DI SUSUN OLEH
NAMA : ASRIANI
NIM : PO7120421004
2. Etiologi
Pembedahan dilakukan untuk berbagai alasan (Brunner & Suddarth, 2013)
seperti :
a. Diagnostik, seperti dilakukan biopsi atau laparatomi eksplorasi
2) Persiapan Fisiologi
Pada saat hari operasi pasien seharusnya menghentikan obat
antidiabetik oral. Sulfonilurea berpotensi menyebakan hipoglikemia.
Selain itu sulfonilurea dikatakan mempunyai hubungan dengan
kejadian iskemia miokard dan mungkin dapat meningkatkan resiko
iskemia mikardial dan infark pada saat operasi. Pasien yang
menggunakan metformin seharusnya dihentikan terlebih dahulu
karena dapat meningkatkan resiko kejadian asidosis laktat. Untuk
pasien yang mendapat pengobatan dengan metformin, dapat
digantikan insulin short acting secara subcutaneous, dosis
disesuaikan dengan sliding scale atau secara infuse kontinyu. Pada
pasien yang memiliki ketergantungan pada insulin dianjurkan untuk
mengurangi dosis insulin waktu tidur malam sebelum waktu operasi
untuk mencegah terjadinya hipoglikemia. Pemeriksaan glukosa
darah preoperasi dilakukan setiap 4 jam pada DM tipe 1 dan setiap 8
jam pada DM tipe 2. Target glukosa darah yang diharapkan untuk
pasien kritis adalah 80 – 110mg/ dL, sedangkan untuk pasien dengan
operasi lainnya, target kadar glukosa darah adalah 90 – 140 mg/ dL
(Edward, 2014).
2) Terapi Farmakologis
a. Biguanid
Golongan biguanid yang sering digunakan adalah metformin.
Konsentrasi metformin dalam usus dan hati meningkat tidak di
metabolism tetapi secara cepat dikeluarkan melalui ginjal. Waktu
paruh metformin cepat sehingga diberikan dua kali sampai tiga kali
sehari. Metformin berpengaruh pada kerja insulin tingkat seluler,
distal reseptor insulin dan menurunkan produksi glukosa hati.
Metformin meningkatkan pemakaian glukoda oleh sel usus
sehingga menurunkan glukosa darah dan juga diduga menghambat
absorbsi glukosa diusus sesudah asupan makan.
b. Glitazone
Merupakan agonis peroxisome proliferatore-activated reseptor
gamma yang selektif dan poten. Reseptor ini terdapat dijaringan
target kerja insulin seperti jaringan adipose, otot skelet dan hati.
Glitazon tidak menstimulasi produksi insulin oleh sel β pancreas.
c. Sulfonylurea
Golongan ini bekerja dengan merangsang sel beta pancreas untuk
melepaskan insulin yang tersimpan, sehingga hanya bermanfaat
pada pasien yang mampu mensekresi insulin.. efek hipoglikeminya
dengan merangsang chanel K yang tergantung pada ATP dari sel
beta pancreas.
d. Glinid
Mekanisme kerja obat ini melalui reseptor SUR dan mempunyai
struktur yang mirip dengan sulfonylurea bedanya masa kerjanya
lebih pendek ( Suyono, 2015).
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian fase Pre Operatif
1) Pengkajian Psikologis : meliputi perasaan takut / cemas dan
keadaan emosi pasien
2) Pengkajian Fisik : pengkajian tanda-tanda vital : tekanan darah,
nadi, pernafasan dan suhu.
3) Sistem integument : apakah pasien pucat, sianosis dan adakah
penyakit kulit di area badan.
4) Sistem Kardiovaskuler : apakah ada gangguan pada sisitem cardio,
validasi apakah pasien menderita penyakit jantung ?, kebiasaan
minum obat jantung sebelum operasi., Kebiasaan merokok, minum
alcohol, Oedema, Irama dan frekuensi jantung.
5) Sistem pernafasan : Apakah pasien bernafas teratur dan batuk
secara tiba-tiba di kamar operasi.
6) Sistem gastrointestinal : apakah pasien diare ?
7) Sistem reproduksi : apakah pasien wanita mengalami menstruasi ?
8) Sistem saraf : bagaimana kesadaran ?
9) Validasi persiapan fisik pasien : apakah pasien puasa, lavement,
kapter, perhiasan, Make up, Scheren, pakaian pasien / perlengkapan
operasi dan validasi apakah pasien alaergi terhadap obat ?
3. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik sehingga menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Adapun implementasi yang diberikan disesuaikan dengan
intervensi keperawatan klien terkait. Proses pelaksanaan implementasi harus
berpusat kepada kebutuhan klien dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan keperawatan. (Kozier et al, 2014)
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan
evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah
implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam
perencanaan.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan
tercapai:
1. Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau
tanggal yang ditetapkan di tujuan.
2. Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik
yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.
3. Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku
yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA