Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMERIAN OBAT PADA GAGAL GINJAL DAN KERUSAKAN HATI

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
I.
Gagal Ginjal
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh manusia. Akan tetapi
pengetahuan masyarakat tentang ginjal masih jauh dari memadai. Organ yang
memiliki besar seperti telapak tangan fungsinya banyak sekali. Bukan hanya
sebagai alat penyaring

dan pembersih darah seperti yang sudah luas

terkenal.Akan tetapi ginjal memiliki fungsi fungsi lainnya.


Tidak perlu ditutupi, kenyataan bahwa cukup banyak dari masyarakat awam
tidak mengetahui secara tepat dimana letak ginjalnya . Apalagi mengenai
besarnya, sistem kerjanya, dan darimana datangnya air seni. Ginjal merupakan
bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ organ tubuh
yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air seni ke luar tubuh.
Tanda adanya gangguan ginjal sangat bervariasi. Ada yang lama tidak
menampakkan tanda atau gejala sama sekali ,baru belakangan timbul keluhan.
Pada dasarnya, adanya keluhan yang tidak begitu menonjol pada seseorang
harus dipikirkan kemungkinan hal itu disebabkan

oleh gangguan pada

ginjalnya. Pemeriksaan laboratorium penyaring untuk melihat baik tidaknya


fungsi ginjal sangat sederhana dan mudah dilakukan diberbagai laboratorium,
yaitu mengukur kadar urea dan kreatinin plasma darah,endapan air seni (apakah
sel darah merah, sel darah putih berlebihan).
II.

Kerusakan Hati
Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketifa pada
pasien yang berusia 45 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan
kanker).Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian.
Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. Sirosis hati
merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang perawatan Bagian
Penyakit Dalam.Perawatan di Rumah Sakit sebagian besar kasus terutama
ditujukan untuk mengatasi berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti
perdarahan saluran cerna bagian atas, koma peptikum, hepatorenal sindrom, dan

asites, Spontaneous bacterial peritonitis serta Hepatosellular carsinoma.Gejala


klinis dari sirosis hati sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampaidengan
gejala yang sangat jelas. Apabila diperhatikan, laporan di negara maju,maka
kasus Sirosis hati yang datang berobat ke dokter hanya kira-kira 30%
dariseluruh populasi penyakit in, dan lebih kurang 30% lainnya ditemukan
secarakebetulan ketika berobat untuk penyakit lain, sisanya ditemukan saat
atopsi
B.Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mengetahui tanda fungsi ginjal terganggu pada tubuh manusia


Mengetahui perbedaan gagal ginjal kronis dan akut
Mengetahui penyebab gagal ginjal akut dan kronik
Cara penggunaan obat pada ganguan gagal ginjal

BAB II

PEMBAHASAN
A. GAGAL GINJAL
1. Gagal Ginjal
Gagal ginjal akut terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah
metabolik

tubuh

atau

ginjal

gagal

melakukan

fungsi

regulernya

Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh
akibat gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrine,
metabolik, cairan, elektrolit dan asam basa.
Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal
lanjut secara bertahap (Doenges, 1999; 626) Kegagalan ginjal kronis terjadi
bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang
konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada
kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang
menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. (Barbara C Long,
1996; 368)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif
dan lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 1992; 812)
2. Penyebab Gagal Ginjal
Pada gagal ginjal akut, fungsi ginjal hilang dengan sangat cepat dan
dapat terjadi dari suatu luka tubuh yang bervariasi. Daftar dari penyebabpenyebab ini seringkali dikatagorikan berdasarkan dimana luka terjadi.
Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita
oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ
ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali
berdampak kerusakan ginjal diantaranya (Susanto) :
a) Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
b) Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
c) Adanya
sumbatan
pada
saluran
kemih

(batu,

penyempitan/striktur)
d) Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
Menderita penyakit kanker (cancer)

tumor,

e) Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ


ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
f) Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi
atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut
sebagai glomerulonephritis.
Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan
kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah;
Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber,
perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru
(TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan
Amiloidosis (Tim Vitahealth, 2008).
Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang
semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja
sebagaimana funngsinya (Tim Vitahealth, 2008).
Kasus lainnya yang menyebabkan rusaknya ginjal
Seringnya mengkonsumsi minuman berenergi juga dapat
menimbulkan kerusakan pada ginjal. Saya mewawancarai ibu dari
pasien yang sedang menjalani Hemodialisa atau biasa orang
menyebutnya cuci darah di RS, Sentra Medika Cibinong. Pasien
bernama CH, Laki-laki, usia 24 tahun.
CH sudah menjalani Hemodialisa kurang lebih 3 bulan.
awalnya CH sering nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit,
demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing.
Kemudian saya langsung saja membawa CH berobat kerumah sakit
kemudian oleh dokter disarankan periksa darah Hemoglobin, Leukosit,
Thrombosit, Hematokrit, Glukosa, SGOT, SGPT, Ureum, dan
Creatinin. Setelah diperiksakan

darah hasil

dari pemeriksaan

laboratorium tersebut dibacakan oleh dokter, nilai

Leukosit,

Thrombosit, SGOT, SGPT,dan Glukosanya normal, hanya saja untuk


nilai Hb dan Hematokritnya rendah. Kemudian untuk nilai ureum dan
kreatininnya sangat tinggi, nilainya diatas normal Ureum: dan
Kreatinin: .Kemudian dokter menyarankan saya untuk melakukan
tindakan cuci darah atau hemodialisa segera. Dari situ dokter langsung
memvonis CH mengalami kerusakan pada fungsi ginjalny Ujar Ibu
CH.

Sebelum CH mengalami sakit seperti ini, dulu dari SMP CH


sering sekali mengkonsumsi minuman berenergi merk.X setiap hari,
bahkan sehari bisa minum 3 sampai 4 kali sehari katanya kalo gak
minum lemes

dan jarang sekali dia minum air putih, padahal saya

sudah bawel tentang kebiasaannya tersebut. Ujar Ibu CH


3. Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal
Tanda-tanda dari gagal ginjal sebenarnya tidak kelihatan secara
bersamaan. Dengan pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui dengan lebih
cermat dan akurat apakah tanda-tanda itu mengarah pada kemungkinan gagal
ginjal.
Beberapa tanda atau gejala gagal ginjal umum yang perlu diketahui (Anonim,
2010):
1) Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya.
2) Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk
kencing.
3) Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara lain karena
ginjal tidak bisa membuang air yang berlebih.
4) Lekas capai atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal.
5) Sesak napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering
disalahartikan sebagai asma atau kegagalan jantung.
6) Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut.
7) Rasa pegal di punggung.
8) Gatal-gatal, utamanya di kaki.
9) Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami
penderita secara akut antara lain :
1) Nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit,
kencing merah /darah, sering kencing.
2) Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit,
Bakteri (Anonim, 2010).
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal
kronik antara lain :
1) Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing
berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi.
2) Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan
Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif
(Anonim, 2010).
4. Macam- macam Gagal Ginjal
A. Gagal Ginjal Akut

1. Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)


Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat
hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis
yang umum yang menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah :
a) Penipisan volume
b) Hemoragi
c) Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)
d) Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)

nasogastrik)
Gangguan efisiensi jantung
Infark miokard
Gagal jantung kongestif
Disritmia
Syok kardiogenik
Vasodilatasi
Sepsis
Anafilaksis
Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan
vasodilatasi

2. Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)


Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan
glumerulus atau tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal
berikut ini :
a) Cedera akibat terbakar dan benturan
b) Reaksi transfusi yang parah
c) Agen nefrotoksik
d) Antibiotik aminoglikosida
e) Agen kontras radiopaque
f) Logam berat (timah, merkuri)
g) Obat NSAID
h) Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon
tetraklorida)
i) Pielonefritis akut
j) glumerulonefritis
3. Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)
Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut
biasanya akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini
dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
a) Batu traktus urinarius
b) Tumor
c) BPH
d) Striktur
e) Bekuan darah
B. Etiologi Gagal Ginjal Kronis

Umumnya gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal intrinsic


difus dan menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif
akan berakhir dengan gagal ginjal kronik. Umumnya penyakit diluar
ginjal, missal nefropati obstruktif dapat menyebabkan kelainan ginjal
intrinsic dan berakhir dengan gagal ginjal kronik.
Glomerulonefritis hipertensi essensial dan pielonefritis merupakan
penyebab paling sering dari gagal ginjal kronik kira-kira 60%. Gagal
ginjal kronik yang berhubungan dengan penyakit ginjal polikistik dan
nefropati obstruktif hanya 15 20 %. Glomerulonefritis kronik
merupakan penyakit parenkim ginjal progresif dan difus, seringkali
berakhir dengan gagal ginjal kronik. Laki-laki lebih sering dari wanita,
umur 20 40 tahun. Sebagian besar pasien relatif muda dan merupakan
calon utama untuk transplantasi ginjal. Glomerulonefritis mungkin
berhubungan

dengan

penyakit-penyakit

system

(Glomerulonefritis

sekunder) seperti Lupus Eritomatosus Sitemik, Poliarthritis Nodosa,


Granulomatosus

Wagener. Glomerulonefritis

(Glomerulopati)

yang

berhubungan dengan diabetes melitus (Glomerulosklerosis) tidak jarang


dijumpai dan dapat berakhir dengan gagal ginjal kronik. Glomerulonefritis
yang berhubungan dengan amiloidosis sering dijumpai pada pasien-pasien
dengan penyakit menahun sperti tuberkolosis, lepra, osteomielitis, dan
arthritis rheumatoid, dan myeloma.
Penyakit ginjal hipertensif (arteriolar nefrosklerosis) merupakan salah
satu penyebab gagal ginjal kronik. Insiden hipertensi essensial berat yang
berekhir dengan gagal ginjal kronik kurang dari 10 %. Kira-kira 10 -15%
pasien-pasien dengan gagal ginjal kronik disebabkan penyakit ginjal
Pada orang dewasa, gagal ginjal kronik yang berhubungan dengan
infeksi saluran kemih dan ginjal (Pielonefritis) tipe uncomplicated jarang
dijumpai, kecuali tuberculosis, abses multiple, nekrosis papilla renalis
yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.
Seperti
diketahui,nefritis
interstisial

menunjukkan

kelainan

histopatologi berupa fibrosis dan reaksi inflamasi atau radang dari


jaringan interstisial dengan etiologi yang banyak. Kadang dijumpai juga
kelainan-kelainan mengenai glomerulus dan pembuluh darah, vaskuler.
Nefropati asam urat menempati urutan pertama dari etiolgi nefrotis
interstisial.

a) Diabetus mellitus
b) Glumerulonefritis kronis
c) Pielonefritis
d) Hipertensi tak terkontrol
e) Obstruksi saluran kemih
f) Penyakit ginjal polikistik
g) Gangguan vaskuler
5. Gejala Gagal Ginjal
Adapun gejala yang ditimbulkan pada penderita gagal ginjal yaitu :
1. Tekanan darah meningkat karena overload cairan dan produksi
hormon vasoaktif diciptakan oleh ginjal melalui RAS (reninangiotensin system), meningkatkan risiko seseorang mengembangkan
hipertensi dan atau penderitaan dari [gagal jantung (kongestif)
2. Urea terakumulasi, yang mengarah ke azotemia dan akhirnya uremia
(gejala mulai dari kelesuan ke perikarditis dan ensefalopati). Urea
diekskresikan oleh keringat dan mengkristal pada kulit ("frost
uremic").
3. Kalium terakumulasi dalam darah (dikenal sebagai hiperkalemia
dengan berbagai gejala termasuk malaise dan berpotensi fatal aritmia
jantung s)
4. Erythropoietin sintesis menurun (berpotensi menyebabkan anemia,
yang menyebabkan kelelahan)
5. Overload volume yang Fluida - gejala dapat berkisar dari ringan
edema untuk mengancam kehidupan edema paru
6. Hyperphosphatemia - karena ekskresi fosfat berkurang, terkait dengan
hipokalsemia (karena 1,25 hidroksivitamin D

]] defisiensi), yang

karena stimulasi faktor pertumbuhan fibroblast -237. Belakangan ini berkembang menjadi hiperparatiroidisme sekunder,
osteodistrofi ginjal dan kalsifikasi vaskular yang berfungsi juga
mengganggu jantung.
8. Metabolik asidosis, karena akumulasi sulfat, fosfat, asam urat dll ini
dapat menyebabkan aktivitas enzim diubah oleh kelebihan asam yang
bekerja pada enzim dan eksitabilitas juga meningkat membran
jantung dan saraf dengan promosi (hiperkalemia) karena kelebihan
asam (asidemia)
9.
6. Cara Pengobatan Gagal ginjal
Terapi nutrisi pada penderita gagal ginjal dapat digunakan sebagai
terapi pendamping (komplementer ) utamadengan tujuan mengatasi racun
tubuh, mencegah terjadinya infeksi dan peradangan, dan memperbaiki jaringan

ginjal yang rusak. Caranya adalah diet ketat rendah protein dengan kalori yang
cukup untuk mencegah infeksi atau berkelanjutannya kerusakan ginjal. Kalori
yang cukup agar tercapai asupan energi yang cukup untuk mendukung
kegiatan sehari– hari, dan berat badan normal tetap terjaga (Anonim,
2010).
Keberhasilan penatalaksanaan pengaturan pola konsumsi pangan pada
penderita gagal ginjal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
dimaksud antara lain motivasi atau keyakinan sembuh terhadap program
pengobatan yang diberikan. Sedangkan menurut Mechenbaum (1977) dikutip
dari Rindiastuti (2006),
faktor penting dalam mencapai kepatuhan pasien yaitu melalui
dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga
yang lain, teman, dan uang.
Pengaturan diet pada penyakit gagal ginjal yang menjalani
hemodialisis sedemikian kompleks, pengaturan diet tersebut sangat sukar
untuk di patuhi oleh pasien sehingga memberikan dampak terhadap status gizi
dan kualitas hidup penderita (Rindiastuti, 2006). Penanganan serta pengobatan
gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu
sendiri. Pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala,
meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit.
Sebagai contoh, pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake
sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah
dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy
misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin
kolesterol yang tinggi (Tim Vitahealth, 2008).
Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu
dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga
tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik.
Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan
tindakan pencucian darah {Haemodialisa(dialysis)}. Kemungkinan lainnya
adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal (Tim
Vitahealth, 2008)

B. KERUSAKAN HATI
1. Pengertian Hati

Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia.Di dalam hati
terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita,yaitu proses penyimpanan
energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme
kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita. Sehingga
dapat kita bayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan pada
hati.
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna
merah kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk
perannya dalam membantu pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi
dalam sistem pencernaan. Hati terletak di perut kanan atas, dibawah diafragma
kanan, di bagian bawah rongga toraks, di lapisi kapsula glisson, yang
kemudian bersatu dengan jaringan ikat daerah portal. Hati normal perabaannya
kenyal dan permukaannya halus mengkilat, berwarna tangguli.
Hati normal biasanya tidak teraba dari luar. hati hanya teraba pada tepi
bawah iga kanan, terutama pada inspirasi. Hati terdiri atas lobus kanan (3/5
bagian), lobus kiri (3/10 bagian), lobus-lobus kuadratus dan lobus kaudatus
(1/10 bagian). Pembagian yang lebih kecil dengan aliran darah, limfe, dan
bilier tersendiri, maka hati dapat dibagi menjadi 8 (atau 9 bial lobus kaudatus
dihitung), segmen yang bermakna bagi penentuan tindakan bedah.
Hati terbungkus oleh sebuah kapsul fibriolastik yang disbut kapsul Glisson
dan secara makroskopik di piasahkan juga menjadi lobus kiri dan kanan.
Kapsul Glisson berisi pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf. Kedua
lobus hati tersusun oleh unit-unit yang kecildi sebut lobules. Lobules terdiri
atas sel-sel hati (hepatosit), yang menyatu dalam satu lempeng. Hepatosit
dianggapa sebagai unit fungsional hati. Sel-sel hati dapat melakukan
pembelahan sel dan mudah di produksi kembali saat dibutuhkan untuk
mengganti jaringan yang rusak.
Hati menerima suplai darahnya dari dua sumber yang berbeda. Sebagian
besar darah hati, sekitar 1000 ml per menit, adalah darah vena yang berasala
dari lambung, usus halus dan usus besar, pankreas dan limpa. Darah ini
mengalir ke hati melalui vena porta. Darah vena kurang mengandung oksigen
tetapi kaya zat-zat gizi, termasuk glukosa, yang dapat diubah hati menjadi
glikogen dan disimpan dengan cepat. Darah tersebut juga mungkin
mengandung bakteri usus, racun, dan obat yang dicerna. Sumber darah hati

yang lain adalah arteri hepatica yan mengalirka darah sekitar 100 ml permenit.
Darah arteri ini memiliki sirkulasi darah yang tinggi. Setelah mengaliri hati,
kedua sumber darah tersebut mengalir dalam kapiler hati yang disebut
sinusoid. Dari sinusoid, darah mengalir kesebuah vena sentralis di setiap
lobules dan semua lobules kesemua vena hepatica. Vena hepatica
mengosongkan isinya kedalam vena cava inferior.
2. Fungsi Hati
Secara fisiologis, fungsi utama hati adalah :
1.
Fungsi Metabolik hati
a. Membantu dalam metabolisme karbohidrat
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol
kadar gula dalam darah. Misalnya, pada saat kadar gula dalam darah
tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa dalam darah menjadi
glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu
pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati
atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke
dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula
darah dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu
pemecahan fruktosa dan galaktosa menjadi glukosa dan serta glukosa
menjadi lemak.
b.
Membantu metabolisme protein
Setelah pencernaan, asama amino memasuki semua sel dan
diubah menjadi protein untuk digunakan sel membentuk enzim dan
komponen-komponen structural sel misalnya, ribosom, kolagen, atau
protein kontraktil otot. Walaupun berbagai organ (termasuk ginjal dan
mukosa usus) ikut berperan menyimpan asama amino ekstra sebagai
protein, jarinan utama yang menyimpan protein di tubuh adalah hati.
Ketika dibutuhkan asam amino maka terjadi penguraian protein
simpanan adan pelepasan asam amino bebas. Penurunan asama amino
plasma sehingga dibawah kadar tertentu memicu penguraian protein
simpanan.
Semua sel, termasuksel hati, memiliki batas seberapa banyak
protein yang dapat mereka simpan sebagai protein, maka hati
melakukan deaminasi asama amino dan menggunakannya sebagai
sumber energy atau mengubahnya menjadi glukosa, glikogen, atau
asama lemak. Zat-zat ini dapat disimpan dihatiglukosa sebagai

glikogen dan asam lemak sebagai trigliserida (lemak). Asam-asam


lemak juga dapat disimpan disel tubuh, terutama jaringan diaposa.
Selama deaminasi asam amino, terjadi pelepasan ammonia yang
hampir seluruhnya diubah diubah di hati emnadi urea untuk kemudian
c.

dieksresikan oleh ginjal.


Membantu metabolisme lemak
Hampir semua lemak yang dicerna diserap kedalam
sirkulasi limfe sebagai kilomikron yang merupakan gabungan dari
trigliserida, fosfolipid, kolesterol, adan lipoprotein. Kilomikron
disalurkan oleh pembuluh limfe ke duktus torasikus untuk kemuadian
menyatu dengan sirkulasi sitemik. Trigliserida kemudian di ubah
menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim-enzim di dinding
kapiler, terutama kapiler di hati dan jaringan ediposa. Dari kapiler
asam lemak dan gliserol dapat berdifusi sebagian masuk ke sel.
Setelah berada di dalam sel hati atau lain, asama lemak atau
gliserol akan kembali membentuk trigliserida. Trigliserida disimpan
sampai di butukan selama pasca-absortif. Pada saat ini, trigliserida
mungkin dimetabolisasi menjadi gliserol dan asam lemak bebas.
Gliserol dan asam lemak dapat masuk di siklus kreb untuk
menghasilkan ATP yang merupakan sumber energy bagi sel.
Sebagian gliserol dan asam lemak tidak langsung masuk ke
siklus krebs tetapi di gunakan oleh hati untuk membentuk glukosa
baru. Hal ini dapat menyebabkan pembentukan keton apabila
penguraian gliserida berlansung secara berlebihan. Otak sendiri tidak
dapat mengguanakan asam lemak bebas secara alngsung untuk
menghasilkan enregi. Dengan demikian penggunaan lemak menjadi
glukosa oleh hati penting untuk menunang energy yang di perlukan

oleh otak saat kadar lukosa rendah.


d.
Membantu metabolisme obat dan toksin
Obat dan toksin sering kali dimodifikasi oleh hati dan dibuat
menjadi inaktif atau larut air dengan mengonjukasikannya dengan
senyawa kimia lain. Dengan proses ini, hati member sinyal pada
tubuh untuk meneksresi zat-zat ini. Tanpa fungsi hati yang baik,
banyak toksin dan akan terakumilasi di tubuh. Selain itu, banyak
senyawa kimia yang digunakan hati untuk mengonjukasikan obat
dan toksin larut lemak, misalnya protein plasma, disintesis oleh

hati. Dengan demikian, pada hati yang kurang berfungsi baik


2.

suplai senyawa-senyawa tersebut menjadi tidak akurat.


Mensekresikan cairan empedu
Empdu di bentuk oleh semua hepatosit dan terdiri atas air, garam,
empedu, bilirubin, kolesterol, asam lemak lesitin, dan elektrolit. Kecuali
air, zata yang paling banyak terdapat di empedu adalah garam empedu.
Garam empedu disintesis di hati dari kolesterol yang diperlukan ke hati
dari usus halus atau disintesis secara langsung oleh hati dalam proses
matabolisme lemak. Semua sel hati ikut serta dalam emmbuat empedu
masing-masing sel di eksresika empedunya kedalam kanikulus bilaris
kecil yang mengelilingi semua sel hati. Kanikulus mengalirkan isinya
secra progresif keduktus-duktus yang lebih besar dan akhirnya menyatu
dengan duktus menjadi duktus hepatikus dan duktus bilaris komunis.
Duktus ini mengalirkan empedu ke kantung empedu untuk disimpan
secara langsung ke dalam usus. Garam empedu berfungsi dalam
pencernaan lemak di usus halus.
Tanpa empedu, samapai 40% lemak di dalam makanan tidak diserap
oleh usu halus dan diserah melalui usus halus uga akan terpengaruh.
Misalanya, tanpa empedu dalam waktu kurang dari seminggu defiensi
vitamin K akan terjadi dan tanapa jelas. Tanpa vitamin K yang adekuat,
koagulasi darah akan tergangu.
Fungsi hati lain adalah menangani komponen lain empedu, bilirubin.
Bilirubin dibentuk sebagai salah satu produk akhir penguraian

3.

hemoglobin dan harus di metabolisasi oleh hati agara dapat dieksresi.


Sebagai tempat penyimpanan darah
Hati adalah organ penyimpan darah. Apabila volume darah
berkurang, misalnya sewaktu terjadi pendarahan, maka hati dapat
membebaskan

darah

kesirkulasi.

Demikian

juga,

hati

dapat

meningkatkan simpanan darahnya apabila terjadi peninkatan volume


darah yang signifikan, atau apabila darah mengalir kembali ke sirkulasi
perifer akibat gagal jantung kanan. Jumlah simpanan darah pada suatu
waktu amat beragam bergantung pada susunan indeks kardiovaskular,
4.

tetapi biasanya mencapai hingga 400 sampai 500 ml.


Sebagai tempat penyimpanan vitamin dan mineral

Hati mapu menyimpan vitamin B12, D, dan A. besi di simpan di hati


sebagai feritin. Vitamin dan besi dapat di lepaskan ketubuh dari hati
5.

apabila kadar zat-zat tersebut dalam darah turun.


Fungsi imunologis
Kapiler dihati disebut sinusoid. Aliran darah di sinusoid adalah campuran
darah vena dari vena porta dan darah arteri dari arteri hepatica. Sinusoid
dilapisi oleh sel-sel makrofag fagosik yang disebut kupffer. Sel-sel ini
menyingkirkan bakeri, sel mati, dan benda asing lainnya yang berasal
dari darah, terutama darah porta, yang mengalir dari usus menuju hati.

3. Macam-macam Kelainan Pada Hati


Disfungsi hati disebabkan akibat kerusakan pada sel-sel parenkim hati yang
bisa secara lansung disebabkan oleh penyakit primer atau secara tidak lansung
disebabkan oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik.
Penyebab. Proses perjalanan penyakit yang berkembang menjadi disfungsi
hepatoseluler dapat disebabkan oleh penyebab menular (infectious agent),
seperti bakteria serta virus, dan oleh keadaan anoksida, kelainan metabolik,
toksin serta obat-obatan, defiensi nutrisi, dan keadaan hipersensitifitas.
Beberapa kelainan pada hati yang sering ditenui antara lain :
1.
Perlemakan
Metabolisme hati berpusat di hati. Hepatosit cenderung mudah
mengalami perlemakan. Perlemakan hati merupakan tanda nyata terdapat
jajas nyata pada hati atau akibat kelaianan sitemik yang mengakibatkan
kelainan
2.

metabolisme

lemak

atau

mobilisasi

berlebihan

dari

penyimpanan lemak.
Amiloidosis
Amiloidosis dapat menyebabkan pembesaran hati (sampai 9 kg).
hati berwarna pucat dan kenyal keras. Amiloid terdapat pada dinding
pembuluh dara, pasivaskular di jaringan ikat portal dan di ruang disse,

3.

yang dapat menyebabkan atrofi.


Syok
Syok yang lama atau berat dapat menyebabkan kelainan hati

4.

bervariasi antara perlemakan sentrolobular sampai nekrosis hipoksia.


Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu
Alkohol bersifat toksik terhadap hati. Adanya penimbunan obat
dalam hati (seperti acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme

5.

obat dapat menyebabkan penyakit pada hati.


Nekrosis

Salah satu manifestasi penyakit hati ialah nekrosis. Berbagai


penyebab ialah trauma (mekanik), toksin, mikroorganisme, gangguan
vaskularisasi dll. Letak dan luas lesi di pengaruhi oleh mikrosirkulasi.
Fartor yang mempengaruhi ialah (1) oksigenasi oleh darah, (2) fungsi
6.

enzim dari zon tertentu dan (3) fungsi filtrasi.


Gagal hati
Gagal hati adalah hasil akhir dari semua penyakit hati yang aparah
dan anas. Gagal hati dapat terjadi setelah infeksi HCV stadium rendah
menahunb atau dapat terjadi tiba-tiba setelah awitan HBV fulminan.
Gagal hati juga dapat terjadi setelah overdosis obat-obat tertentu ,
termasuk asitaminofen, baik yang diminum saat mencoba bunuh diri atau
tidak sngaja terminum dengan dosis tinggi oleh individu yang memakai
obat tersebut untuk penhilang nyari. Gagal hati adalah suatu sindrom
kompleks yang ditandai oleh gangguan pada banyak organ dan fungsi
tubuh. Dua keadaan yang terkait dengangagal hati adalah ensefalopati

7.

hepatica dan sindrom hepatorenal.


Sirosis hati
Sirosis hati ialah penyakit hati difus, mengenai seluruh arinan hati di
tandai oleh fibrosis dan perubahan struktur normal menjadi nodulus
abnormal. Fibrosis serin bersifat progresif, namun terdapat pula bukti
bahawa bila penyebab sirosis dihentikan atau dihilangkan (alkoholisme,
hemosiderosis), maka proses tidak berlanjut, bahkana da regresi septa

8.

fibrosis tersebut. Nerosis sudah tidak terlihat nyata lagi.


Ensefalopati Hepatika
Ensefalopati hepatica adalah suatu kompleks ganguan susunan saraf
pusat yang di umpai pada individu yang mengidap gagal hati. Kelainan
ini di tandaia oleh angguan memori dan perubahan kepribadian. Dapat
tumor flapping. Gerakan-gerakan menyentak lainnya dan ganguan
keseimbangan juga dapat timbul.
Ensafalopati hepatica sebagian besar timbul akibat penimbuna toksin
di dalam darah, yang terjadi apabila hati gagal mengubah atau ,

9.

mendektofikasi toksin-toksin tersebut secara adekuat.


Penyakit hati karena infeksi (misalnya hepatitis virus) Yaitu ditularkan
melalui makanan & minuman yang terkontaminasi, suntikan, tato,

10.

tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatan seksual, dll.


Hepatitis (radang hati)

Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Virus merupakan


penyebab hepatitis yang paling sering, terutama virus hepatitis A, B, C,
D dan E, namun ada juga yang menyebutkan adanya hepatitis F dan G
(merupakan virus baru). Pada umumnya penderita hepatitis A & E dapat
sembuh, sebaliknya hepatitis B & C dapat menjadi kronis. Virus hepatitis
D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus hepatitis
B dan dapat memperparah keadaan penderita.
4. Pengobatan Kerusakan Hati
A. Terapi untuk penyakit hati tertentu
Terapi spesifik meliputi :
1. Infektif hepatitis - virus hepatitis sana adalah agen anti-virus dan obatobatan yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi tertentu. Ini
termasuk Interferon, Ribavarin dll. Banyak obat-obatan baru juga
sedang digunakan dalam Hepatitis B dan C. Sementara ada vaksin
untuk mencegah hepatitis B, tidak ada untuk mencegah hepatitis C.
2. Hepatitis a pasien memerlukan pemeliharaan hidrasi dan istirahat
3.

sementara penyakit ditangani oleh sistem kekebalan tubuh.


Pasien dengan batu empedu sering membutuhkan pembedahan untuk
menghapus kandung empedu dan batu-batu. Operasi ini dapat
dilakukan dengan cara tradisional terbuka atau lebih umumnya

4.

menggunakan prosedur bedah laparoskopi.


Alkohol yang berhubungan dengan penyakit hati-penghentian alkohol
primer terapi. Terapi lain melibatkan memperlakukan komplikasi dari

penyakit hati. (2)


5. Autoimmune hepatitis-Steroid agen dan agen supressing imunitas
lainnya dapat digunakan dalam kasus ini.
6. Ketika ada halangan saluran empedu dalam penyakit hati cholestatic
obat

yang

disebut

asam

ursodeoxycholic

diberikan

untuk

memperlambat kerusakan. Operasi mungkin juga diperlukan dalam


beberapa kasus penyakit hati cholestatic.
7. Hemochromatosis-karena ada yang berlebihan besi yang biasa
"bloodletting" oleh prosedur yang disebut venesection digunakan
bersama dengan obat untuk menghilangkan kelebihan besi.
8. Wilson's disease-obat yang mengikat tembaga kelebihan seperti dpenicillamine yang digunakan untuk membuat berlebihan tembaga
tidak berbahaya dan mengeluarkan dari tubuh.

9. Dalam hati kanker tertentu anti kanker obat digunakan untuk


mengobati kanker. Pasien ini mungkin perlu pembedahan untuk
mengangkat kanker yang diikuti oleh kemoterapi, terapi radiasi dan
transplantasi hati bahkan pada beberapa pasien.
10. Transplantasi hati diperlukan dalam beberapa kasus. Umumnya di
sirosis berkat alkohol penyakit hati; Hepatitis c diinduksi penyakit hati
atau sirosis biliaris primer. (3)
B. Perawatan dan pengelolaan komplikasi dari penyakit hati
1. Portal hipertensi dan pendarahan (4)
a) Tekanan di pembuluh darah dapat dikurangi dengan obat-obatan
seperti beta blockers.
b) Beberapa obat-obatan seperti vasopresin dan octreotide mungkin
akan diberikan kepada menyebabkan pembuluh darah pendarahan
untuk mempersempit. Transfusi darah mungkin diperlukan
diberikan untuk menggantikan kehilangan darah.
c) Operasi untuk mengikat pembuluh darah yang mengarah ke
pendarahan dari esofagus atau rektum mungkin dilakukan.
d) Pendarahan kapal, disebut varises, esofagus dan rektum mungkin
juga akan berhenti dengan menyuntikkan bahan kimia ke dalam
pembuluh darah. Ini membawa darah mereka untuk menggumpal
dan menyebabkan pembentukan bekas luka. Ini disebut sclerosing
agen.
e) Kadang-kadang balon dapat digunakan untuk menerapkan
tekanan pada varises untuk mencegah lebih lanjut pendarahan
f) Kadang-kadang prosedur yang disebut transjugular intrahepatic
portosystemic stent shunt (TIPSS) dapat digunakan untuk
mengurangi tekanan dalam vena portal. Jalan bypass dibuat antara
2.

portal dan hepatik vena untuk mengurangi beberapa tekanan.


Ascitis dan edema tubuhnya-ketika cairan menumpuk di perut itu
mengarah pada tekanan yang dapat menyebabkan pembengkakan
tubuhnya juga. Perawatan ascites adalah biasa penghapusan fluida;
pembatasan garam dan cairan dalam diet; dan obat-obatan seperti
diuretik

yang

mengakibatkan

peningkatan

ekskresi

fluida.

Penghapusan fluida pertapa mungkin menggunakan jarum atau dengan


menempatkan sebuah tabung di sisi perutnya.

3.

Pendarahan kecenderungan-hati kerusakan menyebabkan kurangnya


faktor pembekuan. Ini dapat diperlakukan dengan vitamin k dan

4.

penambahan faktor pembekuan darah oleh transfusi plasma.


Ensefalopati hepatik-ketika otak dipengaruhi ada mungkin
kebingungan, delirium dan bahkan kehilangan kesadaran. Terapi
adalah dengan sirup Lactulose. Bertindak sebagai pencahar dan
membantu menghilangkan racun seperti amonia yang terakumulasi
dalam darah dalam kondisi ini.

5.
BAB III
KESIMPULAN
A. GAGAL GINJAL
Dari pembahasan di atas, jelaslah bahwa ginjal merupakan organ terpenting di
dalam tubuh manusia. Akan tetapi, pengetahuan manusia akan pentingnya fungsi
ginjal sangatlah rendah.Gagal ginjal akut adalah gagalnya fungsi ginjal yang
berlangsung dalam waktu relatif singkat (beberapa hari atau beberapa minggu).
Sedangkan gagal ginjal kronik adalah penyakit gagal ginjal yang prosesnya
bertahap dan memakan waktu relatif lama. Penyebab utamanya adalah penyakit
gula, glomerulonefritis, infeksi, kelainan bawaan, dan sumbatan oleh batu saluran
kemih.Jika kondisi ginjal sangat parah, pekerjaannya perlu dibantu dengan mesin
cuci darah (dialisis) untuk membersihkan sampah yang berbahaya di dalam tubuh.
B. KERUSAKAN HATI
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh terletak pada bagian teratas dalam
rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi
oleh iga-iga. Kerusakan fungsi hati yang biasa terjadi seperti perlemakan hati,
kegagalan hati, abses hati, sirosis.
Fungsi hati untuk memelihara kadar gula yang normal dengan kombinasi
glikogenesis, glikogenolisis, glikolisis, dan glukoneogenesis diatur oleh sejumlah
hormon termasuk insulin, glukagon, hormon pertumbuhan dan katekolamin
tertentu.
Gangguan umum yang terjadi pada hati adalah :

Hepatitis ( radang hati)

Kanker hati

Perlemakan hati

Hemochromatosis

Asites
Sirosis hati

DAFTAR PUSTAKA
Anderton,J.L.2001.Atlas Bantu NEFROLOGI.Jakarta : Hipokrates
Darusalam,Dany.2010.Penetapan Diagnosa, Penanganan serta Pengobatan Penyakit
Gagal Ginjal.diakses pada 30 Maret 2012. 07:00.http:// Penetapan- diagnosapenanganan- serta - pengobatan- penyakit- gagal- ginjal.html
Japaries,Willie.2002.Penyakit Ginjal.Jakarta : Arcan
Jihan.2011.Askep Gagal Ginjal Akut dan Kronik.diakses pada 29 Maret
2012.13:00.http://askep-gagal-ginjal-akut-dan-kronik.html
Ensiklopedia bebas.2008.Gagal Ginjal Kronis.diakses pada 30 Maret
2012.08:00.http://gagal-ginjal-kronis.htm
Suzanne. C Smeltzer.& Brenda. G Bare Keperawatan Medikal Bedah 2 Edisi 8 Jakarta
ECG
http://poenyasemua.blogspot.com/2010/08/fungsi-hati-dalam-metabolisme.html
http://www.smallcrab.com/kesehatan/628-mengenal-fungsi-utama-hati
http://www.asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc/2010/03/askep-sirosis-hepatis.html
www.google.co.id , Anatromi Fisiologi Hati, Kandung Empedu dan Pankreas.
jenis-jenis-penyakit-liverhati-hepar.html

Anda mungkin juga menyukai