Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK “DENVER DEVELOPMENT SCREENING(DDST)”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

Yang dibimbing oleh : Ns. Veny erlisa Riskia Irawan, S.Kep

Disusun oleh:

Lilis Andriyanti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul dan membahas
tentang “Denver Development Screening Test (DDST)”. Dalam penulisan makalah
ini, penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen pembimbing ibu Ns.Veny Erlisa Riskia Irawan, S.Kep.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amin Yaa Robbal ’Alamiin.

Malang , 29 Januari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….. 4
1.3 Tujuan ……………………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi DDST …………………………………………………… 5
2.2 Manfaat DDST …………………………………………………... 5
2.3 Perkembangan DDST ……………………………………………. 6
2.4 Petunjuk DDST ………………………………………………….. 11
2.5 Contoh Kasus ……………………………………………………. 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………. 15
3.2 Saran……………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Formulir DDST adalah alat/instrumen yang digunakan untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. Sejak
dahulu masalah perkembangan anak mendapat banyak perhatian.
Berbagai tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Pada saaat
ini berbagai metode deteksi dini untuk megetahui gangguan
perkembangan anak telah dibuat.
Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-
penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembanagn
anak karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna
agar diagnosa maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal
sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui
adanya masalah pada perkembanagan anak, tidak berarti bahwa
diagnosa pasti dari kelaian tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah
prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari,
yang dapat meberikan petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat
perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan
fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosa dapat
dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-
baiknya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari DDST ?
2. Apa manfaat dari DDST ?
3. Bagaimana perkembangan DDST ?
4. Bagaimana petunjuk pemakaian DDST ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Definisi dari DDST
2. Untuk Mengetahui Manfaat dari DDST
3. Untuk Mengetahui Perkembangan DDST
4. Untuk Mengetahui petunjuk pemakaian DDST
5. Untuk Mengetahui ccontoh kasus.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi DDST
DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode
screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa
atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode
screening yang Baik. Test ini dikembangkan pada 6 tahun pertama kehidupan anak,
dengan penekanan pada 2 tahun pertama mudah dan cepat (15-20menit), dapat
diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.
“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku
pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkan william K. Frankenburg (yang
mengenal kan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan
oleh Denver Developmental Material, Inc., di Denver, Colorado. DDST
merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat menampilkan
tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga
profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan
social. Dalam perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi.
Revisi terakhir adalah Denver II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari
DDST dan DDST-R (revised denver developmental screening test). Perbedaaan
denver II dengan screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk,
interprestasi dan rujukan.Pembahasan mengenai DDST dalam sejarahnya tidak
terlepas dari denver developmental material.
Denver developmental material bermanfaat bagi petugas kesehatan yang
memberi perawatan langsung pada anak.Dengan prosedur yang sederhana dan
cepat, metode ini dapat digunakan oleh tenaga professional maupun
paraprofessional. Prosedur tersebut dirancang untuk perkembangan anak yang
optimal sejak lahir hingga usia 6 tahun melalui panduan dan identifikasi yang
memerlukan evaluasi tambahan. Materi pokok, yakni PDQ II, apparent answered
questionnaire, dan the denver II, merupakan program surveilans perkembangan
yang tepat untuk situasi ketika waktu yang tersedia sempit.

2.2 Manfaat DDST


Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit
dideteksi dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu
petugas kesehatan dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.
Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada,
DDST adalah metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah
perkembangan anak.
Denver II dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain :

5
1. Menilai tingkat perkembangan anak sesuai dengan usianya
2. Menilai tingkat perkembangan anak yang tampak sehat
3. Menilai tingkat perkembangan anak yang tidak menunjukan gejala
kemungkinan adanya kelainan perkembangan
4. Memastikan anak yang diduga mengalami kelainan perkembangan
5. Memantau anak yang beresiko mengalami kelainan perkembangan

2.3 Perkembangan Menurut DDST II


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari
sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1997).
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver
Development Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental
Screening Test (DDST-R).Adalah salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak.Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ.Waktu yang
dibutuhkan 15-20 menit.
1. Aspek Perkembangan yang dinilai:
 Terdiri dari 125 tugas perkembangan.
 Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30 tugas
 Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai :
Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
2. Cara menghitung usia anak
Telah disebutkan di awal bahwa penerapan DDST ditunjukan untuk
menilai perkembangan anak berdasarkan usianya. Dengan demikian,

6
sebelum melakukan test ini, terlebih dahulu kita harus mengetahui usia
anak tersebut. Untuk menghitung usia anak, kita dapat mengikuti langkah-
langkah berikut :
 Tulis tanggal, bulan, dan tahun dilaksanakan test
 Kurangi dengan cara bersusun tanggal, bulan, dan tahun kelahiran anak
 Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang sesuai dari
angka bulan didepannya
 Hasilnya adalah usia anak dalam tahun,bulan, dan hari
 Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu
 Jika pada saat pemeriksaan usia anak dibawah 2 tahun, anak lahir kurang dari 2
minggu atau lebih dari HPL, lakukan penyesuaian prematuritas dengan cara
mengurangi umur anak dengan jumlah minggu tersebut
Contoh :
Rumus menghitung umur anak (pelaksanaan tugas)
Hitung umur Adi. Tanggal pemriksaan 15 Desemser 2004. tanggal lahir anak
adalah 10 September 2004
Jawab:
Tgl pemeriksaan 2004 12 15
Tgl lahir 2004 9 10
umur Adi 3 5
(3 bln 5 hr)
3. Alat yang digunakan
Alat peraga :
benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan makan, peralatan
gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian, buku gambar/ kertas,
pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru, kertas warna (tergantung
usia kronologis anak saat diperiksa).
Lembar formulir DDST I
buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan
tes dan cara penilaiannya.
4. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
 Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
 3-6 bulan
 9-12 bulan
 18-24 bulan
 3 tahun
 4 tahun
 5 tahun

7
 Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
5. Pelaksanaan test
Penting untuk anak :
 Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak sehingga anak harus merasa aman dan
senang
 Anak tidak sedang sakit
 Anak tidak ngantuk, lapar,haus, sedang marah, rewel
 Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan kesan menyenangkan bagi anak
 Ajak anak bermain.
Penting untuk orang tua
 Diberitahu bahwa ini bukan test IQ
 Beritahu tujuan test
 Beritahu ortu bahwa pemeriksaan tidak mengharapkan anak dapat melakukan
semua tugas yang diberikan kepada anak
Penting untuk pelaksana test
 Item-item test sebaiknya disajikan secara fleksibel. Akan tetapi lebih dianjurkan
mengukuti petunjuk berikut :
 Item yang kurang memerlukan keaktifan anak sebaiknya didahulukan,
misalnya sektor personal-sosial, baru kemudian dilanjutkan dengan sector
motorik halus-adaptif
 Item yang lebih mudah didahulukan. Berikan pujian pada anak jika ia
dapat menyelesaikan tugas dengan baik, juga saat ini mampu
menyelesaikan tetapi kurang tepat. Ini ditunjukan agar anak tidak segan
untuk menjalani test berikutnya
 Item dengan alat yang sama sebaiknya dilakukan secara berurutan agar
penggunaan watu agar lebih efesien
 Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang diletakan diatas meja
 Pelaksanaan test untuk semua sector dimulai dari item yang terletak di
sebelah kiri garis umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis
umur
 Jumlah item yang dinilai tergantung pada lama waktu tersedia, yang
terpenting pelaksanaanya mengacu pada tujuan test, yaitu
mengidentifikasi perkembangan anak dan menentukan kemampuan anak
yang relatif lebih tinggi
6. Cara pengukuran :
 Tentukan umur anak pada saat pemeriksaa

8
 Tarik garik pada lembar DDST II sesuai dengan tahun umur yang
telah ditentukan
 Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis
yang ada milai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal
social
 Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan dan abnormal
 Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang
akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12
bulan untuk satu tahun.
 Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah,
jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.
 Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
 Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan
berapa yang F.
 Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
 Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
 Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang
sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia
2) Meragukan
 Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebi
 Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan
padaØsektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia.
3) Tidak dapat dites
 Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.

4) Normal
 Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas. Pada anak-anak
yang lahir prematur,usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun
7. Cara penilaian
Cara melakukan penilaian DDST, peneliti menentukan usia anak,
kemudian menarik garis usia pada lembar DDST sesuai dengan usia anak.

9
Dilakukan tes pada keempat sektor yang dimulai dari item pada sebelah
kiri garis usia, kemudian mulai dilakukan pemeriksaan pada keempat
sektor yaitu personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar.
Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P),
gagal tetapi belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah
melampaui batas umur (Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan
kesempatan tugas atau anak menolak melakukan tugas (No opportunity =
NO). Setelah itu dihitung pada masing-masing sector, berapa yang P, F,
dan D,
8. Penilaian test prilaku
Penilaian prilaku dilakukan setelah test selesai. Dengan
mengguanakan skala pada lembar test, penilaian ini dapat membandingkan
prilaku anak selama test dengan prilaku sebelumnya. Kita boleh
menanyakan kepada orang tua atau pengasuh apakah prilaku anak selama
test dengan prilaku sebelumnya, kita boleh menanyakan kepada orang tua
atau pengasuh apakag prilaku anak sehari-hari sama dengan prilakunya
saat itu, terkadang anak tengah dalam kondisi, sakit, atau marah sewaktu
menjalani tersebut. Jika demikian test dapat ditunda dan dilanjutkan pada
hari lain saat anak telah kooperatif
9. Pemberian nilai untuk setiap itemnya
a. L =lulus /lewat (P= pass). Anak dapat melalkukan item dengan baik
atau baik atau orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya
bahwa anak dapat menyelesaikan item tersebut (item tertanda L)
b. G= gagal (F=fail). Anak tidak dapat melakukan item dengan baik atau
orang tua / pengasuh melaporkan secara terpercaya bahwa anak tidak
dapat melakukan item tersebut (khusus yang bertanda L)
c. M = menolak (R=refusal). Anak menolak atau melakukan test untuk
item tersebut. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada
anak apa yang harus dilakukanya (khususnya item tanpa tanda L )
d. Tak = tak ada kesempatan (NO opportunity). Anak tidak mempunyai
kesempatan untuk melakukan item kerena ada hambatan (khusus item
yang bertanda L )
10. Penilaian Peritem
a. Penilaian item “Lebih” (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan
dalam penilaian test secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat
dilakukan oleh anak yang lebih tua)
b. Penilaian itm “OK“ atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam
penilaian test secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak
dalam kondisi berikut :

10
a) Anak “gagal” (G) atua “menolak” (M) melakukan tugas untuk item
disebelah kanan garis usia, kondisis ini wajar karena item
disebelah kanan garis usia pada dasarnya merupakan tugas untuk
anak yang lebih tua.
b) Anak “Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)
melakukantugas untuk item didaerah putih kotak (daerah 25 %-
75%). Jika anak lulus, sudah tentu hal ini dianggap normal
c. Penilaian item P = peringkatan (C=caution)
Nilai “Peringatan” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak”
(M) melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada
daerah gelap kotak (daerah 75% - 90%). Hal ini karena hasil riset
menunjukkan bahwa sebanyak 75% - 90% anak di usia tersebut sudah
berhasil (Lulus) melakukan tugas tersebut. Dengan kata lain,
mayoritas anak sudah bisa melaksanakan tugas dengan baik
d. Penilaian item T= “Terlambar” (D = Delayed).
Nilai “Terlambat” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak”
(M) melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas
tersebut memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang akan
seharusnya mampu melakukan tugas untuk kelompok usia yang lebih
muda, yang tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika, tugas
untuk anak yang lebih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak
tentu akan mendapatkanpenilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di
sebelah kanan item dengan hasil penilaian “Terlambat”.Perlu
diperhatikan bahwa ada dua macam T. Pertama, terlambat karena anak
mengalami kegagalan (G).T jenis ini memungkinkan anak mendapat
interpretasi penilaian akhir “Suspek”.Kedua, terlambat karena anak
menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini memungkinkan anak
mendapat interpretasi penilaian akhir “Tak dapat diuji”
e. Penilaian item “Tak ada kesempatan” (No Opportunity).
Nilai “Tak” ini tidak perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara
keseluruhan.Nilai “Tak ada kesempatan” diberikan jika anak mendapat
skor “Tak” atau tidak ada kesempatan untuk mencoba atau melakukan
tes.
2.4 Petunjuk Pemakaian
1. Usahakan anak tersenyum dengan memberikan senyum, berbicara atau
memberikan isyarat, jangan sentuh anak
2. Anak harus melihat tangan beberapa detik
3. Orang tua dapat membantu mengajari menyikat gigi dan menaruh pasta gigi
diatas sikat

11
4. Anak tidak diharapkan mampu mengikat sepatu atau mengancingkan/resleting
dibelakang
5. Gerakan benang perlahan dalam bentuk suatu lengkungan dari satu sisi ke sisi
yang lain
6. Lulus jika anak mencoba melihat terus dimana benang menyilang, benang
harus dilepaskan dengan cepat dari tangan pemeriksa
7. Lulus jika anak mengambil kismis dengan bagian ibu jari dan jari
8. Menggaris dapat bervariasi hanya 30 derajat
9. Buat kepalan dengan ibu jari yang menunjuk ke atas dan goyangkan hanya ibu
jari, lulus jika anak menirukan dan tidak menggerakan semua jari lain selain
ibu jari
10. Lulus bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan yang
terus menerus
11. Garis mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik dan
ulangi (lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)
12. Lulus bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah
13. Biarkan anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan
14. Dalam memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll) dihitung
sebagai satu bagian
15. Tempatkan satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga anak,
tetapi jangan terlihat ulangi dengan telinga lain
16. Tunjuk gambar dan minta anak menyebutkannya
17. Dengan menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung,
mata,telinga, mulut, tangan, kaki, perut, rambut,
18. Dengan menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang terbang
?berbunyi meong ? berbicara ?
19. Tanyakan kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang kedinginan
20. Lulus jika anak secara benar menempatkan dan mengatakan beberapa bnyak
balok pada kertas
Observasi :
Suatu garis digambar dari atas sampai bawah berdasarkan usia anak,
pemeriksa harus menguji masing-masing tonggak yang disilang dengan garis
ini. Setiap tongak mempunyai potongan yang menunjukan presentase populasi
“standar” yang harus mampu melakukan tugas ini. Kegagalan dalam
melakukan suatu hal yang dilalui oleh 90 % anak-anak adalah signifikan, dua
kegagalan dari empat hal utama menunjukan keterlambatan perkembangan,
haruslah diketahui bahwa test ini merupakan alat skrening untuk keterlambatan
perkembangan, tetapi bukan test “intelegensia” Fungsional anak saat ini
memberikan pengertian kedalam karakteristik anak sekarang. Perkembangan

12
bahasa, motorik, dan sosial anak dan kematangannya direfleksikan dalam
tingkah lakunya sekarang. Tanyakan pertanyaan “ bagaimana anda melukiskan
sifat anak anda sebagai pribadi ?

2.5 Contoh kasus perhitungan anak dengan prematur:


An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus
2006.Iperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008.
Hitung usia kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ – Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1
tahun 8 bulan atau 20 bulan Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5
minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan
DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari
Atau
1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

Interpretasi dari nilai Denver II


 Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis (dilewati
pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak tersebut)
OK. Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis
usia antara persentil ke-25 dan ke-75
 Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia kronologis di
atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
 Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia kronologis;
penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai kelambatan, karena

13
alasan untuk menolak mungkin adalah ketidakmampuan untuk melakukan
tugas tertentu

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari
metode screening terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test
diagnosa atau test IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan
untuk metode screening yang Baik. Test ini mudah dan cepat (15-20menit),
dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.
“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan
perilaku pada anak pra sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K.
Frankenburg (yang mengenalkan pertama kali) dan J.B.Doods pada tahun
1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di
Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia
tertentu yang dapat menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat
dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga profesional kesehatan lainnya, atau
tenaga professional kesehatan dalam layanan social. Dalam perkembangan
lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver
II yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R
(revised denver developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan
screening terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interprestasi dan
rujukan.

3.2 Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan maka dapat diberikan
saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam
rangka meningkatkan kualitas guna menunjang peningkatan kualitas
kesehatan sehingga dapat menjadi literature guna mendukung peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Franskenburg,William.1973.Denver Development Screnning Test: manual/for


nursing7paramedical personnel.University of Colorado Medical Center
Hidayat, Azis Alimul.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

16

Anda mungkin juga menyukai