Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PJK
(PENYAKIT JANTUNG KORONER)

Oleh:
1. Firda Nur Rosyidah (14401.16.17013)
2. Muhammad taufiqur romadlan (14401.16.17027)
3. Sofi fransisca oktaviana (14401.16.17038)

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY
PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PJK

Mengetahui,

Mahasiswa

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PJK (Penyakit Jantung Koroner)

Pokok bahasan : PJK (Penyakit Jantung Koroner)


Sasaran : Keluarga pasien di ruang CVCU
Tempat : Ruang tunggu pasien CVCU
Hari/Tanggal : Kamis, 20 Februari 2020
Alokasi waktu : 30 menit
Pertemuan ke :1
Penyuluh : Mahasiswa STIKes Hafshawaty, UNITRI, dan Universitas Brawijaya

A. Tujuan Instruksional
 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan keluarga pasien dapat
memahami penyakit PJK.
 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan keluarga pasien dapat :
1. Menjelaskan pengertian dan bahaya PJK
2. Menjelaskan penyebab PJK
3. Menjelaskan tanda gejala PJK
4. Menjelaskan penanganan PJK
5. Menjelaskan pencegahan PJK

B. Sub Pokok Bahasan


1. Penyuluh memberikan pemaparan definisi PJK.
2. Penyuluh memberikan pemaparan penyebab dan faktor risiko PJK.
3. Penyuluh menyebutkan tanda gejala PJK.
4. Penyuluh menyebutkan penanganan PJK.
5. Penyuluh menyebutkan pencegahan PJK.
C. Kegiatan
TAHAP WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KELUARGA METODE MEDIA
PASIEN
Pendahuluan 5 menit a) Membuka pertemuan dengan salam. a) Menjawab Salam. a) Metode Ceramah. Tanya jawab
pembukaan b) Mengucapkan terima kasih atas b) Menjawab pertanyaan
partisipasi pasien dan keluarga. penyuluh.
c) Memperkenalkan diri.
d) Menjelaskan tujuan dan manfaat
pertemuan.
Penyajian 15 a) Menjelaskan definisi PJK. a) Mendengarkan Metode Ceramah. PPT
menit b) Menjelaskan penyebab &faktor penjelasan penyuluh.
risiko PJK. b) Menyimak penjelasan
c) Menjelaskan mengenai tanda dan penyuluh.
gejala PJK.
d) Menjelaskan bagaimana penanganan
dan pencegahanPJK.
Penutupan 10 a) Menyampaikan kesimpulan tentang a) Menyimak Ceramah Leaflet
menit pembahasan topik PJK. b) pembacaankesimpulan.
b) Memberikan kesempatan kepada c) Menanyakan hal yang
pasien dan keluarga untuk bertanya kurang jelas mengenai
c) Mengevaluasi pemahaman pasien PJK
dan keluarga dengan mengajukan d) Menjawab pertanyaan
beberapa pertanyaan. langsung dari penyuluh.
d) Pembagian leaflet untuk bahan e) Menjawab salam.
informasi di rumah
e) Mengucapkan terima kasih.
f) Menutup dengan salam.
D. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang tunggu ruang cvcu
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan telah dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

3. Evaluasi Hasil
 70% keluarga dapat mengetahui gambaran umum PJK.
 70% keluarga dapat menjawab pertanyaan dari penyuluh.

E. MATERI : (terlampir)
LAMPIRAN MATERI

1. DEFINISI PJK
PJK (Penyakit Jantung Koroner) adalah penyempitan pembuluh darah karena adanya plak
sehingga suplai darah dan oksigen ke miokardium tidak adekuat, terjadi
ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai darah. (Tanto, dkk, 2014)

2. FAKTOR RESIKO DAN PENYEBAB PJK


Faktor risiko terdapat 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi
(nonmodifiable factors) dan faktor yang dapat dimodifikasi (modifiable factors), Faktor
yang dapat dimodifikasi yaitu; merokok, aktivitas fisik, diet, dislipidemia, obesitas,
hipertensi dan DM. Sedangkan faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis
kelamin, suku/ras, dan riwayat penyakit keluarga (Bender et al, 2011).
1. Faktor Risiko yang tidak dapat Dimodifikasi
a. Keturunan
Penelitian ini mengungkapkan bahwa individu yang memiliki setidaknya satu
orang tua biologis yang menderita PJK memiliki risiko 40-60% terkena PJK jika
dibandingkan dengan anak yang orang tuanya tidak memiliki riawayat PJK,
meskipun kedua orang tua angkatnya menderita PJK.
b. Umur
PJK berkembang semakin bertambahnya umur seseorang, Semakin bertambah
usia semakin besar kemungkinan untuk menderita PJK dan menderita serangan
jantung fatal. Setelah umur 40 tahun risiko terkena PJK adalah 49% untuk laki-
laki dan 32% untuk perempuan. Lebih dari 4/5 atau 81% orang-orang yang
meninggal akibat PJK adalah ≥ 65 tahun. Data statistik ini melaporkan bahwa
bertambahnya usia merupakan faktor risiko yang membuat orang-orang merasa
agak tidak berdaya dalam memerangi PJK (Garko, 2012).
c. Jenis Kelamin American Heart Association (AHA) (2004), melaporkan bahwa 1
dari 3 wanita dewasa menderita PJPD, sejak tahun 1984 jumlah kematian akibat
PJPD pada perempuan lebih tinggi dari pada pada laki-laki. sekitar tiga juta
wanita memiliki riwayat serangan jantung akibat PJK. 38% wanita yang
menderita serangan jantung akan meninggal lebih awal dalam waktu satu tahun
dibandingkan dengan laki-laki hanya 25%, meskipun wanita memiliki serangan
jantung pada usia yang lebih tua daripada laki-laki, perempuan mungkin
meninggal dalam beberapa minggu setelah menderita PJK. Namun 64% dari
wanita yang meninggal mendadak akibat PJK tidak mengalami gejala sebelumnya.
Peningkatan kejadian PJK pada wanita itu terjadi setelah menopause dan kematian
2-3 kali lebih besar daripada wanita sebelum menopause. Oleh karena itu, wanita
pasca-menopause harus ekstra waspada terhadap PJK. Usia rata-rata untuk laki-
laki yang memiliki serangan jantung pertama akibat PJK adalah usia 65,8 tahun
sedangkan usia rata-rata untuk perempuan adalah 70,4
d. Ras/Etnis
Studi statistik menunjukkan bahwa ras/etnis memiliki peran penting terhadap
kejadian PJK.Pada orang Afrika, Meksiko, India, Hawaii asli dan beberapa orang
Asia memiliki risiko lebih tinggi untuk PJK dari pada pada orang Kaukasia
(Inggris) dan Jepang (Asia Timur).Hal ini terjadi karena orang kulit hitam
(terutama Afrika) memiliki faktor risiko kelebihan berat badan dan obesitas lebih
tinggi, DM dan hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling serius
bagi PJK (Garko dan Michael, 2012).
2. Faktor Risiko yang dapat Dimodifikasi
a. Merokok
Merokok dalam jangka waktu yang lama akan meningkatkan risiko PJK dan
serangan jantung, merokok memicu pembentukan plak pada arteri, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko PJK dengan
cara menurunkan level kolesterol HDL (Hight density lifid). Semakin banyak
merokok semakin besar risiko terkena serangan jantung. Studi menunjukkan jika
berhenti merokok selama setahun maka akan menurunkan setengah dari risiko
serangan jantung (Ramandika, 2012).
b. Aktivitas Fisik
Aktifitas fisik dianjurkan terhadap setiap orang untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesegaran tubuh.Aktifitas fisik berguna untuk melancarkan
peredaran darah dan membakar kalori dalam tubuh (Hermansyah, 2012).Aktivitas
fisik secara teratur bermanfaat untuk mengatur berat badan dan menguatkan
sistem jantung dan pembuluh darah. Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukup
apabila kegiatan dilakukan terus-menerus sekurangnya 10 menit dalam satu
kegiatan tanpa henti dan secara kumulatif 150 menit selama lima hari dalam satu
minggu.
c. Diet
Diet dapat didefenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan
mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal. Diet terbagi 2
yaitu :
1. Diet sehat
2. Diet tidak sehat
Diet tidak sehat terbagi dua macam
a) Makanan Tinggi Lemak
Makan tinggi lemak sangat berhubungan dengan tingginya jumlah kolesterol
dalam darah. Makanan orang Amerika rata-rata mengandung lemak dan
kolesterol yang tinggi sehingga kadar kolesterol cenderung tinggi, sedangkan
orang Jepang umumnya berupa nasi, sayur-sayuran dan ikan sehingga orang
Jepang rata-rata memiliki kadar kolesterol rendah sehingga prevaleni PJK
lebih rendah di Jepang dari pada Amerika (Malau, 2011).
b) Kurang Konsumsi Sayuran dan Buah-buahan
Menurut Reine (2005), Sayuran dan buah-buahan merupakan makanan rendah
kalori, kaya serat vitamin dan mineral untuk menjaga kesehatan (Dewi, 2013).
Perilaku makan sehat merupakan perilaku mengkonsumsi beberapa variasi
kelompok makanan yang direkomendasikan yaitu karbohidrat, protein, lemak,
Sayuran dan buah-buahan secara universal (Ogden, 2010).Data frekuensi dan
porsi asupan sayuran dan buah dikumpulkan dengan menghitung jumlah hari
konsumsi dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehari.Penduduk
dikategorikan cukup konsumsi sayuran dan buah-buahan apabila makan sayur
dan atau buah minimal 5 porsi per hari (400 g) selama 7 hari dalam
seminggu.Dikategorikan kurang apabila konsumsi sayuran dan buah-buahan
kurang dari ketentuan di atas.
c) Dislipidemia (Kolestrol dalam Darah)
Kolesterol merupakan prasyarat terjadi PJK, kolesterol akan berakumulasi di
lapisan intima dan media pembuluh arteri koroner. Jika hal tersebut terus
berlangsung maka akan membentuk plak sehingga pembuluh arteri koroner
yang mengalami inflamasi atau terjadi penumpukan lemak kemudian
mengalami aterosklerosis (Fuster dkk, 2010).
d) Obesitas
Obesitas sudah menjadi sebuah epidemi di negara maju, ukuran objektif
obesitas biasanya dinilai dari nilai IMT, dimana ukuran international untuk
obesitas adalah IMT ≥ 30 kg/m 2 , sedangkan untuk ukuran orang Asia
obesitas didefinisikan dengan nilai IMT ≥ 25 kg/m 2 (WHO/IOTF/IASO,
2011). Obesitas dapat meningkatkan kadar trigliserida yang buruk untuk
kesehatan jantung dan menurunkan kadar HDL yang bersifat kardioprotektif
(Nursalim, 2011). Selain itu, seiring meningkatnya obesitas, maka hipertensi
juga meningkat. Kelebihan berat badan mempengaruhi faktor resiko penyakit
kardiovaskular seperti peningkatan level LDL, trigliserida, tekanan darah,
kadar gula darah dan menurunkan kadar HDL serta meningkatkan resiko
perkembangan PJK, gagal jantung, stroke dan aritmia.
e) Hipertensi Hipertensi merupakan suatu kondisi peningkatan tekanan darah
arterial yang menetap (Dorlan, 2002). Pada tahun 2003, JNC VII
mengklasifikasikan tekanan darah sistolik normal < 120 mmHg dan tekanan
darah diastolik < 80 mmHg (Fuster dkk, 2010). menurut Eighth Joint National
Committee (JNC VIII), tekanan darah dikatakan tinggi apabila tekanan sistolik
≥ 140 dan diastolik ≥ 90 mmHg (Culpeper, 2013). Menurut penelitian Hata
dan Kiyohara (2013), menyebutkan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko
yang kuat terhadap kejadian stroke dan PJK.
f) Diabetes Melitus
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya.Individu dengan DM mudah terjadi penyakit yang berhubungan
dengan aterosklerosis dan diyakini bahwa lebih dari dua pertiga kematian
pasien DM akibat penyakit arterial.Pada satu penelitian Helsinki policeman
study, menjelaskan bahwa angka kematian PJK 3x lipat lebih tinggi pada
pasien DM daripada individu normal.

3. TANDA DAN GEJALA PJK


Gejala PJK yang biasanya timbul adalah:
1. Dada terasa sakit, terasa tertimpa beban, terjepit, diperas, terbakar dan tercekik. Nyeri
terasa di bagian tengah dada, menjalar ke lengan kiri, leher, bahkan menembus ke
punggung. Nyeri dada merupakan keluhan yang paling sering dirasakan oleh
penderita PJK.
2. Sesak nafas
3. Takikardi
4. Jantung berdebar-debar
5. Cemas
6. Gelisah
7. Pusing kepala yang berkepanjangan
8. Sekujur tubuhnya terasa terbakar tanpa sebab yang jelas
9. Keringat dingin
10. Lemah
11. Pingsan
12. Bertambah berat dengan aktivitas Tapi kebanyakan orang yang menderita PJK tidak
mengalami beberapa gejala di atas, tiba-tiba saja jantung bermasalah dan dalam
kondisi yang kronis (UPT-Balai Informasi Teknologi lipi, 2009).

4. PENANGANAN PJK
Penanganan penyakit jantung koroner meliputi kombinasi perubahan gaya hidup dan
pemberian obat-obatan yang memadai. Perubahan gaya hidup yang perlu dilakukan
adalah penderita harus berhenti merokok, memulai makan makanan yang rendah lemak
dan kaya serat, membatasi konsumsi garam dan menghindari makanan dengan kadar
lemak jenuh. Pemberian obat- obatan pada pasien dengan penyakit jantung koroner
meliputi berbagai jenis obat obatan, antara lain, obat pereda nyeri dada atau anti angina
Secara umum serangan yang timbul adalah nyeri dada yang terlokalisir di dada kiri
yang manjalar, sangat menusuk dan berat. Dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Ambil posisi yang nyaman, usahakan sirkulasi tetap adekuat, kurangi aktifitas /
istirahat cukup
b. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
c. Hilangkan kecemasan
d. Bawa segera penderita ke rumah sakit terdekat

5. PENCEGAHAN PJK
1. Kurangi konsumsi makanan lemak atau minyak dalam makanan sehari hari.
2. Hindari kebiasaan merokok
3. Kontrol berat badan
4. Olahraga secara teratur
5. Ikuti pengaturan makanan bagi penderita kencing manis.
6. Hindari konsumsi alkohol.
7. Hindari stres
8. Mengotrol Tekanan darah dan kolesterol secara teratur
9. Istirahat yang cukup
10. Jika ada keluhan, segera hubungi layanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bender, J.R.; Russel, K.S.; Rosenfeld, E.L. dan Chaudry, S., 2011.Oxford American
Handbook of Cardiology. 1st ed. New York: Oxford University Press
Kabo, P., 2008. Mengungkapkan Pengobatan Penyakit Jantung Koroner Kesaksian Seorang
Ahli Jantung dan Ahli Obat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ramandika, E.A., 2012. Hubungan Faktor Risiko Mayor Penyakit Jantung Koroner dengan
Skor Pembuluh Darah Koroner dari Hasil Angiografi Koroner di RSUP Dr, Kariadi
Semarang.Program pendidikan Sarjana Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Malau, M.A., 2011. Hubungan Penyakit Jantung Koroner dengan Tingkat Hipertensi di
RSUP H. Adam Malik Medan Periode Juni- Desember 2010. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nasution, N.H., 2012. Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang dirawat
Inap di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2010. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai