c. Tentukan perkembangan anak sesuai umurnya (dengan DDST)
d. Kaji kemampuan fungsional anak yang meliputi kemampuannya dalam
makan,mandi, berpakaian, berjalan, memecahkan masalah dan
berkomunikasi.
e. Kaji persepsi orang tua dan tingkat perkembangan anak dan
pengharapan mereka terhadap anaknya.
f. Kaji tentang hubungan orang tua denagan anak
g. Kaji sumber-sumber yang mendukung seperti tingkat perekonomian
keluarga dll yang dapat mendukung perkembangan anak.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Potensial peningkatan status kesehatan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan
b. Kurang pengetahuan b/d Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal
masalah kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA