Bayi memiliki beberapa refleks dasar yang secara genetis merupakan mekanisme
pertahanan hidupnya. Refleks mengatur gerkan-gerakan bayi yang baru lahir. Sifat refleks
adalah otomatis dan berada di luar kendali bayi yang baru lahir. Refleks-refleks yang
ditimbulkan pada bayi, sebagian besar menunjukkan tahap perkembangan susunan
somatomotrik sehingga banyak sekali informasi yang dapat diperoleh dengan melakukan
pemeriksaan tersebut. Berikut macam-macam refleks pada bayi :
Refleks MORO : 6 bulan
Refleks EYE BLINK : Permanen
Refleks ROOTING : 3 minggu
Refleks SUCKING : Permanen
Refleks SWIMMING : 4-6 bulan
Refleks Memegang GRASP
- PALMAR : 6 bulan
- PLANTAR : 9-10 bulan
Refleks SNOUT : 3 bulan
Refleks TONIC NECK : 5-6 bulan
Refleks Berjalan (STEPPING) : 12 bulan
Refleks BABINSKY: 8-12 bulan
Refleks Terjun (PARACHUTE) : Seterusnya ada
PENJELASAN :
a. Refleks MORO
Refleks MORO timbul akibat dari rangsangan yang mendadak. Cara melihat refleks
MORO yaitu; Bayi dibaringkan terlentang, kemudian diposisikan setengah duduk dan
disanggah oleh kedua telapak tangan pemeriksa, secara tiba-tiba tapi hati-hati kepala bayi
dijatuhkan 30-40o (merubah posisi badan bayi secara mendadak). Refleks MORO juga dapat
ditimbulkan dengan menimbulkan suara keras secara mendadak ataupun dengan menepuk
tempat tidur bayi secara mendadak.
Refleks MORO dikatakan positif bila terjadi abduksi-ekstensi ke empat ekstremitas
dan pengembangan jari-jari, kecuali pada falangs distal jari telunjuk dan ibu jari dalam
keadaan fleksi. Gerakan itu segera diikuti oleh adduksi-fleksi ke-empat ekstremitas.
Refleks MORO asimetri menunjukkan adanya gangguan sistem neuromuskular, antara lain
fleksus brachialis. Apabila asimetri terjadi pada tangan dan kaki, harus dicurigai adanya
HEMIPARESIO. Selain itu juga perlu dipertimbangkan bahwa nyeri yang hebat akibat fraktur
klavikula atau humerus juga dapat memberikan hasil refleks MORO asimetri. Sedangkan
refleks MORO menurun dapat ditemukan pada bayi dengan fungsi SSP yang tertekan.
Misalnya pada bayi yang mengalami hipoksia, perdarahan intrakranial dan laserasi jaringan
otak akibat trauma persalinan, juga pada bayi hipotoni, hipertoni dan prematur. Refleks
MORO menghilang setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan.
c. Refleks ROOTING
Bayi akan mengarahkan kepalanya pada sumber stimulasi, contohnya seperti pada saat
diberi sentuhan pada bagian pipi dekat mulut. Gerak ini membantu bayi menemukan puting
susu ibunya. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga
4 bulan. Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari
adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi menyusui yang baru lahir, karena
dengan begitu dia dapat menemukan susu ibu untuk memperoleh makanan.
d. Refleks SUCKING
Terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang
ditempatkan di mulut mereka. Secara ritmis bayi melakukan gerak ini ketika ada benda dalam
mulutnya. Gerak ini membantu proses feeding. Refleks menghisap memudahkan bayi yang
baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan
makanan.
Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda-beda. Sebagian bayi yang baru
lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu, sementara bayi bayi
lain tidak begitu terampil dan kelelahan bahkan sebelum mereka kenyang. Kebanyakan bayi
yang baru lahir memerlukan waktu beberapa minggu untuk mengembangkan suatu gaya
menghisap yang dikoordinasikan dengan cara ibu memegang bayi, cara susu keluar dari botol
atau payudara, serta dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu menghisap. Refleks
menghisap adalah suatu contoh refleks yang muncul saat lahir dan kemudian akan
menghilang seiring dengan usia bayi.
e. Refleks SWIMMING
Bayi menggerakkan tangan dan kakinya seperti sedang berenang ketika diletakkan
dalam air. Gerak ini dapat membantu bayi bertahan hidup ketika secara tidak sengaja terjatuh
dalam air.
h. Refleks SNOUT
Caranya; dilakukan perkusi pada daerah bibir atas. Refleks SNOUT dikatakan positif apabila
didapatkan respon berupa bibir atas dan bayah menyengir atau kontraksi otot-otot di sekitar
bibir dan bawah hidung. Refleks SNOUT ini dijumpai sejak lahir dan menghilang setelah usia
3 bulan. Refleks SNOUT yang menetap pada anak besar, menunjukkan adanya regresi SSP.
i. Refleks TONIC NECK
Ketika kepala bayi diarahkan pada salah satu sisi pada saat ia sedang berbaring, maka
bayi berbaring pada posisi fencing- salah satu tangan diletakkan didepan mata, pada sisi
dimana kepala diarahkan. Tangan lainnya tetap rileks. Gerak ini mempersiapkan bayi pada
gerak meraih yang bertujuan.
Caranya; bayi ditidurkan dalam posisi supinasi, kemudian kepalanya diarahkan
menoleh ke salah satu sisi. Refleks TONIC NECK dikatakan positif apabila lengan dan
tungkai yang dihadapi/ sesisi menjadi hipertoni dan ekstensi, sedangkan lengan dan tungkai
sisi lainnya/ dibelakangi menjadi hipertoni dan fleksi.
Reflek TONIC NECK yang masih mantap pada bayi berusia 4 bulan harus dicurigai
abnormal. Dan apabila masih bisa dibangkitkan setelah berusia 6 bulan atau lebih harus sudah
dinggap patologi. Gangguan yang terjadi biasanya pada ganglion basalis.
k. Refleks BABINSKY
Pada saat bagian telapak kaki bayi di sentuh (dari arah jari kaki menuju tumit) maka
bayi akan merentangkan jari-jari kakinya, menarik kakinya atau jari-jemarinya mengembang.