S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 2
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini yang berjudul ASUHAN KEPERAWATA LANSIA
DENGAN DIABETES MILETUS bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen pengajar kami Ns.Rinco
Siregar S.Kep MNS yang senantiasa telah mengajar kami dan teman-teman yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.
8 November 2019
Kelompok 2
DAFTAR ISI
.2. Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kperawatan pada lansia secara
profesional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
b. Tujuan khusus
Setelah melakukan kunjungan rumah keluarga lansia mahasiswa dapat :
1. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga gerontik pada Ny.S
dengan diabetes mellitus.
2. Menganalisa masalah kesehatan keluarga Ny.S dengan diabetes
mellitus.
3. Merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan kebutuhan keluarga
Ny.S dengan diabetes mellitus.
4. Melakukan tindakan keperawatan dalam pencegahan, penyembuhan
dan pemulihan berdasarkan masalah yang dialami keluarga Ny.S
dengan diabetes mellitus.
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada
keluarga Ny.S dengan diabetes mellitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.6 Pencegahan
1. Pencegahan primer
Pendidikan tentang kebutuhan diet mungkin diperlukan. Suatu perencanaan
makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% protein, dan 75% karbohidrat
kompleks direkomendasikan untuk mencegah diabetes. Kandungan rendah lemak
dalam diet ini tidak hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan
aktivitas reseptor insulin (Stanley, Mickey, 2006).
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes. Berjalan atau
berenang, dua aktivitas dengan dampak rendah, merupakan permulaan yang sanga
baik untuk para pemula.
2. Pencegahan sekunder
a. Penapisan
Kadar gula darah harus diperiksa secara rutin sebagai komponen dari
penapisan, tetapi hasil yang negatif dalam gejala ringan yang lain tidak
dapat dianggap sebagai suatu kesimpulan. Tes toleransi glukosa oral pada
umumnya dianggap lebih sensitif dan merupakan indikator yang dapat
diandalkan daripada kadar glukosa darah puasa dan harus dilakukan
untuk menentukan diagnosis dan perawatan awal NIDDM (Stanley,
Mickey, 2006).
b. Nutrisi
Perawat yang membantu lansia dalam merencanakan makan dapat
mengambil kesempatan untuk memberikan pendidikan kepada klien
tentang prinsip umum nutrisi yang baik. Perawat dapat mengajarkan
klien tentang membaca label untuk menghindari asupan sehari-hari,
memilih sumber-sumber makanan rendah kolesterol, dan memasukkan
serat yang adekuat dalam diet mereka (Stanley, Mickey, 2006).
c. Olahraga
Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung
meningkatkan fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa darah,
meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan
sirkulasi. Walaupun berenang dan berjalan cepat telah dinyatakan sebagai
pilihan yang sangat baik untuk lansia dengan NIDDM, tipe aktivitas
lainnya juga sama-sama bermanfaat. Khususnya, aerobik yang
menawarkan manfaat paling banyak. Seseorang dengan NIDDM harus
melakukan latihan minimal satu kali setiap 3 hari (Stanley, Mickey,
2006).
d. Pengobatan
Bila intervensi sebelumnya tidak berhasil dalam memodifikasi kadar gula
darah dan gejala-gejala, terapi agens oral dan insulin akan diperlukan
untuk menambah suplai dari tubuh (Stanley, Mickey, 2006).
BAB III
TINJAUAN KASUS
.1. Pengkajian
.1.1. Pengumpulan data
1. Identitas
Ny.S berumur 60 tahun, jenis kelamin perempuan, sudah kawin, beragama
islam, suku jawa dan berkebangsaan Indonesia.
4. Riwayat kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
Keadaan Ny.S saat ini kurang membaik. Klien mengeluh dengan
penyakitnya, klien mengatakan menderita penyakit diabetes, ada luka pada ibu jari
kaki sebelah kanan berwarna merah sekitar 2 cm dan tidak sembuh sejak 3 bulan
yang lalu. Luka sudah diobati, namun belum bisa sembuh sampai sekarang. Ny.S
merasa banyak minum tapi juga banyak kencing walaupun pada dasarnya Ny.S
juga udah sering minum banyak. Klien tampak lemas, sering ngantuk, berat badan
menurun dari 75 kg menjadi 60 kg, mukosa mulut dan bibir klien kering,
pandangan kabur dan klien cemas dengan kondisinya saat ini. Keluarga
mengatakan Ny.S dibawa berobat ke puskesmas namun penyakitnya tidak bisa
sembuh karena jarang kontrol ke puskesmas.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Tn.Z mengatakan tidak ada penyakit masa lalu dan tidak ada alergi terhadap
makanan, obat-obatan dan tidak pernah anggota keluarga yang mengalami
kecelakaan. Ny.S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit, Ny.S hanya
meminum obat yang ada diwarungnya dan jika tidak sembuh juga Ny.S berusaha
membawa berobat ke klinik maupun puskesmas. Keluarga juga mengatakan tidak
pernah dirawat dirumah sakit.
5. Pola fungsional
a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan
Keluarga mengatakan selalu menjaga kesehatannya dengan makan teratur.
Klien tidak ada riwayat merokok maupun minum-minuman keras. Jika anggota
keluarga sakit, keluarga meminum obat yang ada diwarungnya maupun obat yang
telah diresepkan oleh dokter.
b. Nutrisi metabolik
Kebiasaan keluarga untuk makan dan minum setiap anggota keluarga tidak
sama. Ny.S mempunyai kebiasaan makan tidak tentu kadang 2x atau bisa lebih,
suka makan-makanan yang manis dan kadang tidak tentu berapa kali dalam sehari
namun untuk minum klien lebih senang minum teh yang kental dan manis. Klien
mengatakan setelah mengetahui menderita diabetes, klien mengurangi makan-
makanan yang manis. Klien mengatakan setiap makan hanya menghabiskan ½
porsi karena takut gula darah semakin naik. Sedangkan Tn.Z dan anaknya makan
seadanya 3x sehari, kebiasaan minum tergantung aktivitas, ketika aktivitasnya
berat minumnya bisa lebih dari 2 liter perhari, ketika aktivitasnya biasa hanya
minum 4-5 gelas berupa air putih dan air teh.
c. Eliminasi
Ny. S biasa BAB 1x/hari, BAK tergantung banyaknya air yang Tn.Z minum
kalau minumnya banyak BAK bisa lebih dari 3x. Ny.S banyak minum sehingga di
sering kali kencing terkadang sampai 10 kali sedangkan untuk BAB biasanya 1
kali sehari.
f. Pola kognitif-persepsi
Ny.S mengatakan mata sebelah kiri tidak bisa melihat dengan jelas,
pangangan kabur terutama menjelang malam hari. Klien mengatakan apabila
keluar ruangan atau jalan-jalan di sekitar rumah harus memegang dinding terlebih
dahulu sebagai sokongan. Klien tampak berjalan sambil memegang dinding atau
pakai tongkat. Klien tampak tidak tahu dan tidak melihat dengan jelas pada saat
seseorang datang kerumah dan menanyakan kepada perawat siapa yang datang.
Klien mengatakan tidak tahu komplikasi dari diabetes mellitus, penyebab dan
perawatan diabetes terutama pada luka yang ada dijari kaki sebelah kanannya.
h. Pola peran-hubungan
Tn. Z mengatakan perannya sebagai ayah dan suami dikeluarga sangat
penting dan berharga meskipun istri saat ini sedang mengalami penyakit diabetes.
Dan Ny. S sebagai istri hanya bisa membantu untuk menjaga warung dirumah dan
mendapat penghasilan secukupnya, sedangkan An.A yang berperan sebagai anak
dan bekerja mengajar anak SMP dan mau membantu kedua orang tuanya untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.
i. Sexualitas
Ny.S mempunyai 1 orang anak yang sudah dewasa dan belum menikah. Ny.S
sudah tidak pernah melakukan hubungan seksual lagi karena menderita penyakit
diabetes.
k. Nilai keyakinan
Ny.S menganut agama Islam dan percaya terhadap agam yang dianutnya.
Ny.S mengatakan selalu berdoa kepada Tuhan jika keluarga ada masalah.
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : compos mentis
b. TTV :
- TD : 130/80 mmhg
- T/P : 36,2o C/82 x/i
- RR : 20 x/i
c. BB/TB : 60 kg/155 cm
d. Kepala :
- Rambut : pendek, lurus dan hitam dan mulai memutih
- Mata : konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
- Telinga : bersih, tidak ada serumen
- Mulut : kotor dan terdapat karang gigi
- Gigi : tidak lengkap, sudah ada yang berlubang dan ompong
- Bibir : tampak lembab
- Dada : simetris dan tidak ada pembengkakan
- Abdomen : simetris, tidak terdapat nyeri tekan
- Kulit : berwarna sawo matang, dan tidak pucat
- Ekstremitas : simetris, dan kekuatan otot baik.
Do :
- Klien tampak tidak tahu dan
tidak melihat dengan jelas
pada saat seseorang datang
kerumah dan menanyakan
kepada perawat siapa yang
datang.
- Klien
tampak berjalan sambil
memegang dinding atau pakai
tongkat.
- Penerang
an dalam ruangan dirumah Tn.
Z kurang terang pada siang
hari dikarenakan jendela
rumah jarang dibuka.
3. Ds : Ketidakmampuan Kurang
- Klien mengatakan mata keluarga pengetahuan
sebelah kiri tidak bisa melihat merawat anggota mengenai
dengan jelas, pandangan kabur keluarga yang penyakit
terutama menjelang malam sakit diabetes mellitus
hari.
- Klien mengatakan tidak tahu
komplikasi dari diabetes
mellitus, penyebab dan
perawatan diabetes terutama
pada luka yang ada dijari kaki
sebelah kanannya.
Do :
- Terdapat
luka pada ibu jari kaki sebelah
kanan berwarna merah sekitar
2 cm dan tidak sembuh sejak 3
bulan yang lalu. Luka sudah
diobati, namun belum bisa
sembuh sampai sekarang.
- Klien
tampak cemas dengan
kondisinya.
.2. Diagnosa keperawatan
Tanggal
No. Diagnosa keperawatan Paraf
Ditemukan Teratasi
1. Kerusakan integritas kulit 7 Desember 2015
berhubungan dengan gangguan
metabolik yang ditandai dengan
klien mengatakan ada luka pada ibu
jari kaki sebelah kanan yang tidak
sembuh sejak 3 bulan yang lalu.
Luka sudah diobati, namun sampai
sekarang luka tersebut tidak sembuh-
sembuh. Klien mengatakan setelah D
mengetahui menderita diabetes, klien E
mengurangi makan-makanan yang S
manis. Klien mengatakan setiap I
makan hanya menghabiskan ½ porsi
karena takut gula darah semakin Y
naik. Ditemukan adanya luka pada A
ibu jari kaki sebelah kanan berwarna N
merah sekitar 2 cm, klien tampak T
lemas dan sering ngantuk, berat I
badan klien menurun dari 75 kg
menjadi 60 kg, mukosa mulut dan
bibir klien kering.
2. Resiko terjadi cedera berhubungan 7 Desember 2015
dengan penurunan ketajaman
penglihatan yang ditandai dengan
klien mengatakan mata sebelah kiri
tidak bisa melihat dengan jelas,
pandangan kabur terutama menjelang
malam hari. Klien mengatakan
apabila keluar ruangan atau jalan-
jalan di sekitar rumah harus
memegang dinding terlebih dahulu
sebagai sokongan. Klien tampak
tidak tahu dan tidak melihat dengan
jelas pada saat seseorang datang
kerumah dan menanyakan kepada
perawat siapa yang datang. Klien
tampak berjalan sambil memegang D
dinding atau pakai tongkat. E
Penerangan dalam ruangan dirumah S
Tn.Z kurang terang pada siang hari I
dikarenakan jendela rumah jarang
dibuka. Y
3. Kurang pengetahuan mengenai 7 Desember 2015
A
penyakit diabetes mellitus
N
berhubungan dengan
T
ketidakmampuan keluarga merawat
I
anggota keluarga yang sakit yang
ditandai dengan klien mengatakan
mata sebelah kiri tidak bisa melihat
dengan jelas, pandangan kabur
terutama menjelang malam hari.
Klien mengatakan tidak tahu
komplikasi dari diabetes mellitus,
penyebab dan perawatan diabetes
terutama pada luka yang ada dijari
kaki sebelah kanannya. Terdapat
luka pada ibu jari kaki sebelah kanan
berwarna merah sekitar 2 cm dan
tidak sembuh sejak 3 bulan yang
lalu. Luka sudah diobati, namun
belum bisa sembuh sampai sekarang.
Klien tampak cemas dengan
kondisinya.
.3. Intervensi keperawatan
7 Des 2015 Kurang pengetahuan 1. Mengucapkan salam dan S : Keluarga dan Ny.S hanya dapat
mengenai penyakit diabetes menjelaskan kegiatan hari ini menyebutkan tanda dan gejala D
mellitus berhubungan akan melakukan penyuluhan dari diabetes mellitus E
dengan ketidakmampuan tentang diabetes mellitus. sering BAK, banyak makan dan S
keluarga merawat anggota 2. Menjelaskan pada keluarga minum. I
keluarga yang sakit. dengan leaflet pengertian O : Keluarga dan Ny.S tampak
diabetes mellitus. memperhatikan saat diberikan
3. Menjelaskan pada keluarga penyuluhan dan
dengan leaflet tanda dan gejala mendemontrasikan diit untuk
diabetes mellitus. penderita DM.
4. Menjelaskan pada keluarga A : masalah belum teratasi, klien
dengan leaflet penyebab dan keluarga masih tampak
diabetes mellitus bingung terhadap penjelasan
5. Mendemontrasikan diityang perawat.
tepat untuk penderita diabetes P :
mellitus - Anjurkan kepada Ny.S Y
6. Mendemontrasikan testurine untuk beristirahat yang A
dengan menggunakan cukup. N
glukotest. - Anjurkan kepada keluarga T
dalam memberikan I
makanan sesuai diit untuk
penderita diabetes mellitus.
BAB VI
PENUTUP
.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan tahap-tahap pembuatan asuhan keperawatan pada lansia, penulis
mampu :
a. Melakukan pengkajian terhadap gerontik khususnya pada Ny.S dengan
gangguan diabetes melitus.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada gerontik khususnya pada Ny.S dengan
gangguan diabetes melitus.
c. Menyusun rencana keperawatan pada gerontik khususnya pada Ny. S dengan
gangguan diabetes melitus.
d. Mengimplementasikan rencana keperawatan yang sudah disusun pada gerontik
khususnya pada Ny.S dengan gangguan diabetes melitus.
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada gerontik khususnya pada Ny. S
dengan gangguan diabetes melitus.
.2. Saran
1. Semoga dengan dibuatnya asuhan keperawatan ini, mahasiswa dapat
mempergunakannya dalam menambah wawasan tentang asuhan keperawatan pada
gerontik.
2. Bagi mahasiswa diharapkan untuk memperdalam pengetahuan dalam menerapkan
asuhan keperawatan gerontik secara efektif dan efisien baik teoritis maupun di
dalam kasus.
3. Bagi Ny.S selaku sebagai klien agar dapat mengontrol penyakitnya seperti
mengurangi makanan yang banyak mengandung gula serta tidak melakukan
aktivitas yang berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dinkes Kota Semarang. 2010. Profil Kesehatan Kota Semarang. Semarang : Dinkes
Kota Semarang.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik, Edisi 2., Jakarta: EGC.
Tandra. (2007). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.