KASUS OVERDOSIS
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DOSEN PEMBIMBING : DWI NUR RAMANTIKA PUJI .S, S.KEP.,NS.,M.KEP
Bu
Disusun
Kelompok 2
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu yang akan membahas tentang ‘’Overdosis ‘’ .Makalah ilmiah ini telah penulis susun
dengan sebaik mungkin dan mendapatkan bantuan dari berbagai media sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini .
Terlepas dari semua itu , penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan . Namun demikian , penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi para pembaca dan dapat bermanfaat serta
menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua .
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah tentang ‘’ Overdosis‘’ ini dapat
memenuhi tugas kelompok mata kuliah keperawatan gawat darurat I penulis dan dapat
diterima dengan baik. Amin ya Rabbal’alamin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Dan Memahami Definisi Dari Overdosis
2. Mengetahui Dan Memahami Etiologi dari Overdosis
3. Mengetahui Dan Memahami Manifestasi Overdosis
4. Mengetahui Dan Memahami Penatalaksanaan dari Klien yang mengalami
Overdosis
5. Mengetahui Dan Memahami Asuhan Keperawatan Pada Klien Overdosis
BAB Il
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Overdosis atau kelebihan dosis terjadi akibat tubuh mengalami keracunan
akibat obat. OD sering terjadi bila menggunakan narkoba dalam jumlah banyak
dengan rentang waktu terlalu singkat, biasanya digunakan secara bersamaan antara
putaw, pil, heroin digunakan bersama alkohol. Atau menelan obat tidur seperti
golongan barbiturat (luminal) atau obat penenang (valium, xanax, mogadon/BK).
Overdosis adalah keadaan dimana seseorang mengalami ketidaksadaran akibat
menggunakan obat terlalu banyak, Ketika batas toleransi tubuh dalam mengatasi zat
tersebut terlewati (melebihi toleransi badan) maka hal ini dapat terjadi.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam
tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakalnnya.
Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang dipakai
manusia untuk membasmi hama yang merugikan manusia.Termasuk peptisida ini
adalah insektisida. Ada 2 macam insektisuda yang paling benyak digunakan dalam
pertanian :
1. Insektisida hidrokarbon khorin ( IHK=Chlorinated Hydrocarbon )
2. Isektida fosfat organic ( IFO =Organo Phosphatase insectisida )
Yang paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus
meningkat. Sifat dari IFO adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan
dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya adalah Tabun
dan Sarin. Bahan ini dapat menembusi kulit yang normal (intact) juga dapaat
diserap diparu dan saluran makanan,namun tidak berakumulasi dalam jaringan
tubuh seperti golongan IHK. Macam-macam IFO adalah malathion ( Tolly )
Paraathion,diazinon,Basudin,Paraoxon dan lain-lain. IFO ada 2 macam adalah
IFO Murni dan golongan carbamate.Salah satu contoh gol.carbamate adalah
baygon.
2.2 Etiologi
1) Penggunaan obat yang tidak sesuai dosis atau berlebihan dosis.
2) Mengkonsumsi lebih dari satu jenis narkoba misalnya mengkonsumsi putaw
hamper bersamaan dengan alcohol atau obat tidur seperti valium, megadom/ BK,
dll.
3) Mengkonsumsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya, misalnya jika
seseorang memakai narkoba walaupun hanya seminggu, tetapi apabilah dia
memakai lagi dengan takaran yang sama seperti biasanya kemungkinan besar
terjadi OD.
4) Kualitas barang dikonsumsi berbeda.
2.3 Patofisisologi
IFO bekerja dengan cara menghambat (inaktivasi) enzim asetikolinesterase
tubuh (KhE).Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis
arakhnoid(AKH) dengan jalan mengikat Akh –KhE yang bersifat inaktif.Bila
konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO-KhE lebih banyak terjadi.
Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat-tempat tertentu, sehingga
timbul gejala gejala ransangan Akh yang berlebihan,yang akan menimbulkan
efek muscarinik, nikotinik dan SSP(menimbulkan stimulasi kemudian depresi
SSP ) Pada keracunan IFO,ikatan Ikatan IFO – KhE bersifat menetap
(ireversibel),sedangkan keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara
(reversible).Secara farmakologis efek Akh dapat dibagi 3 golongan :
2.7 Penatalaksanaan
1. Tindakan emergensi
Airway : Bebask an jalan nafas, kalau perlu lakukan intubasi.
Breathing : Berikan pernafasan buatan bila penderita tidak bernafas
spontanatau pernapasan tidak adekuat.
Circulation: Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki
perfusi jaringan.
2. Pemberan antidotum
Pengobatan SupportifPemberian cairan dan elektrolit Perhatikan nutrisi
penderitaPengobatan simtomatik (kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit
dsb.)
2.8 Komplikasi
1) Gagal ginjal
2) Kerusakan hati
3) Gangguan pencernaan
4) Gangguan pernafasan
2.9 Algoaritma
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H
DENGAN DIAGNOSA MEDIS OVERDOSIS PARASETAMOL
a. Identitas pasien
Nama : Tn. H
Umur : 31 Tahun
Tanggal Lahir :-
Agama : Islam
Tanggal masuk : 14 Maret 2019 11.00
Tanggal pengkajian : 14 Maret 2019 11.00
No RM : 12123
Diagnosa Medis : Overdosis Paracematol
b. Keluhan Utama
Tidak dapat dikaji, pasien tidak sadarkan diri
c. Riwayat kesehatan
Keluarga mengatakan klien sebelum mulai mengalami penurunan kesadaran
klien sempat mengeluh sakit perut, mual saat pagi dan muntah sekitar jam 10
sebanyak 3 kali, muntah berisi makan dan air lalu jam 11 mulai tidak sadarkan
diri. Hari ini pasien tidak mengkonsumsi makanan yang menucurigakan. 2 hari
yang lalu klien mengkonsumsi obat sakit kepala (parasetamol 12 g) karena
beberapa hari klien mengeluh pusing, tapi karena tidak kunjung mereda klien
mengkonsumsi 3 tablet sekaligus.
d. Riwayat penyakit dahulu
Tidak diketahui riwayat penyakit terdahulu
e. Primary Survey
Danger : sebelum pasien mengalami penurunan kesadaran, pasien muntah
sebanyak 3 kali, bahaya bagi perawat adalah resiko penularan penyakit melalui
cairan yang keluar dari pasien, karena riwayat penyakit menular tidak
diketahui.
Response : Allert (-), respon terhadap verbal (-), respon terhadap nyeri (-),
tidak ada respon/unresponsive (+).
Airway : gurgling (+), terdapat sisa muntahan
Breathing : ventilasi tidak adekuat
Circulation : Nadi lemah, capirally refil time 2 detik, akral dingin, edema (-),
TD 100/80 mmHg
f. Secondary survey
1) SAMPLE
Berdasarkan keterangan dari keluarga, pasien muntah 3 kali dan
mengalami penurunan kesadaran, Keluarga mengatakan tidak ada alergi
obat atau makanan, Tidak ada pengobatan yang dijalani. 1 jam setelah
muntah pasien mengalami penurunan kesadaran.
2) Tanda Vital
TD 100/80 mmHg
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Bentuk bulat, benjolan (-), Kesadaran GCS 8 E2M3V3, reflek cahaya
(+), kaku kuduk (-), benjolan (-), perdarahan hidung mulut telinga (-),
racoon eyes (-).
b) Dada paru
Bentuk dada simetris, pernafasan spontan, lesi (-), jejas (-), perkusi
pekak, krepitasi (-), retraksi interkosta (-).
c) Abdomen
Distensi abdomen (-), cembung supel (-), lesi (-), masa (-)
d) Ekstremitas
Kekuatan otot tidak dapat dikaji, fraktur (-).
e) Kulit
Kulit pucat (+), kulit lembab dingin, edema (-).
f) Genitalia
Hemoroid (-), perdarahan (-)
g. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
h. Penatalaksanaan/terapi
Terapi kepatenan jalan nafas
Suction, Oksigen
Terapi Obat-obatan
Asetilsistein
Dapat diberikan secara intravena dengan dosis dewasa :
PP100-01 (Calmangafodipir)
i. Penatalaksanaan keperawatan
Mengkaji TD, HR, suhu, RR
Menjaga kebersihan jalan nafas (suctioning)
Oksigenasi
Monitoring kesadaran dan reflek pupil
I. ANALISA KASUS
gurgling
bersihan jalan
napas tidak efektif
DS : overdosis obat Risiko gangguan
DO :
fungsi hati
- Keluarga pasien mengatakan pasien absorbsi di hepar
muntah 3 x sebelum penurunan
toksisitas
kesadaran
- Keluarga mengatakan pasien gangguan fungsi
mengkonsumsi obat parasetamol 3 tablet hati
sekaligus
- Glukosa : 65 mg/dl
- Natrium : 121 mmol/L
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya akumulasi
muntahan
2. Risiko gangguan fungsi hati
II. PERENCANAAN KEPERAWATAN
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
OD (Over Dosis) adalah mengkonsumsi obat berlebihan. OD sering
disangkutan dengan terjadinya bila heroin digunakan bersama alkohol, obat
tidur misalnya golongan barbiturat (luminal) atau penenang (valium, xanax,
mogadon/BK dan lain-lain). Jangan mengonsumsi heroin bersama alkohol
atau obat tersebut dengan gejala klinis penurunan kesadaran, frekuensi
pernapasan kurang dari 12 kali/menit, pupil miosis, adanya riwayat
pemakaian obat-obat terlarang. kombinasi dosis tinggi benzodiazepine untuk
terjadinya OD adalah dengan alkohol , barbiturat , opioid sangat berbahaya,
dan dapat mengakibatkan komplikasi berat seperti koma atau kematian.
Overdosis obat ini dapat menyebabkan kerusakan hati dengan gejala yang
termasuk kehilangan nafsu makan, mual, kelelahan, dan muntah, pucat, dan
berkeringat. Tahap berikutnya menunjukkan gejala kegagalan hati dan
termasuk sakit perut dan nyeri tekan, pembengkakan hati, dan tes darah
abnormal untuk enzim hati. Pada tahap terakhir dari keracunan, kemajuan
gagal hati dan pasien menjadi kuning, dengan menguningnya kulit dan putih
mata. Mereka juga mungkin mengalami gagal ginjal, gangguan perdarahan,
dan ensefalopati (pembengkakan otak).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/238210589/Askep-Overdosis-Jadi
http://id.wikipedia.org/wiki/Overdosis
http://health.detik.com/read/2012/10/04/130910/2054473/1407/pertolongan-
pertama-pada-overdosis-penyalahgunaan-
obathttp://health.detik.com/read/2012/10/04/130910/2054473/1407/pertolongan-
pertama-pada-overdosis-penyalahgunaan-obat