PENDAHULUAN
Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk
yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.
Dewasa ini, penyakit batu saluran kemih menjadi salah satu kasus yang membutuhkan
Pola hidup masyarakat kota cenderung statis dan praktis. Pola hidup dikatakan statis
karena masyarakat kota cenderung kurang aktivitas/gerak dan mobilitas dibantu dengan
mesin seperti kendaraan bermotor dan eskalator. Pola hidup dikatakan praktis karena
masyarakat kota memiliki tuntutan untuk bekerja efisien dalam kehidupan sehari-hari
mengakses makanan dan minuman cepat saji (fastfood). Pada orang yang dalam
pekerjaannya kurang gerakan fisik, kurang olahraga, dan menderita stres lama sering
Batu ureter (Urolithiasis) merupakan keadaan patologis karena adanya masa keras
seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat menyebabkan nyeri,
perdarahan, atau infeksi pada saluran kencing. Terbentuknya batu disebabkan karena air
kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih
1
kekurangan materi-materi yang dapat menghambat pembentukan batu, kurangnya produksi
air kencing, dan keadaan-keadaan lain yang idiopatik (Dewi, 2007). Lokasi batu saluran
kemih dijumpai khas di kaliks atau pelvis (nefrolitiasis) dan bila keluar akan terhenti di
Faktor pola minum yang memicu timbulnya batu saluran kemih antara lain kurang
meminum air putih, banyak mengkonsumsi jus tomat, anggur, apel, vitamin C dan soft drink,
sementara banyak mengkonsumsi teh, kopi, susu dan jus jeruk mengurangi kemungkinan
saluran kemih antara lain terlau banyak protein hewan, lemak, kurang sayur, kurang buah,
obatan tertentu juga dapat memicu terbentuknya batu ureter. Sering menahan BAK dan
(Muslim, 2007). Gaya hidup masyarakat kota seperti disebutkan dalamparagraf ini
Ginjal adalah organ vital yang mempunyai peran penting dalam mempertahankan
kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit,
dan asam-asam dengan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif air, elektrolit, dan non
elektrolit, serta mengekskresi kelebihannya sebagai urin. Fungsi ekskresi ginjal sering kali
terganggu diantaranya oleh batu saluran kemih yang berdasarkan tempat terbentuknya terdiri
dari nefrolitiasis, ureterolitiasis, vesicolitiasis, batu prostat, dan batu uretra. Batu saluran
kemih terutama dapat merugikan karena obstruksi saluran kemih dan infeksi yang
2
Di Indonesia penyakit batu ureter masih menempati porsi terbesar dari jumlah pasien
di klinik urologi (Nurlina, 2008). Insidensi dan prevalensi yang pasti dari penyakit ini di
Indonesia belum dapat ditetapkan secara pasti. Sampai saat ini angka kejadian batu saluran
kemih yang sesungguhnya belum diketahui, diperkirakan 170.000 kasus per tahun (Muslim,
2007). Dari data dalam negeri yang pernah dipublikasi didapatkan peningkatan jumlah
penderita batu ginjal yang mendapat tindakan di RSUPN-Cipto Mangunkusumo dari tahun
ke tahun mulai 182 pasien pada tahun 1997 menjadi 847 pasien pada tahun 2002 . Beberapa
peneliti mengemukakan bahwa penderita batu ureter pada laki-laki 3-4 kali lebih banyak dari
wanita, hal ini terjadi karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama pembentukan
batu. Sedangkan pada wanita lebih rendah dari pada laki-laki karena kadar sitrat air kemih
sebagai bahan penghambat terjadinya batu lebih tinggi dari laki-laki. Batu ureter ini juga
dapat terbentuk pada usia lanjut karena terjadi akibat adanya gangguan aliran di perkemihan,
Penyakit batu ureter merupakan masalah kesehatan yang cukup bermakna, baik di
yang menderita batu saluran kemih. Penyakit ini merupakan tiga penyakit
Fokus dan perhatian perawat terhadap upaya-upaya untuk melakukan edukasi dan
perubahan gaya hidup pasien dengan batu saluran kemih merupakan salah satu tindakan
mandiri perawat untuk membantu perawatan pasien-pasien dengan penyakit batu saluran
3
kemih. Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai kasus batu ureter dan gaya hidup yang
1.2 Tujuan
1. Memberikan Asuhan Keperawatan secara nyata mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi.
diruang Gili Trawangan Lt.3 RSUD Provinsi NTB pada klien Tn.” ” dengan batu uteter.
1.3.1 Wawancara
Suatu pengambilan data yang diperoleh penulis dengan tanya jawab secara
langsung pada klien, keluarga, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang ikut
Penulis mengadakan perawatan dan pengamatan secara langsung pada klien guna
Yaitu suatu data yang diperoleh dari buku laporan, catatan medis serta catatan
4
1.3.4 Studi Kepustakaan
khususnya peran perawat sebagai edukator dalam mengubah perilaku dan gaya
kemih.
dan mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan upaya edukasi untuk mengubah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
adanya masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan
Terbentuknya batu disebabkan karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang
dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan materi-materi yang dapat
keadaan lain yang idiopatik (Dewi, 2007). Lokasi batu saluran kemih dijumpai khas
di kaliks atau pelvis (nefrolitiasis) dan bila akan keluar akan terhenti di ureter atau di
Batu saluran kemih (urolitiasis) menurut Borlay (2006) adalah zat padat yang
dibentuk oleh persipitasi berbagai zat terlarut seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat,
Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu
ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama
kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus
menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil
asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R.
Sjamsuhidajat, 2011).
6
Urolithiasis adalah kalsifikasi dengan sistem urinari kalkuli, seringkali
disebut batu ginjal. Batu dapat berpindah ke ureter dan kandung kemih (Black,
Joyce, 2010).
Urolithiasis adalah benda zat padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai
zat terlarut dalam urine pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat
(60%), fosfat sebagai campuran kalsium, amonium, dan magnesium fosfat (batu
tripel fosfat akibat infeksi) (30%), asam urat (5%), dan sistin (1%) (Neil R. Borley
2006).
saluran kencing yang berbentuk karena faktor presifitasi endapan dan senyawa
tertentu. Batu tersebut bias berbentuk dari berbagai senyawa, misalnya kalsium
oksalat (60%), fosfat (30%), asam urat (5%) dan sistin (1%) (Prabowo. E dan
Dapat disimpulkan bahwa batu ureter adalah terdapatnya masa keras seperti
batu didalam saluran kemih yang menyebabkan tersumbatnya saluran kemih yang
2.1.2 Etiologi
karena ada hubungannya gangguan cairan urine, gangguan metabolik, infeksi saluran
kemih dehidrasi dan keadaan lain yang masih belum terungkap (idopatik). Secara
7
A. Faktor intrinsic
B. Faktor ekstrinsik
1) Geografi
Beberapa daerah menunjukan kejadian batu saluran kemih yang lebih tinggi
daripada daerah lain sehingga dikenal dengan stone belt (sabuk batu)
sedangkan daerah bantu afrika selatan tidak dijumpai batu saluran kemih
3) Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
4) Diet
5) Pekerjaan
Sering dijumpai pada klien dengan pekerjaan banyak duduk atau kurang
8
2.1.3 Potofisiologi
hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adnya
Meskipun ukurannya cukup besar, agregat. Kristal masih rapuh dan belum
cukup mampu membuntu saluran kemih. Untuk itu agregat Kristal menempel
pada epitel saluran kemih, dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat
itu sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih
(Dinda, 2011)
urolitiasis belum diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor predisposisi
terjadinya batu antara lain yaitu peningkatan konsentrasi larutan urin akibat dari
intake cairan yang kurang dan juga peningkatan bahan-bahan organik akibat infeksi
saluran kemih atau stasis urin menyajikan sarang untuk pembentukan batu.
Supersaturasi elemen urin seperti kalsium, fosfat, oxalat, dan faktor lain mendukung
pembentukan batu meliputi, pH urin yang berubah menjadi asam, jumlah solute
9
Lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang
berikatan dengan oksalat maupun dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat
dan kalsium fosfat, sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium
ammonium fosfat, batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya. Meskipun
saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tidak sama. Misalkan
batu asam urat mudah terbentuk dalam suasana asam, sedangkan batu magnesium
amonium fosfat terbentuk karena urine bersifat basa. (Dinda, 2011: hal 2)
Pembentukan batu
Intoleransi
Aktivitas
10
2.1.4 Manifestasi Klinis
Batu terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam
kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah, mual dan muntah,
perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Batu yang
menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri
punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan
nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang
pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam
(Suddarth, 2003).
ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran
kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas
air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan
peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.
B. Infeksi (pielonefritis dan sistitis yang disertai menggigil, demam dan disuria)
dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan
sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal
11
1) Nyeri dalam dan terus-menerus di area kastovertebral.
3) Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri
1) Menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang
4) Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5-1 cm.
2) Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi
retensi urine.
adanya sel darah merah, sel darah putih dan kristal(sistin,asam urat, kalsium
12
sistin dan batu asam urat) atau alkalin meningkatkan magnesium, fosfat
B. Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin
meningkat.
proteus,klebsiela,pseudomonas).
iskemia/nekrosis.
F. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan
infeksi/septicemia.
J. Hormon paratiroid : mungkin meningkat bila ada gagal ginjal. (PTH merangsang
reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine).
K. Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area
13
L. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab nyeri
2.1.6 Penatalaksanaan
jika batu telah menimbulkan, obstruksi, infeksi, atau harus diambil karena
sesuatu indikasi sosial. Obstruksi karena batu saluran kemih yang telah
kala batu saluran kemih tidak menimbulkan penyulit seperti di atas tetapi
14
2.1.7 Terapi
A. Terapi konservatif
Terapi diet terdiri dari terapi nutrisi dan terapi cairan. Terapi nutrisi berperan
penting dalam mencegah batu renal. Masukan cairan yang adekuat serta
batu. Setiap klien yang memiliki riwayat batu renal harus minum paling sedikit 8
gelas air (+ 2-3 liter) dalam sehari untuk mempertahankan urin encer, kecuali
2) Garam meja dan makanan tinggi natrium, karena Na+ bersaing dengan Ca2+
3) Makanan yang banyak mengandung purin penyebab asam urat adalah JAS
dan Tape), maupun BENJOL (Bebek, Emping, Nangka, Jerohan, Otak, dan
Lemak).
B. Terapi farmakologi
4) Antispasmodik
5) Antibiotik
dikeluarkan, batu ginjal dapat dianalisis dan obat tertentu dapat diresepkan
15
untuk mencegah atau menghambat pembentukan batu berikutnya. Urin yang
6) Analgesik
intensitas nyeri.
C. Terapi kimiawi
dermatitis, purpura.
asam urat plasma dan ekskresi asam urat ke dalam urin. Efek samping
2.1.8 Prognosis
dialami oleh pria dari pada wanita. Biasanya terjadi pada usia dewasa muda. Di
ureter tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan adanya infeksi serta
16
obstruksi. Semakin besar ukuran batunya, maka semakin buruk prognosisnya. Letak
Semakin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor obstruksi maka
kekambuhan batu. Kekambuhan batu saluran kemih ini dapat terjadi pada 20-30%
klien dan pada beberapa klien yang mengeluarkan batu secara spontan setiap tahun.
Juga ada literatur yang mengatakan bahwa secara umum hampir 50% klien
mengalami batu kambuhan dalam 5 tahun. Untuk itu diperlukan pemeriksaan darah
(Stoller 2000).
2.1.9 Pencegahan
Menurut Brunner And Suddarth (2002) Daftar makanan dan minuman yang
A. Produk susu : Semua jenis keju, susu dan produk susu lainnya, krim asam.
B. Daging, ikan.
17
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Perkemihan Batu Uretra
2.2.1 Pengkajian
A. Data Biografi
1) Identitas pasien.
a) Nama pasien
c) Jenis kelamin : menyerang laki-laki tiga kali lebih sering daripada wanita.
e) Agama
f) Suku / bangsa
g) Alamat
h) Tanggal MRS
B. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama
Sulit kencing atau tidak dapat kencing sama sekali yang mendadak (retensi
Keluhan yang sering terjadi pada klien batu saluran kemih ialah nyeri pada
saluran kemih yang menjalar, berat ringannya tergantung pada lokasi dan
18
besarnya batu, dapat terjadi nyeri/kolik renal klien dapat juga mengalami
3) Pola psikososial
hebat) pada pasien, sehingga focus perhatiannya hanya pada sakitnya. Isolasi
d) Riwayat atau pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau penyakit yang
salah satu anggota keluarga, apakah ada penyakit seperti yang dialami pasien,
tempati cukup memadai dalam segi kesehatan (ventilasi yang cukup, kondisi
19
relative dibantu oleh keluarga, misalnya berpakaian, mandi
1) Pernafasan :
2) Kebutuhan nutrisi
a) Mengalami anoreksia
b) Mual-muntah
20
3) Kebutuhan eliminasi
genitalia.
8) Kebutuhan psikologi
9) Integritas ego
21
Hubungan pasien dengan keluarga, tetangga, tim medis, dan juga dengan
pasien lain
D. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dengan palpasi pada penis di dapatkan adanya suatu kelainan
TD : peningkatan TD (hipertensi)
3) Head to toes
f) Mulut : radang pada bibir, gusi, lidah akibat dehidrasi yang dialami.
22
g) Dada : Bentuk dada simetris, denyut jantung meningkat, tidak
Ekstremitas bawah: sulit berjalan karena nyeri yang menyebar ke paha dan
genitalia.
A. Nyeri akut
muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan
Batasan karakteristik:
5) Diaphoresis
6) Prilaku ditraksi
8) Gannguan tidur
23
Agen cedera (misalnya biologis, fisik, dan psikologis) Di tandai dengan
Batasan karakteristiK
1) Dissurya
2) Sering berkemiH
3) Inkontinensia
4) Nokturya
5) Retensi
6) Dorongan
1) Obstopsi anatomic
2) Penyebab multiple
C. Retensi urine
Batasan karakteristik:
3) Menetes
24
4) Disuria
5) Sering berkemih
7) Residu urine
9) Berkemih sedikit
1) Sumbatan
Tujuan:
a) Mengenali nyeri
25
d) Merintih dan menangis
e) Gelisah
Intervensi NIC :
a) Pemberian Analgesik
b) Manajemen medikasi
c) Manajemen nyeri
e) Manajemen sedasi
Aktivitas Keperawatan
1) Pengkajian
hebat)
26
d) Kaji dampak agama, budaya, kepercyaan, dan lingkungan terhadap
e) Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata kata sesuai usia dan
27
e) Manajemen nyeri (NIC): berikan informasi tenteng nyeri , seperti
atau dingin, dan masase sebelum atau setelah, dan jika memungkinkan
3) Aktivitas kolaboratif
lebih berat
(3) Laporkan kepada dokter jika tindakn tidak berhasil atau jika
4) Aktivitas lain
28
c. Bantu pasien mengidentifikasi tindakan kenyaman yang efektif di
penyebab multiple.
Tujuan :
pernah ditunjukkan) :
tunjukkan) :
Intervensi NIC :
29
kemampuan kandung kemih untuk menahan urine dan kemampuan
optimum.
Aktivitas keperawatan
1) Pengkajian
bila diperlukan.
eliminasi.
3) Aktivitas kolaboratif
30
Tujuan :
tunjukkan) :
Intervensi NIC :
1) Kateterisasi urine
Aktivitas keperawatan
1) Pengkaajian
agonisalfa.
(2) Pantau efek obat resep, seperti penyekat saluran kalsium dan
antikolinergik.
31
2) Penyuluhan untu pasien/keluarga
a) Ajarkan pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih yang
3) Aktivitas kolaboratif
saat terjaga
urine.
4) Aktivitas lain
membilas toilet
32
(3) Stimulasi reflek kandung kemih dengan menempelkan es ke
menit)
33
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter
mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu
ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu
kandung kemih yang besar. Batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan
jarang terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik. (R. Sjamsuhidajat, 2011).
Penderita batu ureter pada laki-laki 3-4 kali lebih banyak dari wanita, hal ini terjadi
karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama pembentukan batu. Sedangkan pada
wanita lebih rendah dari pada laki-laki karena kadar sitrat air kemih sebagai
Gejala yang ditimbulkan seperti, nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar
ke paha dan genitalia,rasa ingin berkemih namun hanya sedikit urine yang keluar, hematuri
akibat aksi abrasi batu, biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5-
1 cm.
3.2 Saran
Mahasiswa diharapkan memahami teori setra asuhan keperawatan pada pasien batu
34
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo dan Pranata, 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Purnomo, B.B. 2010. Pedoman diagnosis & terapi smf urologi LAB ilmu bedah. Malang:
2012
35