Disusun oleh:
RIDO JULIYANTO
NIM : 16149014591078
B. ETIOLOGI
Menurut Nugroho (2010) kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium. 8 9
Beberapa teori menyebutkan bahwa penyebab tumor adalah bahan
karsinogen seperti rokok, bahan kimia, sisa-sisa pembakaran zat arang,
bahan-bahan tambang. Beberapa faktor resiko berkembangnya kista
ovarium, adalah wanita yang biasanya memiliki:
1. Riwayat kista terdahulu
2. Siklus haid tidak teratur
3. Perut buncit
4. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
5. Sulit hamil
6. Penderita hipotiroid
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Preoperasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan ageninjuri biologi
b. Cemas berhubungan diagnosis dan rencana pembedahan
c. Resiko syok hipofolemik
d. Gangguan eliminasi urin
2. Post operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
b. Resiko infeksi berhubungan dentindakan invasif dan
pembedahan
c. Deficit perawatan diri berhubungan denimobilitas (nyeri paska
pembedahan)
M. INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI PRE OP
DIANGOSA
NO TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan Pain Management
injuri biologi keperawatan selama 3x24 1. Lakukan
jam diharapkan nyeri pasien pengkajian nyeri
berkurang secara
Pain Level, komprehensif
Pain control, termasuk lokasi,
Comfort level karakteristik,
Kriteria Hasil : durasi, frekuensi,
nonfarmakologi ketidaknyamanan
menunjukkan prognosis
INTERVENSI POST OP
DIANGOSA
NO TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan Pain Management
agen injuri fisik keperawatan selama 3x24 1. Lakukan pengkajian
jam diharapkan nyeri pasien nyeri secara
berkurang komprehensif
Pain Level, termasuk lokasi,
Pain control, karakteristik, durasi,
Comfort level frekuensi, kualitas
Kriteria Hasil : dan faktor
Menunjukkan antimikrobia
Infection Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
1. Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan local
2. Monitor hitung
granulosit, WBC
3. Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5. Saring
pengunjung
terhadap penyakit
menular
6. Partahankan
teknik aspesis
pada pasien yang
beresiko
7. Pertahankan
teknik isolasi k/p
8. Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
9. Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap
kemerahan, panas,
drainase
10. Ispeksi kondisi
luka / insisi bedah
11. Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan
cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan
pasien untuk
minum antibiotik
sesuai resep
15. Ajarkan pasien
dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
16. Ajarkan cara
menghindari
infeksi
17. Laporkan
kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur
positif
3. Deficit personal Setelah dilakukan asuhan Personal hyegene
hyegene b.d keperawatan selama 3x24 managemen
imobilitas (nyeri jam diharapakan pasien 1. Kaji keterbatasan
pembedahan) menunjukkan kebersihan pasien dalam
diri perawatan diri
Knowledge : 2. Berikan
disease process kenyamanan pada
v Kowledge : pasien dengan
health Behavior membersihkan
Kriteria Hasil : tubuh pasien
Pasien bebas dari (oral,tubuh,genital)
bau 3. Ajarkan kepada
kebersihan diri
Benson, R. C., & Pernoll, M. L. (2008). Buku Saku Obstetri & Ginekologi.
Jakarta: EGC.
Corvin, E.J .2008. Penyakit Kandungan. Fitramaya, Yogyakarta
Djuwantono T, Hartanto B,Wiryawan P,(2011) Step By Step Penanganan
Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Dalam praktik Sehari-
hari.Jakarta.
Johnson, R. 2008. Perawatan Pasca Bedah. Ari sulistyawati, Yogyakarta
Nugroho, Taufan. 2010. Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahannya.
Yogyakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo sarwono. ( 2009 ). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sinclair, Constance. 2003. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC
Winkjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan, Myom, Kista, Indung Telur, Kanker
Rahim/Leher Rahim, serta Gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer
Obor