Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS JURNAL

A. JUDUL
Analysis of Factor Affecting the emergency of Diabetik Ketoacidosis in Patient
Diabetes Melitus.
B. NAMA PENELITI
Ririn Ludfitri,
C. WAKTU dan TEMPAT PENELITIAN
Rumah Sakit TK II dr. Soepraoen Malang.
D. PENDAHULUAN
Perubahan epidemologi tentang pergeseran penyebab kematian, yang
semula didominasi oleh penyakit infeksi sekarang bergeser ke penyakit
degeneratif atau penyakit kronik yaitu diabetes melitus (Liesbeth, et al., 2008;
Kelo, et al., 2011). Angka kematian pasien dengan diabetes melitus cukup tinggi,
menurut Liesbeth, et al. (2008) dan Michael (2010) dalam penelitiannya
menunjukkan sekitar 65% pasien yang menjalani rawat inap meninggal dunia.
Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus merupakan
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin dan kedua-duanya (American
Diabetes Association, 2012; Kowalak, 2013).
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan darurat hiperglikemi yang
mengancam jiwa pasien dengan diabetes melitus. Ketoasidosis diabetik terjadi
ketika seseorang mengalami penurunan insulin relatif atau absolute yang
ditandai dengan hiperglikemi, asidosis, ketosis dan kadar glukosa darah > 250
mg/dL (American Diabetes Association, 2013; Chaithongdi, et al, 2011;
Corwell, et al, 2014). KAD merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang
serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat (Sudoyo, 2009).
Berdasarkan data surveilan dari Centers for Disease Control and Prevention
(CDC), insiden ketoasidosis diabetik di Amerika Serikat mulai tahun 1988-2009
terjadi peningkatan dari 80.000 menjadi 140.000 (43,8%) (Maletkovic and
Drexler, 2013). Kegawatan KAD rata-rata terjadi pada 80–90% kegawatan
hiperglikemi dan angka kematiannya diperkirakan antara 4–10% (Andreoni,
2007; Chiasson, et al., 2003; Corwell, et al., 2014).
Faktor yang berhubungan dengan kegawatan KAD antara lain faktor
KAP (knowledge, attitude and practice/pengetahuan, sikap dan perilaku) serta
faktor stres (Dunstan, et al., 2002; Krishnan, et al., 2007; Schafer, et al., 2007;
Khatib, et al., 2008; Aliasgharzadeh, et al., 2006; Mihardja, 2009; Donald, et al.,
2011; Hui, 2012). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi titik tolak
perubahan sikap dan perilaku mereka sehingga hidupnya akan lebih berkualitas
(Notoadmodjo, 2010). Tidak mudah untuk melihat ketidakpatuhan terkait
kegagalan pasien dalam mematuhi instruksi klinik (Padmore, 1998; Chiasson, et
al., 2003).
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor yang
mempengaruhi kegawatan KAD pada pasien diabetes melitus di Irna 1 RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang dan di Instalwatnap RS TK II dr. Soepraoen Malang
F. CARA PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Observasional dengan pendekatan
cross Sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien
diabetes melitus yang mengalami kegawatan KAD yang dirawat di Irna 1 RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang dan di Instalwatnap RS TK II dr. Soepraoen Malang.
Penentuan jumlah sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah
sampel 20 orang.
Untuk instrumen yang digunakan pada variabel dependent (KAD)
penulis menggunakan lembar cek list berdasarkan kriteria klinis dan kriteria
laboratories yaitu glukosa plasma 251–599 mg/dL, keton dalam urin positif dan
status mental pasien (sadar, somnolen dan koma) (Sudoyo, 2009).

G. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan tidak berpengaruh terhadap
kegawatan KAD,sikap, perilaku dan stess berpengaruh terhadap kegawatan
KAD
H. TEORI YANG TERKAIT
Kondisi stres bisa menyebabkan hiperglikemi karena kondisi tersebut
memicu produksi autoantibody terhadap sel  pankreas. Sehingga terjadi
destruksi dari sel  pancreas yang akan menyebabkan penurunan sekresi insulin
dan akhirnya kekurangan hormon insulin. Kekurangan insulin ini akan
mengakibatkan hiperglikemia, penguraian lemak dan katabolisme protein.
Kondisi hiperglikemi jika tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan
kondisi kegawatan atau krisis hiperglikemi (American Diabetes Association,
2012; Kowalak, JP, 2013).
I. IMPLIKASI
Adanya suatu terobosan baru dengan membuat modul, buku saku,
animasi atau website edukasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kegawatan hiperglikemi (ketoasidosis diabetik) yang bersifat aplikatif dan
mudah dipahami sehingga setiap orang yang membaca akan tergerak untuk
bertindak secara positif dalam mengambil sikap yang benar.

Anda mungkin juga menyukai