Anda di halaman 1dari 23

ASKEP SISTITIS

NAMA : SRI AULIA PRATIWI


NPM : 15.14201.30.02
Definisi

Cystitis merupakan peradangan pada kandung kemih (Medical Surgical


Nursing, 2004) Cystitis adalah keadaan klinis akibat berkembang biaknya
mikroorganisme yang menyebabkan inflamasi pada kandung kemih.

 Cystitis dibedakan menjadi dua, yaitu :


 Tipe infeksi
 Disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan parasit
 Tipe non infeksi
 Disebabkan oleh bahan kimia, radiasi, dan interstisial (tidak diketahui
penyebabnya / idiopatik)

Bakteri Cystitis biasanya terjadi ketika saluran kemih biasanya steril


rendah (uretra dan kandung kemih) yang terinfeksi oleh bakteri dan menjadi
iritasi dan meradang. Hal ini sangat umum. Kondisi ini sering mempengaruhi
wanita aktif seksual usia 20 sampai 50 tetapi juga bisa terjadi pada mereka
yang tidak aktif secara seksual atau pada anak perempuan muda. Orang dewasa
yang lebih tua juga beresiko tinggi untuk mengembangkan sistitis, dengan
kejadian pada orang tua jauh lebih tinggi dibandingkan orang lebih muda.
Klasifikasi

Sistitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;


 Sistitis primer, merupakan radang yang mengenai kandung kemih
radang ini dapat terjadi karena penyakit lain seperti batu pada
kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra.

 Sistitis sekunder, merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai


akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.
Anatomi
Fisiologi

Vesika urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan


ikat dan otot polos. Vesika urinaria berfungsi untuk tempat penyimpanan
urin. Apabila terisi sampai 200 – 300 cm3 maka akan timbul keinginan
untuk miksi. Miksi adalah suatu proses yang dapat dikendalikan, kecuali
pada bayi dan anak-anak kecil merupakan suatu reflex.

Dinding Vesica Urinaria memiliki beberapa lapisan :


 Serosa: Lapisan terluar, merupakan perpanjangan dari lapisan peritoneal
rongga abdomino pelvis. Hanya di bagian atas pelvis
 Otot Detrusor: Lapisan tengah. Terdiri dari otot – otot polos yang saling
membentuk sudut. Berperan penting dalam proses urinasi
 Submukosa: Lapisan jaringan ikat, menghubungkan antara lapisan otot
Detrusor dengan lapisan mukosa
 Mukosa: Terdiri dari epitel – epitel transisional. Membentuk lipatan saat
dalam keadaan relaks, dan akan memipih saat keadaan terisi penuh
Etiologi

Mikroorganisme penyebab E.Coli,Enterecoli, Proteus, Stafilokokus


aureus

Cara penularannya:
 Melalui hubungan intim

 Pemakaian konstrasepsi spermisid diafragma karena dapat


menyebabkan sumbatan parsial uretra dan pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap serta perubahan pH dan flora normal
vegina.
Manifestasi klinis

 Kemerahan pada kandung kemih.


 Edema pada kandung kemih.
 Kandung kemih hipersensitif jika berisi urine.
 Inkontinesia.
 Sering berkemih.
 Nyeri di daerah suprapubik.
 Eritemia mukosa kandung kemih.
 Hematuria.
 Jarang disertai demam
 Mual.
 Muntah.
 Lemah.
 Kondisi umum menurun.
 Bakteriuria (10.000/ml: infeksi).
Patofisiologi

Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara


umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli
peradangan timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat
obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat
bilateral maupun unilateral.
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
 Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat
saluran kemih yang terinfeksi.
 Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme pathogen yang masuk
melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih
yang masuk melalui darah dari suplai jantung ke ginjal
 Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang
disalurkan melalui helium ginjal.
 Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistokopi.
Patoflow
Komplikasi

 Pyelonefritis.
 Infeksi darah melalui penyebaran hematogen
(sepsis).
 Gagal ginjal.
 Pembentukan abses ginjal atau perirenal.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
 Silinder leklosit
 Hematuri(>5/LPB)
 Proteinurin
 Bakterinurin (>100.000 koloni/ml urine)
 Urine tampak keruh
Pemeriksaan radiologi :
 Rotgen: untuk mengambarkan ginjal, ureter, dan kandung kemih
 Sistouretrografi : untuk mengetahui adanya arus balik air kemih dari
kandung kemih dan penyempitan uretra
 Uretrogram retrograd : untuk mengetahui adanya penyempitan,
divertikula atau fistula
 Sistoskop : untuk melihat kandung kemih secara langsung dengan
serat optik
Penatalaksanaan

Penanganan sistitis yang ideal adalah agens antibacterial yang secara


efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal
terhadap flora fekal dan vagina

Penatalaksanaan medis sebagai berikut :


 Penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole (gantrisin),
trimethaoprim/sulfamethaoxazole ( TMP/SMZ, Bactrim, septra) dan
nitrofurantoin.
 Kadang-kadang medikasi seperti ampisilin atau amoksisilin juga digunakan.
 Terkadang diperlukan antikolinergik (misalnya: propanthelin bromide)
untuk mencegah hiperiritabilitas buli-buli dan fenazopiridin hidroklorida
sebagai antiseptik pada saluran kemih.
 Banyak minum untuk melarutkan bakteri.
 Kumbah kandung kemih dengan larutan antiseptik ringan
ASKEP
pengkajian

Dalam melakukan pengkajian pada klien ISK menggunakan pendekatan


bersifat menyeluruh yaitu :
 Data biologis meliputi :
 Identitas klien
 Identitas penanggung
 Riwayat kesehatan
 Riwayat psikososial
 Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga
Masalah Keperawatan

 Resiko Infeksi
 Thermoregulasi

 Nyeri Akut

 Kurang Pengetahuan

 Gangguan Eliminasi Urine


Prioritas masalah

 Nyeri Akut
 Thermoregulasi

 Gangguan Eliminasi Urine

 Kurang Pengetahuan

 Resiko Infeksi
Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut b.d infeksi kandung kemih


 Thermoregulasi b.d agen cedera fisiologis
 Gangguan Eliminasi Urine b.d inflamasi pada kandung
kemih
 Kurang pengetahuan yang b.d kurangnya informasi tentang
penyakit
 Resiko infeksi b.d adanya bakteri pada kandung kemih.
Intervensi
Kesimpulan

Sistitis adalah peradangan saluran kemih yang disebabkan oleh


berkembang biaknya mikroorganisme di dalam kandung kemih yang
sering terjadi pada wanita tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga
pada laki-laki
Sistitis primer merupakan radang yang mengenai kandung kemih,
radang ini dapat terjadi karena penyakit lain seperti batu pada kandung
kemih,divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra
Sistitis sekunder merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai
akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.

Anda mungkin juga menyukai